Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SEMENTARA

“FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PT. MIRACLE KURNIA


FARM”

PRAKTIKUM USAHATANI

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Ridwan (21024010051)


2. Linda Sandrina (21024010058)
3. Khusnul Ikhriyah Nur Aini (21024010060)
4. Risma Sadhina (21024010061)
5. Sabrina Imaniar (21024010063)

KELOMPOK 2

GOLONGAN T3

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

“FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PT. MIRACLE KURNIA


FARM”

Golongan T3

Oleh Kelompok 2 :

1. Muhammad Ridwan (21024010051)


2. Linda Sandrina (21024010058)
3. Khusnul Ikhriyah Nur Aini (21024010060)
4. Risma Sadhina (21024010061)
5. Sabrina Imaniar (21024010063)

Menyetujui,
Asisten Praktikum

Laurent Regina Anjani


NPM. 20024010031
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian di Indonesia sampai saat ini masih memegang peranan penting
yang berdampingan dengan sektor lainnya, khususnya industri. Hal inilah yang
menyebabkan pentingnya pembangunan pertanian di Indonesia. Peranan sektor
pertanian bagi kehidupan masyarakat di pedesaan sangat ditentukan oleh luas lahan
pertanian (Manjorang, 2015). Dalam hal ini lahan pertanian dalam usahatani
merupakan faktor produksi utama dalam menyerap tenaga kerja dan sumber
pendapatan petani, sehingga tinggi rendahnya penggunaan tenaga kerja dan
pendapatan petani antara lain akan ditentukan oleh luas lahan pertanian yang
dikuasai dan digarap.
Faktor-faktor produksi di dalam usaha pertanian merupakan hal yang
penting, karena tanpa faktor-faktor produksi tersebut tentunya petani tidak dapat
memproduksi usahatani, jika petani tidak dapat memproduksi usahatani tentu saja
petani tidak akan menerima pendapatan dari usahataninya. Keberhasilan usahatani
dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi (modal, lahan, tenaga kerja, manajemen).
Petani cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan hasil usahataninya
dengan menambah luas lahan maupun pengadaan sarana produksi (Usboko &
Fallo, 2016).
Saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
modal, lahan, tenaga kerja, dan manajemen. Faktor-faktor produksi tersebut harus
dikombinasikan oleh petani untuk memperoleh produksi atau pendapatan dalam
usaha tani. Masing-masing faktor produksi tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda, namun memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak
tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan, otomatis hasil dari produksi
atau pendapatan tidak akan maksimal atau bahkan dapat mengalami kerugian.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Faktor-faktor Produksi Usahatani” yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang faktor-faktor produksi
usahatani yang digunakan oleh petani selama kegiatan usahatani.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam kegiatan usahatani.
3. Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dan seberapa
pengaruhnya terhadap kegiatan usahatani.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani
Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan
tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk
memperoleh hasil selanjutnya Jauda (2016) dalam (Mu’awanah, 2020).
Usahatani juga mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan,
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif mungkin dan
seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan
semaksimal mungkin (Mamusung et al., 2019). Efisiensi teknis akan tercapai
bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga
produksi tinggi tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam
usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif.
Cara ini dapat ditempuh dengan membeli faktor produksi pada harga murah dan
menjual hasil pada harga relatif tinggi.
2.2 Penyuluh Pertanian Lapang
Penyuluhan Kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi
berupa lahan, tenaga kerja, dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien
mungkin sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Faktor produksi
adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut
mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan,
modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja dan aspek
manajemen adalah faktor produksi yang terpenting. Hubungan antara faktor
produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi
atau faktor relationship.
Faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani :

1. Lahan Pertanaman
Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik
hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan
darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai
kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa
yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi
lainnya.
2. Modal (sarana produksi)
Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal
dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap.
Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh model
tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin
sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian
modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi
tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relative pendek dan
tidak berlaku untuk jangka panjang.
3. Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam
jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari ketersediaan, kualitas dan
macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Adapun jenis tenaga
kerja antara lain:
a. Tenaga Kerja Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan tenaga kerja yang
pertama sebelum tenaga ternak digunakan untuk membantu
petani mengolah lahan atau mengangkut hasil pertanian.
Selama pekerjaan-pekerjaan dalam pertanian dapat
dikerjakan oleh tenaga manusia, petani tidak akan
menggunakan tenaga ternak atau tenaga mesin.
b. Tenaga Mesin
Tenaga mesin dalam pertanian sama seperti tenaga
ternak yang pemakaiannya terbatas. Tenaga mesin
digunakan untuk penggerak mesin pengolahan, mengangkut
hasil yang jauh.
4. Manajemen

Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan


dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses produksi. Karena
proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari
berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana
mengelola orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan
proses produksi.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Oktober 2022, pukul
14.00 WIB. Bertempat di Miracle Kurnia Farm, Kec. Taman, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah primer dan
sekunder. Informasi data primer diperoleh dari wawancara oleh pemilik
Miracle Kunia Farm Kec. Taman, dan juga survei langsung. Data sekunder
diambil dari hasil analisis studi pustaka.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknis Pelaksanaan Praktikum Usaha Tani adalah sebagai berikut:


1. Kelompok Mahasiswa menentukan faktor – faktor produksi apa saja
yang digunakan dalam kegiatan usahatani pada kelompok tani.
2. Kelompok mahasiswa mengindetifikasi masing – masing faktor
produksi yang digunakan dalam kegiatan usahatani pada kelompok tani.
3. Kelompok mahasiswa menentukan faktor apa yang paling berpengaruh
dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kegiatan usahataninya.
4. Kelompok mahasiswa membuat presentasi dalam bentuk PPT.
5. Kelompok mahasiswa mengumpulkan laporan mingguan yang
ditandatangi oleh ketua kelompok dan disahkan oleh dosen pengampu
praktikum.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Nama usaha tani : Miracle Kurnia Farm


Nama pemilik : Ahmad Irdhoni
Alamat : Gang Masjid No. 19, Dsn. Sambiroto, Ds. Sambi Bulu,
Kec. Taman, Kabupaten Sidoarjo. Jawa Timur
No. Telepon : 082132248482

Pertanyaan untuk pemilik usaha:


1. Bagaimana sejarah terbentuknya Miracle Kurnia Farm dari awal sampai
bisa dikenal banyak orang seperti saat ini ? berdiri tahun 2013 dengan
budidaya awal pepaya kalifornia dan tumpangsari dengan jeruk sium
pontianak. Tahun 2017 mulai membuka agrowisata melihat antusias
masyarakat sekitar yang tinggi untuk melihat tanaman jeruk dan mencicipi
secara langsung.
2. Lahan usahatani yang digunakan merupakan milik sendiri/sewa/sakap ?
sewa dari pengembang dengan biaya sewa satu hektar sebesar Rp
5.000.000,-
3. Berapa kisaran luas lahan yang dimiliki untuk usahatani ini dan untuk
budidaya jenis tanaman apa saja ? 4 hektar dengan luas lahan tiga hektar
untuk menanam jeruk dan satu hektar untuk menanam jambu.
4. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor usahatani bapak dan
waktu bekerjanya di hari apa? lima tenaga kerja dengan 4 laki-laki dan 1
perempuan yang bekerja setiap hari.
5. Bagaimana pembagian tugas untuk masing-masing tenaga kerja di
usahatani bapak ? masing-masing harus memiliki keahlian di semua bidang,
dan pembagian kerjanya sesuai yang saat itu dibutuhkan.
6. Tenaga kerja yang digunakan selain manusia, apakah ada bantuan mesin
atau ternak, kalau ada apa saja ?ada, mesin
7. Apakah ada modal selain lahan, pupuk, benih, tanah, alat pertanian, bibit,
obat-obatan ? dan untuk modal tersebut kira-kira untuk apa saja dan
pembelian setiap berapa bulan sekali ? tidak, untuk modal itu untuk
pembelian pestisida langsung 6 bulan kedepan, sedangkan pupuk 3 bulan
sekali.
8. Apakah pernah mendapat bantuan subsidi pupuk dari pemerintah ? tidak,
karena untuk hortikultura tidak bisa
9. Alat pertanian yang digunakan apa saja ? mesin potong rumput dan sprayer
10. Apakah terdapat dana bantuan dari pemerintah untuk usahatani bapak ? ada
kreditur, tapi tidak diambil
11. Bagaimana pemasaran produk hasil usahatani bapak ? dengan dijual di
warung dan tukang sayur.
12. Berapa kira-kira memasok hasil produksi pertanian kepada pedagang kecil
seperti warung dan tukang sayur ? sesuai permintaan
13. Berapa biaya produksi yang dikeluarkan dari awal bunga sampai panen
untuk keseluruhan komoditas tanaman ? apa komoditas yang paling banyak
pengeluarannya ? jeruk siam pontianak : Rp 150.000/pohon, jeruk nipis :
Rp 80.000/pohon, jambu-jambuan : Rp 80.000, dan jambu air : Rp
100.000/pohon. Yang paling banyak adalah jeruk siam pontianak
14. Berapa lama untuk masa panen komoditas pertanian di usahtani bapak ?
Musim panen untuk komoditas produk pertanian di usahatani bapak berada
di bulan apa ? jeruk sium pontianak : 8 bulan dan jeruk nipis : 3 bulan. Jeruk
ada pada bulan Desember-Februari dan Juli-Agustus
15. Apa saja perencanaan yang digunakan pada usahatani ini ? berisi seluruh
kegiatan budidaya dengan memperhatikan musim tanam, cuaca, dan hama
16. Apa saja kegiatan yang ada dalam usahatani bapak ? budidaya hortikultura
buah jeruk dan jambu, serta agrowisata
17. Berapa biaya masuk di agrowisata bapak ? buka pada hari apa saja ?
pengunjung paling banyak dari kalangan apa ? biaya masuk Rp 15.000 per
orang dengan mendapat satu hasil produk usahataninya, agrowisata ini buka
pada hari Senin-Jumat untuk lembaga dan hari Sabtu-Minggu untuk umum,
dengan pengunjung terbanyak dari lembaga pendidikan dari TK-SMA
sebagai sarana edukasi
18. Apa saja kendala yang dihadapi bapak dalam kegiatan usahatani ini ? hama
terutama tikus dan lalat buah.
19. Apa faktor yang paling berpengaruh dalam kegiatan budidaya usahatani
bapak ini ? semua faktor internal penting dan faktor eksternal yang paling
berpengaruh yaitu cuaca.

