Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

ARTIKEL RESUME BUSINESS PLAN

Nama : Indah Permata Sari


NIM : 22033022
Prodi : Pendidikan Fisika
Fakultas : FMIPA
Dosen Pengampu:
Efni Cerya, S.Pd., M.Pd. E

DAPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
BUSINESS PLAN

A.Mengapa pentingnya Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha adalah langkah awal yang sangat penting dalam memulai sebuah
bisnis. Dalam perencanaan usaha, kita merumuskan tujuan bisnis, mengidentifikasi pasar
potensial, menentukan strategi pemasaran, menghitung anggaran dan biaya, serta membuat
rencana operasional untuk menjalankan bisnis tersebut.

Perencanaan usaha sangat penting karena membantu pemilik bisnis untuk


memperkirakan keuntungan dan risiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan bisnis.
Dengan perencanaan yang matang, pemilik bisnis dapat meminimalisir risiko dan
memaksimalkan keuntungan.

Selain itu, perencanaan usaha juga dapat membantu pemilik bisnis untuk mengajukan
pinjaman atau investasi. Investor atau lembaga keuangan akan lebih tertarik untuk
memberikan dana jika mereka melihat bahwa bisnis yang akan didanai memiliki perencanaan
usaha yang matang dan realistis. Perencanaan usaha sangat penting karena membantu pemilik
bisnis untuk memperkirakan keuntungan dan risiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan bisnis.
Dengan perencanaan yang matang, pemilik bisnis dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan
keuntungan.

Selain itu, perencanaan usaha juga dapat membantu pemilik bisnis untuk mengajukan
pinjaman atau investasi. Investor atau lembaga keuangan akan lebih tertarik untuk
memberikan dana jika mereka melihat bahwa bisnis yang akan didanai memiliki perencanaan
usaha yang matang dan realistis.
Perencanaan usaha juga membantu pemilik bisnis dalam mengidentifikasi dan mengantisipasi
masalah yang mungkin terjadi dalam menjalankan bisnis. Dengan merencanakan setiap aspek
bisnis, pemilik bisnis dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang tidak terduga
dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi tersebut.
Ada beberapa tahapan dalam perencanaan usaha yang harus dilakukan oleh pemilik bisnis,
antara lain:
1. Analisis pasar: melakukan penelitian pasar untuk mengidentifikasi kebutuhan
konsumen dan pesaing di pasar.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran bisnis: menentukan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang untuk bisnis.
3. Menetapkan strategi pemasaran: merumuskan rencana pemasaran untuk memasarkan
produk atau jasa yang ditawarkan.
4. Menghitung anggaran dan biaya: menghitung biaya yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis.
5. Membuat rencana operasional: merencanakan cara menjalankan bisnis dan mengatasi
masalah yang mungkin terjadi.

Menurut Ambron dan Hardjono (2018), perencanaan usaha sangat penting karena
memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Mengurangi Risiko: Dalam perencanaan usaha, kita merencanakan setiap aspek bisnis
secara terperinci, termasuk risiko yang mungkin terjadi. Dengan perencanaan yang
matang, kita dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan peluang bisnis.
2. Membuat Rencana Strategis: Perencanaan usaha membantu kita dalam merumuskan
rencana strategis untuk bisnis kita. Kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan bisnis, menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas, serta menentukan
strategi pemasaran yang tepat.
3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya: Dengan perencanaan yang matang, kita
dapat menghitung anggaran dan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Hal
ini membantu kita dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang kita miliki.
4. Mengukur Kinerja Bisnis: Perencanaan usaha juga membantu kita dalam mengukur
kinerja bisnis. Kita dapat membandingkan rencana awal dengan hasil yang dicapai
dan mengevaluasi keberhasilan bisnis.
5. Meningkatkan Peluang Investasi: Investor atau lembaga keuangan akan lebih tertarik
untuk memberikan dana jika mereka melihat bahwa bisnis yang akan didanai
memiliki perencanaan usaha yang matang dan realistis.
Dengan demikian, Ambron dan Hardjono (2018) menyimpulkan bahwa perencanaan
usaha merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memulai bisnis. Dengan
perencanaan yang matang, kita dapat meminimalisir risiko, memaksimalkan keuntungan, dan
meningkatkan peluang investasi.

