Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IDEALISME,REALISME,RASIONALISME, DAN KRITISISME


SEBUAH ALIRAN FILSAFAT MODERN

Disusun Oleh :

1. Pisri Andani (2204124)


2. Darsono (2204139)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah:


Jhon Freser, S.Th.I.,M.Pd.I.

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

FILSAFAT UMUM

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MAMBA’UL HIKAM
PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas limpahan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan makalah
“Idealisme,Realisme,Rasionalisme,Dan Kritisisme Dalam Sebuah Aliran Filsafat
Modern” ini tepat waktu tanpa ada halangan dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak
JhonFreser,S.Th.I.,M.Pd.I. yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini,Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami.
Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Talang Ubi, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………................ i
KATA PENGANTAR……………………………………………………................. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ………………………………………………………............... 1
B.Rumusan Masalah …………………………………………………….............. 1
C.Tujuan Penulisan ………………………………………………….................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.IDEALISME....................................................................................................... 2
B.REALISME....................................................................................................…. 3
C.RASIONALISME............................................................................................... 5
D.KRITISISME...................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan………………………………………………………….................. 7
B.Saran…………………………………………………………………................ 7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah salah satu kata yang berasal dari kata dalam Bahasa
Inggris, yaitu “Philosophy”. Kata tersebut berasal dari Bahasa Yunani
yang dibagi menjadi dua kata, yaitu “Philein” atau “Philia”, dan “Sophia”.
Lalu, apa arti dari kedua kata itu? Jadi, kedua kata tersebut mempunyai
kata Philen atau Philia yaitu mencintai atau cinta, sementara Sophia
mempunyai arti kebijaksanaan. Secara sederhana, filsafat mempunyai arti
yaitu mencintai kebijaksanaan atau love of wisdom. Seorang filsuf atau
ahli berpikir sangat mencintai kebijaksanaan.
Pembahasan aliran-aliran filsafat dan kaitannya dengan ilmu
pengetahuan, merupakan penelahan dua aspek sekaligus menyangkut
dengan faham dan pandangan para ahli pikir atau filosuf. Dari kajian ini
para ahli pikir melihat sesuatu atau menyeluruh, mendalam dan sisitematis.
Sedangkan ilmu pengetahuan dalam mengkaji atau mempelajari sesuatu
tidak secara menyeluruh, akan tetapi mempelajari bagian-bagian tertentu
saja. Oleh karena itu makalah ini membahas dua hal tersebut yang paling
berbeda dalam proses dan metode kajiannya masing-masing. Untuk
menelusuri secara seksama tentang bahasan itu, maka penulis mengangkat
beberapa aliaran-aliran filsafat Idealisme,Realisme,Rasionalisme, dan
Kritisme. Selanjutnya agar lebih jelas, kiranya kita dapat mengikuti
pembahasan berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Idealisme ?
2. Apa yang dimaksud dengan Aliran Realisme ?
3. Apa yang dimaksud dengan Aliran Rasionalisme ?
4. Apa yang dimaksud dengan Aliran Kritisisme ?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dan memahami tentang Aliran Idealisme.
2. Mengetahui dan memahami tentang Aliran Realisme.
3. Mengetahui dan memahami tentang Aliran Rasionalisme.
4. Mengetahui dan memahami tentang Aliran Kritisisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDEALISME
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat
dunia fisik hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. Istilah
idealisme diambil dari kata idea, yakni sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Idealisme mempunyai argumen epistemologi tersendiri. Oleh karena itu,
tokoh-tokoh teisme yang mengajarkan bahwa materi bergantung kepada
spirit tidak disebut idealis karena mereka tidak menggunakan argumen
epistemologi yang digunakan oleh Idealisme.
Idealisme juga didefinisikan sebagai suatu ajaran, faham atau aliran
yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa,
ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu. Aliran ini merupakan
aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pemikiran
manusia.
Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran
yang murni dari Plato, yang menyatakan bahwa alam idea itu merupakan
kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini
hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat keruhanian dengan ajarannya yang
menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga yang berada dalam
benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya
dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sama
sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang
disepakati oleh semua alat pikir adalah dasar idelaisme ini. Pada zaman
Aufklarung para filsuf yang mengakui aliran serbadua, seperti Descartes
dan Spinoza, yang mengenal dua pokok yang bersifat keruhanian dan
kebendaan maupun keduanya, mengakui bahwa unsur keruhanian lebih
penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus
dapat digolongkan kepada penganut idealisme yang paling setia sepanjang
masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam.
Puncak zaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19, yaitu saat Jerman

