Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI DISTRIBUSI GROSIR,PENGECER DAN FUNGSI DISTRIBUSI FISIK

DISUSUN OLEH :

WIWIK JULIANTI (192393SM)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


AMM MATARAM PRIODE 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas terselesaikannya makalah
tentang strategi distribusi grosir,pengecer dan fungsi distribusi fisik Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik dari teknik penulisan maupun materi karena
pengalaman yang kurang. Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Mataram, 22, September, 2022

2
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATEGI DISTRIBUSI

a) Jenis jenis strategi distribusi

b) Jenis saluran strategi distribusi

c) Faktor factor yang berpengaruh pada strategi distribusi

d) Macam macam strategi distribusi

e) Factor-faktor yang mempengaruhi strategi distibusi

B. STRATEGI DISTRIBUSI FISIK


1) Pengertian distribusi fisik

2) Fungsi distribusi fisik

3) Tujuan distibusi fisik

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. DAFTAR PUSTAKA

3
Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan perekonomian global, pemasaran memegang peranan sangat


penting dalam perusahaan, di mana orang bebas untuk memproduksi barang dan membeli
yang mereka suka. Dengan demikian akan semakin terasa bagaimana sulitnya usaha dari
pihak perusahaan untuk memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan agar dapat mencapai
keuntungan yang maksimal untuk itu setiap perusahaan harus dapat bersaing dengan ketat
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, karena itu perusahaan dituntut untuk
menentukan suatu strategi distribusi pemasaran.

Salah satu dari kegiatan pemasaran yang tidak kalah pentingnya adalah bidang
distribusi. Menurut Tjiptono (2008:185) secara garis besar pendistribusian dapat diartikan
sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan
(jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan), karena setelah barang selesai
dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya dalam proses pemasaran adalah
menentukan metode dan rute yang akan dipakai untuk menyalurkan barang tersebut ke pasar.

Distribusi merupakan suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen, dimana kegiatan tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen agar
konsumen dapat menerima barang yang tepat, dalam jumlah dan kondisi yang sesuai, serta
pada waktu yang tepat (right goods, right quantity, right condition at the right time)
(Karundeng et al., 2018). Oleh karena itu, dalam kegiatan distribusi barang harus
mempertimbangkan beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi: waktu dan jarak
tempuh, biaya bahan bakar, dan berapa banyak armada yang dibutuhkan (Hignasari &
Mahira, 2018). Menurut Achmad Rozy, strategi distribusi yang efektif dan optimal memiliki
tiga faktor antara lain faktor pertama adalah faktor area, yang berarti perlu pengetahuan
tentang area distribusi sehingga distributor dapat bekerja di area distribusi secara optimal.
Faktor kedua adalah faktor persediaan, dimana perusahaan harus dapat melakukan
manajemen persediaan dengan tujuan agar dapat menghindari terjadinya stock out
(kekurangan persediaan) atau over stock (kelebihan persediaan) yang menimbulkan kerugian
bagi perusahaan (Wicaksono et al., 2019). Faktor ketiga adalah faktor transportasi dimana
perusahanan perlu melakukan perencanaan penjadwalan (Febriantono et al., n.d.). Efektifitas
dan efisiensi pendistribusian produk sangat diperlukan dalam suatu perusaahan untuk
menjamin distribusi ke konsumen berjalan lancar (Suradi et al., 2019). Oleh karena itu dadi
adanya komplain pelanggan tentunya perusahaan dituntut untuk melakukan strategi dalam
mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Penentuan jadwal distribusi serta rute pengiriman
dari satu titik ke beberapa titik tujuan merupakan salah satu keputusan terpenting dalam
manajemen distribusi. Keputusan seperti ini sangat penting bagi perusahaan yang
mengirimkan barangnya dari satu titik ke beberapa titik yang terjebar di sebuah kota
(Aliyuddin et al., 2017).

4
B. Rumusan masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Strategi distribusi grosir ?


2) Apa saja aspek – aspek yang ada di strategi distibusi grosir?
3) Apa yang dimaksud dengan distribusi fisik?
4) Apa saja aspek-aspek yang ada di dalam distribusi fisik?