Menurut Karwati (2017), perencanaan usaha atau bisnis sangat penting karena memiliki
beberapa manfaat, di antaranya:
1. Memperjelas Visi dan Misi Bisnis: Dalam perencanaan strategis, kita harus
menentukan visi dan misi bisnis yang jelas dan terukur. Hal ini akan membantu kita
untuk memfokuskan tujuan bisnis dan mencapai keberhasilan yang diinginkan.
2. Menentukan Sasaran dan Strategi Bisnis: Dalam perencanaan strategis, kita juga harus
menentukan sasaran dan strategi bisnis yang tepat. Sasaran dan strategi bisnis yang
jelas akan membantu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dan
memaksimalkan peluang bisnis.
3. Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan Bisnis: Dalam perencanaan strategis, kita
dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis kita. Hal ini akan membantu
kita dalam mengevaluasi kondisi bisnis dan menemukan cara untuk mengoptimalkan
kekuatan dan meminimalkan kelemahan.
4. Menentukan Anggaran dan Biaya Bisnis: Dalam perencanaan strategis, kita harus
menentukan anggaran dan biaya bisnis secara jelas dan terukur. Hal ini akan
membantu kita dalam mengalokasikan sumber daya yang ada dengan lebih efektif.
5. Mengukur Kinerja Bisnis: Dalam perencanaan strategis, kita dapat menentukan
indikator kinerja bisnis yang jelas dan terukur. Hal ini akan membantu kita dalam
mengukur keberhasilan bisnis dan mengevaluasi kinerja bisnis secara berkala.
Dengan demikian, Karwati (2017) menyimpulkan bahwa perencanaan strategis bisnis sangat
penting untuk mencapai keberhasilan bisnis yang diinginkan. Perencanaan yang matang dan
terukur akan membantu kita dalam mengambil keputusan yang tepat, memaksimalkan
peluang bisnis, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada.

B.Prinisp Perencanaan Usaha


Prinsip perencanaan usaha adalah prinsip dasar yang harus dipahami dan diterapkan
dalam proses perencanaan usaha. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan dalam
mengembangkan strategi yang efektif, mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan, serta
meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Beberapa prinsip perencanaan usaha yang
umum meliputi:
1. Prinsip Keterlibatan
Prinsip keterlibatan menekankan pentingnya melibatkan seluruh anggota tim atau
karyawan dalam proses perencanaan. Dalam proses perencanaan, semua pihak harus
diberi kesempatan untuk memberikan masukan dan memperoleh pemahaman yang sama
mengenai tujuan dan strategi bisnis. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan
memperkuat komitmen anggota tim terhadap tujuan bisnis.
2. Prinsip Tujuan yang Jelas
Prinsip tujuan yang jelas menekankan bahwa tujuan bisnis yang jelas harus ditetapkan
sejak awal, termasuk target pasar, sasaran keuangan, dan arah umum bisnis. Tujuan bisnis
yang jelas memungkinkan perusahaan untuk fokus dan mencapai hasil yang diinginkan.
3. Prinsip Penilaian Diri
Prinsip penilaian diri menekankan pentingnya perusahaan untuk secara teratur melakukan
evaluasi diri untuk menilai kinerja dan kemajuan bisnis. Dengan cara ini, perusahaan
dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan membuat perubahan yang
diperlukan.
4. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas menekankan perencanaan usaha harus dilakukan dengan fleksibilitas
sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi pasar. Ini
memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi bisnis mereka dengan perubahan
tren pasar, persaingan, dan keadaan ekonomi yang berubah.
5. Prinsip Realistis
Prinsip realistis menekankan bahwa perencanaan usaha harus realistis dan didasarkan
pada fakta dan data yang valid. Tujuan yang tidak realistis atau didasarkan pada harapan
yang tidak realistis dapat menghambat kemajuan bisnis.
6. Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menekankan bahwa perencanaan usaha harus konsisten dengan visi
dan nilai perusahaan. Ini memungkinkan perusahaan untuk membangun citra dan merek
yang kuat, serta memperoleh kepercayaan pelanggan.
7. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas menekankan bahwa perencanaan usaha harus dilakukan secara
berkesinambungan, dan tidak hanya sebagai upaya satu kali. Ini memungkinkan
perusahaan untuk terus berinovasi dan berkembang.
Prinsip-prinsip perencanaan usaha ini dapat membantu perusahaan untuk
mengembangkan strategi bisnis yang tepat, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan
bisnis yang ditetapkan.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip perencanaan usaha menurut beberapa ahli:

