Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI ISU AKTUAL DI UNIT KERJA

Oleh:

Nama : Sriayu Handayani, AMK


NDH :7
Angkatan :V
Kelompok : II
Tutor : Dra. Arfah Salwah, M.Si
Mentor : Ns. Fitri Elita, S.Kep., M.Kep

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN V


PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(LAN RI)
TAHUN 2022
A. Identifikasi Isu
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan tujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan melalui pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Salah
satu fungsi rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya yaitu memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Perihal memberikan perawatan kesehatan dengan aman, maka perawat memiliki peran penting
dalam keselamatan pasien yaitu dengan bertanggung jawab memastikan perawatan yang aman dan tidak
membahayakan (Andri & Soewondo, 2018). Perawatan yang aman atau biasa dikenal dengan istilah
patient safety adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Menteri Kesehatan RI, 2017).
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta memantau peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Maka penulis melakukan observasi dan menemukan beberapa isu yang ada diruang
perawatan RSUD Kab. Aceh Tamiang . Dari hasil observasi penulis menemukan beberapa isu salah
satunya yaitu belum optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien, keselamatan pasien di RSUD Kab.
Aceh Tamiang masih menjadi hal yang biasa dan jarang diperhatikan. Insiden keselamatan pasien
seharusnya dilaporkan. Data insiden keselamatan pasien menjadi data kunci awal yang menggambarkan
kualitas pelayanan yang diberikan. Data ini juga bisa digunakan sebagai motivasi dan evaluasi untuk
layanan kesehatan yang lebih baik dimasa mendatang. Namun yang terjadi saat ini insiden keselamatan
pasien yang ada hamper tidak pernah dilaporkan.
Permasalahan yang terjadi lainnya adalah pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal.
Masih banyak dokumentasi keperawatan yang tidak dilengkapi. Pendokumentasian keperawatan
seharusnya menjadi hal yang sangat penting karena sebagai media untuk mendefinisikan fokus
keperawatan bagi klien dan kelompok, untuk membedakan tanggung gugat perawat dengan anggota tim
kesehatan lainnya, dan sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan
kepada klien.
Dalam praktiknya terkadang terjadi kesalahan atau kelalaian tindakan medis yang dilakukan oleh
perawat terhadap pasiennya. Kelalaianadalah perilaku yang tidak sesuai dengan standar keperawatan.
Kelalaian terjadi ketika tindakan medis yang dilakukan perawat tidak sesuai dengan praktik pengobatan
yang aman.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan perawat dalam tindakan medik menurut R.Priharjo
adalah:
“Keliru atau salah dalam memberikan obat atau salah dosis, salah membaca label, salah
menangani pasien, dan yang lebih berat lagi adalah salah memberikan transfusi darah sehingga
mengakibatkan hal yang fatal. Mayoritas kesalahan yang dilakukan perawat merupakan hasil dari
ketidaksempurnaan dari proses berpikir yang mempengaruhi pengambilan keputusan.”
Kesalahan perawat dalam tindakan medik akan memberikan dampak yang luas, tidak saja kepada
pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit yang pada Pasal 46 Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.
Mengingat begitu besarnya dampak Kesalahan perawat dalam tindakan medik kepada
peningkatan kualitas hidup pasien, maka hal ini mendorong penulis untuk mengangkat isu Belum
Optimalnya Pengelolaan Keamanan Obat Injeksi Larutan/Rekonstitusi. Berikut beberapa isu yang telah di
petakan :