C. Tujuan masalah
1) Megetahui pengertian dari strategi distibusi
2) Mengetahui aspek-aspek dari strategi distribusi
3) Mengetahui pengertian dari strategi distribusi fisik
4) Mengetahui aspek-aspek dari strategi distribusi fisik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian strategi distribusi

Strategi distribusi merupakan sebuah metode atau rencana untuk menyebarkan barang
maupun jasa yang diproduksi kepada pengguna akhir. Menerapkan metode distribusi yang
efisien adalah kunci memperoleh keuntungan sekaligus mempertahankan pelanggan setiamu.
Beberapa perusahaan menggunakan lebih dari satu metode distribusi untuk dapat memenuhi
preferensi dan kebutuhan setiap basis konsumen. Misalnya saja ketika kamu hendak menjual
pakaian batik yang ditujukan untuk orang tua berumur di atas 50 tahun, menjual produk lewat
katalog cetak mungkin akan lebih mudah.

Sebaliknya, jika target pasar kamu adalah kelompok usia muda, kamu bisa memilih
bekerja sama dengan perusahaan ritel atau menawarkannya lewat toko online dan
marketplace. Agar semua target bisa terjangkau, kamu memang harus merancang sebuah
strategi distribusi yang tepat, sesuai dengan masing-masing kelompok konsumen. Pada
dasarnya, strategi distribusi dibuat dengan mengacu kepada pelanggan idealmu. Bagaimana
biasanya konsumen kamu membeli barang? Sebagai produsen, apa yang bisa kamu lakukan
agar proses pembelian jadi lebih mudah? Apakah menjual langsung dari pabrik merupakan
opsi terbaik? Ataukah konsumenmu lebih suka membelinya melalui pengecer? Semua ini
akan berpengaruh pada saat kamu menentukan strategi distribusi untuk produkmu.

a) Jenis-jenis strategi distribusi

Secara umum, ada dua tipe strategi distribusi yakni langsung (direct) dan tidak langsung
(indirect). Ada juga yang membagi distribusi ke dalam 3 jenis yakni distribusi intensif,
selektif dan eksekutif.

1. Distribusi Langsung

5
Distribusi langsung merupakan strategi di mana produsen secara langsung
mengirimkan atau menjual produk ke konsumen. Ada beberapa cara berbeda untuk
menerapkan metode ini. Beberapa perusahaan lebih suka melakukannya dengan situs seperti
e-commerce atau marketplace di mana konsumen bisa melakukan pembelian secara online.

2. Distribusi Tidak Langsung

Istilah perantara kerap mendapatkan kesan negatif. Namun dalam distribusi,


perusahaan justru bisa memperoleh kemudahan dalam menyampaikan barang ke tangan
konsumen. Strategi tidak langsung ini melibatkan perantara yang membantu dalam logistik
dan penempatan barang. Tujuannya tentu saja agar produk bisa sampai ke tangan pelanggan
dengan cepat di lokasi yang diinginkan berdasarkan kebiasaan dan preferensi konsumen.

Umumnya pemilihan strategi ini dilakukan karena kebutuhan bisnis, klien yang ditargetkan
hingga jenis produk. Semua tergantung preferensi perusahaan yang melakukan distribusi.

3. Distribusi Eksklusif

Ketika produsen memilih strategi distribusi ini, mereka akan membuat kesepakatan dengan
pengecer untuk menjual produk mereka di etalase tertentu saja. Beberapa toko bahkan
menjual barang melalui toko mereka sendiri. Misalnya saja kamu tidak akan bisa membeli
mobil Lamborghini kecuali langsung ke dealer-nya. Hal yang sama juga berlaku untuk
produk seperti Louis Vuitton dan Chanel.
4. Distribusi Intensif

Dalam strategi distribusi intensif, fokus produsen adalah memasukkan sebanyak mungkin
produk di berbagai lokasi ritel. Salah satu contoh produk yang didistribusikan dengan cara ini
adalah permen karet atau soft drink. Kamu bisa menemukan keduanya di berbagai tempat
mulai dari pom bensin, toko kelontong hingga minimarket.

