Anda di halaman 1dari 14

UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TENTANG
AKSI SINERGITAS BHABINKAMTIBMAS
GUNA MENCEGAH KONFLIK, PADA SAAT
KONFLIK DAN PASCA KONFLIK
DI WILAYAH HUKUM POLSEK RAWA PITU

Rawa Pitu, Januari 2019


POLRI DAERAH LAMPUNG
RESOR TULANG BAWANG
SEKTOR RAWA PITU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TENTANG
AKSI SINERGITAS BHABINKAMTIBMAS
GUNA MENCEGAH KONFLIK, PADA SAAT KONFLIK DAN PASCA KONFLIK
DI WILAYAH HUKUM POLSEK RAWA PITU

I. PENDAHULUAN

1. Umum

a. Kita menyadari bahwa hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi konflik,


dengan mengambil bentuk aneka rupa serta menyentuh hampir di segala
aspek (“frame of conflict”) kehidupan masyarakat ( konflik agraria,
sumberdaya alam, nafkah, ideology, identitas-kelompok, batas teritorial, dan
semacamnya ), sampai sekarang permasalahan tersebut belum sepenuhnya
terselesaikan secara tuntas, dengan kata lain, bahwa konflik tersebut bisa
saja timbul sewaktu-waktu dan dampak yang ditimbulkan juga tidak hanya
kerugian materiel maupun inmateriel bahkan bisa juga menimbulkan korban
jiwa.

b. Dalam proses penanggulangan konflik khususnya yang melibatkan


masyarakat, Polri sering dihadapkan pada dilema dalam penanganannya,
mengingat pola penanganan terhadap suatu konflik horizontal maupun
vertikal tidak bisa diselesaikan sepenuhnya melalui jalur pendekatan hukum
akan tetapi harus dibarengi dengan pendekatan sosial kemasyarakatan
dengan melibatkan semua stakeholder ( pemerintah, potensi masyarakat
dan aparat keamanan Polri/TNI ).

c. Pola penanganan konflik dengan pola pre-emtif tidak bisa dilakukan secara
instan atau cepat, melainkan harus diawali dengan pola pembinaan
kamtibmas yang berkesinambungan ( simultan ), didukung dengan kwalitas
sumber daya personil yang mumpuni. Sehingga terbentuk sinergitas dan
saling percaya antara bhabinkamtibmas dengan masyarakat yang berkonflik.

Berdasarkan/...
2

d. Berdasarkan analisa dan evaluasi yang dilakukan, pada umumnya


permasalahan atau konflik yang terjadi dilampung berawal dari desa atau
kelurahan, yaitu adanya permasalahan yang tidak terselesaikan secara
tuntas, selanjutnya akumulasi permasalahan memuncak dan menimbulkan
aksi unjuk rasa yang cenderung bersifat anarkhis. Guna menanggulangi
permasalahan atau konflik dimaksud Polres Tulang Bawang khususnya
Polsek rawa Pitu melakukan suatu upaya dengan cara mengoptimalkan
sinergitas pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas di kampung/tiyuh dan
kelurahan.

e. Sebagai pedoman bagi bhabinkamtibmas dilapangan Unit Binmas Polsek


Rawa Pitu menerbitkan Standart Operasional Prosedur ( SOP ) bagi
bhabinkamtibmas yang berisikan langkah-langkah yang harus dilakukan
bhabinkamtibmas untuk mencegah konflik dimasyarakat, pada saat konflik
maupun pasca terjadinya konflik di masyarakat.

2. Dasar

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Undang-undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;

c. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2009 tentang Sistem Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia;

d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2009 tentang Sistem Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia;

e. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


2010 tanggal 30 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Satuan Organisasi pada tingkat Kepolisian Resort dan Sektor;

f. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :


Skep/737/IX/2005 tanggal 30 Oktober 2005 tentang kebijakan dan Strategi
Penerapan Polmas dalam Penyelenggaraan Tugas Polri;

g. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :


Skep/558/XI/2009 tanggal 25 November 2009 tentang Naskah Sementara
Buku Pedoman Pelaksanaan Sistim Pelaporan;

h. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :


Kep/8/XI/2009 tanggal 24 November 2009 tentang perubahan Buku Petunjuk
Lapangan Kapolri No. Pol : Bujuklap/17/VII/1997 tanggal 18 Juli 1997
tentang Bintara Kamtibmas di Desa/Kelurahan;

Surat Kepala Kepolisian/...


