Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA


MEDAN

BIDANG KELEMBAGAAN DAN KEAHLIAN K3,


DAN PENERAPAN SMK 3

PELATIHAN CALON AHLI K 3 UMUM


ANGKATAN KE – 2

KELOMPOK 1

1. Muhammad Ridwan Lubis SH., M.Hum


2. Wan Dermawan
3. Desi Efrida, ST
4. Dedi Irawan
5. Sahendar Sirait
6. Tongam Jonathan Purba
7. Muhammad Reza Fahlevi Harahap, ST

PENYELENGGARA
PT. AZTA PRIMA INDONESIA
Medan, 7 November 2018

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
berkat-Nya kami dapat melaksanakan praktek kerja lapangan bimbingan Calon Ahli K3
Umum di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia pada tanggal 07 November 2018. Sebagai salah
satu persyaratan yang harus di penuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
Laporan praktek kerja ini merupakan bentuk aplikasi dari pelatihan bimbingan Teknik calon
anggota AK3 Umum yang dilaksanakan oleh PT. Azta Prima Indonesia pada tanggal 07
November 2018. Laporan PKL ini berisi tentang K3 secara umum, kelembagaan dan keahlian
K3 serta penerapan SMK3 yang di terapkan pada perusahaan yang kami kunjungi.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terciptanya laporan PKL ini. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Hormat Kami

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Maksud dan Tujuan 4
C. Ruang Lingkup 5
D. Dasar Hukum 5

BAB II. KONDISI PERUSAHAAN 6

A. Gambaran Umum Tempat Kerja 6


B. Gambar Struktur Organisasi P2K3 7
C. Temuan - Temuan di lapangan 9

BAB III. ANALISA 11

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 18

A. Kesimpulan 22
B. Saran

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelatihan untuh memperoleh sertifikat ahli K3 umum, dibutuhkan
suatu pemahaman penerapan K3 di lapangan. Maka dibutuhkan kunjungan lapangan pada
pabrik yang telah menerapkan K3 yang nyata yaitu pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia.
Sebagai dasar penyusunan laporan PKL sebagai bukti bahwa peserta pelatihan telah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Pelaksana sertifikasi tersebut dilaksanakan
oleh PT.Azta Prima Indonesia.
Setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya
kecelakaan, akibat kecelakaan kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan
peralatan, pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurang
memadai.
Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat,
selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya untuk mencapai suatu tingkat
produktivitas yang tinggi dimana aspek pentingnya adalah upaya keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk Penegakan Kelembagaan K3 serta melaksanakan Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan wujud dari
kewajiban sebuah perusahaan.

B. Maksud danTujuan
Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
1) Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 dilapangan
khususnya dibidang K3 secara Umum, Kelembagaan dan Keahlian K3, dan Penerapan
SMK3.
3) Sebagai salah satu syarat yang harus di penuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
4) Calon peserta Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan
saran atau rekomendasi.

4
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah:
1) K3 Secara Umum (Safety induction kepada pekerja, mitra/subkontraktor,
pengunjung/tamu; Rambu/marka/safety sign; Alat Pelindung diri(APD); Prosedur
Kerja(SOP), JSA; K3secara Umum, safety induction, tata letak, rambu-rambu safety,
pemakaian APD, gudang, dll)
2) Kelembagaan dan Keahlian K3 (P2K3, PJK3; Organisasi; Pengesahan P2K3; Program
Kerja; AhliK3)
3) Penerapan SMK3 (Kebijakan dan komitmen K3; Tingkat penerapan SMK3; Audit
SMK3; Penghargaan K3(zero accident award, sertifikat SMK3)

D. DasarHukum
1) Dasar Hukum K3 Secara Umum
a. UUNo. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. Permenaker 8 tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri

2) Dasar Hukum Kelembagaan dan Keahlian K3


a. Undang – UndangNo. 1tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1)
& (2)
b. Keputusan Menteri Tenaga KerjaNo. Kep. 125/Men/1984 tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
(DK3N), Dewan Keselamatan dan KesehatanKerjaWilayah (DK3W) dan Panitia
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan
Kewajiban Dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per. 03/Men/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.