Produk-produk yang dijual dengan metode distribusi ini umumnya tidak memerlukan
keputusan pembelian yang rumit. Artinya, pelanggan memang biasa membelinya dan para
pengecer bisa menjualnya dengan mudah tanpa melibatkan usaha yang rumit.

5. Distribusi Selektif

Strategi distribusi selektif bisa dibilang sebagai jalan tengah antara distribusi intensif dan
eksklusif. Dengan menggunakan strategi ini, produk bisa didistribusikan di lebih dari satu
lokasi. Tapi jumlahnya tidak sebanyak yang biasa dilakukan dengan menggunakan distribusi
intensif.

Misalnya saja, beberapa merek pakaian bisa ditawarkan secara selektif. Gucci misalnya,
mereka bisa memilih untuk mendistribusikan produknya melalui toko-toko milik mereka
sendiri. Namun mereka juga bisa memilih beberapa mal atau department store untuk
menempatkan produknya di sana.

6
b) Jenis strategi saluran distribusi

Saluran distribusi merupakan alur atau peta yang menggambarkan bagaimana produk dapat
sampai ke tangan konsumen dari produsen. Berikut adalah beberapa jenis strategi saluran
distribusi yang dapat kamu jadikan panduan.

1. Produsen ke Konsumen

Saluran distribusi satu ini merupakan yang paling simpel dan cukup sering ditemui. Produsen
dapat menjual langsung produknya ke konsumen ketika produk atau barang telah tersedia.

2. Produsen – Pengecer – Konsumen

Berbeda dengan strategi saluran distribusi sebelumnya, strategi ini menambahkan pihak
pengecer sebagai perpanjangan tangan dari produsen. Pengecer akan mendapatkan barang
dari produsen yang kemudian akan dijual pada konsumen.

3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Strategi distribusi satu ini umum digunakan oleh perusahaan besar dengan tingkat
produktivitas yang tinggi. Produsen nantinya akan menaruh barang atau produk mereka pada
pedagang besar yang dapat menerima atau menyimpan barang dengan kuantitas tinggi.

4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen

Strategi ini cukup unik karena produsen tidak menunjuk pada siapa barang akan dijual.
Sebagai gantinya, produsen akan menunjuk agen yang kemudian bertugas untuk memilih
distributor atau pengecer yang dinilai mampu untuk menjual produk yang dihasilkan oleh
produsen pada konsumen.

c) Faktor-faktor yang berpengaruh pada strategi distribusi

 Lokasi bisnis. Ini merupakan faktor terpenting dalam menentukan strategi. Jika lokasi
bisnis berada di tempat di mana distribusi bisa dilakukan dengan mudah (misalnya
dekat dengan pelabuhan atau jalur kereta api), kamu bisa mengandalkan mode
distribusi langsung
 Lokasi target pasarmu. Distribusi adalah tentang bagaimana sebuah produk dan
layanan bisa ditemukan oleh calon pelanggan potensial. Kalau kamu menargetkan
para pekerja kantoran sebagai pasar utama, maka pastikan lokasi distribusi dekat
dengan kantor atau berada di dalam komplek perkantoran
 Ketersediaan. Strategi distribusi harus memastikan produk sampai ke pelanggan
potensial di semua toko ritel dalam jumlah yang cukup
 Gudang. Menyimpan stok barang di lokasi yang tepat merupakan aspek penting
sebelum memutuskan strategi yang tepat
 Transportasi dan logistik. Transportasi adalah aspek terpenting dalam distribusi.
Tanpa transportasi yang tepat, produk tidak akan sampai ke tangan konsumen tepat
waktu atau dalam kondisi yang tidak sesuai harapan. Misalnya saja perusahaan
produsen frozen food harus memastikan produk sampai ke tangan pembeli dengan
cara penyimpanan dan suhu yang tepat.

7
d) Macam – macam Strategi Distribusi

Terkait dengan cakupan pasar yang ingin dicapai dan jenis produk yang dihasilkan,
seorang produsen dapat menerapkan strategi distribusi berikut (Wahyu Saidi, 2007):

1. Distribusi intensif, yakni mendistribusikan produk melalui sebanyak mungkin saluran dan
anggota saluran (grosir atau pengecer). Biasanya dipakai untuk produk-produk konsumsi
berbiaya rendah dengan daya tarik yang luas, seperti majalah.