3

i. Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor :


B/3377/IX/2011/Baharkam tanggal 29 September 2011 tentang penggelaran
Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan;
j. ROAD MAP Reformasi Birokrasi Polri gelombang II tahun 2010-2014 tentang
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang fungsi Binmas.

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Adapun maksud dibuatnya Standart Operasional Prosedur adalah sebagai
pedoman bagi petugas bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan tugas di
lapangan baik untuk mencegah konflik, pada saat konflik dan pasca konflik
yang terjadi.

b. Tujuan
Tujuan dibuatnya Standart Operasional Prosedur ini adalah untuk
menyamakan pengertian, pemahaman sikap dan tindakan dalam
pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas dilapangan baik untuk mencegah
konflik, pada saat konflik dan pasca konflik yang terjadi.

4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan Standart Operasional Prosedur ini meliputi
pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas di Kampung/Tiyuh/Kelurahan guna
mencegah terjadinya konflik, pada saat konflik dan pasca konflik.

5. Tata Urut
BAB I Pendahuluan
BAB II Tugas Pokok, Fungsi dan Peranan
BAB III Aksi Sinergitas Bhabinkamtibmas
BAB IV Pengawasan dan Pengendalian
BAB V Administrasi
BAB VI Penutup

6. Pengertian
a. Bhayangkara Pembina Keamanan ketertiban masyarakat yang selanjutnya
disebut Bhabinkamtibmas adalah Anggota Polri yang bertugas membina
keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan juga merupakan
petugas Polmas di Kampung/Tiyuh/Kelurahan;

Pembinaan/...

4
b. Pembinaan adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong,
mengarahkan, menggerakkan termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan
teknis untuk pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam
rangka pencapaian tujuan serta memperoleh hasil yang maksimal;

c. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis


masyarakat sebagai salah satu pra syarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional yang ditandai dengan terjaminnya keamanan,
ketertiban dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang
mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan
kekuatan masyarakat dalam mencegah, menangkal dan menanggulangi
segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat;

d. Pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat selanjutnya disebut


binkamtibmas adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong,
mengarahkan dan menggerakkan termasuk koordinasi dan bimbingan teknis
kepada masyarakat agar tercipta kondisi dinamis masyarakat sebagai salah
satu pra syarat terselenggaranya proses pembangunan nasional yang
ditandai dengan terjaminnya dan tegaknya hukum serta terbinanya
ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
mencegah, ,menangkal dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat;

e. Kemitraan adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi


masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi,
pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan
masyarakat yang aman, tertib dan tentram;

f. Desa/Kampung/Tiyuh atau yang disebut nama lain selanjutnya disebut desa


adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Republik Indonesia;

g. Kelurahan adalah suatu organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas


melaksanakan tugas pemerintah daerah yang dilimpahkan dari Bupati dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pemerintah daerah di wilayah
kelurahan;

h. Desa/Kampung/Tiyuh binaan adalah suatu desa/kampung/tiyuh atau


kelurahan dalam wilayah hukum polsek yang dinilai memerlukan perhatian
lebih sungguh-sungguh;

Babinsa/...
5

i. Babinsa (Bintara Pembina Desa) adalah personel bintara TNI AD yang diberi
tugas dan tanggung jawab sebagai bintara pembina pada suatu desa;

j. Babin Desir (Bintara Pembina Desa Pesisir) adalah personel Angkatan Laut
yang diberi tugas dan tanggung jawab sebagai pembina di wilayah
pesisir/pantai;

k. Konflik sosial yang selanjutnya disebut konflik adalah perseteruan dan/atau


benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih
yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang
mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga
mengganggu kamtibmas di Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten
Tulang Bawang Barat;

l. Pencegahan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mencegah terjadinya konflik dengan peningkatan kapasitas kelembagaan
dan system peringatan dini;

m. Penghentian Konflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengakhiri


kekerasan, menyelamatkan korban, ,membatasi perluasan dan eskalasi
Konflik, serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta
benda;

n. Pasca Konflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan keadaan


dan memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat
Konflik melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi dan rekontruksi.

II. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERANAN

1. Tugas Pokok Bhabinkamtibmas

Membina masyarakat agar tercipta kondisi yang menguntungkan bagi


pelaksana tugas Polri di Kampung/Tiyuh/Kelurahan sesuai rumusan tugas
pokoknya, maka lingkup tugas bhabinkamtibmas meliputi :

a. Melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi tanggung


jawabnya untuk dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran
hukum dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundang-
undangan yang berlaku;

b. Melakukan upaya kegiatan kerjasama yang baik dan harmonis dengan


aparat kampung/tiyuh/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda, tokoh adat dan para sesepuh yang ada di Kampung/Tiyuh atau
Kelurahan;

Melakukan pendekatan/...
6

c. Melakukan pendekatan dan membangun kepercayaan terhadap masyarakat;

d. Melakukan upaya pencegahan terhadap tumbuhnya penyakit masyarakat


dan membantu penanganan rehabilitasi yang terganggu;

e. Melakukan upaya peningkatan daya tangkal dan daya cegah warga


masyarakat terhadap timbulnya gangguan kamtibmas;

f. Membimbing masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam rangka pembinaan


kamtibmas secara Swakarsa di Kampung/Tiyuh atau Kelurahan;

g. Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan potensi masyarakat dan


kelompok atau forum kamtibmas guna mendorong peran sertanya dalam
binkamtibmas dan dapat mencari solusi dalam penanganan permasalahan
atau potensi gangguan dan ambang gangguan yang terjadi di masyarakat
agar tidak berkembang menjadi gangguan nyata kamtibmas;

h. Menumbuhkan kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan perundang-


undangan;

i. Memberi bantuan dalam rangka penyelesaian perselisihan warga


masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;
j. Memberi petunjuk dan melatih masyarakat dalam rangka penanganan
lingkungan;

k. Memberi pelayanan terhadap kepentingan warga masyarakat untuk


sementara waktu sebelum ditangani pihak yang berwenang;

l. Menghimpun informasi dan pendapat di masyarakat untuk memperoleh


masukan atas berbagai isu atau kisaran suara tentang penyelenggaraan
fungsi dan tugas pelayanan Kepolisian serta permasalahan yang
berkembang dalam masyarakat.

2. Fungsi Bhabinkamtibmas

a. Membimbing dan menyuluh dibidang hukum dan kamtibmas;

b. Melayani masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan


kamtibmas;

c. Melayani masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan


kamtibmas;

d. Membina ketertiban masyarakat terhadap norma-norma yang berlaku;

e. Memediasi dan memfasilitasi upaya pemecahan masalah yang terjadi di


masyarakat;
Mendinamisir/...
7

f. Mendinamisir aktifitas masyarakat yang bersifat positif;

g. Mengkoordinasikan upaya pembinaan kamtibmas dengan perangkat


Kampung/Tiyuh/Kelurahan, Babinsa dan pihak-pihak terkait lainnya.

3. Peran Bhabinkamtibmas

a. Pembimbing masyarakat bagi terwujudnya kesadaran hukum, dan


Kamtibmas serta meningkatkan partisipasinya masyarakat di
Kampung/Tiyuh/Kelurahan;

b. Pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat bagi terwujudnya rasa aman


dan tentram di masyarakat Kampung/Tiyuh/Kelurahan;

c. Mediator dan fasilitator dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan


sosial yang terjadi di masyarakat Kampung/Tiyuh/Kelurahan;

d. Dinamisator dan motivator aktifitas masyarakat yang bersifat positif dalam


rangka menciptakan dan memelihara kamtibmas.