4.2 Pembahasan
Miracle Kurnia Farm yang beralamatkan di Gang Masjid No. 19, Dsn.
Sambiroto, Ds. Sambi Bulu, Kec. Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
merupakan usahatani yang membudidayakan hortikultura buah-buahan
diantaraya yaitu jeruk siam pontianak, jeruk nipis, lemon, jambu biji, jambu air.
Selain untuk budidaya, Miracle Kurnia Farm ini sebagai agrowisata dan
agroedukasi yang dibuka untuk umum.
Awal mula berdirinya Miracle Kurnia Farm ini di tahun 2013 dengan
membudidayakan tanaman pepaya kalifornia, saat itu termasuk jenis varietas
baru dan booming pada tahun 2014. Karena hal tersebut pemilik usaha
mendapat keuntungan yang banyak kiasaran Rp 80.000.000, keuntungan ini lah
kemudian digunakan untuk mengembangkan usahanya melalui merawat hewan
ternak dan menambah lahan sewa sehingga mencapai total 4 hektar. Pada tahun
2017, mulai mengembangkan agrowisata yang didasarkan dari antusias
masyarakat sekitar yang tinggi terhadap tanaman yang dibudidayakan ditempat
ini. Karena seperti kita tahu Sidoarjo sudah termasuk kota, untuk bisa melihat
tanaman secara langsung kita harus ke kota Batu, Malang. Akhirnya pemilik
usahatani tersebut mengambil peluang dengan membuka agrowisata dan mulai
terkenal dengan adanya bantuan media sosial. Usahatani ini tentunya memiliki
faktor-faktor produksi yang akan menentukan keberhasilan usahataninya,
faktor-faktor itu meliputi lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Berdasarkan hasil wawancara, Miracle Kurnia Farm ini memiliki total
luas lahan budidaya komoditas hortikultura seluas empat hektar, dengan
pembagian luas lahan tiga hektar untuk menanam tanaman jeruk (siam
pontianak, nipis, lemon) dan sisanya untuk menanam tanaman jambu. Lahan
yang digunakan merupakan lahan sewa yang berasal dari pengembang, dengan
biaya sewa yang lebih murah dari lainnya. Namun dengan catatan lahan
tersebut dimanfaatkan dan tidak boleh nganggur, jika hal itu terjadi maka akan
terkena pasal penelantaran lahan produktif. Biaya sewa perhektarnya adalah Rp
5.000.000/tahun, sehingga total biaya sewa lahan pertahun yang perlu
dikeluarkan adalah Rp 20.000.000.
Usahatani Miracle Kurnia Farm ini memiliki tenaga kerja sejumlah lima
orang dengan empat tenaga kerja laki-laki dan satu tenaga kerja perempuan,
mereka bekerja sesuai dengan HOK (hari orang kerja) dengan jumlah delapan
jam per hari yang sudah dihitung dengan jam istirahat selama satu jam di
dalamnya. Seluruh tenaga kerja diharuskan memiliki keahlian disemua bidang
dan untuk pembagian kerjanya sendiri tidak menentu, sesuai yang dibutuhkan
dalam kegiatan usahatani saat itu. Misalkan pembungkusan jambu,
mencangkok, dan lain-lain. Selain tenaga kerja manusia, juga terdapat bantuan
mesin untuk mempermudah pekerjaan manusia. Mesin yang mereka gunakan
adalah mesin pemotong rumput dan mesin sprayer. Mesin sprayer ini berfungsi
untuk menyiram tanaman saat musim kemarau. Dan mesin pemoton rumput
untuk membasmi gulma.
Modal usahatani Miracle Kurnia Farm ini berasal dari modal sendiri dan