2. Distribusi ekslusif, yakni hak eksklusif yang diberikan produsen dalam menjual atau
mendistribusikan produk tertentu ke sejumlah grosir atau pengecer yang terbatas dalam
wilayah geografis tertentu. Contohnya, jam tangan Rolex hanya dijual di toko Rolex resmi.

3. Distribusi selektif, yakni distribusi melalui grosir dan pengecer terpilih yang memberikan
perhatian khusus atas produk tertentu dalam penjualannya, manfaat pajangan, dan lainnya.
Biasanya diterapkan pada produk peralatan dan perabotan rumah tangga.

Proses distribusi melibatkan pedagang grosir, pengecer, agen, dan pialang, sebagai berikut:

1. Pedagang grosir (wholesaler). Pedagang grosir merupakan badan independen yang


membeli produk dari berbagai produsen atau perusahaan manufaktur dan menjualnya ke
perusahaan lain. Pedagang grosir dibedakan atas:

a. Pedagang grosir jasa penuh full-service merchant wholesaler), merupakan jumlah terbesar
pedagang grosir yang ada yang memberikan layanan kredit, pemasaran, dan perdagangan.

b. Pedagang grosir fungsi terbatas (limited-function merchant wholesaler), yang memberikan


jasa terbatas seperti jasa penyimpanan. Pelanggannya biasanya merupakan usaha kecil yang
mengambil sendiri dan membayar tunai.

c. Drop shipper, adalah pedagang grosir fungsi terbatas yang menerima pesanan pelanggan,
melakukan negoisasi dengan produsen untuk memasok barang, mengambil alih hak atas
barang, dan mengatur pengiriman ke pelanggan. Drop shipper bahkan tidak memiliki
persediaan atau menangani produk, dan menanggung risiko transaksi hingga pelanggan
menerima barangnya.

d. Rack jobber, adalah pedagang grosir fungsi terbatas yang memasarkan barang-barang
konsumsi (umumnya bukan makanan) langsung ke toko-toko pengecer. Mengatur dan
mengerjakan rak pajangan di toko pengecer.

2. Pengecer (retailer). Pengecer adalah perantara yang menjual produknya langsung kepada
konsumen. Usaha eceran diklasifikasikan berdasarkan jasa, lini produk, harga, dan lokasi.
Aspek penting dalam strategi distribusi setiap penjual adalah memilih jenis gerai eceran yang
benar. Pengecer kreatif harus inovatif dalam berhubungan dengan pelanggan. Pedagang
eceran dengan biaya operasi yang rendah menarik pelanggan dengan tawaran murah tetapi
dapat mengambil untung dengan menyediakan pemilihan dan pelayanan terbatas. Ketika toko
pengecer ini menambahkan lebih banyak bentuk jasa dan produk baru untuk meluaskan daya
tariknya, harganya akan merangkak naik, mengakibatkan menurunnya daya tarik pesaing-
pesaing lain.

8
3. Agen dan pialang (broker). Agen dan pialang, termasuk juga e agents dalam internet,
berfungsi sebagai representasi independen dari berbagai macam produk perusahaan. Mereka
bekerja berdasarkan komisi, biasanya sekitar lima persen dari penjualan bersih. Agen dan
pialang memiliki pengetahuan luas tentang barang dan jasa. Mereka merupakan perpanjangan
tangan dari produsen yang tidak memiliki tenaga penjual sendiri. Tidak seperti pedagang
grosir, para agen dan broker tidak mengambil hak atas barang dagangan yang mereka jual.

e) Faktor-faktor yang memengaruhi pilihan saluran distribusi di antaranya (Eddy


Soeryanto, 2010):

1. Saluran distribusi. Beberapa saluran distribusi bersifat ringkas dan sederhana, yang lain
bersifat panjang dan rumit. Banyak perusahaan membeli barang yang mereka gunakan dalam
operasi mereka langsung dari produsen sehingga saluran distribusinya menjadi pendek.
Sebaliknya, saluran untuk konsumen biasanya lebih panjang dan lebih rumit.