2
sedang memiliki pengaruh besar di Eropa. Tokoh-tokoh aliran ini adalah :
Plato (477-347), B. Spinoza (1632-1677 M), Liebniz (1685-1753 M),
Berkeley (1685-1753), Immanuel Kant(1724-1881 M), J. Fichte (1762-
1814 M), F.Schelling (1755-1854 M), dan G. Hegel (1770-1831 M).1

B. REALISME
Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu
pengetahuan. Menurut aliran ini, Ia mempermasalahkan objek
pengetahuan manusia. Dimana Realisme memandang bahwa objek
pengetahuan yang diyakini oleh manusia berada di luar diri manusia itu
sendiri, misalnya saja.
a. Pengetahuan mengenai pohon
b. Pengetahuan mengenai binatang
c. Pengetahuan mengenai bumi
d. Pengetahuan mengenai kota.

Semua contoh yang disebutkan di atas tak hanya ada di dalam


pikiran manusia yang mengamatinya saja, tapi juga ada dengan sendirinya
dan tidak bergantung pada jiwa manusia.Aliran realisme dibagi menjadi
dua golongan, antara lain :

1. Golongan Realisme Rasional


Golongan aliran realisme jenis ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu
realisme klasik, dan realisme religius. Kedua aliran tersebut baik itu
klasik ataupun religius berpangkal pada filsafat Aristoteles. Tapi
demikian ada perbedaan mendasar pada kedua aliran ini. Dimana
perbedaannya yaitu realisme klasik biasanya langsung dari pandangan
Aristoteles, sementara aliran realisme religius tidak langsung dari
Aristoteles. Ia berkembang di dalam filsafat Thomas Aquinas, yaitu
seorang filsuf beragama Kristen yang kemudian dikenal dengan aliran
Thomisme. Pandangan dari keduanya setuju bahwa dunia materi
adalah nyata dan ada di luar orang yang memperhatikannya.

1
Lorens Bagus., Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005

3
Lalu, penganut aliran Thomisme berpendapat bahwa jiwa adalah
salah satu hal yang penting meski tidak nyata seperti badan. Oleh
karena itu, aliran ini juga berpendapat bahwa jiwa dan juga badan
diciptakan oleh Tuhan. Aliran Thomisme juga menganggap bahwa
pengetahuan didapatkan melalui wahyu, pengalaman, dan berpikir.
Penganut dari aliran realisme religius berpendapat bahwa aturan
keharmonisan alam semesta adalah ciptaan Tuhan, maka kita perlu
mempelajarinya.

2. Golongan Aliran Realisme Alam atau Ilmiah


Golongan aliran yang satu ini adalah berkembangnya ilmu
pengetahuan alam. Dimana aliran realisme alami memiliki sifat yang
skeptis dan eksperimental. Aliran tersebut berpandangan bahwa dunia
yang ada disekeliling kita itu nyata, maka yang menjadi salah satu
tugas ilmu pengetahuan yaitu menyelidiki semua isi yang ada di
dalamnya dan hal ini bukan tugas dari filsafat.
Tugas untuk filsafat tidak lain yaitu koordinasi mengenai konsep-
konsep dan juga penemuan ilmu pengetahuan yang bermacam-macam.
Menurut aliran tersebut alam memiliki sifat menetap, memang akan
ada perubahannya, tapi perubahan itu langsung sesuai dengan hukum
alam yang bersifat menetap dan membuat alam semesta terus
berlangsung menurut susunannya yang sudah teratur.
Tokoh-tokoh dari aliran realisme alam antara lain Francis Bacon
(1561-1626), John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776),
John Stuart Mill(1773-1836), Alfred North Wihitehead (1861-1947)
dan Bertrand Russel (1872-1970). Semua tokoh ini berasal dari Eropa
pada abad 15 dan 16. Sedangkan tokoh realisme ilmiah adalah Kulpe
(1862-1915). 2

