Disusun Oleh:
6E
Dosen Pengampu:
Asisten Laboratorium:
Annisak Rofifah
11960124658
FAKULTAS PSIKOLOGI
PEKANBARU
2023
RAHASIA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. Data Klien
II. Hasil Observasi
III. Hasil Konseling
IV. Verbatim
V. Dugaan Diagnosa/Permasalahan
VI. Rancangan Intervensi
RAHASIA
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI KONSELING DAN PSIKOTERAPI
I. Data Klien
Inisial : ADZ
Jenis Kelamin : Perempuan
Jl.Cipta Karya, Pekanbaru
Alamat :
Deskripsi psikologis
Pada saat sesi konseling klien terlihat sedikit canggung dengan
menggerakkan jari tangan nya berulang kali, klien duduk dengan lebih
banyak bersandar pada kursi. Klien beberapa kali menggerakkan tangan nya
dalam bercerita, intonasi suara klien terdengar antusias saat bercerita. Klien
bercerita dengan lancar dan menunjukkan ekpresi yang senang ketika
menceritakan kegiatannya. Ketika memasuki permasalahan nya ekspresi
kalian terkadang berubah terlihat seperti kesal. Pada setiap sesi konseling
klien selalu antusias dan banyak bercerita kepada konselor. Klien merasa cara
komunikasi yang salah yang membuat kerja sama tim menjadi kurang aktif.
Klien lebih banyak berinisiatif sendiri dan bekerja sendiri, namun klien tetap
mencoba memahami bahwasan nya karakter atau pribadi setiap orang itu
berbeda-beda.
IV. Verbatim
NO PERCAKAPAN MICROSKILL
1 konselor Assalammualaikum warahmatullahi Introducing
2 wabarakatuh. Selamat pagi,
3 sebelumnya perkenalkan nama saya
4 Maria Ulfah. Pada hari ini saya
5 merupakan konselor yang akan
6 memfasilitasi anda dalam sesi
7 konseling ini. Baiklah anda
8 dipersilahkan untuk mengisi lembar
9 informed consent terlebih dahulu.
10 Terimakasih anda telah mengisi
11 lembar informed consent nya.
12 selanjutnnya yaitu dalam sesi
13 konseling ini saya izin bertanya
14 harapan anda dalam mengikuti
15 konseling ini seperti apa ?
RAHASIA
402
403
404 Konseli Kalau untuk diawal kayak biasa si,
405 kayak yaudah hari senin kita mau
406 ngapain, hari selasa mau ngapain.
407 Lebih ke beberapa teman itu tipenya
408 yaudah aku ikut. Jadi kalau
409 misalnya kita dalam satu tim itu gaa
410 ada yang inisiatif atau gaa ada yang
411 kayak hari ini kita buat apa nih
412 benar-benar kita gaa ada kegiatan
413 kayak gitu.
414 Konselor Kalau ketika anda sedang merasa Clarifying
415 lelah menghadapi anggota tim anda,
416 bagaimana cara anda untuk lebih
417 membiarkan hal tersebut tanpa
418 untuk dipikirkan ?
419 Konseli Misalnya tu ini sih misalnya cerita
420 pas disekolah, kenapa si teman-
421 teman ku kayak gini dan lain
422 sebagainya. Saya punya teman
423 cerita si, kadang cerita ke teman
424 terus yaa nanya-nanya karna dia
425 juga ikut kampus mengajar sebelum
426 nya. Teman-temn ku seperti ini loh
427 dan lain sebagainya aku harus apa ?
428 Kayak gitu.
429 Konselor Berarti anda meminta saran kepada Clarifying
430 teman anda yang lain. Dari bercerita
431 itu apakah anda mendapatkan saran
432 yang tepat ?
433
RAHASIA
V. Dugaan Diagnosa/Permasalahan
Dinamika permasalahan klien adalah ketika merasa lelah dengan kinerja
kelompok dalam program kampus mengajar yang sedang dia jalani. Dimana
klien merasa bahwasan nya anggota dalam kelompok nya kurang aktif dan
kurang inisiatif dalam menjalankan program kampus mengajar di sekolah.
Hal tersebut dikarenakan klien sudah berekspektasi besar ketika memilih
bergabung dalam program kampus mengajar ini. Dimana klien memiliki
ekspektasi bertemu orang-orang aktif seperti dirinya. Namun yang terjadi
dilapangan malah sebalik nya, sehingga klien merasa kurang mendapatkan
feel dari 4 bulan beraktivitas secara bersama-sama dengan tim kelompok
tersebut. Klien merasa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan mengajar ini
karena dia berharap ada pengalaman yang nantinya dia dapatkan setelah
program ini selesai. Klien memiliki perasaan khawatir di cap sebagai “si
paling aktif” dilingkungan tersebut karena sering memilih untuk bekerja
sendiri. Ketika klien melihat siswa nya lebih akrab ke teman-teman nya yan
kurang aktif ketimbang dengan dirinya yang selalu berusaha untuk siswanya
menjadi aktif timbul perasaan sedih akan hal itu. Namun bagi klien perasaan
sedih itu bisa dilewati karena ada nya perasaan senang ketika bisa berbagi
ilmu yang dia punya.