1. Peter F. Drucker Peter F. Drucker adalah seorang ahli manajemen terkenal yang
menyatakan bahwa prinsip perencanaan usaha yang penting adalah adanya
perencanaan jangka panjang dan pendek. Menurutnya, perencanaan jangka panjang
adalah pandangan jangka panjang terhadap bisnis, sementara perencanaan jangka
pendek menyangkut tindakan sehari-hari yang dilakukan dalam mencapai tujuan
jangka panjang. Selain itu, Drucker juga mengemukakan bahwa perencanaan harus
didasarkan pada fakta dan bukan pada asumsi.
2. Harold Koontz dan Cyril O'Donnell Menurut Harold Koontz dan Cyril O'Donnell,
prinsip perencanaan usaha yang penting adalah adanya penetapan tujuan, penentuan
sumber daya, dan perumusan rencana aksi. Tujuan harus spesifik dan terukur, sumber
daya harus cukup dan tepat, dan rencana aksi harus disusun dengan terperinci.
3. George R. Terry George R. Terry adalah seorang ahli manajemen yang
mengemukakan bahwa prinsip perencanaan usaha yang penting adalah adanya
perencanaan berkesinambungan, terpadu, dan fleksibel. Perencanaan harus dilakukan
secara berkesinambungan agar dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan
bisnis, terpadu agar sesuai dengan tujuan organisasi, dan fleksibel agar dapat
diadaptasi dengan cepat.
4. William Newman dan Charles Summer Menurut William Newman dan Charles
Summer, prinsip perencanaan usaha yang penting adalah adanya perencanaan yang
terintegrasi dengan sistem manajemen, dan terdapat keterlibatan seluruh anggota
organisasi dalam proses perencanaan. Perencanaan harus diintegrasikan dengan
sistem manajemen agar dapat memudahkan pelaksanaannya, dan keterlibatan seluruh
anggota organisasi dalam proses perencanaan dapat meningkatkan kualitas
perencanaan.
Secara umum, prinsip-prinsip perencanaan usaha yang diajukan oleh para ahli tersebut
memiliki kesamaan dalam hal penetapan tujuan yang spesifik, pengumpulan data yang
akurat, dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. Perusahaan dapat memilih prinsip-
prinsip yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi organisasi untuk mendukung
perencanaan bisnis yang efektif.

C. Format umum perencnaan usaha


1. COVER DEPAN

1.1.Gambar dan Design menarik


Gambar dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan
karakter dari usaha yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.

1.2. Logo / Lambang Usaha


Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata
konsumen dalam mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan
nama usaha yang sama.

1.3. Informatif ( nama, alamat, contact no )


Berisi  informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor
telepon yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin
menghubungi.

2. PENDAHULUAN

2.1. Sejarah  Berdirinya Usaha


Sejarah berdirinya usaha menggambarkan  kepada calon investor dasar atau
landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara pengalaman dan keutuhan
individu yang terlibat didalamnya.
 
2.2. Visi & Misi Usaha

 Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha dalam jangka panjang  (What to
Be? )
 Misi merupakan cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha (How to
Be ?). Misi dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku
usaha untuk bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.

3. ASPEK PEMASARAN

3.1. Gambaran Umum Pasar ( STP )

 Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita


 Target Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
 Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita diantara pesaing usaha
yang sejenis.

3.2 Permintaan

 Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.


 Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti
kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
Perkiraan Permintaan
Tahun
( dalam Unit )

3.3. Penawaran

 Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar


Nama Perusahaan Kapasitas Produksi / Tahun
Pesaing ( dalam Unit )

 Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran


disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan
ekonomi.
Perkiraan Penawaran
Tahun
( dalam Unit )

3.4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar

Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 1 tahun
disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah  bagian dari penjualan produk kita dibandingkan dengan penjualan total
produk sejenis dalam industri
Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa Pasar
Tahun
(A) (B) (C = A-B) Penjualan (E = DX100% / C)

3.5. Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing

Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis


SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :

3.5.1 Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk
membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain,
kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing.
3.5.2 Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga
dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang
lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan
harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga,
3.5.3 Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa
cara :

 Advertising (Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
 Media Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
 Media TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
 Sales Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat keramaian dimana konsumen produk
berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.

 Personal Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan
mencoba produk langsung.

 Public Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image perusahaan baik dimata konsumen bukan
mempromosikan produk secara langsung. Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.

