Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH SASTRA ISLAM

Nama Tengku Muhammad Ridwan


NIM N0122319
Kelas A

Instruksi Pengerjaan

1. Kerjakan persoalan yang diberikan dengan argumentasi memadai dengan bahasa akademis dan
orisinal dalam berkas ini;
2. Unggah jawaban pada formulir yang disediakan (https://uns.id/sastraislam) paling lambat
Selasa, 13 Juni 2023 pukul 18.00 WIB;
3. Gunakan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, secara bijaksana;
4. Dilarang melakukan plagiarisme.

Persoalan

1. Perhatikan kutipan dalam novel Layâli Turkistân berikut:

.‫وابتسم نياز ومتتم الكلمات من القرآن‬


)81 :2012 ،‫ (الكيالىن‬."‫"ال يهلكنا إال الدهر‬:‫قال األولون من الكافرين‬

Menurut Shalih Adam Baylu dalam Min Qadhâyâ al-Adab al-Islamî, sastra Islam dibagi menjadi
dua perspektif, yaitu perspektif puritanistik dan liberalistik. Bagaimana Anda memandang
kutipan tersebut dilihat dari kedua perspektif ini? (Poin: 20)
2. Apakah faktor kepengarangan penting dalam membatasi istilah sastra Islam? Berikan
argumentasi Anda! (Poin: 15)
3. Bagaimana sastra dapat berkontribusi dalam dakwah? Berikan contoh yang Anda ketahui!
(Poin: 15)
4. Selain sastra Islam, fenomena atau gerakan sastra lain yang mengaitkan sastra dengan
agama/teologi/religiusitas juga pernah terjadi di dalam kesusastraan atau wilayah lain. Jelaskan
pendapat Anda mengenai hal tersebut? (Poin: 20)
5. Bagaimana institusi pesantren berkontribusi terhadap pengembangan kesusastraan? (Poin: 15)
6. Bagaimana sastra berkontribusi terhadap perkembangan sejarah Islam kontemporer beserta
isu-isu yang melingkupinya? (Poin: 15)

Jawaban
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

1. Jika dilihat dari tulisannya tentang sastra Islam, Baylu memiliki pandangan yang moderat.
Jadi, tidak mudah bagi pemerhati sastra untuk merumuskan definisi tentang teori sastra Islam
kecuali dengan merujuk pada definisi sastra secara umum karena bagaimanapun juga teori sastra
Islam tak dapat dipisahkan dari konsep sastra secara universal. Artinya, secara konseptual, teori
sastra Islam adalah bagian dari teori sastra umum. Ruang lingkup pembahasan sastra Islam
tidaklah sempit seperti dibayangkan oleh sastrawan Muslim. Jadi, sastra Islam tidak dibatasi
pada pengulangan kata yang indah atau terbatas pada pidato saja, melainkan meluas pada
masalah-masalah kemanusiaan dengan segala aspeknya. Hal ini didasarkan pada satu asumsi
bahwa Islam memberi keleluasaan untuk memperbaiki segala aspek kehidupan yang meliputi
langit dan bumi, dunia dan akhirat, manusia dan alam semesta. Jadi, perbincangan tentang sastra
Islam itu luas di hadapan para sastrawan hingga meliputi semesta dan segala eksistensi semua
mahluk Allah. Sastrawan diibaratkan seperti kamera yang memotret dunia ini dengan gambar
yang benar yang hasilnya sama persis dengan gambaran umat Islam, begitulah sastra Islam.
2. Penting, karena dapat mendorong pembaharuan dalam sastra Islam, sehingga membuatnya relevan
dengan tantangan dan perubahan zaman. Para penulis dan penyair Islam dapat merespons isu-isu
kontemporer, menghadapi perubahan sosial dan moral, serta berkontribusi dalam dialog dan
diskursus intelektual yang berkaitan dengan agama, masyarakat, dan umat Islam. Dengan
demikian, faktor kepengarangan membantu memperbarui dan memperkaya sastra Islam agar
tetap relevan dalam konteks yang terus berubah. Namun, penting untuk diingat bahwa faktor
kepengarangan juga dapat memiliki batasan dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip etika dan
moral yang ditetapkan oleh ajaran agama. Sastra Islam yang autentik haruslah tetap
memperhatikan nilai-nilai agama, menghormati etika Islam, dan memberikan pemahaman yang
akurat tentang ajaran Islam.
3. Sastra dapat berkontribusi dalam dakwah dalam pengajaran atau penyebaran ajaran agama Islam.
Contohnya, dengan buku-buku pengajaran. Sastra Islam juga mencakup karya-karya dalam
bentuk buku yang bertujuan untuk mengajarkan dan menjelaskan ajaran Islam kepada pembaca.
Ini dapat mencakup buku-buku tentang tafsir Al-Quran, hadis, sejarah Islam, akhlak, atau topik-
topik lain yang berhubungan dengan agama. Misalnya, buku "The Fundamentals of Tawheed"
karya Dr. Bilal Philips, yang menjelaskan konsep-konsep pokok dalam ajaran tauhid Islam, telah
digunakan secara luas sebagai sumber belajar dan dakwah. Melalui penggunaan sastra dengan
cara yang relevan dan efektif, pesan-pesan agama dapat disampaikan dengan cara yang
menyentuh hati dan pikiran pembaca atau penonton. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang ajaran Islam, menginspirasi pemikiran dan perilaku yang baik, dan mengajak
orang untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang bermakna.
4. Pendapat saya adalah bahwa fenomena ini mencerminkan hubungan yang kompleks antara sastra
dan agama. Sastra, sebagai bentuk ekspresi kreatif manusia, dapat menjadi wadah untuk
merefleksikan dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan spiritual yang
mendasar. Dalam konteks agama dan religiusitas, sastra dapat menjadi sarana untuk
menggambarkan, mempertanyakan, atau merenungkan ajaran agama, nilai-nilai moral, dan
hubungan manusia dengan yang Maha Kuasa. Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana sastra
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh agama dan teologi. Sastra dapat memberikan
perspektif yang dalam dan kompleks tentang ajaran agama, menginterpretasikannya secara
kreatif, atau bahkan mengkritiknya. Sebaliknya, agama dan teologi dapat memberikan inspirasi,
tema, dan nilai-nilai etika bagi penulis sastra. Hal ini terlihat dalam karya-karya sastra yang
terinspirasi oleh mitologi, teks-teks suci, atau pemikiran keagamaan tertentu. Selain itu,
fenomena ini juga menunjukkan bahwa sastra dapat berfungsi sebagai bentuk dakwah atau
penyebaran pesan keagamaan dalam konteks budaya dan estetika yang lebih luas. Sastra yang
menggabungkan elemen agama atau religiusitas dapat menjangkau audiens yang lebih luas,
termasuk mereka yang mungkin tidak terlibat secara langsung dengan praktik keagamaan. Ini
memungkinkan pemikiran keagamaan dan nilai-nilai moral untuk diungkapkan melalui bahasa
dan imajinasi yang kuat, serta menghasilkan pengaruh yang mendalam pada pembaca atau
penonton. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam fenomena ini, sastra tetap merupakan
ekspresi kreatif manusia yang terikat pada konteks budaya dan pemahaman individu. Dalam
memahami karya sastra yang mengaitkan sastra dengan agama atau religiusitas, diperlukan
keterbukaan terhadap interpretasi yang beragam dan pemahaman yang kontekstual. Sastra dapat
menjadi sumber inspirasi spiritual dan refleksi, namun penting juga untuk mempertimbangkan
bahwa tidak semua interpretasi atau penggambaran agama dalam sastra merupakan representasi
otoritatif dari ajaran agama yang sebenarnya.