Ekspektasi yang besar dari klien tersebut terhadap teman kelompok nya
dikarenakan pengendalian diri terhadap harapan dari klien yang kurang.
RAHASIA
3. Kebaikan.
Kegiatan kebaikan meminta pesertanya untuk melakukan tindakan
kebaikan yang disengaja terhadap orang lain. Tindakan dapat sangat
bervariasi dari membeli hadiah kecil dan sumbangan untuk hal-hal yang
tidak melibatkan pengeluaran uang seperti membantu seseorang
membawa tas berat. Telah dicatat oleh penelitian bahwa bertindak baik
adalah karakteristik umum dari orang-orang yang bahagia, dan, terlebih
RAHASIA
4. Empati.
Kegiatan berbasis empati bermaksud untuk memperkuat hubungan
sosial dengan mempromosikan pemahaman dalam hubungan. Sejumlah
besar penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial yang bermakna
sangat penting untuk kebahagiaan. Salah satu contoh Intervensi Psikologi
Positif berbasis empati adalah mediasi cinta kasih. Dalam kegiatan ini,
dengan menggunakan teknik meditasi orang menciptakan perasaan dan
emosi positif terhadap orang lain atau bahkan dirinya sendiri.
Intervensi Psikologi Positif berbasis empati lainnya yang
berkonsentrasi pada pengambilan perspektif, yang menekankan
peningkatan tumpang tindih diri-orang lain yang ada di antara dua orang
(Davis dkk dalam Nugraha, 2022). Singkatnya, dengan mencoba melihat
perspektif orang lain dengan cukup baik untuk benar-benar memahami
bagaimana perasaan mereka, seseorang mungkin menemukan dirinya
merasa lebih mirip dengan orang Literatur yang luas menemukan bahwa
orang yang mengalami self-other overlap dengan seseorang mengalami
ikatan sosial yang lebih kuat pada akhirnya mampu memahami orang lain
dengan cara yang lebih kompleks dan bernuansa.
5. Optimisme.
Kegiatan berbasis optimisme meminta orang untuk berpikir tentang
masa depan dengan cara yang positif dan menciptakan harapan yang
positif. Misalnya, salah satu aktivitas semacam itu meminta orang-orang
di lab untuk menulis tentang bagaimana mereka melihat diri mereka
sendiri di masa depan dengan cara terbaik selama sekitar 10-15 menit.
Meskipun sangat mudah dilakukan, aktivitas ini dapat menyebabkan
peningkatan yang signifikan dalam kesejahteraan subjektif (Nugraha,
2022).
RAHASIA
6. Kekuatan.
Kegiatan yang termasuk dalam kategori‚ kekuatan meminta orang
untuk mengenali, dan kemudian menggunakan atau mengembangkan
kekuatan seseorang Saat menggunakan Intervensi Psikologi Positif
berbasis kekuatan, yang menuntut penerapan kekuatan seseorang, penting
untuk berhati-hati dan memastikan bahwa aplikasi ini sesuai. Misalnya,
jika seseorang mengidentifikasi kejujuran sebagai kekuatan, ada situasi
lain ketika kejujuran dapat melukai perasaan seseorang atau memicu
konflik. Penting juga untuk menumbuhkan kebijaksanaan praktis yaitu
kemampuan untuk menggunakan kekuatan seseorang saat tepat dan
bermanfaat (Nugraha, 2022).
7. Makna.
Intervensi Psikologi Positif berbasis makna difokuskan pada
pemahaman apa yang membawa makna bagi kehidupan seseorang dan
seringkali pada tindakan yang terkait untuk meningkatkan atau mencapai
makna ini. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki makna dalam hidup
adalah prediktor yang konsisten untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup
(Steger dkk dalam Nugraha, 2022). Jenis Intervensi Psikologi Positif ini
mencakup kegiatan seperti merefleksikan makna profesi seseorang
menetapkan tujuan dan perencanaan yang bermakna atau hanya sekadar
merefleksikan kehidupan seseorang secara tertulis. Pembuatan makna –
khususnya, menulis tentang peristiwa positif yang muncul dari peristiwa
negatif menjadi cara penting untuk mengatasi peristiwa negatif dalam
hidup.
Memilih psikologi positif sebagai intervensi karena psikologi
positif bertujuan untuk melakukan katalisasi suatu perubahan dalam
psikologi. Artinya, psikologi positif ini tidak hanya memperbaiki sesuatu
yang paling buruk yang terjadi di dalam kehidupan, tetapi juga bagaimana
membangun kualitas terbaik dalam hidup dan memperbaiki keseimbangan
di waktu lalu.
RAHASIA
Daftar Pustaka
Kobau, R., Seligman, M. E., Peterson, C., Diener, E., Zack, M. M., Chapman, D.,
& Thompson, W. 2011. Mental health promotion in public health:
Perspectives and strategies from positive psychology. American journal of
public health, 101(8), e1-e9.
Schueller, S.M. & Parks, A.C. 2014. The science of self-help: Translating positive
psychology research into individual happiness. European Psychologist, 19,
145-155.
RAHASIA
LAMPIRAN
RAHASIA
RAHASIA
RAHASIA
RAHASIA