Tabel 1. Identifikasi Isu Aktual


No ISU AKTUAL KONDISI SAAT KONDISI YANG PENGELOM
INI DIHARAPKAN POKAN ISU
1 Belum optimalnya Insiden keselamatan Insiden keselamatan pasien Whole of
pelaporan insiden pasien yang ada baik seharusnya dilaporkan. Data Goverment
keselamatan KPC, KNC, KTC insiden keselamatan pasien
pasien di ruang cut maupun KTD menjadi data kunci awal yang
meutia RSUD hamper tidak pernah menggambarkan kualitas
Kab. Aceh dilaporkan. pelayanan yang diberikan. Data
Tamiang ini juga bisa digunakan sebagai
motivasi dan evaluasi untuk
layanan kesehatan yang lebih
baik dimasa mendatang.
2 Belum optimalnya Pendokumentasian Pendokumentasian keperawatan Pelayanan
pendokumentasian asuhan keperawatan seharusnya menjadi hal yang publik
asuhan belum optimal. sangat penting karena sebagai
keperawatan di Masih banyak media untuk mendefinisikan
ruang cut meutia dokumentasi fokus keperawatan bagi klien dan
RSUD Kab. Aceh keperawatan yang kelompok, untuk membedakan
Tamiang tidak dilengkapi. tanggung gugat perawat dengan
anggota tim kesehatan lainnya,
dan sebagai sarana untuk
melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah diberikan
kepada klien.
3 Belum optimalnya Kurang Berkurangnya insiden Pelayanan
pengelolaan memperhatikan keselamatan pasien publik
keamanan obat efektifitas obat yang
injeksi sudah dilarutkan
larutan/rekonstitus
i di ruang cut
meutia RSUD
Kab. Aceh
Tamiang

B. Analisis Isu
1. Analisis dengan menggunakan Tehnik USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Dalam memudahkan penentuan isu aktual prioritas masalah dilakukan perhitungan dengan
memberikan bobot pada setiap masalah yang telah ditemukan dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) (Nursalam, 2016). Aspek yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan
prioritas masalah, yaitu dari tingkat kegawatan (Urgency) dalam hal ini seberapa besar dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut, tingkat mendesak (Seriousness) yaitu banyaknya waktu yang
tersedia untuk menangani sebuah masalah, dan tingkat pertumbuhan (Growth) yaitu perkiraan akan
bertambah buruknya suatu keadaan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya jika masalah tersebut tidak
diatasi. Sampel dalam penentuan prioritas menggunakan teknik purposive sampling dimana terdiri dari
kepala puskesmas, penanggung jawab mutu puskesmas, dokter, perawat, bidan, dan apoteker. Penilaian
yang digunakan dalam menilai setiap kriteria masalah adalah dengan menggunakan skala Likert (Riyanto,
2011). Berikut tabel analisis penentuan isu prioritas menggunakan kriteria USG:

Tabel 2. AnalisisPrioritasIsuMelaluiSkalaNilaiMatriksUSG
No ISU U S G Total Peringkat
1 Belum optimalnya pelaporan insiden 5 5 5 15 I
keselamatan pasien di ruang cut meutia
RSUD Kab. Aceh Tamiang

2 Belum optimalnya pengelolaan 4 5 4 13 II


keamanan obat injeksi
larutan/rekonstitusi di ruang cut meutia
RSUD Kab. Aceh Tamiang

3 Belum optimalnya pendokumentasian 3 5 3 11 III


asuhan keperawatan di ruang cut meutia
RSUD Kab. Aceh Tamiang

Keterangan:
 1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya
 2 = kecil pengaruhnya
 3 = sedang/cukup berpengaruh
 4 = besar/tinggi pengaruhnya
 5 = sangat besar pengaruhnya

2. Penetapan Isu
Isu-isu yang menyangkut manajemen ASN, Whole of Government, dan pelayanan publik yang
telah diidentifikasi dan di analisis dengan metode USG kemudian ditetapkan isu yang akan diangkat
menjadi isu utama. Berdasarkan prioritas penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu
yaitu “Belum Optimalnya Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Ruang Cut Meutia RSUD Kab.
Aceh Tamiang”.