III. AKSI SINERGITAS BHABINAKAMTIBMAS

Merujuk pada tugas pokok, fungsi dan peran bhabinkamtibmas diatas maka aksi
sinergitas yang harus dilakukan bhabinkamtibmas adalah sebagai berikut :

1. Pendataan Wilayah Tugas

Dalam rangka pendataan wilayah tugas seorang bhabinkamtibmas harus


membuat data :

a. Data potensi masyarakat berupa tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh


pemuda, tokoh adat diwilayah kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

b. Data kelompok dan organisasi kemasyarakatan (LSM, Karang Taruna,


Ormas dll) di wilayah kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

c. Data Pembina kamtibmas (babinsa, babindesir) di wilayah


kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

d. Data jumlah penduduk (jumlah KK, Pria/wanita, dewasa/anak-anak);

e. Data pekerjaan penduduk (Pegawai Negeri, Karyawan swasta, TNI/Polri,


petani, buruh dll) di wilayah kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

f. Data potensi konflik di wilayah kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

Data perusahaan/...
8

g. Data perusahaan/perkebunan di wilayah kampung/tiyuh/kelurahan tempat


penugasan.

2. Aksi Pencegahan Konflik

a. Kepala Kampung/Tiyuh/Lurah

Sebagai aparatur pemerintah di tingkat kampung/tiyuh/kelurahan seorang


bhabinkamtibmas dalam melaksanakan tugasnya harus mengenal serta
melibatkan kepala kampung/tiyuh/lurah dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang timbul dilingkungan tugasnya, adapun upaya untuk
meningkatkan sinergitas adalah :

1) Menjadwalkan pertemuan setiap seminggu sekali.

2) Membicarakan setiap permasalahan yang terjadi, maupun yang mungkin


akan terjadi di masyarakat baik itu masalah kamtibmas, maupun masalah
sosial kemasyarakatan lainnya dengan kepala kampung/tiyuh/lurah.

3) Saling bertukar informasi terkait perkembangan masyarakat di


kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan.

4) Membantu kepala kampung/tiyuh/lurah dalam menegakkan peraturan


pemerintah.

b. Babinsa/Babindesir

Upaya peningkatan sinergitas tidak hanya dilakukan oleh seorang


bhabinkamtibmas dengan kepala kampung/tiyuh/lurah namun juga dengan
aparat keamanan terkait, seperti babinsa ( Bintara Pembina Desa) dan Babin
Desir ( Bintara Pembina Daerah Pesisir ). Peningkatan sinergitas dapat
dilakukan dengan cara :

1) Melibatkan babinsa dan babindesir dalam menyelesaikan setiap


permasalahan di masyarakat, baik itu masalah sosial maupun masalah
kamtibmas;

2) Saling bertukar informasi terkait perkembangan masyarakat di


kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

3) Saling membantu dan mendukung dalam pelaksanaan tugas di


kampung/tiyuh/kelurahan binaan;

4) Melaksanakan sambang bersama kepada tokoh agama, tokoh


masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda.

Potensi Masyarakat/...
9

c. Potensi Masyarakat

Dalam rangka melaksanakan konsep perpolisian masyarakat seorang


bhabinkamtibmas harus melibatkan potensi masyarakat yang ada di
kampung/tiyuh/kelurahan penugasannya mulai dari tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh adat, upaya meningkatkan sinergitas
terhadap potensi masyarakat di kampung/tiyuh/kelurahan dilakukan dengan
cara :

1) Mendatangi (sambang) kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh


pemuda dan tokoh adat di kampung/tiyuh/kelurahan penugasan;

2) Melibatkan setiap potensi masyarakat yang terjadi maupun yang mungkin


terjadi di masyarakat;

3) Menghadiri setiap kegiatan di masyarakat baik itu upacara adat, kegiatan


keagamaan, kegiatan kepemudaan dan sebagainya;

4) Mengarahkan organisasi kepemudaan yang ada di


kampung/tiyuh/kelurahan seperti karang taruna, remaja masjid dll.

