Anda di halaman 1dari 21

PEMBAGIAN KALIMAT (ISIM, FI’IL & HURF)

( Makalah Bahasa Arab Profesi )

Disusun oleh kelompok 1 :


Ayu Lisa Fransiska (1911010273)
Miftahul Jannah (1911010118)
Muhammad Faisol Amir (1911010385)

Kelas : J
Semester 4
Dosen Pengampu: Muhammad Mustofa, M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2021\2022
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan segala karunianya
yang tidak terhingga, khususnya ni’mat Iman dan Islam, yang dengan keduanya
diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.Sholawat dan Salam semoga selalu
tercurah atas Baginda Nabi Muhammad SAW, dan atas keluarga dan sahabat
beliau serta orang-orang yang mengikuti jejak langkah mereka itu hingga akhir
zaman.dengan segala rahmat-Nya dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul,
“Pembagian Kalimat (Isim, Fi’il,dan Huruf)” sebagai tugas yang diberikan dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Arab Profesi dapat terselesaikan dan sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh penyusun. Kami sebagai penyusun berusaha agar
makalah yang kami buat ini memiliki arti penting dan sesuai dengan materi yang
telah di berikan.

Penyajian dalam makalah ini pada prinsipnya membahas pokok


permasalahan yang berhubungan dengan Pembagian Kalimat (isim, fi’il,dan
Huruf). Dengan memahami tentang pokok masalah tersebut, diharap pembaca
dapat lebih mengetahui dan memahaminya. Kami telah berusaha menyusun
makalah ini sebaik mungkin. Oleh karena itu, semua kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini akan kami sambut dengan senang hati. Akhir kata, kami
ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah mendukung
terselesainya makalah ini.

Bandar Lampung, 09 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1

BABII PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim Fi'il dan Hurf ................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Isim Fi'il dan Hurf................................................................... 3
C. Perbedaan dan Contoh antara Isim Fi'il dan Hurf .................................... 7

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN ...........................................................................................17
B. SARAN ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahasa Arab adalah bahasa yang wajib dipelajari oleh mahasiswa
pada perguruan tinggi Islam negeri ataupun swasta. Bahasa ini adalah
sebagai alat untuk mempelajari dan mengupas ilmu-ilmu keislaman.
Seorang mahasiswa tidak mungkin mampu menguasai dan menggali ilmu
tafsir dan al-hadits yang berbahasa Arab tanpa menguasai terlebih dahulu
bahasa Arab dengan baik. Pengajaran bahasa Arab perlu terus menerus
dilakukan secara cermat dengan mengembangkan berbagai metodologis
pengajaran dengan tetap memperhatikan karakteristik mahasiswa untuk
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Tujuan pengajaran bahasa
Arab menentukan approach, metode dan teknik pengajaran bahasa itu.
Approach yang di dalam bahasa Arab disebut ‫ المدخل‬adalah seperangkat
asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar bahasa.
Metode (‫ )الطريقة‬adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan
penyajian materi bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang
bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan atas approach
yang telah dipilih. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang penting karena bahasa Arab
adalah bahasa dunia yang sifatnya internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Isim, Fi’il, dan Hurf?
2. Apa saja Jenis-jenisIsim, Fi’il dan Hurf?
3. Bagaimana Perbedaan dan contoh antara Isim, Fi’il, dan Hurf?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mengetahui pengertian isim , fi’il, dan hurf.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis isim, fi’il, dan hurf.
3. Untuk mengetahui perbedaan serta contoh isim, fi’il, dan hurf.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim, Fi’il, dan Hurf


Unsur Kalimat (‫)عناصر الكلمة‬
Pertama: Isim (‫)االسم‬
Di dalam kitab An-Nahwu Al-Wadih jilid 1, disebutkan mengenai definisi cukup
dari isim yang sederhana yaitu semua kata yang mencakup orang, hewan,
tumbuhan, benda mati, atau jenis benda yang lain.

