Riview Hematopoeises
Riview Hematopoeises
HEMATOLOGI I
"HEMATOPOIESIS"
Disusun oleh:
Fajar setiawan
213410004
PENDAHULUAN
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk didalamnya
sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain
karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia
sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada
se ap orang itu berbeda- beda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau
pembuluh darah (Handayani dan Haribowo, 2012).
Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari tentang
darah dan jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu organ tubuh yang
sangat penting bagi tubuh manusia karena di dalamnya terkandung berbagai macam
komponen, baik komponen cairan berupa plasma darah, maupun komponen padat
berupa sel-sel (Firani, 2018).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui de nisi Hematopoiesis.
ti
ti
fi
ti
ti
ti
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hematopoiesis
Hematopoiesis biasa juga disebut hemopoiesis (Haema: Darah, Poiesis: membuat)
merupakan proses pembentukan sel-sel darah secara keseluruhan, yang melipu proses
pembentukan eritrosit, leukosit dan tombosit. Pada embrio, hematopoiesis terjadi pertama kali
pada yolk sac lalu berlanjut terjadi pada liver, limpa, mus dan nodus limfa kus ke ka sudah
menjadi janin. Selanjutnya proses hematopoiesis terjadi pada sumsum merah pada tulang tepat
ga bulan sebelum kelahiran janin dan berlanjut setelah proses kelahiran hingga sepanjang hidup
(Tortora & Derrickson, 2012).
Bagian in dari tulang tersusun atas sumsum merah dan sumsum kuning. Sumsum merah
merupakan tempat dibentuknya sel-sel darah sedangkan sumsum kuning tersusun sebagian besar
oleh jaringan adiposa (sel lemak). Seiring proses pertumbuhan dan perkembangan, sumsum merah
pada tulang akan bergan menjadi sumsum kuning. Akan tetapi sumsum kuning dapat kembali
menjadi sumsum merah jika diperlukan, seper saat terjadi peningkatan proses pembentukan sel-
sel darah. Sumsum merah pada tulang merupakan jaringan ikat khusus yang tervaskularisasi
dengan baik, terletak pada area diantara trabekula pada tulang spons. Tulang pada alat gerak atas,
gelang bahu dan panggul serta bagian epi sis dari tulang paha dan tulang lengan atas merupakan
tulang-tulang yang memiliki sumsum merah tempat terjadinya hematopoiesis. Sel-sel yang
menyusun sumsum merah pada tulang sebanyak 0,05-0,1% berasal dari jaringan mesenkimal dan
disebut sebagai pluripotent stem cells atau hemocytoblasts. Sel-sel tersebut memiliki kemampuan
untuk berdiferensiasi dan berkembang menjadi seluruh sel yang dibutuhkan oleh tubuh (Tortora &
Derrickson, 2012).
Seluruh sel-sel darah berasal dari sel punca hematopoie k (Hematopoie c stem cell) yang
bersifat pluripoten. Sel punca hematopoie k tersebut kemudian berdiferensiasi menghasilkan dua
jenis sel induk progenitor yang memiliki potensi terbatas (hanya akan berdiferensiasi menjadi sel
tertentu) yaitu Myeloid stem cell dan Lymphoid stem cell (atau biasa disebut sebagai Common
Myeloid Progenitor dan Common Lymphoid Progenitor) (Mescher, 2015). Myeloid stem cells akan
berdiferensiasi lebih lanjut dan membentuk sel eritrosit, trombosit, granulosit dan monosit.
Sementara Lymphoid stem cells akan berdiferensiasi dan membentuk limfosit B, limfosit T serta sel
NK (Natural Killer). Lymphoid stem cell yang merupakan sel progenitor limfosit akan bermigrasi dari
sumsum tulang merah ke mus, limpa dan nodus limfa kus sebagai organ limfoid tempat
terjadinya diferensiasi dan maturasi limfosit (Mescher, 2015).
ti
ti
ti
ti
fi
ti
ti
ti
ti
ti
ti
ti
ti
ti
Myeloid stem cell selanjutnya berdiferensiasi menjadi sel-sel progenitor untuk masing-masing
calon sel darah (selain limfosit). Sel-sel progenitor untuk pembentukan sel-sel darah yang matur
disebut colony forming unit (CFU) karena sel-sel tersebut mampu membentuk satu pe koloni sel
saat dikultur secara in vitro (Mescher, 2015). CFU dinamakan berdasarkan calon sel matur yang
akan dibentuknya yaitu CFU-E untuk sel-sel progenitor eritrosit, CFU-Meg untuk sel-sel progenitor
Megakariosit yang menjadi calon trombosit, CFU-GM untuk sel-sel progenitor leukosit granuler dan
makrofag (Tortora & Derrickson, 2012).
Gambar 2.1. Ilustrasi pembentukan sel-sel darah (Hematopoiesis) (diadaptasi dari Tortora & Derrickson, 2012)
Selanjutnya masing-masing CFU berdiferensiasi menjadi sel prekursor sesuai dengan sinyal
yang diterima oleh masing-masing koloni tersebut. Proses ini sangat tergantung pada lingkungan
mikro di sekitar sel yang dipenuhi oleh sinyal-sinyal molekuler yang disebut hematopoie c growth
factor (faktor pertumbuhan untuk proses hematopoiesis). Faktor pertumbuhan ini salah satunya
ti
ti
dikenal dengan nama CSF (Colony s mula ng factor) yang memicu sel-sel progenitor maupun sel
prekursor untuk berdiferensiasi sesuai dengan jalur pembentukan masing-masing sel darah
(Mescher, 2015). Selain CSF terdapat pula hormon seper Erythropoie n(EPO) dan
Thrombopoie n(TPO) serta senyawa kimia berupa sitokin dan interleukin (IL). EPO meningkatkan
jumlah prekursor eritrosit, sedangkan TPO memicu pembentukan trombosit dari sel megakariosit.
Sitokin memicu proliferasi sel progeitor pada sumsum tulang merah sedangkan interleukin
berperan pen ng dalam pembentukan leukosit (Tortora & Derrickson, 2012).
ti
ti
ti
ti
ti
ti
BAB III
KESIMPULAN
1. Hematologi merupakan studi tentang darah, baik dalam keadaan normal maupun patologis.
2. Hematopoiesis merupakan proses seluler yang menyebabkan sel-sel progenitor di sumsum
tulang mengalami diferensiasi menjadi sel-sel darah yang matur dan memiliki fungsi biologis
yang spesi k. jdjdjej
fi
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. K., Lichtman, A. H., & Pillai, S. (2018). Cellular and molecular
immunology 9th ed. Philadelphia: Saunders/Elsevier.
Mescher, A. L. (2015). Junquiera’s Basic Histology & Atlas (14th ed.). New York:
Mc Graw Hill Educa on/Lange.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2017). Principles of Anatomy & Physiology (15th
ed.). United States of America: John Wiley & Sons Inc.
tt
ti
ti
LAMPIRAN