5. Institusi pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional, memiliki kontribusi penting
terhadap pengembangan kesusastraan dalam konteks budaya Islam. Pesantren umumnya
memberikan penekanan pada pembelajaran bahasa Arab, yang merupakan bahasa klasik dalam
tradisi Islam dan merupakan bahasa utama dalam literatur keagamaan Islam. Penguasaan bahasa
Arab memungkinkan para santri untuk memiliki akses langsung ke karya-karya klasik dalam
tradisi Islam, seperti Al-Quran, hadis, dan literatur-teks keagamaan lainnya. Melalui pendidikan
dan lingkungan belajar yang kaya dengan tradisi dan ajaran agama, pesantren menciptakan
lingkungan yang mendukung pengembangan kesusastraan Islam. Pesantren menjadi tempat di
mana pemahaman dan apresiasi terhadap sastra keagamaan Islam berkembang.
6. Dengan berkontribusi pada perdamaian dan dialog antar agama. Sastra Islam kontemporer juga
dapat berperan dalam mendakwahkan perdamaian, toleransi, dan dialog antar agama. Karya
sastra yang mengangkat tema tentang kehidupan multikultural, toleransi beragama, dan
persaudaraan manusia dapat membangun jembatan antara umat Muslim dan penganut agama
lain, serta mendorong pemahaman saling menghormati dan menghargai perbedaan. Dan dengan
sastra dapat menjadi cermin yang mencerminkan pengalaman hidup dan realitas sosial, politik,
dan budaya umat Muslim dalam konteks kontemporer. Karya sastra Islam yang ditulis oleh
penulis Muslim dapat menggambarkan tantangan, perubahan, dan aspirasi umat Muslim pada
masa kini. Melalui narasi dan karakter, sastra dapat menyampaikan pengalaman manusia secara
empatik, sehingga membantu memahami berbagai isu yang dihadapi oleh umat Muslim.

‫بالتوفيق والنجاح‬
‫الحمد هلل على كل حال‬
‫جزاكم هللا خيرا وآسف على كل خطأ يا أستاذ العزيز‬

Anda mungkin juga menyukai