2. Cakupan pasar. Cakupan pasar yang tepat, jumlah grosir atau pengecer yang akan
membawa produk bergantung pada sejumlah faktor dalam strategi pemasaran. Barang sehari-
hari yang murah atau persediaan organisatoris seperti kertas komputer dan pena, akan terjual
dengan baik jika tersedia di banyak gerai.

3. Biaya. Biaya memainkan peran utama dalam pemilihan saluran perusahaan dan merupakan
salah satu alasan utama mengapa begitu banyak perusahaan kecil memanfaatkan internet.
Produsen kecil atau baru sering tidak mampu melakukan banyak fungsi yang diperlukan
untuk menjual ke pengecer atau konsumen sehingga mereka memerlukan bantuan perantara.
Tentu saja perantara tidaklah gratis sehingga produsen perlu memberikan kompensasi berupa
diskon atau membayar komisi ketika perantara berhasil menjual produk kepada pelanggan
akhir.

4. Kontrol. Hal ketiga yang perlu dipertimbangkan saat memilih saluran distribusi adalah
kontrol terhadap bagaimana, di mana, kapan, dan berapa banyak produk yang dijual. Saluran
distribusi lebih panjang berarti kontrol semakin sedikit bagi produsen, dan menjadi semakin
jauh dari penjual dan pembeli. Sebaliknya, perusahaan tidak ingin memusatkan terlalu
banyak fungsi distribusi dalam kekuasaan terlalu sedikit perantara.

5. Konflik saluran. Karena keberhasilan setiap anggota saluran bergantung pada keberhasilan
seluruh sistem saluran, idealnya semua anggota saluran bekerja sama dengan lancar. Namun
setiap anggota saluran juga harus menjalankan aktivitasnya sendiri, yang berarti mereka bisa
tidak setuju pada peran masing-masing anggota. Perselisihan paham seperti itu menciptakan
konflik saluran. Suatu sumber bersama dari konflik saluran adalah keputusan produsen untuk
menjual produk secara langsung ke target pasar yang sama sebagai mitra saluran yang ada.
Kehadiran e-commerce juga menciptakan banyak konflik, dengan penjualan secara langsung
lewat situs web, bersaing dengan pengecer di dalam campuran distribusi mereka.

9
B. Distribusi Fisik

a) Pengertian distribusi fisik

Distribusi fisik yang juga dikenal sebagai logistik, mengacu pada kegiatan-kegiatan
yang digunakan untuk memindahkan produk dari produsen kepada konsumen dan pengguna
akhir lainnya. Sistem distribusi fisik harus memenuhi kebutuhan rantai pasokan dan
pelanggan. Menurut Tjiptono (2008:204), Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk
memindahkan barang dalam jangka waktu tertentu. Perpindahan fisik ini dapat berupa
perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan barang
mentah dari sumber ke jalur produksi. Dalam terminologi sederhana, sebuah distribusi adalah
pipa atau jalur ke pasar. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:60) Distribusi fisik adalah
tugas yang dilibatkan dalam perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian aliran fisik
bahan barang akhir, dan informasi yang berhubungan dari titik asal ke titik konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dalam kondisi untuk mendapatkan laba. Sedangkan menurut
Solomon, Marshall, and Stuart (2008: 490) kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk
memindahkan barang dari produsen ke pelanggan akhir, termasuk pemrosesan pesanan,
pergudangan, transportasi, dan persediaan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa distribusi fisik adalah menggerakkan barang yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan arus bahan dan produk akhir dari tempat
asal ke tempat pemakai atau dari produsen sampai konsumen untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan mendapatkan laba. Penyaluran ini dimaksudkan dalam rangka pemasaran
barang dan pemindahan sejak dari produsen hingga kepada konsumen akhir atau pemakai
industri.