.‫ْئ آَ َخ َر‬
ٍ ‫شي‬ ُّ َ ‫ أ َ ْو أ‬،ٌ ‫ أ َ ْو َج َماد‬، ٌ‫ أ َ ْو نَبَات‬، ٌ‫سانٌ أ َ ْو َح َي َوان‬
َ ‫ي‬ َ ُ‫ ُك ُّل لَ ْفظٍ ي‬: ‫اإل ْس ُم‬
َ ‫س َّمى ِب ِه ِإ ْن‬ ِ

“semua kata yang mencakup orang, hewan, tumbuhan, benda mati, atau jenis
benda yang lain” 1

Definisi tersebut belum secara rinci menjelaskankata benda abstrak yang terbuat
dari kata kerja atau yang disebut dalam bahasa Arab dengan isim masdar. Selain
itu, definisi lain yang mirip dengan kitab nahwu wadih adalah definisi yang ada
dalam kitab mulakhos qowaid lughah arabiyah yang menambahkan
cakupan isim berupa kata yang merujuk tempat, waktu, sifat dan tidak disertai
dengan makna tambahan waktu.

.‫ان‬ َّ ََ‫صفَّ ٍة أ َ ْو َم ْْعََى ُم ََ َّر ٍد ِم‬


ِ ‫الَّ َم‬ ِ ‫ان أَ ْو‬
ٍ ‫َان أ َ ْو زَ َم‬
ٍ ‫ت أ َ ْو َج َما ٍد أَ ْو َمك‬
ٍ ‫ان أ َ ْو نَبَا‬
ٍ ‫ان أ َ ْو َحيَ َو‬
ٍ ‫س‬َ ‫ُك ُّل َك ِل َم ٍة تَد ُ ُّل َع َلى إِ ْن‬

“Semua kata yang menunjukkan orang, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat,
waktu, sifat atau kata yang tidak disertai dengan makna tambahan waktu”

Kedua: Fi’il (‫)الفعل‬

‫ضْعًا‬ ْ ‫ َوا ْقت ُ ِرن‬،‫ َوه َُو َك ِل َم ٌة دَلَّت َع َلى َم ْْعًَى فِي نَ ْف ِس َها‬،‫ال ِف ْْع ُل‬
ْ ‫َت بََِّ َم ٍَ َو‬

1
Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Quran: Kajian Tematik Atas ayat-ayat Hukum Dalam Al-Quran
(Jakarta: Penamadani,2008), hal 157

2
Fi'il adalah kalimat yang menunjukkan terhadap makna yang ada pada dirinya dan
dibarengi dengan penempatan waktu 2

Ketiga : Hurf

‫ َو ه َُو َك ِل َمةٌ دَلَّت َعلَى َم ْْع ًَى ِفي َغي ِْرهَا‬،‫ف‬


ُ ‫ال َح ْر‬
Hurf adalah setiap kata yang tidak akan memiliki makna kecuali menyertai kata
yang lain. Harf atau huruf dipandang sebagai kata tugas atau kata penghubung.

B. Jenis-jenis Isim, Fi’il dan Hurf

Isim terbagi kedalam dua kelompok yaitu isim mutasharif dan ghoir mutasharif

 Mutasharrif ) ‫متصرف‬
ّ (

‫هو ما يث َّى ويَمع ويصغّر ويَسب إليه‬

Isim mutasharif adalah Isim yang boleh dirubah bentuknya menjadi Mutsana,
Jamak, Tashgir dan Nisbah.

