Anda di halaman 1dari 17

Jenis-Jenis Perencanaan Pendidikan

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan)

Dosen Pengampu :
Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd.

Disusun oleh:

Farah Fadhilah Azhari 11210182000059


Zahra Mutia Utami 11210182000060

Salwa Abdurachman 11210182000070


Acha Fransiska 11210182000072

Program Studi Manajemen Pendidikan


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, penulis tidak akan
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
Mata Kuliah Perencanaan Pendidikan Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd. Selain itu makalah ini
dimaksudkan untuk menambah wawasan bagi para pembaca maupun penulis.

Kami menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kami sebagai
penulis meminta maaf jika ada kata-kata yang salah dan tidak berkenan. Demikian yang dapat
kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 31 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan ..........................................................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................6
A. Hirarki Perencanaan Pendidikan..................................................................................................6
B. Jenis-Jenis Perencanaan ...............................................................................................................7
C. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan .......................................................................................12
D. Hambatan dalam Perencanaan ...................................................................................................13
E. Bentuk Perencanaan Pendidikan................................................................................................13
BAB III ..................................................................................................................................................16
PENUTUP .............................................................................................................................................16
Kesimpulan ........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan adalah sesuatu yang penting sebelum melakukan sesuatu yang
lain. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus
memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu kerja akan
berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan yang matang, perencaan yang
matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian
tujuan.

Penjelasan ini makin menguatkan alasan akan posisi stragetis perencanaan


dalam sebuah lembaga dalam perencanaan merupakan proses yang dikerjakan oleh
seseorang manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih
tujuan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami perencanaan menentukan
berhasil tidaknya suatu program, program yang tidak melalui perencanaan yang baik
cenderung gagal. Dalam arti kegiatan sekecil dan sebesar apapun jika tanpa ada
perencanaan kemungkinan besar berpeluang untuk gagal.

Hal tersebut juga berlaku dalam sebuah lembaga, seperti lembaga pendidikan,
lebih khusus lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan yang tidak mempunyai
perencanaan yang baik akan mengalami kegagalan. Hal ini tentunya makin
memperjelas posisi perencanaan dalam sebuah lembaga.

Perencanaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam


memajukan sistem pendidikan dan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dalam
bidang pendidikan. Beberapa manfaat dari perencanaan pendidikan antara lain
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan, meningkatkan kualitas dan
kesetaraan pendidikan, dan meningkatkan partisipasi dan partisipasi masyarakat
dalam pendidikan. Tujuan dari perencanaan pendidikan adalah untuk menyusun
strategi dan rencana yang sistematis dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
dalam bidang pendidikan, seperti peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
Perencanaan sendiri mempunyai banyak jenisnya, begitu pun dalam
perencanaan pendidikan. Jenis perencanaan pendidikan banyak sekali, bisa dilihat
melalui jangka waktu, bisa dilihat dari tingkatan kedudukannya, dan lain. Maka dari
itu makalah ini akan menjelaskan tentang jenis-jenis perencanaan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang ditulis oleh penulis sebagai berikut:
1. Apa itu hirarki perencanaan pendidikan?
2. Apa saja jenis-jenis perencanaan pendidikan?
3. Apa macam-macam dasar filosofis perencanaan pendidikan?
4. Apa saja hambatan yang terjadi dalam perencanaan?
5. Apa saja bentuk perencanaan pendidikan?

C. Tujuan
Penulis mengharapkan dicapainya beberapa tujuan dari penulisan makalah ini,
sebagai berikut:

1. Mengetahui hirarki perencanaan pendidikan


2. Mengetahui jenis-jenis perencanaan pendidikan
3. Memahami dasar filosofis perencanaan pendidikan
4. Memahami hambatan yang terjadi dalam perencanaan
5. Mengetahui bentuk perencanaan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hirarki Perencanaan Pendidikan


Planning is part of a hierarchy which ultimately determines how an education
system functions. Typically, a country's Constitution prevails over any other legislation,
regulations and directives. Following the Constitution, education ministries are then
required to comply with other legislation such as regulations over financial
management and disbursement; as well as directives and agreements issued under
legislation. A typical hierarchy of the relationships between different education
planning concepts and directives is shown in the diagram below.