3. Analisis Penyebab Masalah


Untuk melakukan identifikasi penyebab atau akar masalah, dapat diidentifikasi menggunakan
analisis tulang ikan (fishbone analysis). Pada dasarnya diagram fish bone dapat dipergunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan berikut:
a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah,
b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah,
c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut,
d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan,
e. Membahas issue secara lengkap dan rapi,
f. Menghasilkan pemikiran baru.
Berikut fishbone analysis terkait masalah yang telah disepakati dengan menggunakan pendekatan
5’M yang berhubungan dengan industri jasa (Sanjaya et al., 2017).

Gambar 1. Fishbone Analysis

4. Dampak Isu
a. Isu terselesaikan
Banyak dampak positif jika isu belum optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien diantara
petugas kesehatan dapat diselesaikan, diantaranya:
1) Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan karyawan.
2) Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan atau kelalaian.
3) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien
4) Peningkatan komunikasi dan saling percaya diantara petugas kesehatan.
5) Tercapainya salah satu indikator akreditasi rumah sakit yaitu membangun budaya keselamatan pasien.

b. Isu tidak terselesaikan


Dampak negatif jika isu belum optimalnya insiden keselamatan pasien diantara petugas kesehatan
tidak dapat diselesaikan yaitu:
1) Meningkat jumlah insiden keselamatan pasien.
2) Kepercayaan dan kepuasan pasien akan menurun.
3) Penururnan kinerja tenaga kesehatan.
4) Tidak tercapai tujuan utama pelayanan kesehatan yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang aman
dan berkualitas.
C. Gagasan Kreatif Pemecahan Isu
Optimalisasi pelaporan insiden keselamatan kerja di RSUD Kab. Aceh Tamiang dengan
menggunakan SISPOL IKP, yaitu sistem pelaporan berbasis online dengan menggunakan website berupa
Google Form.

D. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
.
1. Menyusun rancangan  Konsultasi dengan mentor terkait  Susunan
kegiatan kegiatan yang akan dilakukan kegiatan
 Menyusun kegiatan dan  Bimbingan dan
penjadwalan kegiatan masukan dari
 Meminta izin secara lisan dan mentor
tulisan kepada mentor dan tim  Surat izin yang
mutu rumah sakit di tanda tangani
oleh mentor
2. Identifikasi system  Konsultas dengan mentor tentang  Penemuan
pelaporan identifikasi system pelaporan insiden laporan IKP
yang sudah berjalan keselamatan pasien yang tidak
selama ini  Konsultasi dengan tim mutu berjalan
terkait system pelaporan insiden  Temuan Format
keselamatan pasien yang sudah manual laporan
berjalan IKP yang
 Identifikasi laporan insiden kurang efektif
keselamatan pasien yang sudah
berjalan
 Diskusi dengan rekan kerja terkait
efektivitas pelaporan insiden
keselamatan pasien yang sudah
berjalan
3. Membuat pelaporan  Mencari referensi desain atau  Website
insiden keselamatan framework yang sesuai untuk SISPOL IKP
pasien berbasis online pelaporan IKP  Panduan
dengan menggunakan  Merancang format framework penggunaan
website google form pelaporan IKP berbasis website website
 Menyusun panduan atau petunjuk SISPOL IKP
penggunaan website pelaporan
IKP
 Konsultasi dengan mentor dan tim
mutu terkait rancangan pelaporan
IKP berbasis online tsb
 Melakukan uji coba SIMPERPOL
IKP
4. Melakukan sosialisasi  Konsultasi dengan mentor untuk  Terlaksananya
dengan rekan kerja melaksanakan kegiatan sosialisasi sosialisasi
terkait SISPOL IKP  Menjadwalkan pelaksanaan penggunaan
sosialisasi dan meminta izin untuk SISPOL IKP
melakukan sosialisasi  Dokumentasi
 Menyiapkan bahan untuk sosialisasi
melakukan sosialisasi
 Mengadakan pertemuan dengan
rekan kerja untuk melakukan
sosialisasi penggunaan
SIMPERPOL IKP

Dokumentasi konsultasi mengenai isu aktual dengan mentor


Konsultas dengan mentor hari ke 2

Surat Persetujuan Pengangkatan Isu

Anda mungkin juga menyukai