3.5.4. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen.
Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen atau melalui pedagang
perantara seperti wholesaler   (pedagang besar) atau retailer (pedagang kecil).
3.4.5. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan
produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.

3.4.6. ProcessProses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk


membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses
pelayanan terhadap konsumen.

3.4.7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat
dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.

Note :

 Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan


dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi pemasaran yang
kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen.
 Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga
perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.

4. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN


4.1. Aspek Organisasi

 Nama Perusahaan / Usaha


 Nama Pemilik / Pimpinan
 Alamat kantor dan tempat usaha
 Bentuk Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum )
 Struktur Organisasi
 Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian

Jabatan Uraian Tugas Jumlah Gaji / Bulan Total


(A) (B) (C) (BxC)
Pimpinan
1. Direksi
Staf
1. Bag. Pemasaran
2. Bag. Produksi
3. Bag. Keuangan
Total Gaji / Bulan

4.2. Perijinan

Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha dimulai dan disertai dengan biaya
pengurusannya. Apabila usaha kita tidak berbentuk badan hukum maka perijinan tidak
kompleks tetapi hanya perlu perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin
kecamatan / kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada.

Sedangkan bila usaha kita akan berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan
adalah : ijin prinsip (dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), TDP ( Tanda
Daftar Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll.  Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt
untuk berbentuk PT (Perseroan Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya
oleh NOTARIS.

4.3. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai dengan jadwal pelaksanaan yang diatur berdasarkan
periode tertentu ( mingguan atau bulanan ).
JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN ( Dalam Mingguan )
1 2 3 4
1. Survey Pasar
2. Menyusun Rencana Usaha
3. Perijinan
4. Survai tempat usaha
5. Survai Mesin / Peralatan
6. Pemasangan Sarana Penunjang
7. Mencari tempat kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional

4.4. Inventaris Kantor dan Supply Kantor

Inventaris kantor untuk barang yang umur produknya lebih dari 1 tahun.
Jumlah Jumlah
Inventaris / Perangkat Kerja Merk Harga
unit harga
Total Inventaris Kantor
Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti ATK Alat
Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang )
Jenis Biaya Supply Kantor Total Biaya per Tahun
Total Supply Kantor

5. ASPEK PRODUKSI

5.1. Produk

Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha
manufaktur dan industri pengolahan adalah:

A. Dimensi Produk

Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran,
warna serta fungsinya.

B. Nilai/Manfaat Produk

Manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:

 Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan terhadap
kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak jauh.
 Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk
memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
 Manfaat yang diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang diharapkan lebih
dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang dapat dibawa-bawa
(HP).
 Manfaat di atas harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang dapat diberikan
lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang dapat digunakan
untuk SMS.
 Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin dapat
diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat digunakan
sebagai lampu senter, kamera, video recorder, video calling, fax, internet, dsb.

C. Kegunaan/Fungsi Produk

 Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir
(pemakai akhir); meliputi:
o Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan sehari-hari dan mudah
didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
o Shopping goods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh kon-sumen
berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya adalah baju, telepon
seluler, mobil, dsb.
o Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai karakteristik unik dan
mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil mewah, jam tangan
mewah, dsb.
o Unsought goods, adalah produk yang kurang dikenal atau dike-tahui umum
tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
 Produk industri, yaitu produk yang biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya.
Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi dalam 3 golongan,
yaitu:
 Bahan baku dan suku cadang: merupakan bahan mentah yang akan diproses lebih
lanjut.
 Barang modal: yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk
dijual belikan.
 Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu
operasional perusahaan.

5.2. Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang


diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa
digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan
deskriptif.

5.3. Kapasitas Produksi

Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi
lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya,
kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil
dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa
dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam).
Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke
depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun Rencana produksi (dalam unit)
5.4. Tanah dan Bangunan

Perencanaan tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha,
pabrik, gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial usaha,
maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.

5.5. Pemasangan Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam
anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet,
dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1.       Pemasangan instalasi listrik
2.       Pemasangan instalasi air (PAM)
3.       Pemasangan instalasi telepon
4.       Pemasangan instalasi internet
5.       Dan lain-lain
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :
5.6. Mesin dan Peralatan

Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci
sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan
kompetensi teknis wirausahawan.
Jumlah Jumlah
Nama Mesin/Peralatan Merk Harga
Unit Harga
1.
2.
3.
Total Pembelian Mesin/Peralatan
BACA JUGA
 Jenis dan Bentuk Badan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha
 Contoh Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Hukum Menurut Ahli
 Tanggung Jawab dan Kewajiban Moral dalam Etika Bisnis
5.7. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Jumla Harg Jumlah
Nama Bahan Baku Merk
h Unit a Harga
1.
2.
3.
Total Pembelian Bahan Baku
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan
kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli,
persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.