Isim Mutasharif terbagi lagi kedalam dua kelompok:

Pertama: Jamid ‫جامد‬

‫كل اسم الذي ال يؤخذ مَ كلمة سبقته في الوجود‬

Setiap Isim yang bentuknya tidak diambil dari kalimat lain atau Isim yang tidak
mengandung sifat. Melainkan Isim yang menunjukan arti dzat (fisik) seperti ‫الشمس‬
atau (non fisik) seperti ‫الْعلم‬

2
Al-Anshari, Ibn Hisyam Jamal ad-Din,Awdlah al-Masalik Ila Alfiyyah Ibn Malik,Beirut:Dr al-
Jil,1997,cet.v

3
Isim-isim yang termasuk kategori Isim Jamid adalah

 Isim ‘Alam (Nama orang) seperti ,‫إبراهيم‬


 Isim Jenis seperti ‫رجل‬
 Mashdar Mujarrad (Mashdar yang dibentuk dari Fi’il Tsulasi Mujjarad)
seperti ‫ٌٌ ِع ْلم‬

Kedua: Musytaq

‫فهو الذي يؤخذ مَ كلمة سبقته في الوجود‬

Setiap Isim yang bentuknya diambil dari kata lain

Jenis-jenis Isim Musytaq dintaranya

 Isim Fa’il ) ‫)اسم الفاعل‬


 Isim Maf’ul ) ‫)اسم المفْعول‬
 Shigh Mubalaghah ) ‫)صيغ المبالغة‬
 Sifat Musyabahah ) ‫)الصفة المشبهة‬
 Isim Tafdhil ) ‫)اسم التفضيل‬
 Isim Zaman dan Makan ) ‫)اسم الَّمان و اسم المكان‬
 Isim Alat ) ‫)اسم اآللة‬
 Isim Ghior Mutasharrif ) ‫متصرف‬
ّ ‫)غير‬

‫كل اسم الذي يالزم حالة واحدة‬

Setiap isim adalah yang bentuknya tidak bisa ditashrif

Kategori Isim Ghoir Mutasharrif:

 Isim Dhomir ) ‫)اسم الضمير‬


 Isim Isyarah ) ‫)اسم اإلشارة‬

4
 Isim Fi’il ) ‫)اسم فْعل‬
 Isim ‘Adad ) ‫)اسم عدد‬

Macam-macam fi’il

Fi’il Madhi adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya perbuatan yang telah
dilakukan masa lalu

Fi’il Mudhori’ merupakan perubahan dari fiil madhi’, adapun perubahannya yang
harus dihafal dan ada pula yang harus diketahui dengan melihat kamus

Fi’il Amr adalah kata Perintah

Macam-macam huruf:

Huruf Mabaani ) ‫)حروف المبانى‬

Huruf mabani adalah huruf yang kita kenal dengan sebutan Huruf Hijaiyyah mulai
‫ ي‬-‫ا‬

Huruf Ma’aani ) ‫)حروف المْعانى‬

Huruf Ma’aani adalah huruf yang akan melahirkan makna ketika sudah bergabung
dengan Isim atau Fi’il.

Pembagian Huruf Ma’aani:

a. Huruf yang khusus masuk pada Fi’il 3

3
Abu Hamzah Yusuf AL-Atsary.Pengantar Mudah belajar bahasa arab (Pustaka
Adhwa:Bandung,2007). Hal. 43

5
‫لَ‪ْ /‬‬
‫إذن‪ /‬كي‬ ‫أن‪ْ /‬‬
‫حرف الَصب ‪ْ :‬‬
‫حرف الََّم ‪ :‬لم‪ /‬لَ َّما‪ /‬الم األمر‪/‬ال الَاهية‬
‫حرف الشرط ‪ :‬إن‪ /‬لو‪ /‬إذا‬
‫حرف المصدر ‪ :‬أن‪ /‬ما‪ /‬كي‪/‬لو‬
‫حرف التحضيض ‪ :‬أال‪ /‬أما‪ /‬هال‪ /‬لوال‪ /‬لوما‬
‫حرف االستقبال ‪ :‬السيَ ‪ /‬وسوف‬
‫حرف الردع ‪ :‬كال‬
‫حرف التوقع ‪ :‬قد‬
‫حرف الَفي ‪ :‬لَ‪ /‬لم‪ /‬لما‬