5
3) Dasar Hukum Penerapan SMK3
a. Undang-Undang No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan Pasal87.
c. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

6
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT. Coca Cola Amatil Indonesia merupakan suatu badan yang berbentuk perseroan
terbatas yang bergerak dibidang usaha produksi minuman ringan. PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Medan berada di Jalan K.L. Yos Sudarso km 14.5, Kecamatan Medan Labuhan
dengan luas sebesar 51353 m2 (5,1 Ha). PT Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi
minuman yang terbuat dari bahan baku pilihan berupa air, gula, concentrate dan
karbondioksida. Selain coca cola juga terdapat produk minuman lainnya seperti fanta, sprite,
minute maid pulpy.
Visi PT Coca-Cola Amatil Indonesia Menjadi perusahaan minuman terbaik di Asia
Tenggara. Misi PT Coca-Cola Amatil Indonesia Memberikan kesegaran kepada pelanggan
dan konsumen kita dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari. Aktivitas
produksi yang dilakukan di PT. Coca Cola Amatil Indonesia adalah: penerimaan bahan baku,
pengemasan serta pendistribusian.
.

7
B. Gambar Struktur Organisasi P2K3

Struktur Organisasi P2K3


PT. Coca Cola Amatil Indonesia
Medan

Ketua P2K3
General Manager

Sekertaris P2K3
OHS Manager

Logistic GOES HR/IT Finance

Gambar1. Struktur P2K3 PT Coca-Cola Amatil Indonesia Plant Medan

8
C. Temuan-Temuan di lapangan:

1. Prosudur Kerja (SOP), JSA


Ada pada sebahagian alat sudah terpasang SOP /JSA namun masih ada peralatan yang
terdapat dalam workshop belum dilengkapi dengan SOP sebagai arahan bagi pengguna
peralatan yang ada di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Plant Medan

2. Rambu / marka /safety sign


Pada dasarnya safety sign telah terpasang ditempat – tempat yang seharusnya sesuai dengan
keperuntukannya di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Plant Medan. Akan tetapi, ada beberapa
tempat seperti penempatan APAR disatukan dengan penyimpanan tabung gas asetilin,
sehingga tidak terpasang signal APAR yang mudah dilihat oleh pekerja bila terjadi
kebakaran.
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Secara umum, Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) dilingkungan kerja PT Coca-Cola
Amatil Indonesia Plant Medan udah disediakan untuk pekerja. Namun, aturan tersebut
belum disosialisasi dengan menampilkan poster wajib APD di lingkungan kerja dimana
pekerja melakukan aktifitas.
4. A P A R ( Alat Pemadam Api Ringan)
Secara keseluruhan pemasangan APAR sudah baik namun, ada di ruangan workshop
ditemukan APAR yang terpasang di dalam celah kolom BIM besi sehingga agak
tersembunyi dan sulit terlihat dari semua arah.
5. Kotak P3K
Secarakeseluruhan kotak P3K sudah terpasang di tempat kerja namun, adanya
ditemukan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Plant Medan, kotak P3K tidak diisi secara
lengkap.

6. Ahli K3
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Plant Medan telah memiliki 3 orang Ahli K3 tetapi
bekerja juga pada kegiatan lain yaitu pada shift 1, sedangkan pada shift 2 masih kosong
sehingga diperkirakan tidak terawasi dalam hal pemantauan pekerja dalam menjaga.

9
7. Penerapan SMK3
Sesuai informasi dari bapak Hakiki Hadi menyatakan bahwa audit SMK3 baru
dilaksanakan namun, bukti sertifikat tidak diperlihatkan baik kepada peserta pelatihan
ataupun yang ditempelkan di dinding kantor perusahaan PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia Plant Medan.
8. Kebijakan K3
Sudah ditemukan komitmen kebijakan K3 di lapangan yaitu :
Meningkatkan kinerja lingkungan secara berkesinambungan sekaligus
menghasilkan produk dan menyediakan layanan berkualitas yang konsisten yang
memenuhi standart local dan diterima secara internasional serta memberikan kontribusi
yang positif untuk bisnis kami.

10
BAB III
ANALISA

Setelah diopservasi dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, maka hasil tersebut dianalisa temuan di lapangan
dan hasil tersebut dituangkan dalam bentuk tabel di bawah ini:

A. Positif
No Obyek Foto Temuan Analisa Temuan Saran Dasar Hukum
K3 secara Umum

PT. Coca-Cola Bottling


Safety Indonesia telah melakukan • PT. Coca-Cola
induction safety induction bagi setiap Bottling
kepada pekerja, mitra/ subkontraktor Indonesia dapat
Undang - Undang Nomor 1
pekerja, dan juga bagi pengunjung/ melakukan
Tahun 1970 Tentang
1 mitra/ tamu. Dan bagi pengunjung/ peningkatan
Keselamatan Kerja (BAB
subkontrakto tamu juga diberikan form safety induction
V Pembinaan, Pasal 9)
r, Checklist Induksi untuk yang lebih
pengunjung/ memastikan pengunjung/ singkat dan
tamu tamu mengerti mengenai padat.
safety induction.