5.8. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)

Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai
kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja.

A. Sistem Harian:

Jumla
Jumlah
Tarif/ h
Hari Jumla
Jenis Kegiatan Upah per Tenag
Kerja/Tahu h (Rp.)
hari a
n
Kerja
1.
2.
3.
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Harian

B. Sistem Borongan

Jenis Kegiatan Tarif/ Jumlah Jumlah


Produksi/Tahu Harga
Unit
n Beli
1.
2.
3.
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Borongan:

5.9. Biaya Umum Usaha/Pabrik

Sebagai komponen biaya modal kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan biaya-biaya
penunjang (sarana dan prasarana), misalnya seba-gai berikut:

Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik Jumlah Biaya/Tahun


1.                                    Pemeliharaan mesin dan
peralatan
2.                                    Suku cadang, bahan bakar,
oli, dsb.
3.                                    Rekening listrik, air, telepon.
4.                                    Pemeliharaan bangunan
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:

6.ASPEK KEUANGAN

6.1. Strategi Sumber Pendanaan Usaha

Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah tersedianya lembaga
intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. Lembaga inter-
ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :

1. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan


2. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang Koperasi
3. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang

Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia


diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.

Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)
tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir
terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui kemitraan dengan
para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil, Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan
dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong tercapainya
pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota
masya-rakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan
perluasan usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang
berasal dari penyisihan laba BUMN.

6.2. Proyeksi Keuangan

Aspek finansial dari proposal bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki,
kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 perfoema
laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format
sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:

A. Sumber Pendanaan

Persentase (%) Jumlah


Uraian
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)

B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Tanah
b. Bangunan
c. Mesin/Peralatan
d. Peralatan Kantor
e. Alat angkut
f. Infrastruktur
g. Biaya pra operasi
Jumlah

C. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Bahan Baku
b. Persediaan Bahan
c. Produk dalam proses
d. Piutang
e. Uang Kas
Jumlah
D. Analisa Biaya Tetap

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (3) (3 = 1 x 2)
a. Gaji
b. Penyusutan
c. Bunga Pinjaman
d. Biaya Pemasaran
e. Biaya Lainnya
Jumlah

E. Analisa Biaya Tidak Tetap

Banyaknya Harga/Unit Jumlah


Uraian
(1) (2) (3 = 1 x 2)
a. Upah
b. Biaya Bahan
Jumlah

F. Proyeksi Aliran Kas Usaha

Tahun
Uraian
1 2 3 4 5
a. Sumber dana (in flow)
b. Penggunaan dana (out flow)
c. Arus kas bersih (net flow = a
– b)
d. Keadaan kas awal
e. Keadaan kas akhir (c + d)

6.3. Analisa Kelayakan Usaha

Analisis investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari
investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini sangat
penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering mempertaruhkan dana yang
sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi tersebut, akan diketahui besarnya
faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu
rencana investasi. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan adalah :

A. Metode Non-Discounted Cash Flow

Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat kekuatan


pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of
money). Metode yang dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula
umum sbb:

Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi
sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk
pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah
ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari
metode PBP ini adalah:

 Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.


 Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang

B. Metode Discounted Cash Flow

Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu uang
(time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan
datang.

1. Net Present Value (NPV)


NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai sekarang (present
value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV
dapat dirumuskan:

NPV = PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n), maka:

di mana:

 i = bunga tiap periode


 N = periode (tahun, bulan)
 - C = modal (capital)
 C = hasil bersih (proceed)

Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:


 Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama dengan tingkat
bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha tidak untung maupun
rugi (impas).
 Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya (return) di bawah
tingkat bunga yang dipakai.
 Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan atau hasilnya
(return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.

Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis pemilihan
alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.

2. Profitability Index (PI)


Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan
komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value). Perbedaannya adalah bahwa
satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus
perhitungan PI adalah sebagai berikut:

Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai
berikut:

 Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak


 Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak
 Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP
3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai
sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama
usaha berjalan. Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku
bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut
dibiayai sendiri.

Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali
simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV
yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:
6.4. Analisa Keuntungan

Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan


menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan
mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu
dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu.

1. Break Even Point (BEP)


Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga
dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian.

Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:

 Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan
perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya
ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-
kan pada pos biaya variabel.
 Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan
perubahan volume penjualan atau produksi.
 Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume
penjualan atau produksi.

Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:


                                                        Biaya Tetap
                        BEP  =  ---------------------------------------------  x  100%
                                       Hasil Penjualan – Biaya Variabel

atau dapat juga dituliskan sebagai:

2. Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan utama
dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan maksimum atau
kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio
antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan
berikut:
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:

Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :

1. Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya
mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk investor
maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci
sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan
agar tebal rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman.
2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan
memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari
penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka.
3. Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telpon
perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk
memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan
atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang
disampaikan perusahaan.  Pada bagian dalam dari sampul, harus dituliskan jumlah
salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi kesan kepada calon
investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang diprioritaskan oleh
perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis.
4. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive
summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan
mengenai keadaan usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa
yang dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan
perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang
dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh investor.
5. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.

D. Teknik presentasi rencana usaha

Teknik presentasi rencana usaha dapat menjadi kunci keberhasilan dalam


mengkomunikasikan rencana bisnis kepada para pemangku kepentingan. Berikut adalah
beberapa teknik presentasi rencana usaha yang dapat digunakan:
1. Buat slide presentasi yang menarik Slide presentasi yang menarik dan informatif
dapat membantu Anda menarik perhatian para pemangku kepentingan dan
menjelaskan rencana bisnis dengan lebih efektif. Gunakan gambar, grafik, dan tabel
untuk memperjelas ide-ide penting.
2. Gunakan bahasa yang mudah dipahami Jangan gunakan bahasa teknis atau kata-kata
yang sulit dipahami oleh audiens. Pastikan bahasa yang digunakan mudah dipahami
dan jelas, sehingga audiens dapat mengerti dengan baik.
3. Fokus pada ide-ide utama Fokus pada ide-ide utama dalam rencana bisnis dan hindari
terlalu banyak membahas detail yang kurang penting. Hal ini akan membantu audiens
untuk mengerti secara keseluruhan tentang rencana bisnis.
4. Gunakan contoh kasus atau studi kasus Menggunakan contoh kasus atau studi kasus
dapat membantu audiens untuk lebih memahami bagaimana rencana bisnis dapat
diimplementasikan di dunia nyata. Gunakan contoh-contoh yang relevan dan mudah
dipahami.
5. Jangan lupa untuk menjawab pertanyaan Pastikan Anda siap untuk menjawab
pertanyaan dari audiens setelah presentasi selesai. Persiapkan jawaban untuk
pertanyaan yang mungkin muncul, dan hindari terlihat gugup atau tidak siap.
6. Praktekkan presentasi Anda Sebelum presentasi, praktekkan presentasi Anda dengan
teman atau kolega. Hal ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan
menguasai materi presentasi, serta membantu Anda menjadi lebih percaya diri saat
presentasi di depan audiens

E. Langkah-langkah yang dilakukan agar penyusunan rencana usaha


berjalan baik

1. Melakukan Penelitian

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penelitian. Penelitian yang
saya maksut adalah menganalisa berbagai indikator inti sebelum memulai usaha, antara lain
adalah menentukan ide yang cocok berdasarkan analisa .
Analisa yang dilakukan adalah Riset Pasar, yakni menyimpulkan berbagai sampel penelitian
tentang keadaan berbagai pasar, seperti demografi penduduk, keadaan wilayah, daya beli
calon konsumen, tingkat persaingan (kompetitor) dan lain-lain.
 Demografi Penduduk : Yang termuat didalamnya antara lain jenis kelamin, jenis
pekerjaan, rasio usia calon konsumen, jenis pekerjaan dan rata-rata pendapatan
perbulan mereka.
 Wilayah Pasar : Melakukan pencocokan antara wilayah tempat usaha dengan
kemampuan daya beli calon pelanggan. Jangan sampai nantinya produk yang
dipasarkan adalah jenis kelas menengah ke atas, sedangkan rata-rata daya beli hanya
kategori kecil.
 Tingkat Persaingan : Pastikan juga bagaimana kekuatan kompetitor yang telah lebih
dulu merintis di daerah tersebut. Ketahui bagaimana respon konsumen selama ini dan
ciptakan perbedaan yang mencolok, yang tentunya mengarah ke yang lebih baik dari
pesaing
2. Menyusun Tujuan Usaha