‫‪b. Huruf yang khusus masuk pada Isim‬‬

‫– حروف الَر‪ :‬مَ‪ /‬إلى‪ /‬عَ‪ /‬على‪ /‬في‪ /‬الباء‪ /‬الالم‪ /‬عدا‪ /‬خال‪ /‬حاشا‪ُ /‬ربَّ ‪ /‬مذ‪ /‬مَذ‪ /‬حتى‪ /‬الكاف‪ /‬واو‬
‫َختص بالدخول على االسم الظاهر) ‪ /‬لوال ( تختص بالدخول على الضمير )‬
‫ُّ‬ ‫القسم‪ /‬باء القسم‪/‬تاء القسم‪ /‬كي ( ت‬

‫حروف االستثَاء‪ :‬إال ‪ /‬خال‪ /‬عدا ‪ /‬حاشا‬


‫حروف الَداء‪ :‬الهمَّة‪ /‬يا‪ /‬آ‪ /‬أي‪ /‬أيا‪ /‬هيا‪َ /‬و‪/‬‬
‫كأن‪َّ /‬‬
‫لكَ‪ /‬ليت‪/‬لْعل‬ ‫أن‪َّ /‬‬
‫إن‪َّ /‬‬
‫الحروف المشبَّهة بالفْعل‪َّ :‬‬
‫حرفا المفاجأة‪ :‬إذا‪/‬إذ‬
‫حرفا التفصيل‪ :‬أما‪ /‬إما‬
‫حروف التَبيه‪ :‬ها‪ /‬أما‪ /‬أال‬
‫حرفا الَفي‪ :‬الت‪ /‬إن‬

‫)‪c. Huruf yang masuk pada keduanya (Isim & Fi’il‬‬

‫حروف الْعطف‪ :‬و‪ /‬ف‪ /‬ثم‪ /‬حتى‪ /‬لكَ‪ /‬ال‪ /‬بل‪ /‬أم‪ /‬أو‬
‫حروف الَفي‪ :‬ما‪ /‬ال‪ /‬الت‪ْ /‬‬
‫إن‪ /‬لم‪ /‬لما‪ /‬لَ‬
‫حروف الَواب‪ :‬نْعم‪/‬بلى‪ /‬أجل‬
‫حرفا االستفهام‪ :‬هل‪/‬الهمَّة‬
‫حرفا التفسير‪/ :‬أي‪ /‬أن‬
‫حرف االستفتاح‪ :‬أال‪ /‬أما‬

‫‪6‬‬
Dari jumlah Huruf Ma’aani di atas dibagi menjadi dua kelompok;

 Pertama: Huruf ‘Amil ( ‫ )الْعامل‬yaitu Huruf yang masuk pada Isim atau Fi’il
dan merubah ‘Irab keduanya.

 Kedua: Huruf Ghoir ‘Amil (‫ )غير الْعامل‬yaitu Huruf yang tidak berdampak
merubah ‘Irab Isim dan Fi’il.

C. Perbedaan Dan Contoh Isim, fi’il, dan hurf

Tanda-tanda Kalimat Isim


Tanda-tanda kalimat isim ada enam tanda berikut ini.

1. Berupa Kata-kata yang Menunjukkan Nama


Jika suatu kata menunjukkan nama, baik nama seseorang, nama hewan, nama
tumbuhan, nama tempat, nama benda-benda mati, maupun nama-nama yang lain,
maka termasuk kalimat isim. Tanda yang pertama ini sesuai dengan arti isim itu
sendiri. Salah satu arti kata ‫ا ْس ٌم‬adalah nama.

2. Dapat Dijerkan (Majrur)


Tanda kalimat isim yang kedua adalah dapat dijerkan (majrur).
Kalimat isim dapat majrur dengan salah satu dari tiga cara berikut ini.

a. Majrur oleh Huruf Jer


Kalimat isim dapat majrur karena terletak sesudah huruf jer.