In practice, the regional level (sub-national level of government) can have an


outsized impact on planning where this is responsible for schools and/or the payment
of teacher salaries.
When we go to work, we enter a complex organization that has five
organizational levels of linked purposes:
1. Organization’s contribution to external clients and society is the Mega level
(Kaufman, 1995; Kaufman, 2011; Kaufman, Guerra, & Platt, 2006). Every
educational organization either adds value to society or subtracts value to
society. Survival, self-sufficiency, and quality of life for our graduates and
completers and their neighbors are what education should target. Think about
massive programs that have failed to fully deliver this.
2. Educational organizations provide accomplishments that can be delivered
outside of itself. This is the Macro level. This is a focus on the immediate
graduates or completers or plans, usually assuming it will add value to external
clients and society.
3. The internal results which may be combined for contributing to the
organization’s mission is the Micro level. This a focus on what teachers deliver,
or what learners master with the assumption that each subject mastered will
integrate with all others to what the organization delivers. This is the popular
educational planning entry level.
4. The programs, projects, and activities that deliver Micro level results is the
Process level. This is a focus on how well and how efficiently we do things.
5. The human, fiscal, and physical resources that may be used for programs,
projects and activities are called the Inputs level. This a focus on what
organizations work with.
The Extended Scope of Educational Planning. In a large number of countries,
the state is still directly operating mostschools, centres and sometimes post-secondary
institutions. In such contexts, the traditional planning activities described above,
extended to give moreemphasis to quality aspects, continue to exist. Gone is the time,
however, when the planner could hope to define, on the basis of a number of
technicalstudies, be it rate-of-return studies, manpower forecasts or labour
marketanalysis, what might be an optimal solution, leaving others to implement
thepolicy and the programmes. Experience has shown that, to be effective,planning has
to come closer to the action. It must be more open andpragmatic, taking full
consideration of the real conditions and theeducational, social, cultural, financial and
human dimensions that determinethe development of education systems

B. Jenis-Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Terpadu, Komprehensif, dan Strategis

Ditinjau dari posisi, sifat dan karakteristik model perencanaan, maka


perencanaan pendidikan dapat dikategorikan ke dalam perencanaan pendidikan
terpadu, perencanaan pendidikan komprehensif, dan perencanaan pendidikan
strategis.
• Perencanaan terpadu, adalah perencanaan pendidikan yang mencakup
seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar
perencanaan pembangunan nasional.
• Perencanaan pendidikan komprehensif, yaitu mengandung konsep
keseluruhan yang disusun secara sistemik dan sistematis.
• Perencanaan strategis, yaitu perencanaan yang mengandung pendekatan
"strategic issues" yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan.
2. Perencanaan Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan, dan Sekolah

Sedangkan jika dilihat berdasarkan tingkatan (jenjang) kedudukan


perencanaan, maka perencanaan pendidikan dapat dibedakan menjadi
perencanaan tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat kota/kabupaten, tingkat
kecamatan, tingkat kelurahan, dan tingkat institusional (sekolah).

• Perencanaan pendidikan tingkat pusat, yaitu perencanaan pendidikan


yang dilakukan pada unit utama tingkat pusat seperti di lingkungan
Direktorat Jenderal Kemendikbud, Inspektorat Jenderal Kemendikbud,
Sekretariat Jenderal Kemendikbud, dan unit utama lainnya seperti
Balitbang Kemendikbud.
• Perencanaan pendidikan tingkat provinsi, yaitu perencanaan pendidikan
yang dilakukan pada unit-unit yang ada di tingkat provinsi seperti di
bagian-bagian, dan bidang-bidang substansi yang ada di lingkungan
Dinas Pendidikan Provinsi.
• Perencanaan pendidikan tingkat kabupaten/kota, yaitu perencanaan
pendidikan yang dilakukan oleh sub bagian penyusunan rencana dan
program di tingkat kabupaten/ kota dan seksi-seksi substansi yang ada
di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten/kota
• perencaan pendidikan tingkat kecamatan, yaitu perencanaan pendidikan
yang dilakukan oleh urusan data dan statistik dan urusan lain nya yang
di lingkungan unit pelaksana teknis pendidikan tingkat kecamatan
(KASI atau UPTD).
• Perencanaan pendidikan tingkat kelurahan/desa, yait perencanaan
pendidikan yang dilakukan oleh urusan pembangunan sosial budaya
yang ada di tingkat kelurahan atau desa.
• Perencanaan pendidikan tingkat institusional yaitu perencanaan
pendidikan yang dilakukan pada tingkat sekolah, institut, atau
universitas oleh mereka yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk
melakukan tugas itu. Misalnya, perencanaan yang dilakukan oleh guru,
kepala sekolah, dosen, ketua jurusan, dekan, rektor, dan lain sebagainya.
3. Perencanaan Sentralisasi dan Desentralisasi

