Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN TENTANG AC DAN DC SERTA RESISTOR

Dosen Pengampu :

Diana Pebriani Daulay,S.T.P.,M.P

Disusun Oleh :
INDRA LAKSAMANA NBH
J1B120054

PRODI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI
Pengertian Arus Listrik AC (Alternating Current)

Arus Listrik AC adalah merupakan jenis arus yang tidak mengalir secara searah. Melainkan
bolak-balik. Arus AC memiliki nilai dan arah yang selalu berubah-ubah dan akan membentuk
suatu gelombang yang bernama gelombang sinusoida.

Pada arus listrik AC, dikenal yang namanya frekuensi. Yang mana besarnya frekuensi ini
berbeda-beda di setiap negara.

Di Indonesia, arus listrik AC yang ditetapkan oleh PLN memiliki frekuensi sebesar 50 Hertz.
Sedangkan tegangan standar untuk arus bolak-bali 1 fasa di Indonesia adalah 220 Volt.
Contoh penggunaan dari arus listrik AC pun sangat banyak.

Anda bisa dengan mudah menjumpainya dimana-mana. Hampir semua alat-alat yang ada di
rumah anda menggunakan arus listrik AC.
Kelebihan Arus Listrik AC (Alternating Current)

 Arus Listrik AC biasanya dipergunakan untuk menyalurkan listrik menuju tempat


yang jauh dikarenakan arus AC memiliki kerugian yang lebih kecil dibandingkan
arus DC. Listrik disalurkan menggunakan voltage yang tinggi yang sudah di step
up dari trafo sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk menyalurkan listrik
menuju ketempat yang jauh sehingga berbeda dengan arus DC.
 Arus AC sangat mudah untuk didapatkan hanya dengan menggunakan generator
sedangkan untuk arus DC sulit.

Kekurangan Arus Listrik AC (Alternating Current)

 Arus AC tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan juga tidak dapat
dipindahkan untuk keperluan yang tiba-tiba. Berbeda dengan arus DC yang bisa
kita dapatkan atau kita pindahkan dalam bentuk aki dan baterai.

Pengertian Arus Listrik DC (Direct Current)

Arus Listrik DC merupakan jenis arus yang mengalir secara searah. Awalnya arus DC dikira
mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif.
Namun kini banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa sebenarnya arus listrik DC mengalir dari
Kutub negatif ke kutub positif.

Aliran inilah yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif yang membuatnya
seperti terlihat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Pada arus DC, tegangan listrik
memiliki nilai dan arah yang tetap.

Contoh penggunaan dari arus DC dalam kehidupan sehari-hari juga cukup banyak. Seperti pada
handphone, laptop, radio, dan komputer.

Biasanya, arus listrik DC disimpan dalam bentuk baterai yang umum digunakan pada jam
dinding, remot TV, atau dalam bentuk aki yang tersedia pada mobil dan motor.

Kelebihan Arus Listrik DC (Direct Current)

 Arus Listrik DC dapat kita temui disetiap peralatan elektronik seperti remote dan segala
jenisnya. Yang dapat disimpan dalam bentuk baterai atau aki.
 Arus Listrik DC dapat diisi ulang supaya kita mudah untuk membawa dan
menyimpannya dalam waktu yang lama

Kekurangan Arus Listrik DC (Direct Current)

 Arus DC hanya bisa digunakan dalam daya yang rendah dan tidak dalam daya yang
tinggi.

RESISTOR

Resistor ialah salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam sebuah Rangkaian
Elektronika. Hampir setiap dalam peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya
Resistor yaitu suatu komponen Elektronika Pasif yang mempunyai nilai resistansi atau suatu
hambatan tertentu yang fungsinya untuk membatasi dan mengatur suatu arus listrik dalam sebuah
rangkaian Elektronika.

Kata resistor dalam bahasa Indonesia sering juga disebut dengan suatu Hambatan atau Tahanan
dan biasanya disingkat dengan Huruf R. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor yaitu OHM
(Ω). Sebutan OHM ini diambil dari nama sih penemunya yakni Georg Simon Ohm yang juga
adalah seorang Fisikawan Jerman.

Jenis-Jenis Resistor

Pada umumnya Resistor bisa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu Fixed
Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

1. Fixed Resistor

Fixed Resistor ialah salah satu jenis Resistor yang mmepunyai nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau suatu Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode
Angka.

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :


Yang tergolong dalam suatu Kategori Fixed Resistor yang berdasarkan Komposisi bahan
pembuatnya diantaranya yaitu :

a. Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari suatu komposisi karbon halus yang dicampur
dengan bahan isolasi bubuk yang sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan suatu nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan sebuah karbonnya semakin rendah pula nilai
pada resistansi atau nilai hambatannya.

Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion
Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

b. Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan pada Subtrat
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada suatu proporsi
karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah juga nilai resistansinya.
Keuntungan pada Carbon Film Resistor ini yaitu bisa menghasilkan suatu resistor dengan
toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan
dengan jenis Carbon Composition Resistor.

Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran yaitu biasanya berkisar diantara
1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya pada kepekaan terhadap
suhu, Carbon Film Resistor bisa bekerja pada suhu yang kira-kira dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
c. Metal Film Resistor

Metal Film resistor yaitu salah satu jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke
Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang,
lebar dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini yaitu yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor
yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

2. Variable Resistor

Variable Resistor yaitu salah satu jenis Resistor yang nilai resistansinya bisa berubah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Pada umumnya suatu Variable Resistor terbagi menjadi 3 yaitu
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

Bentuk dan Simbol Variable Resistor

a. Potensiometer

Potensiometer yaitu salah satu jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya bisa berubah-ubah
dengan cara memutar pada porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada sebuah
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di suatu badan Potensiometer
dalam bentuk sebuah kode angka.

b. Rheostat
Rheostat yaitu salah satu jenis Variable Resistor yang bisa beroperasi pada suatu Tegangan dan
Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari suatu lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai
Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada suatu bagian atas Toroid.

c. Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau juga sering disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yaitu salah
satu jenis Variable Resistor yang mempunyai fungsi seperti Potensiometer tetapi mempunyai
suatu ukuran yang lebih kecil dan tidak mempunyai Tuas. Untuk mengatur suatu nilai
resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk bisa memutar porosnya.

3. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor yaitu salah satu Jenis Resistor yang nilai resistansinya bisa dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor yaitu sebuah Singkatan dari “Thermal Resistor�. Terdapat dua
jenis Thermistor yakni Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient).

Bentuk dan Simbol Thermistor :

4. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor yaitu salah satu jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.

Bentuk dan Simbol LDR

Anda mungkin juga menyukai