11
• Pemasangan
rambu/ safety
sign di setiap
area tempat kerja
sesuai dengan
keperuntukannya
.
•Sosialisasi arti
dan maksud dari Undang - Undang No. 1
Rambu/ PT. Coca-Cola Bottling rambu/ safety tahun 1970 Tentang
2 marka/ Indonesia telah memasang sign yang Keselamatan kesehatan
safety sign rambu/ marka di lokasi kerja. dipasang mulai kerja (BAB X Kewajiban
dari simbol Pengurus, Pasal 14)
hingga warna.
• Evaluasi
pemasangan
rambu/ safety
sign apakah
sudah terpasang
sesuai dengan
kegunaannya.
Pada saat peninjauan di · Pengadaan
lapangan, secara keseluruhan Alat Pelindung
Undang-Undang No.1
penggunaan Alat Pelindung Diri dari
Alat Tentang Keselamatan kerja
Diri (APD) di PT. Coca-Cola perusahaan
3 Pelindung Tahun 1970 (BAB X
Bottling Indonesia kepada pekerja
Diri (APD) Kewajiban Pengurus, Pasal
disesuaikan dengan khususnya pada
14)
lingkungan kerja dimana perusahaan
pekerja melakukan aktifitas. manufaktur.

12
· Perusahaan Permenaker No.8 Tahun
melakukan 2010 tentang alat pelindug
pengawasan diri pasal 6
secara rutin dan
berkala terkait
penggunaan
APD.
· Sosialisasi dan
pengarahan
Safety Meeting
terkait dengan
APD.
· Melakukan
pembinaan K3
untuk tenaga
baru terkait
pentingnya
penggunaan
APD.
· Melakukan
inspeksi berkala
terkait
pengguanaan
APD di
lingkungan kerja.
· Upaya budaya
K3 bagi para
pekerja serta
pengawasan
yang tinggi pada
area yang
memiliki potensi
bahaya tinggi.

13
• Melakukan
evaluasi secara
berkala terkait
SOP yang ada
SOP/ Instruksi Kerja Undang-Undang No.1
Prosedur sekarang agar
terpasang di tempat kerja Tahun 1970 (BAB III),
4 Kerja (SOP), tetap mengikuti
sesuai dengan Syarat-syarat Keselamatan
JSA perkembangan
peruntukannya. Kerja Pasal 4.
peraturan dan
penggunaan alat
produksi.

Ditemukan adanya fasilitas


• Menyediakan
untuk P3K di lokasi kerja
fasilitas P3K di
tetapi berada di lantai 3.
lantai 1 agar
PT. Coca-Cola Bottling Per.15/MEN/VIII/2008
5 Ruang P3K dapat mudah
Indonesia sudah mempunyai Pasal 8 tentang fasilitas
dijangkau
klinik. P3K ditempat kerja
apabila ada
kecelakaan kerja.

Kelembagaan dan Keahlian K3


1 P2K3 PT. Coca-Cola amatil • Melakukan Undang-undang no 1
Indonesia Plant Medan sosialisasi dan tahun 1970 tentang
sudah membentuk struktur menetapkan Keselamatan Kerja Pasal 9
organisasi P2K3. tugas dan Permenaker No 4 tahun
tanggung jawab 1987 pasal 2 ayat 1 tentang
dari petugas setiap tempat kerja dengan
P2K3 agar kriteria tertentu pengusah

14
kesehatan dan atau pengurus wajib
keselamatan membentuk P2K3
kerja Tenaga
kerja semakin
diperhatikan.