dari keuntungan hasil produksi. Pemilik usahatani ini juga pernah mendapat
tawaran modal dari pemerintah berupa kreditur karena sebagai duta petani
kementerian, namun bantuan modal tersebut tidak diambil, karena merasa tidak
diperlukan. Modal ini bisa berbentuk uang, lahan, pupuk, benih, tanah, alat
pertanian, bibit, dan obat-obatan. Salah satu bentuk modalnya adalah pestisida,
untuk pembelian pestisida pemilik usahatani langsung membeli untuk
kebutuhan selama enam bulan kedepan, sedangkan untuk pupuk mereka
membeli tiga bulan sekali. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan dalam
kegiatan usahatani tersebut adalah jeruk siam pontianak sebesar Rp
150.000/pohon, jeruk nipis sebesar Rp 80.000/pohon, jambu-jambuan sebesar
Rp 80.000, dan jambu air sebesar Rp 100.000/pohon. Yang paling banyak
pengeluarannya adalah pada tanaman jeruk siam pontianak.
Manajemen dalam usahatani salah satunya adalah perencanaan.
Perencanaan usahatani dilakukan untuk mengatur sumber daya usahatani yang
ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dengan adanya
perencanaan, kegiatan usahatani bisa dilakuakan dengan lancar, meningkatkan
pendapatan petani dan sesuai yang diharapkan. Serta saat kita dihadapkan suatu
masalah bisa mengatasinya. Perencanaan itu dengan mengetahui musim tanam
yang baik, cuaca, pupuk yang digunakan, mengenal dengan baik komoditas
yang ditanam serta hama yang akan menyerang. Komoditas yang mereka
kembangkan adalah jeruk nipis, jeruk siam pontianak, jambu air, jambu biji.
Serta hama yang menyerang tanaman-tanaman tersebut adalah tikus dan lalat
buah. Untuk masa panen dari hortikultura buah yang dikembangkan, jeruk nipis
adalah kisaran tiga bulan dan musim panen terletak pada bulan Desember-
Februari dan Juli-Agustus. Serta untuk musim panen jeruk siam pontianak
adalah 8-9 bulan sekali.
Peran pemasaran dalam manajemen usahatani sangat penting untuk
menunjang keberhasilan menjalankan usahatani. Pemasaran adalah ujung
tombak suatu usaha untuk dapat mengembalikan modal dan memperoleh
keuntungan. Pemasaran yang dilakukan oleh usahatani Miracle Kurnia Farm
adalah menjual ke warung-warung dan ke tukang sayur. Dan tidak pernah
menjual ke pemborong, karena rantai distribusi akan panjang dan tentunya
keuntungan akan banyak di pedagang besar, sehingga mereka langsung
menyalurkan ke pedagang kecil agar keuntungan milik produsen dan pedagang
kecil. Pemilik usahatani tersebut menyetok ke warung dan tukang sayur sesuai
permintaan, dengan rata-rata sekali setok 15-25 kilo per pedagang. Untuk jeruk
nipis, ada tambahan menjual ke pedagang pengecer, karena jeruk nipis tidak
bisa dikonsumsi secara langsung. Sedangkan jeruk siam pontianak sebagian
digunakan untuk agrowisata. Agrowisata dibuka untuk lembaga pada hari kerja
yaitu hari Senin-Jumat dan untuk hari Sabtu dan minggu untuk umum. Tiket
masuk nya jika paket adalah Rp 15.000/orang dengan mendapat satu buah
jambu/jeruk siam pontianak per orang. Pengunjung paling ramai adalah dari
