Nandiny PO71390210081
Helen fitriyani PO71390210069
Nur selawanti PO71390210073
Ilham PO71390210077
JUDUL : PENGARUH PENAMBAHAN PELARUT CAMPUR TERHADAP KELARUTAN
SUATU ZAT
I. TUJUAN
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimiatertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan
jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggrislebih tepatnya disebut
miscible.
1. PH
2. Temperatur
3. Jenis pelarut
Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar
mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat-zat non polar sukar larut di
dalamnya, begitu pula sebaliknya. Besarnya tetapan dielektrik ini menurut moore dapat diatur
dengan penambahan pelarut lain. Tetapan dielektrik suatu campuran pelarut merupakan hasil
penjumlahan dari tetapan dielektrik masing-masing yang sudah dikalikan dengan % volume
masing-masing komponen pelarut. Adakalanya suatu zat lebih mudah larut dalam pelarut
campuran dibandingkan pelarut tunggalnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah co-solvency
dan pelarut yang mana dalam bentuk campuran dapat menaikkan kelarutan suatu zat diseut co
solvent. Etanol, gliserin dan propilen glikol adalah co-solvent yang umum digunakan dalam bidang
farmasi untuk pembuatan eliksir.
Nilai Konstanta Dielektrik (KE) dari beberapapelarut.
Pelarut KE
Air 80
Etanol 30
Aseton 21
n-Propanol 20
Alat Bahan
• Timbangan digital Gelasukur • Aqua destilata
• Buret • Etanol
• Erlenmeyer • Propylenglicol
• Klem dan statif • Asam salisilat
• Timbanagandigital • NaOH
• Batang pengaduk • Indikator PP
• Pipet volume
• Karet penghisap
• Perkamen
• Sendok tanduk
• Kertas saring
• Beaker glass
• Corong
• Labu ukur
IV. PROSEDUR DAN CARAKERJA
1. I Air 50 30 100 mg
2. II Alkohol 50 - -
3. III Gliserin 50 - -
4 IV Propileng 50 - -
licol
VI. PERHITUNGAN
- Pelarut campur A
Diketahui volume titrasi= 0,8ml
Asam salisilat+NaOH.
0,8x(9,5x10³)x0,8x(9,5x10³)
0,8x(9,5x10³)= 0.0076
=0,0076 x Mr
= 0,0076 x 138
=1.0488 mg/500ml
= 100/500 x 1.0488mg
=3,933mg/100ml =0,03933
- Pelarut Campur B
Asam salisilat+NaOH.
2,2x(9,5x10³)x2,2x(9,5x10³)
2,2x(9,5x10³)= 20,900
Jumlah Asam salisilat yang larut
=20,900 x Mr
= 20,900 x 138
= 2,8842mg/500ml
= 100/500 x 2884.2mg
=0.57684mg/100ml =0.0057684
- Pelarut Campur C
Asam salisilat+NaOH.
2,6x(9,5x10³)x2,6x(9,5x10³)
2,6x(9,5x10³)= 24700
=24700 x Mr
= 24700 x 138
=3408600 mg/500ml
= 100/500 x3408600 mg
- Pelarut Campur D
Asam salisilat+NaOH.
4,1x(9,5x10³)x4,1x(9,5x10³)
4,1x(9,5x10³)= 38950
=38950 x Mr
= 38950 x 138
= 5375100 mg/500ml
= 100/500 x 5375100 mg
VII. PEMBAHASAN
Menurut Farmakope Indonesi Edisi III asam Salisilat mudah larut dalam kloroform dan
dalam eter, larut dalam amonium asetat, dinatrium hidrogenfosfat, kalium sitrat dan natrium
sitrat, dimana konstanta dielektrik kloroform adalah 5, angaka ini sangat jauh dari koefesien
dielektrik semua pelarut campur yang di uji pada praktikum kali ini.
VIII. KESIMPULAN
Dari semua pelarut campur yang di uji pada percobaan kali ini, pelarut campur yang memiliki kelarutan yang
sama terhadap asam Benzoat adalah pelarut campur B dan pelarut campu D. Pelarut campur B memiliki
perbandingan air 30, gliserol 40, etanol 20, dan propilen glikol 40. Sedangkan pelarut campur D memiliki
perbandingan air 0, gliserol 30, etanol 40, dan propilen glikol 30
.
.