2 Organisasi Semua hal yang berkaitan Kewenangan dan Undang-undang no 1


dengan K3 berada di bawah tanggung jawab tahun 1970 Tentang
Divisi ISO (International perlu ditetapkan Keselamatan Kerja Pasal 5
Standard Organization) secara jelas.
3 Pengesahan P2K3 sudah  Per-04/MEN/ Undang-undang no 1
Pengesahan dilakukan oleh Kepala Dinas 1987 tahun 1970 tentang
P2K3 Sosial dan Tenaga Kerja Pasal 3, Ayat (3) Keselamatan kerja Pasal 10
Kota Medan

15
Program kerja untuk
meningkatkan kualitas mutu Perlu
produk dan sudah dilakukan mempertahankan
secara random . Sebagai dan
Program contoh yaitu (memeriksa meningkatkan PP No. 50 Tahun 2012
4
Kerja produk yang telah program kerja Tentang Penerapan SMK3
dipasarkan maupun yang yang sudah ada Pasal 2
belum di pasarkan untuk terkait mutu dan
menjaga kualitas dan mutu lingkungan
produk perusahaan)

Penerapan SMK3
1 Kebijakan Sudah ada kebijakan dan UU No. 1 Tahun 1970,
dan komitmen K3 serta hal ini Bab X tentang kewajiban
komitmen juga sudah disosialisasikan pengurus pasal 14
K3 di lokasi kerja. PP No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3
pasal 7-8

16
2 Tingkat Sudah dilaksanakan usaha Melaksanakan PP No. 50 Tahun 2012
penerapan dalam penerapan SMK3 SMK3 lebih Tentang Penerapan SMK3
SMK3 maksimal pasal 10-13

 
3 Penghargaan Mempertahankan Per-01/MEN/I/2007
K3 (zero prestasi yang Tentang Pedoman
accident, Bukti beberapa penghargaan dicapai. Pemberian Penghargaan
award) di mading yang didapatkan Keselamatan dan
oleh PT. Coca-Cola Bottling Kesehatan Kerja
Indonesia.

17
4 Audit SMK3 Bukti beberapa penghargaan PP No 50 tahun 2015
di mading. Tentang SMK3 pasal 1
Sudah dilakukan audit ayat 7
SMK3 di PT. Coca-Cola
Bottling Indonesia oleh
Kepala Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Medan.

B. Negatif
No Obyek Foto Temuan Analisa Temuan Bahaya Saran Dasar Hukum
K3 secara Umum

18
1 Rambu/ Ditemukan beberapa rambuh - Pemasangan Undang - Undang No. 1
marka/ harus diperbaharui agar rambu/ safety Tentang Keselamatan
safety sign pekerja/tamu mengerti sign di setiap Kerja tahun 1970 (BAB X
apabila terjadi incident area tempat kerja Kewajiban Pengurus, Pasal
dilapangan kerja. sesuai dengan 14)
keperuntukannya
. -
Sosialisasi arti
dan maksud dari
rambu/ safety
sign yang
dipasang mulai
dari simbol
hingga warna.
- Evaluasi
pemasangan
rambu/ safety
sign apakah
sudah terpasang
sesuai dengan
kegunaannya.

2 Alat Pada saat peninjauan di Sebaiknya Permenaker no 8 tahun


Pelindung lapangan, terdapat beberapa petugas K3 lebih 2010 tentang alat
Diri (APD) pekerja yang tidak ketat mengawasi pelindung diri pasal 5
melengkapi APD. APD pekerja
untuk Pasal mutu
keselamatan

19
pekerja dan
kualitas produk.

3 Kotak P3K Ditemukan adanya kotak • Melakukan Per.15/MEN/VIII/2008


P3K yang tidak lengkap pemeriksaan Pasal 10 (lampiran II)
isinya di lokasi kerja. berkala untuk isi
kotak P3K dan
melakukan

20
penunjukan bagi
penanggung
jawab masing -
masing kotak
P3K.
• Mengganti
simbol pada
kotak P3K
karena yang
seharusnya
adalah lambang
K3 yaitu warna
hijau dan plus
dan gear.
Kelembagaan dan Keahlian K3
4 Ahli K3 Ditemukan tidak ada ahli K3 • Perlu Undang-undang no 1
kimia diperusahaan tersebut disediakan 1 tahun 1970 tentang
(satu) orang Ahli keselamatan kerja
K3 kimia.

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sesuai dengan makalah “Bidang K3 secara Umum, Kelembagaan dan
Keahlian K3 dan Penerapan SMK 3” menyimpulkan bahwa PT. Coca-Cola
Amatil Indonesia Plant Medan telah menerapkan SMK 3 di dalam perusahaan

B. Saran

 Pemasangan rambu/ safety sign di setiap area tempat kerja sesuai dengan
keperuntukannya.
 Sosialisasi arti dan maksud dari rambu/ safety sign yang dipasang mulai
dari simbol hingga warna.
 Evaluasi pemasangan rambu/ safety sign apakah sudah terpasang sesuai
dengan kegunaannya.

22

Anda mungkin juga menyukai