d. Mengaktifkan Kegiatan Rembug Kampung/Tiyuh/Kelurahan

Sebagai salah satu metode atau cara menyelesaikan permasalahan di


masyarakat lampung seorang bhabinkamtibmas dapat menggunakan wadah
rembug kampung/tiyuh/kelurahan dengan cara sebagai berikut :

1) Memahami konsep rembug kampung/tiyuh/kelurahan;

2) Mensosialisasikan konsep rembug kampung/tiyuh/kelurahan ke


masyarakat di wilayah tugasnya;

3) Melibatkan kepala kampung/tiyuh/lurah, Babinsa, Babin Desir, Potmas


( Toga, Tomas, Todat, Toda, LSM, Profesional ) dalam setiap
menyelesaikan masalah yang timbul di kampung/tiyuh/kelurahan
penugasannya.

4) Mendatakan penyelesaian masalah yang telah dilakukan;

5) Menyelesaikan masalah sesuai mekanisme penyelesaian dalam rembug


kampung/tiyuh/kelurahan seperti :

a) Tingkat Kecamatan/Uspika dan Potmas menyelesaikan permasalahan


secara bersama-sama apabila permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan oleh unsur pelaksana Rembug
Kampung/Tiyuh/Kelurahan;

b) Tingkat Kabupaten/...
10

c) Tingkat Kabupaten/Kota/Forkopimda menyelesaikan permasalahan


secara bersama-sama apabila permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan oleh unsur Uspika;

d) Tingkat Provinsi menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama


apabila permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh
Kabupaten/Kota.

e. Mengaktifkan SMS Broadcast

Memanfaatkan sms broadcast guna percepatan informasi dari lini terdepan


(bhabinkamtibmas) ke pucuk pimpinan polda (Kapolda) dan pejabat utama
polda, maupun pejabat utama Polres dengan tujuan untuk mengantisipasi
dan menghindari terjadinya konflik yang melibatkan massa dalam jumlah
yang besar.

3. Aksi Pada Saat Konflik

Aksi sinergitas bhabinkamtibmas/polmas pada saat terjadinya konflik, guna di


kelola agar tidak meluas serta mencegah terjadinya korban baik jiwa maupun
harta benda dapat dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut :

1) Penyelamatan, evaluasi dan identifikasi korban konflik secara cepat dan


tepat.

2) Mencari tokoh-tokoh yang berpengaruh, baik formal maupun informal


termasuk tokoh pada tataran grassroot dari masing-masing pihak yang
berkonflik untuk diikutsertakan dalam penyelesaian konflik.

3) Mempertemukan para tokoh (formal/informal) tersebut untuk menentukan


dan menyepakati langkah-langkah penanganan yang akan diambil, terutama
langkah-langkah awal untuk meredam emosi para pihak atau massa yang
berkonflik.

4) Mempertemukan perwakilan para pihak yang berkonflik dengan didampingi


para tokoh yang berpengaruh, untuk mencari solusi penyelesaian konflik
yang disepakati dengan memperhatikan kearifan lokal yang berlaku di
lingkungannya.

5) Bersama-sama para tokoh pengaruh untuk menyampaikan hasil


kesepakatan perdamaian kepada masing-masing kelompok nya dan
perlindungan terhadap kelompok rentan.

6) Memantau implementasi serta perkembangan dari hasil kesepakatan


bersama para pihak yang berkonflik untuk memastikan bahwa konflik benar-
benar tuntas atau masih berpotensi untuk muncul kembali.

Melaporkan kepada/...
11

7) Melaporkan kepada pimpinan setiap perkembangan konflik, maupun hasil


kesepakatan bersama para pihak yang berkonflik untuk memastikan bahwa
konflik benar-benar tuntas atau masih berpotensi untuk muncul kembali.

4. Aksi Pasca Konflik

Aksi sinergitas dengan melakukan kerjasama dengan instansi lain dalam rangka
pemulihan keamanan dengan upaya sebagai berikut :

a. Tahap Rekonsiliasi ;

1) Bhabinkamtibmas secara bersama-sama dengan aparat lainnya


melakukan pendekatan kepada potensi masyarakat dari kedua belah
pihak yang berkonflik ( tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda
dan tokoh adat ) untuk mencari solusi penyelesaian konflik yang
disepakati dengan memperhatikan kearifan lokal yang berlaku di
lingkungannya.

