Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran progresif dari kelenjar


prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) sehingga menyebabkan berbagai
derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urin (Hardjowijoto S, 2013). Pembesaran
prostat jinak atau Benign Prostatic Hiperplasia yang selanjutnya disingkat BPH merupakan
penyakit tersering kedua penyakit kelenjar prostat di klinik urologi di Indonesia (Amalia
2010).

Penyebab BPH belum diketahui secara pasti, tetapi pembesaran prostat adalah salah
satu kondisi umum yang dialami laki-laki seiring dengan bertambahnya usia. Penderita yang
mengalami BPH biasanya mengalami hambatan pada saluran air seni atau uretra di dekat
pintu masuk kandung kemih seolah-olah tercekik akibatnya, timbul rasa nyeri hebat pada
perut. Keadaan ini selanjutnya dapat menimbulkan infeksi pada kandung kemih. Jika telah
terjadi infeksi, aliran air seni berhenti, untuk mengeluarkan air seni harus menggunakan
kateter, yang akibatnya penderita akan mengalami rasa sakit. Dalam kondisi yang lebih parah
lagi maka dilakukan pemotongan pada kelenjar prostat (Dewi dan Syahwal, 2016)

Gejala awal BPH termasuk kesulitan dalam mulai buang air kecil dan perasaan
buang air kecil yang tidak lengkap. Saat kelenjar prostat tumbuh lebih besar, ia
menekan uretra dan mempersempitnya. Ini menghalangi aliran urin. Kandung kemih
mulai mendorong lebih keras untuk menge-luarkan air seni, yang menyebabkan
ototkandung kemih menjadi lebih besar dan lebih sensitif. Ini membuat kandung kemih
tidak pernah benar-benar kosong, dan me-nyebabkan perasaan perlu sering buang air
kecil. Gejala lain termasuk aliran urin yang lemah (Wahyuni et al, 2019).

Anda mungkin juga menyukai