ْ
Contoh: Kata ‫ال َمس َِْ ِد‬yang majrur oleh huruf jer berupa ‫فِ ْي‬pada kalimat:

‫فِ ْي ْال َمس َِْ ِد‬

b. Majrur Karena Menjadi Mudhaf Ilaih

7
Kalimat isim dapat majrur karena menjadi mudhaf ilaih untuk suatu mudhaf
tertentu.
ْ
Contoh: Kata ‫ال ِحََّ ِة‬yang menjadi mudhaf ilah untuk kata ‫ ذ ُ ْو‬pada kalimat:

‫ذ ُ ْو ْال ِحََّ ِة‬

c. Majrur Karena Menjadi Tabi’


Kalimat isim yang menjadi tabi’ pada isim yang majrur (dijerkan, dibaca jer) itu
hukumnya juga harus majrur, baik isim tersebut menjadi tabi’ karena
berkedudukan sebagai badal, taukid, na’at (sifat), maupun ma’thuf pada isim yang
majrur. Berikut ini contoh-contohnya.

1) Isim yang Majrur Karena Menjadi Badal


Jenis tabi’ yang pertama adalah badal. Jika kalimat isim menjadi badal untuk isim
yang majrur, maka hukumnya juga majrur.

Contoh: Kata ٍ‫اب َِْ َمالِك‬yang menjadi badal untuk kata ‫ ُم َح َّم ٍد‬dalam kalimat:

ٍ‫َم َر ْرتُ ِب ُم َح َّم ِد ب َِْ َمالِك‬

Saya bertemu dengan Muhammad bin Malik.


Keterangan: Jika kata َْ‫ اب‬terletak diantara nama anak dan ayahnya, maka ditulis
tanpa Hamzah Washal .)َْ‫)ب‬

2) Isim yang Majrur Karena Menjadi Taukid


Jenis tabi’ yang kedua adalah taukid. Jika kalimat isim menjadi taukid untuk isim
yang majrur, maka hukumnya juga majrur.

Contoh: Kata ‫ نَ ْف ِس ِه‬yang menjadi taukid untuk kata ‫ زَ ْي ٍد‬dalam kalimat:

‫َم َر ْرتُ بََِّ ْي ٍد نَ ْف ِس ِه‬

8
Saya bertemu dengan Zaid sendiri.
3) Isim yang Majrur Karena Menjadi Na’at
Jenis tabi’ yang ketiga adalah na’at (sifat). Jika kalimat isim menjadi na’at untuk
isim yang majrur, maka hukumnya juga majrur.

ْ
Contoh: Kata ‫الْعَا ِل ِم‬yang menjadi na’at (sifat) untuk kata ‫زَ ْي ٍد‬dalam kalimat:

‫َم َر ْرتُ ِبََّ ْي ٍد ْال َْعا ِل ِم‬

Saya bertemu dengan Zaid yang alim.


4) Isim yang Majrur Karena Menjadi Ma’thuf
Jenis tabi’ yang keempat adalah ma’thuf. Jika kalimat isim menjadi ma’thuf untuk
isim yang majrur, maka hukumnya juga majrur.

Contoh: Kata ‫ َخا ِل ٍد‬yang menjadi ma’thuf (diathafkan) untuk kata ‫زَ ْي ٍد‬dalam
kalimat:

‫َم َر ْرتُ ِبََّ ْي ٍد َو َخا ِل ٍد‬

Saya bertemu dengan Zaid dan Khalid.


3. Dapat Bertanwin
Secara umum, tanda kalimat isim yang ketiga adalah dapat bertanwin. Mayoritas
kalimat isim itu dapat bertanwin, meskipun ada juga isim yang tidak dapat
bertanwin, yaitu isim ghairu munsharif. Contoh:

‫س ٌة‬
َ ‫َمد َْر‬ ‫َاب‬
ٌ ‫ِكت‬ ‫قَ َل ٌم‬

4. Dapat Didahului oleh Nida`


Diantara tanda kalimat isim juga adalah dapat didahului oleh nida` (panggilan,
.‫ ) نِدَاء‬Contoh:

ُ‫يَا زَ ْيد‬

9
Wahai Zaid.
ْ
5. Dapat Bersambung dengan AL ( ‫)ال‬
Tanda kalimat isim yang kelima adalah dapat bersambung dengan AL. Contoh:

َ ‫ْال َمد َْر‬


‫س ُة‬ ُ ‫ْال ِكت‬
‫َاب‬ ‫ْالقَلَ ُم‬

6. Dapat Berkedudukan sebagai Musnad Ilaih


Dalam nahwu, musnad ilaih dapat berupa mubtada` atau berupa fa’il.
Jadi, diantara tanda kalimat isim adalah kalimat tersebut dapat berkedudukan
sebagai mubtada` atau sebagai fa’il.