b) Fungsi distribusi fisik

Sebuah perusahaan dapat dipandang sebagai sistem keseluruhan, begitu pula saluran
yang digunakan oleh perusahaan dalam mencapai konsumen akhir. Dalam hal ini,
keberhasilan perusahaan sering tergantung pada hasil kerja distribusinya karena distribusi
fisik merupakan sebuah jaringan organisasi yang melaksanakan fungsi-fungsi yang
menghubungkan produsen dengan para pemakai akhir. Distribusi fisik terdiri atas institusi
dan agensi yang saling tergantung dan terkait, berfungsi sebagai sebuah sistem atau jaringan
yang bekerja sama dalam upaya memproduksi dan mendistribusikan sebuah produk kepada
para pemakai akhir.

c) Tujuan distribusi fisik

Menurut Sastradipoera (2003: 161) distribusi fisik sebagai satu kegiatan manajemen
marketing yang mempunyai tiga buah tujuan utama. Ketiga buah tujuan distribusi fisik
tersebut meliputi: a. Pemberian pelayanan kepada para pelanggan sebaik dan senyaman
mungkin. Pelayanan yang dimaksud mencapai waktu siklis pesanan rata-rata dari rentang
waktu dan frekuensi yang cukup memadai. b. Menghemat biaya keseluruhan untuk
pemberian pelayanan hingga titik minimum yang mungkin. Dengan cara mengurangi hingga
mencapai titik minimum pesanan yang dikembalikan. Jika pengembalian pesanan terjadi,
mengurangi banyaknya waktu dalam pengiriman barang yang dikembalikan. c. Merealisasi
rencana laba dengan melaksanakan pelayanan kepada pelanggan dan meminimalkan biaya.

10
Salah satu diantaranya dengan mengurangi sejauh mungkin persen pesanan yang dikirimkan
yang berisi barang-barang yang rusak, cacat, atau tidak memenuhi syarat perjanjian dalam
pesanan.

Distribusi fisik meliputi semua aktivitas yang diperlukan untuk menggerakkan produk
jadi dari produsen ke konsumen, termasuk pengolahan pesanan, pengendalian persediaan,
pergudangan, penanganan material, dan operasi transportasi. Bagi banyak perusahaan,
perencanaan dan pergerakan barang dan informasi di seluruh rantai suplai telah menjadi
prioritas strategis, Dalam memilih di antara moda-moda transportasi ini, para manajer
mempertimbangkan faktor penyimpanan, pembiayaan, penjualan, ukuran persediaan,
kecepatan, keterkaitan, dan fleksibilitas. Langkah-langkah proses distribusi fisik terkait satu
dengan yang lain. Sebuah perubahan dalam satu fase dapat memengaruhi fase yang lain.
Dalam setiap industri, kunci keberhasilan dalam pengelolaan distribusi fisik yang kompetitif
adalah untuk memperoleh biaya menyeluruh yang terendah. Proses distribusi fisik meliputi
sebagai berikut (Eddy Soeryanto, 2010):

1. Proses pemesanan. Proses pengolahan pesanan/order melibatkan penyiapan pesanan untuk


pengiriman dan penerimaan pesanan ketika pengiriman-pengiriman tiba, meliputi sejumlah
kegiatan seperti memeriksa kredit pelanggan, mencatat penjualan, membuat catatan akuntansi
yang sesuai, mengatur item yang akan dikirim, menyesuaikan catatan persediaan dan tagihan
pelanggan.

2. Pengendalian persediaan (Inventory Control). Pengendalian

persediaan adalah operasi gudang yang memeriksa persediaan yang ada dan memastikan
bahwa terdapat cukup banyak pasokan dalam persediaan sepanjang waktu serta menghindari
persediaan yang berlebihan. Menyeimbangkan penawaran dan permintaan di seluruh rantai
distribusi yang sedang berlangsung merupakan tantangan, khususnya untuk panjang saluran
yang melibatkan beberapa perusahaan. Perangkat lunak manajemen rantai pasokan dapat
memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran arus barang.