lembaga pendidikan baik TK, SD, SMP sampai dengan SMA untuk sarana
edukasi.
Kendala yang umumnya dihadapi dalam budidaya hortikultura buah-
buahan ini adalah hama. Hama adalah organisme penganggu tanaman yang
bersifat merusak dan merusak dan merugikan tanaman, hama yang menyerang
adalah tikus dan lalat buah. Hama tikus ini menyerang dengan langsung naik
ke pohon dan makan buahnya secara langsung, sedangkan lalat buah ini dengan
menusuk buah yang mengakibatkan busuk dan rontok. Untuk mengatasi hama
lalat buah ini, mereka membungkus buah dengan plastik. Selain hama terdapat
iklim yang tidak menentu menjadi kendala bagi kegiatan usahatani ini, ketika
cuaca ekstrim akan menimbulkan penyakit tanaman yaitu layu fusarium. Semua
kendala tersebut tentunya akan membuat pemilik usahatani mengalami
kerugian. Maka dari itu penting adanya manajemen perencanaan usahatani
yang tepat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Acara III tentang “Faktor-Faktor Produksi Usahatani
PT. Miracle Kurnia Farm” yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tugas PT miracle Farm berdiri pada tahun 2013 dengan modal awal
sebesar 10 juta rupiah, dan membudidayakan tanaman pepaya
kalifornia.
2. Luas lahan yang dimiliki oleh miracle farm dalam usahanya sebesar
empat hektar yang diharuskan membayar sewa sebesar 20 juta setiap
tahunnya.
3. Usahatani Miracle Kurnia Farm ini memiliki tenaga kerja sejumlah lima
orang dengan empat tenaga kerja laki-laki dan satu tenaga kerja
perempuan, mereka bekerja sesuai dengan HOK (hari orang kerja)
4. Manajemen dan pemasaran pada miracle farm dilakukan langsung oleh
bapak Irdhoni selaku pemilik usaha
5. Kendala yang umumnya dihadapi dalam budidaya hortikultura buah-
buahan ini adalah hama. Hama adalah organisme penganggu tanaman
yang bersifat merusak dan merusak dan merugikan tanaman, hama yang
menyerang adalah tikus dan lalat buah. Hama tikus ini menyerang
dengan langsung naik ke pohon dan makan buahnya secara langsung,
sedangkan lalat buah ini dengan menusuk buah yang mengakibatkan
busuk dan rontok. Untuk mengatasi hama lalat buah ini, mereka
membungkus buah dengan plastik
DAFTAR PUSTAKA
Mamusung, E. N., Rengkung, L. R., & Talumingan, C. . . (2019). Analisis Keuntungan
Usahatani Bawang Daun Di Desa Bongkudai Utara Kecamatan Mooat Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur. Agri-Sosioekonomi, 15(1), 45.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.15.1.2019.22784
Manjorang, sandri joito. (2015). Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap
Pendapatan Petani Jagung. JURNAL PLANS Penelitian Ilmu Manajemen &
Bisnis, 10(2), 9–20.
Mu’awanah, J. (2020). Analisis Efisiensi Alokatif Usahatani Bawang Merah Di
Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Usboko, A. M., & Fallo, Y. M. (2016). Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Sayuran Sawi di Kelompok Tani Mitra Timor. Agrimor,
1(03), 60–62. https://doi.org/10.32938/ag.v1i03.263

Anda mungkin juga menyukai