Contoh isim yang menjadi mubtada` adalah kata ٌ‫زَ ْيد‬dalam kalimat:

‫صب ُْو ٌر‬


َ ٌ ‫زَ ْيد‬

Zaid adalah seorang penyabar.


Contoh isim yang menjadi fa’il adalah kata ٌ‫زَ ْيد‬dalam kalimat:

ٌ‫َجا َء زَ ْيد‬

Zaid telah datang.


Adapun tanda-tanda kalimat fi’il adalah terdapat pada pembahasan berikut ini.
Tanda-tanda Kalimat Fi’il. Tanda-tanda kalimat fi’il dapat terbagi menjadi empat
kelompok berikut ini.

1. Tanda-tanda Kalimat Fi’il secara Umum


Secara umum, tanda-tanda kalimat fi’il adalah sebagai berikut.

 Menunjukkan arti pekerjaan.


 Tidak dapat menerima tanda-tanda kalimat isim.

10
2. Tanda-tanda Fi’il Madhi
‫ه َُـو‬
Secara khusus, tanda fi’il madhi adalah dapat bersambung dengan:
‫ُه َمـا‬
 dhamir rafa’ mutaharrik
‫هُـ ْم‬
 Ta` Ta`nits Sakinah.
‫ـي‬
َ ‫ِه‬
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya
‫ُه َمـا‬
dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku).
Dengan mengambil contoh kata ‫َـب‬
َ ‫(كَـت‬kataba), ada 14 bentuk َّ ‫ه‬
َ‫ُـ‬

Contoh fi’il Madhi: َ‫ا َ ْنـت‬

 ‫خلق‬: telah menciptakan ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬

 ‫كتب‬: telah menulis ‫ا َ ْنتُـم‬

ِ ‫ا َ ْنـ‬
‫ت‬

‫ا َ ْنت ُ َمـا‬

َّ ُ ‫ٌَ ا ْنت‬
َ‫ـ‬

‫اَنَـا‬

َُ ْ‫نَح‬

3. Tanda-tanda Fi’il Mudhari’


Secara khusus, tanda fi’il mudhari’ adalah dapat didahului oleh amil yang
menjazemkan.

· Ciri/ tandanya:

1.Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa ‫ف‬ َ contoh: ُ‫ف يَ ْشـ َهد‬
َ ‫س ْو‬ َ ,ُ ‫سيَ ْشـ َهد‬
َ ‫س ْو‬ َ

2.Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ) ُ‫ت (اَنَيْت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ا‬yang
disebut huruf mudhara’ah

11
Huruf Contoh Huruf Contoh

‫ا‬ ُ ‫أذْه‬
‫َـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَذْ َهبُــون‬,‫ـان‬
ِ َ‫ يَذْ َهب‬,‫َـب‬
ُ ‫يَذْه‬

‫ن‬ ُ ‫نَذْه‬
‫َـب‬ ‫ت‬ ََ‫ تَذْ ِهبْــ‬,‫ــان‬
ِ َ‫ تَذْ َهب‬,‫َـب‬
ُ ‫تَذْه‬

3. Dapat dimasuki huruf َ‫(ال‬tidak)

Contoh:

ِ ‫ الَ يَض‬,ُ ‫ال يَ ْشـ َهد‬


‫ْـر ب‬ ُ ‫الَ يَذْه‬
َ ,‫َـب‬

1. Tanda-tanda Fi’il Mudhari’ dan Fiil Amar

Cirinya

Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Contoh :