Setelah melakukan riset pasar dan menentukan jenis produk yang akan diproduksi,
selanjutnya adalah menyusun beberapa tujuan yang nantinya akan diupayakan tercapai.
Semua pebisnis baru harus memiliki tujuan. Dengan adanya tujuan yang direncanakan,
sebuah perjalanan awal usaha akan bisa berjalan dengan baik dan sistematis, serta tetap pada
jalur yang semestinya.
Selain itu, tujuan juga akan menjaga dan terus meningkatkan semangat para pegelut bisnis,
dikarenakan adanya sesuatu yang ingin dicapai pada periode tertentu.
Seorang pebisnis harus menyusun tujuan dalam skala pendek, menengah dan panjang. Skala
pendek umumnya diusahakan terwujud dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun, sedangkan jangka
panjang adalah yang menaungi visi dan misi perusahaan tersebut.
Capai semuanya dan usahakan semaksimal mungkin. Anda harus ingat, sebuah kesuksesan
tidak dicapai dalam 1 malam, tapi dibutuhkan waktu yang lama, dengan selalu menjaga
keberlangsungan dari waktu ke waktu.

3. Membuat Profil Perusahaan

Langkah penyusunan perencanaan bisnis selanjutnya adalah menciptakan sebuah


brand yang akan jadi tanda pengenal pada produk anda nantinya, dan upaya dalam
menempatkan kesan di hati pembeli.
Branding pengaruhnya sangat besar, salah satunya dengan membuat profil perusahaan. Selain
sebagai teknik marketing, juga akan menciptakan Awareness atau kesan di hati pembeli
terhadap produk anda.
Untuk itu, sebuah brand harus dibuat se-unik dan se-menarik mungkin, Beberapa cara
membuat brand yang unik antara lain :
 Merek yang mudah diingat
 Gampang diucapkan
 Mengkombinasikan huruf dengan angka
 Tidak panjang
 Jika panjang, usahakan disingkat.
 Logo
Jika anda merasa kesusahan dalam menentukan Brand atau Logo perusahaan, jangan
khawatir, saat ini sudah banyak jasa yang melayani pembuatan logo sesuai keinginan pemilik
usaha.

4. Membuat Kategori Perencanaan

Yang terakhir dalam Langkah-Langkah menyusun rencana usaha adalah dengan


membuat kategori-kategori perencanaan seperti, produksi, pemasaran, keuangan dan
sebagainya.
Dalam menyusun strategi prosuksi, yang harus dilakukan antara lain :
 Pembelian bahan baku ke distributor
 Mencari sumber daya manusia
 Pembelian peralatan produksi
 Desain awal
 Analisis produk jadi
 Testing processing
 Desain akhir
 Implementasi
Setelah produk siap dipasarkan secara luas, berikut tahap-tahap pemasaran yang harus
dicermati :
 Mengecek kesiapan Produk
 Menganalisis situasi yang ada
 Meninjau kinerja kompetitor
 Mengidentifikasi pangsa pasar
 Memantau perkembangan Marketing
 Memulai Pemasaran
 Membuat laporan kegiatan
 Mengidentifikasi dan mengevaluasi kesalahan
 Meningkatkan metode promosi
 Menciptakan gaya pemasaran yang baru.
Yang terakhir adalah melakukan manajemen keuangan usaha.  / Aset yang didapat harus
sebisa mungkin untuk dipergunakan. Dalam prakteknya, aset itu bersifat sensitif, maka harus
dikendalikan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Ambron, S., & Hardjono, T. (2018). Panduan Praktis Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
Yogyakarta: Penerbit ANDI

Karwati, E. (2017). Perencanaan Strategis Bisnis. Jakarta: PT Grasindo.

https://www.gudnyus.id/2020/02/prinsip-manfaat-dan-pentingnya-business-plan.html

Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer

https://modulmakalah.blogspot.com/2017/03/
Contoh.Format.Proposal.Business.Plan.Rencana.Usaha.Lengkap.html

https://accurate.id/bisnis-ukm/cara-membuat-presentasi-rencana-bisnis/

https://www.rapikan.com/langkah-penyusunan-perencanaan-usaha/

Anda mungkin juga menyukai