Berdasarkan kewenangan dalam pembuatannya, perencanaan


pendidikan dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu perencanaan sentralisasi dan
desentralisasi. Perencanaan pendidikan sentrali- sasi, yaitu suatu perencanaan
pendidikan di mana seluruh rencana baik untuk pusat maupun untuk daerah
disusun oleh unit organisasi di tingkat pusat, seperti oleh Sekretariat Jenderal
Kemendikbud. Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Direktorat Jenderal di
lingkungan Kemendikbud, dan lain-lain, sementara daerah (provinsi,
kota/kabupaten, kecamatan, sekolah) tinggal melaksanakan apa yang telah
diputuskan dan digariskan oleh unit organisasi tingkat pusat. Sebaliknya,
perencanaan pendidikan desentralisasi, yaitu perencanaan pendidikan untuk
suatu daerah (provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, sekolah) disusun oleh
daerah itu sendiri, tidak ditentukan oleh unit di tingkat pusat.

4. Perencanaan Nasional, Regional, Lokal, dail Kelembagaan

Ditinjau dari tataran dan cakupannya, perencanaan pendidikan dapat


dibedakan menjadi perencanaan pendidikan nasional, perencanaan pendidikan
regional, perencanaan pendidikan lokal, dan perencanaan pendidikan
kelembagaan:

• Perencanaan pendidikan nasional atau makro, yaitu mencakup seluruh


usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa
termasuk seluruh jenjang, jenis dan isinya.
• Perencanaan pendidikan regional atau tingkat daerah provinsi yang
mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau provinsi itu.
• Perencanaan pendidikan lokal adalah perencanaan pendidikan yang
mencakup berbagai kegiatan untuk kota atau kabupaten atau kecamatan.
• Perencanaan pendidikan kelembagaan adalah perencanaan pendidikan
yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan tertentu saja,
seperti perencanaan sekolah, universitas, pusdiklat, dan sebagainya.

There are two common types of strategic plans in education as follows:

• Long Term Sector Plans (LTSP)


• Medium Term Sector Plans (MTSP).
Long-term plans may span 10 or more years and can be thought of as a roadmap
for overall policies and broader goals. An MTSP tends to cover a period of three to five
years, and includes detailed programming information, which in turn reflects policy
priorities. Outputs and outcomes are identified in both, and an MTSP typically includes
detailed budget projections (e.g. through the inclusion of a MTEF).
Jenis Perencanaan dalam Tingkatan Organisasi

Secara hierarkis, ada tiga jenis perencanaan, yaitu Perencanaan Strategis,


Perencanaan Taktis, dan Perencanaan Operasional. Hierarki tujuan adalah seperangkat
tujuan yang memadukan tujuan organisasi secara utuh dihubungkan dengan subtujuan
dari bagian-bagian organisasi. Penyusunan hierarki tujuan adalah untuk menjamin
bahwa setiap bagian organisasi mengetahui peranan yang harus dilakukan, baik jangka
panjang maupun jangka pendek dalam kerangka tujuan organisasi secara menyeluruh.

Manajer harus memecahkan tujuan organisasi sebagai suatu yang utuh ke dalam
bagian-bagian tujuan organisasi. Bagian-bagian tujuan tersebut harus dirancang
sedemikian rupa sehingga memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi
secara utuh. Dengan mendesain tujuan organisasi, manajemen perusahaan menjamin
bahwa sumber daya di berbagai bagian organisasi tidak digunakan untuk hal-hal yang
tidak ada kaitan langsung dalam pencapaian tujuan organisasi.

Berikut Perencanaan pada tingkatan manajemen dan jangka waktu:

• Manajemen Puncak (Presiden Direktur, Wakil Direktur, Manajer Umum,


dll). Rencana-rencana jangka panjang antara 2-5 tahun atau lebih. Contoh:
apa strategi persaingan perusahaan? Apa rencana produk baru? Berapa
tingkat pertumbuhan yang akan dicapai?
• Manajer Menengah (Manajer Fungsional, Kepala Departemen, Manajer
Produksi, dll). Rencana-rencana jangka menengah antara beberapa bulan
sampai 3 tahun. Contoh: bagaimana memperbaiki agenda dan koordinasi?
Bagaimana memanfaatkan para manajer lini pertama secara lebih baik?
• Manajer Lini Pertama (Penyedia, Manajer Satuan, Pimpinan Kelompok).
Rencana-rencana jangka pendek harian, mingguan, bulanan (dari harian
sampai 1 tahun). Contoh: Bagaimana pelaksanaan kebijakan, penugasan
kerja dan metode kerja baru? Bagaimana meningkatkan efisiensi?