3. Pergudangan (Warehousing). Pergudangan adalah operasi distribusi fisik yang terkait


dengan penyimpanan barang-barang. Hal-hal yang perlu dipahami adalah:

a. Gudang pribadi (private warehouse) dimiliki dan digunakan oleh suatu perusahaan
tunggal, baik itu pengecer, grosir, atau manufaktur.

b. Gudang umum (public warehouse) adalah gudang yang dimiliki dan dioperasikan
secara independen, menyimpan barang-barang dari berbagai perusahaan. Banyak
dipakai oleh perusahaan manufaktur yang membutuhkan banyak lokasi penyimpanan
untuk mendistribusikan produknya ke berbagai pasar.

c. Gudang penyimpanan (storage warehouse) adalah tempat penyimpanan untuk


jangka waktu lama, banyak dipakai oleh produsen barang-barang musiman seperti
hasil pertanian.

d. Pusat distribusi (distribution center) adalah gudang yang menyediakan


penyimpanan barang jangka pendek yang permintaannya konstan dan tinggi. Biasanya
digunakan oleh pengecer, grosir, dan manufaktur industri makanan dan bahan pangan
yang perlu memecah jumlah barang dagangan yang besar menjadi yang lebih kecil

11
untuk keperluan toko atau pelanggan. Pada pusat distribusi, barang-barang yang
diproduksi di sebuah perusahaan dari berbagai lokasi dikumpulkan, disortir, dikode,
dan didistribusikan lagi untuk memenuhi pesanan pelanggan. Perusahaan pengiriman
seperti FedEx dan UPS, dan pengecer besar seperti Walmart dan Amazon.com telah
menginvestasikan jutaan dolar untuk mengotomatisasi pusat distribusi.

4. Penanganan Material (Material Handling).


Penanganan material adalah operasi gudang yang melibatkan transportasi,
pengaturan, dan pencarian barang-barang persediaan. Diperlukan strategi penyimpanan
produk dengan mempertimbangkan lokasi produk dalam gudang dan pengemasannya guna
mengoptimalkan ruang pengiriman dan memudahkan penyediaan ulang. Penanganan bahan-
bahan juga melibatkan pengawasan persediaan sehingga perusahaan mengetahui di mana di
dalam proses distribusi, barang barangnya berada dan kapan barang tersebut harus
dipindahkan.

12
BAB III

A. KESIMPULAN

Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari
produsen ke konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia.Pihak yang melakukan kegiatan
distribusi disebut sebagai distributor.

Dalam ekonomi konvensional distribusi diartikan sebagai berikut: Pergerakan barang


dari perusahaan manufaktur hingga kepasar dan akhirnya dibeli konsumen . Dalam artian
distribusi merupakan suatu proses penyaluran barang-barang hasil dari produksi kepada
konsumen.

Kalau kita tinjau dari kamus besar bahasa Indonesia distribusi secara
bahasa diartikan penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau
kebeberapa tempat .

Selain itu ilmuan ekonomi konvensional kotler dan amstrong juga


mendefenisikan distribusi adalah suatu saluran atau sistem yang menyalurkan
barang-barang hasil produksi kepada konsumen .

Pemikir lainnya juga mengatakan bahwa suatu komoditi dikatakan sebagai


produk apabila ia berada ditempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Dengan kata lain
distribusi adalah suatu proses penyaluran,menempatkan,pembagian dan pengiriman.

13
B. DAFTAR PUSTAKA

Wahyu saidi.2007.mari berkenalan dengana bisnis .ikhtiar press:Jakarta

Eddy soeryanto soegoto.2010.entrepreneurship menjadi pembisnis ulung:panduan


bagi pengusaha,calon pengusaha,mahasiswa,dan kalangan dunia usaha.Elex media
komputindo:Jakarta

Sutisna.2002.perilaku konsumen dan strategi pemasaran.rosdakarya:bandung

Sastradipoera, Komarrudin. 2003. Menejemen Marketing, Bandung: KAPPA-SIGMA

Tjiptono dan Gregorius Chandra. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Penerbit


Andi.

Armstrong, Gary and Philip Kotler (2009) Marketing An Introduction. London:


Pearson Education International.

Hollensen, Svend (2010) Marketing Management, Second edition. Harlow, Pearson


Edication Limited.

By Gie / September 8th,2020/ categories : marketing & manajemen / tags :


accurate,online,jenis strategi distribusi,strategi distribusi

14

Anda mungkin juga menyukai