2
Ete Inom,Aliran-Aliran Dalam Filsafat,vol.II,(2014) Hal.2

4
C. RASIONALISME
Istilah "rasionalisme" merupakan turunan kata berbahasa
Latin yaitu ratio yang berarti akal.Dalam artian ini, rasionalisme berarti
cara berpikir yang mengutamakan pemakaian akal manusia. Akal
dijadikan sebagai alat yang mutlak digunakan dalam mengetahui segala
sesuatu. Dalam terminologi rasionalisme, segala sesuatu yang tidak
rasional harus ditiadakan dari pengetahuan.
Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa
kebenaran dapat di peroleh hanya melalui hasil pembuktian,logika dan
analisis terhadap fakta.
Segala sumber pengetahuan dalam rasionalisme berasal
dari akal pikiran atau harus bersifat rasional realistis. Tanpa adanya rasio,
manusia tidak akan dapat memperoleh pengetahuan.Dengan demikian,
fungsi pancaindra manusia di dalam aliran filsafat rasionalisme adalah
mendukung akal dalam memperoleh pengetahuan.
Pemikiran mengenai rasionalisme telah muncul sejak
masa Plato melalui tulisan-tulisannya. Gagasan yang berkembang ialah
bahwa pengetahuan berasal dari akal dan bukan dari
pancaindra. Rasionalisme di era klasik dikembangkan melalui
pengetahuan matematika dan geometri. Pengetahuan lainnya hanya
berperan sebagai pengetahuan pendukung. Pada masa ini, pengetahuan-
pengetahuan selain matematika dan geometri belum menjadi suatu doksa.
Pada masa Plato dan Aristoteles, doksa diartikan sebagai alat untuk
mempertahankan kekuatan politik dari para sofis.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah Rene Descartes (1596-1650 M),
Nicholas Malerbranche (1638-1775 M), B. De Spinoza (1632-1677 M),
G.W.Leibniz (1646-1716 M), Christian Wolff (1679-1754 M), dan Blaise
Pascal (1623-1662 M).3

3
Wahid, Masykur ,Filsafat Umum: Dari Filsafat Yunani Kuno ke Filsafat Modern. Serang:
Penerbit A-Empat. (2021). Hal . 85.

5
D. KRITISISME
Kritisisme adalah penggabungan antara aliran filsafat sebelumnya
yaitu Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes dan Realisme
yang dipelopori oleh David Hume. Kritisisme Immanuel Kant sebenarnya
telah memadukan dua pendekatan dalam pencarian keberadaan sesuatu
yang juga tentang kebenaran substansial dari sesuatu itu. Kant seolah-olah
mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan kebenaran,
karena rasio tidak membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak dapat
dijadikan tolak ukur yang paling utama, karena tidak semua pengalaman
benar-benar nyata, tapi “tidak-real”, yang demikian sukar untuk
dinyatakan sebagai kebenaran.
Adapun ciri-ciri dari kritisisme Immanuel Kant yaitu menganggap
bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek, bukan pada objek,
menegaskan keterbatasan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau
hakikat sesuatu, dan rasio hanyalah mampu menjangkau gejala atau
fenomena suatu keadaan saja.
Immanuel Kant (1724–1804 M) adalah seorang filsuf jerman yang
merupakan tokoh dari paham kritisisme.4

4
Hudin, N. A. Kritisisme Kant dan Studi Agama. KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis
Ilmu Ushuluddin, 9(2), (2019). Hal 168–183.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara sederhana, filsafat mempunyai arti yaitu mencintai kebijaksanaan


atau love of wisdom. Seorang filsuf atau ahli berpikir sangat mencintai
kebijaksanaan.

beberapa aliaran-aliran filsafat Idealisme,Realisme,Rasionalisme,


dan Kritisme. Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa
hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami kaitannya dengan jiwa dan ruh.
Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan.
Menurut aliran ini, Ia mempermasalahkan objek pengetahuan manusia.
Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran
dapat di peroleh hanya melalui hasil pembuktian,logika dan analisis
terhadap fakta. Kritisisme adalah penggabungan antara aliran filsafat
sebelumnya yaitu Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes dan
Realisme yang dipelopori oleh David Hume.

B. SARAN
Pengembangan ilmu filsafat seharusnya disosialisasikan kepada seluruh
pendidik dan orang tua agar mereka dapat membina dan mengawasi anak
anak didiknya dengan baik. serta apapun yang mereka pelajari seharusnya
dapat diawasi dengan lebih baik, agar mereka tidak mencontoh hal-hal
yang tidak baik. Sekian makalah dari kami, untuk penulisannya dikarnakan
kami pemula jadi mohon kritik dan sarannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens, (2005). Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

Inom, Ete,(2014). Aliran-Aliran Dalam Filsafat,vol.II,hal.2

Masykur, Wahid, (2021). Filsafat Umum: Dari Filsafat Yunani Kuno ke Filsafat
Modern. Serang: Penerbit A-Empat. hlm. 85.

N. A. Hudin, (2019). Kritisisme Kant dan Studi Agama. KACA (Karunia Cahaya
Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin, 9(2), 168–183.

Anda mungkin juga menyukai