Types of Educational Planning


• Imperative or Centralized Planning
The planning which is done at the federal level or by the central body
like planning commission of the government is called imperative planning.
The targets and resources for the completion of plans are allocating by the
federal government. The implementers are the provincial authority.
• Indicative Planning or Local Level Planning
This type of planning is done at the local level or at the grass root
level of the society. Local people determine priorities. They prepare projects
with the help of experts. Funds are allocated for the completion of local
projects by the government. Pakistan has started this type of planning with
the help of district Nazims of the concerned areas.
• Sect Oral Planning
In this type of planning projects are prepared by each sector
separately. Funds are allocated to the secretary of the department for the
implementation of the projects. Here at a time all the departments/Ministries
are busy to complete the developmental activities. There is a lesser
cooperation among the departments. Every department determines its own
priorities. The developmental works are scattered all over the country. This
type of planning covers all areas of the country. The pace of development is
slow in this type of planning.
• Integrated Planning
In this type of planning a pilot area is selected for development. All
the departments concentrate on the development of that specific area. They
prepare projects according to the needs of the area. All the projects have
approved funds with are provided at the same time to all the agencies
responsible for implementation. In this way the development of that area is
ensured with all the facilities. However, there is a weakness in this type of
planning, the needy areas are ignored and their turn comes after a long time.
• Planning by time horizon
Planning under this classification specifies clearly the time - frame
for the implementation of the plan. It includes long-term planning, medium
- term planning and short-term planning.
• Planning by scope include
1. Macro-planning This is planning at the national and state levels. It
is aimed at achieving national success and high productivity in
education. It is also aimed at ensuring that the quantity and quality
of resource inputs produce high outputs at minimum cost. The
components of macro level planning include policy formulation,
financing of education, integration of education into the national
development plan, education reform, teacher education and
administrative strategies for implementation of the plan. It requires
a detailed budgetary plan. Macro planning takes into account
national perspective of education.
2. Micro- planning This is planning at the local government level or
institutional level. Micro-level planning of education is aimed at
efficiency while macro-planning is aimed at effectiveness. This
type of planning focuses on the inputs and processes of educational
practice. It deals with educational problems at the institutional
level.

C. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan

Macam-Macam Dasar Filosofis Perencanaan Pendidikan


Terdapat beberapa macam dasar filosofis perencanaan pendidikan dilihat dari
tingkat kebenaran secara rasio atau logika atau akal. Menurut Mohammad Arif dalam
bukunya Teknologi Pendidikan, menyatakan bahwa dasar filosofis perencanaan
pendidikan dibagi menjadi 3 macam bagian:
• Ontologi (Apa), yaitu azas dalam menetapkan ruang lingkup, wujud yang
menjadi obyek penelaahan / obyek formal serta penafsiran tentang hakekat
realitas dari obyek tersebut.
• Epistimologi (Bagaimana), yaitu azas mengenai cara, bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan
sebagai obyek formal dan material ilmu pendidikan.
• Aksiologi (Untuk Apa), yaitu azas yang menggunakan pengetahuan yang
telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut ( tentang
hakekat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan).

D. Hambatan dalam Perencanaan


Perencanaan dan penetapan tujuan mempunyai kemungkinan hambatan. Selain
itu, sering pula pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Keadaan
ini bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain :

• Kurang pengetahuan tentang organisasi


• Kurang pengetahuan tentang lingkungan
• Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif
• Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang
• Biaya
• Takut gagal
• Kurang percaya diri
• Tidak bersedia menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif

E. Bentuk Perencanaan Pendidikan


Menurut Asnawir (dalam H.A.R. Tilaar, 1998:19), ada tujuh jenis perencanaan,
yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda. Di antara jenis-jenis perencanaan
tersebut adalah:

1. Dilihat dari segi waktu; perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
perencanaan jangka panjang, biasanya rentang waktunya waktu 10 sampai 30
tahun, bersifat umum dan belum terperinci; perencanaan jangka menengah,
biasanya mempunyai jangka waktu antara 5 sampai 10 tahun; perencanaan
jangka pendek, mempunyai jangka waktu antara 1 tahun sampai 5 tahun.
2. Dilihat dari segi sifatnya perencanaan; dibagi menjadi dua yaitu: perencanaan
kuantitatif, yang semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka;
perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan
secara kualitas.
3. Perencanaan dari segi luas wilayah; perencanaan pendidikan dipandang dari
segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yakni: perencanaan lokal, yaitu
perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang ada di
daerah-daerah dengan sifat yang terbatas; perencanaan regional adalah
perencanaan yang ditetapkan di tingkat provinsi; perencanaan nasional, adalah
perencanaan di suatau negara dan dijadikan dasar untuk perencanaan lokal dan
regional; perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh beberapa negara
yang melewati batas-batas suatu negara yang dilaksanakan melalui wakil-wakil
dari negara-negara tersebut.
4. Perencanaan dari segi luas jangkauan; terbagi menjadi dua yaitu: perencanaan
makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas;
perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun
berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.
5. Dari segi prioritas pembuatnya; perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah
pusat pada suatu negara; perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang
disusun oleh masing-masing wilayah; perencanaan dekonsentrasi yaitu
perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.
6. Dari segi obyek perencanaan; dibagi menjadi dua, yaitu: perencanaan rutin yaitu
perencanaan yang disusun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap
tahun; perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang disusun sesuai dengan
kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu.
7. Dari segi proses; perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni:
perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa
konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-
penafsiran dalam bentuk program; perencanaan programial adalah perencanaan
berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal; perencanaan operasional yaitu
perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Perencanaan merupakan bagian dari sebuah hirarki yang pada akhirnya
menentukan bagaimana sebuah sistem pendidikan berfungsi. Biasanya, Undang-
Undang Dasar suatu negara berlaku di atas undang-undang, peraturan, dan arahan
lainnya. Mengikuti Konstitusi, kementerian pendidikan kemudian diharuskan untuk
mematuhi undang-undang lain seperti peraturan tentang pengelolaan dan pencairan
keuangan; serta arahan dan perjanjian yang dikeluarkan di bawah undang-undang.
Pengalaman menunjukkan bahwa, agar efektif, perencanaan harus lebih dekat dengan
tindakan. Perencanaan harus lebih terbuka dan pragmatis, dengan mempertimbangkan
kondisi nyata dan dimensi pendidikan, sosial, budaya, keuangan, dan manusia yang
menentukan pengembangan sistem pendidikan.

Berdasarkan penjelasan Asnawir dalam H.A.R Tilaar (1998:19), terdapat tujuh


jenis perencanaan yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama, dari segi
waktu, perencanaan dibagi menjadi tiga, yaitu perencanaan jangka panjang, menengah,
dan pendek. Kedua, dari segi sifatnya, perencanaan dibagi menjadi kuantitatif dan
kualitatif. Ketiga, dari segi luas wilayah, perencanaan dibagi menjadi lokal, regional,
nasional, dan internasional. Keempat, dari segi luas jangkauan, perencanaan dibagi
menjadi makro dan mikro. Kelima, dari segi prioritas pembuatnya, perencanaan dibagi
menjadi sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi. Keenam, dari segi obyek
perencanaan, dibagi menjadi rutin dan eksendental. Terakhir, dari segi proses,
perencanaan dibagi menjadi filosofikal, programial, dan operasional.
DAFTAR PUSTAKA

Akpan, C.P. “Types of Educational Planning/Reasons for Planning Education.” 2018,


2018, 1–26.

Education learning and development Module. (2019). Education Planning. Australia:


Diplomatic Academy

Hallak, Jacques, and Françoise Caillods. Educational Planning: The International


Dimension. Educational Planning: The International Dimension, 2018.

Iqbal Muhammad Chaudhry. EDUCATIONAL PLANNING

Kaufman, R. (2019). Take out Some Educational Planning Insurance by Using the
Planning Hierarchy: Where You Start Is Important. Educational Planning, 26(2),
7-12.

Kurniawan, M.A. (2022). Perencanaan Pendidikan. Lampung: CV. Agus Salim Press

Matin. (2013). Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sahnan, Muhammad. “Urgensi Perencanaan Pendidikan Di Sekolah Dasar.” Jurnal


PPkn Dan Hukum 12, no. 2 (2017): 142–59.

Taufiqurokhman. “Konsep Dan Kajian Ilmu Perencanaan.” Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2008, 1–106.

Ulil Albab. (2021). Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu


Pendidikan Islam. Jurnal Pancar (Pendidik Anak Cerdas Dan Pintar), 5(1), 119-
126. https://doi.org/10.52802/pancar.v5i1.104

Anda mungkin juga menyukai