ْ‫ا ُ ْكتُب‬ Tulislah َ ‫اِ ْق‬


‫ـر ْء‬ Bacalah ْ ‫اِحْ ف‬
‫َظ‬ Hafalkan

·Cara membuat

a. Dari Fi’il madhi,

b. Dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)

c. Huruf akhir diberi harakat sukun

d. Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat


sukun(‫ ) ْــ‬maka ditambah dengan hamzah washal (‫ )ا‬yang berkasrah yang tak perlu
ditulis harakat kasrahnya. 4

Langkah-langkah membuat Fi’il amar

ُ ‫يَذْه‬
‫َـب‬ ُ ‫ذْه‬
‫َـب‬ ْ‫ذْهَـب‬ ْ‫اذْهَـب‬

4
Ibid hal:35

12
1 2 3 4

Secara khusus, tanda fi’il mudhari’ dan fi’il amar adalah dapat bersambung
dengan:

 Nun Taukid
 Ya` Mu`annats Mukhathabah.

Agar lebih rinci, berikut ini tanda-tanda kalimat fi’il.

1. Tidak Menerima Tanda-tanda Kalimat Isim


Diantara tanda-tanda kalimat isim (kata benda) adalah dapat bertanwin dan dapat
ْ
bersambung dengan AL ( .)‫ال‬
Karena diantara tanda fi’il adalah tidak menerima tanda-tanda kalimat isim, maka
ْ )
kalimat fi’il tidak dapat bertanwin, dan tidak dapat bersambung dengan AL (.‫ال‬

Contoh: Kata ‫ب‬


َ ‫ض َر‬
َ adalah kalimat fi’il, sehingga tidak dapat bertanwin, dan tidak
ْ )
dapat bersambung dengan AL ( .‫ال‬
Tidak boleh mengucapkan atau menuliskan:

‫ب‬
ٌ ‫ض َر‬
َ ‫ب‬
َ ‫الض ََّر‬

2. Dapat Bersambung dengan Dhamir Rafa’ Mutaharrik


Dhamir rafa’ mutaharrik merupakan kata ganti bermahal rafa’, yang berharakat.
Berikut ini rinciannya.

a. Dhamir ‫ت‬
Dhamir ‫ت‬yang dalam pembahasan ini adalah dhamir ‫ت‬yang berlaku baik ‫ت‬
untuk kata ganti:

13
 kamu laki-laki satu, dua, maupun banyak
 kamu perempuan satu, dua, maupun banyak
 saya.

Contoh:

‫ت‬+‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ

َ‫ض َربْت‬
َ ‫ت‬
ِ ‫ض َر ْب‬
َ ُ‫ض َربْت‬
َ
‫ض َر ْبت ُ َم ا‬
َ ‫ص َر ْبت ُ َم ا‬
َ
‫ض َر ْبت ُ ْم‬
َ ََّ ُ ‫ض َر ْبت‬
َ
b. Dhamir ( َ‫ن‬Nun Inats atau Nun Niswah)
Dhamir rafa’ mutaharrik yang kedua, yang dapat bersambung dengan kalimat fi’il
adalah Nun Inats atau Nun Niswah.

Contoh:

ََْ‫ض َرب‬
َ

c. Dhamir ( ) ‫نَا‬Mutakallim Ma’al Ghair)


Dhamir rafa’ mutaharrik yang ketiga, yang dapat bersambung dengan kalimat fi’il
adalah dhamir ,‫نَا‬yang menunjukkan mutakallim ma’al ghair atau mu’azhzhim
nafsah.

Contoh:

‫ض َر ْبََا‬
َ

Tanda fi’il yang kedua ini merupakan tanda pada fi’il madhi.

ْ
3. Dapat Bersambung dengan Ta` Ta`nits Sakinah ()‫ت‬

14
Sesuai dengan nama yang tersemat, Ta tanits sakinah adalah huruf ‫ت‬yang mati
(disukun), yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa pelaku suatu pekerjaan
adalah muannats.

