Oleh:
B. Analisis Isu
1. Analisis dengan menggunakan Tehnik USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Dalam memudahkan penentuan isu aktual prioritas masalah dilakukan perhitungan dengan
memberikan bobot pada setiap masalah yang telah ditemukan dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) (Nursalam, 2016). Aspek yang penting untuk diperhatikan dalam menentukan
prioritas masalah, yaitu dari tingkat kegawatan (Urgency) dalam hal ini seberapa besar dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut, tingkat mendesak (Seriousness) yaitu banyaknya waktu yang
tersedia untuk menangani sebuah masalah, dan tingkat pertumbuhan (Growth) yaitu perkiraan akan
bertambah buruknya suatu keadaan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya jika masalah tersebut tidak
diatasi. Sampel dalam penentuan prioritas menggunakan teknik purposive sampling dimana terdiri dari
kepala puskesmas, penanggung jawab mutu puskesmas, dokter, perawat, bidan, dan apoteker. Penilaian
yang digunakan dalam menilai setiap kriteria masalah adalah dengan menggunakan skala Likert (Riyanto,
2011). Berikut tabel analisis penentuan isu prioritas menggunakan kriteria USG:
Tabel 2. AnalisisPrioritasIsuMelaluiSkalaNilaiMatriksUSG
No ISU U S G Total Peringkat
1 Belum optimalnya pelaporan insiden 5 5 5 15 I
keselamatan pasien di ruang cut meutia
RSUD Kab. Aceh Tamiang
Keterangan:
1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = kecil pengaruhnya
3 = sedang/cukup berpengaruh
4 = besar/tinggi pengaruhnya
5 = sangat besar pengaruhnya
2. Penetapan Isu
Isu-isu yang menyangkut manajemen ASN, Whole of Government, dan pelayanan publik yang
telah diidentifikasi dan di analisis dengan metode USG kemudian ditetapkan isu yang akan diangkat
menjadi isu utama. Berdasarkan prioritas penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu
yaitu “Belum Optimalnya Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Ruang Cut Meutia RSUD Kab.
Aceh Tamiang”.
4. Dampak Isu
a. Isu terselesaikan
Banyak dampak positif jika isu belum optimalnya pelaporan insiden keselamatan pasien diantara
petugas kesehatan dapat diselesaikan, diantaranya:
1) Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan karyawan.
2) Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan atau kelalaian.
3) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien
4) Peningkatan komunikasi dan saling percaya diantara petugas kesehatan.
5) Tercapainya salah satu indikator akreditasi rumah sakit yaitu membangun budaya keselamatan pasien.