2) Mensosialisasikan kesepakatan damai atau perjanjian perdamaian pihak-


pihak yang berkonflik kepada masyarakat luas.

b. Tahap Rehabilitasi ;

1) Membantu aparat pemerintah daerah atau satgas penyelesaian konflik


sosial untuk :

a) Pemulihan psikologis korban konflik dan pelindungan kelompok


rentan;

b) Pemulihan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat pasca


konflik.

2) Melakukan penyuluhan di masyarakat melalui potensi yang ada untuk


bersama-sama membantu satgas penyelesaian konflik melaksanakan
kegiatan rehabilitasi.

c. Tahap Rekontruksi;

1) Membantu aparat pemerintah daerah atau satgas penyelesaian konflik


sosial untuk :
a) Melakukan pendataan dan pemetaan kerusakan sarana dan
prasarana umum untuk dilakukan perbaikan kembali sedini mungkin;

b) Pemulihan dan peningkatan fungsi pelayanan publik di lingkungan


dan/atau daerah pasca konflik;

Pemulihan dan penyediaan/...


12

c) Pemulihan dan penyediaan akses pendidikan, kesehatan dan mata


pencaharian;

d) Perbaikan sarana dan prasarana umum daerah konflik dan perbaikan


dan pemulihan tempat ibadah.

2) Melakukan penyuluhan di masyarakat melalui potensi yang ada untuk


bersama-sama membantu satgas penyelesaian konflik melaksanakan
kegiatan rekonstruksi.

IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas


dalam melaksanakan aksi sinergitas dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kewenangan pejabat di kewilayahan :

a. Kapolres pengawasan dan pengendalian bersifat teknis tingkat KOD baik


operasional maupun pembinaan sesuai batas kewenangannya, dalam
pelaksanaan sehari-hari dilaksanakan oleh kasat binmas.

b. Kapolsek melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan aksi sinergitas bhabinkamtibmas dilapangan baik bersifat teknis
maupun taktis, dalam pelaksanaan sehari-hari dilaksanakan oleh kanit
binmas.

2. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dalam bentuk supervisi dan


laporan baik secara periodik maupun insidentil maupun pengecekan langsung
dilapangan;

3. Kanit binmas selaku pembantu Kapolsek dalam pelaksanaan tugas pembinaan


masyarakat wajib menghimpun dan mengkompulir setiap kegiatan aksi
sinergitas bhabinkamtibmas di kampung/tiyuh/kelurahan tempat penugasan;

4. Melaksanakan kegiatan rembug kampung/tiyuh/kelurahan minimal 1 kali dalam


seminggu dan mengirimkan laporan baik secara tertulis maupun melalui sms
broadcast.

V. ADMINISTRASI

Administrasi dalam kegiatan aksi sinergitas bhabinkamtibmas disesuaikan dengan


ketentuan administrasi dan petunjuk lapangan yang sudah ada.

PENUTUP/...
13

VI. PENUTUP

Demikianlah standar operasional prosedur tentang aksi sinergitas bhabinkamtibmas


dalam pencegahan konflik, pada saat konflik dan pasca konflik di wilayah hukum
Polsek Rawa Pitu Kesatuan Polres Tulang Bawang ini dibuat guna menciptakan
early warning system (EWS) dan menumbuh kembangkan daya cegah dan tangkal
terhadap gejolak dari permasalahan sosial dan konflik sosial yang ada dalam
masyarakat sehingga Polsek Rawa Pitu dapat meminimalisir setiap konflik yang
terjadi.

Dikeluarkan di : Rawa pitu


Pada tanggal : Januari 2019

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAWA PITU

SAMSI RIZAL AB. SE., MH.


INSPEKTUR POLISI DUA NRP 83060135

Anda mungkin juga menyukai