Contoh:

ْ َ‫ض َرب‬
‫ت‬ َ

Tanda yang ketiga ini juga merupakan tanda pada fi’il madhi.

4. Dapat Bersambung dengan Ya` Mu`annats Mukhathabah


Dhamir yang berupa Ya muannats mukhathabah merupakan dhamir yang dapat
bersambung dengan fi’il mudhari’ dan fi’il amar.

Contoh:

ََْ‫تَض ِْر ِبي‬ ‫اض ِْر ِب ْي‬

Tanda yang keempat ini terdapat pada fi’il mudhari’ yang merupakan al af’al al
َ ‫ ْاأل َ ْف َْعال ْالخ َْم‬dan pada fi’il amar.
khamsah ( )‫سة‬

5. Dapat Bersambung dengan Nun Taukid


Kalimat fi’il dapat bersambung dengan Nun Taukid, baik Nun Taukid Khafifah )‫ْن‬
) maupun Nun Taukid Tsaqilah ( .‫) ّن‬

Contoh:

َْ َ‫يَض ِْرب‬ َْ َ‫اض ِْرب‬


ََّ َ‫يَض ِْرب‬ ََّ َ‫اض ِْرب‬

Tanda yang kelima ini terdapat pada fi’il mudhari’ dan fi’il amar.

15
Selain tanda-tanda yang sudah disebutkan, pada fi’il mudhari’ terdapat tanda yang
khusus lagi, yaitu dapat terletak setelah amil yang menjazemkan. 5 Contoh:

ْ ‫لَ ْم َيض ِْر‬


‫ب‬

Adapun tanda-tanda kalimat huruf adalah terdapat pada pembahasan berikut ini.
Tanda-tanda Kalimat Huruf. Kalimat huruf yang dimaksudkan adalah huruf-huruf
yang bermakna, bukan huruf-huruf hijaiyyah. Contoh huruf-huruf yang bermakna
dalah sebagai berikut:

huruf-huruf jer, huruf-huruf athaf, huruf-huruf istifham, dan huruf-huruf


bermakna lainnya.

5
Qadhi Al-Qudhah Bahauddin ‘Abdullah bin ‘aqil Al Mishri al Hamdani, Syarah Ibnu ‘Aqil juz 1

16
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kalimat adalah suatu lafadz yang digunakan untuk menunjukkan makna


yang bersifat mufrod/ tunggal. Kalimat terbagi 3 yaitu; kalimat isim, fiil dan hurf.

Isim adalah kalimat yang menunjukkan pada arti pada dirinya sendiri tanpa
berhubungan dengan waktu

Fiil adalah kalimat yang menunjukkan pada arti dirinya sendiri yang dilakukan
oleh waktu melakukannya

Hurf kalimat yang menunjukkan arti bukan pada dirinya

B. Saran

Semoga dengan pembuatan makalah ini senantiasa penyusun berharap


para pembaca menambah wawasan dan pengetahuan dalam memahami
Pembagian Kalimat (isim,fi;il,dan Hurf) pada Mata kuliah Bahasa arab profesi
Selain itu penyusun juga berharap dalam pembuatan makalah ini dapat
memotivasi baik bagi penyusun dan rekan-rekan sekalian. Mungkin masih banyak
kekeliruan dalam pembuatan makalah ini, semoga adanya kritik dapat
meningkatkan dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Umar. 2008. Kontekstualitas Al-Qur'an : Kajian Tematik Ayat-ayat


hukum dalam Al-Qur'an. Jakarta: Penamadani.

Al-Anshari, Ibn Hisyam Jamal ad-Din,Awdlah al-Masalik Ila Alfiyyah Ibn


Malik,Beirut:Dr al-Jil,1997, Cet.V.

Hamzah, Abu Yusuf Al-Atsary.2007. Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab.


Bandung: Pustaka Adhwa.

Qadhi Al-Qudhah Bahauddin ‘Abdullah bin ‘aqil Al Mishri al Hamdani, Syarah


Ibnu ‘Aqil juz 1.

18

Anda mungkin juga menyukai