Perdebatan Hukum Merayakan Tahun Baru - Ilham Ghulam Gibran
Perdebatan Hukum Merayakan Tahun Baru - Ilham Ghulam Gibran
NIM : 2277012043
Kelas : PAI B Siang
Beberapa hari yang lalu, tahun 2022 telah tergantikan dengan tahun 2023. Semasa pergantian
tahun, kalian ngapain aja nih? Nongkrong lanjut bakar-bakar ikan sama teman? Ngumpul bareng
keluarga sambil bunyikan petasan? Atau apa lagi nih? Dalam menyambut tahun baru, memang tidak
sedikit masyarakat yang merayakannya berasama keluarga ataupun teman.
KESIMPULAN
Menurut penjelasan tersebut, artinya merayakan tahun baru dalam Islam juga dapat dikatakan
mubah dan tetap boleh dilakukan. Namun apabila tidak dilakukan maka orang itu tidak mendapatkan
dosa. Bersenang-senang dengan keindahan hidup yakni makan, minum dan membersihkan diri
merupakan sesuatu yang diperbolehkan selama masih selaras dengan syariat, tidak mengandung unsur
kemaksiatan, tidak merusak kehormatan, dan bukan berangkat dari akidah yang rusak.
Merayakan momentum tahun baru dengan berbagai bentuknya, serta mengucapkan selamat tahun
baru atau “Happy New Year” menurut perspektif kajian Islam merupakan hal yang mubah
(diperkenankan), selama tidak dilakukan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat, seperti
tindak kemaksiatan. Meski begitu, alangkah baiknya bagi kita untuk memaknai pergantian tahun baru
ini sebagai momentum untuk mengevaluasi diri agar lebih memaksimalkan ibadah ke depannya dengan
ungkapan syukur. Selain itu, yang tak kalah penting dalam momentum pergantian tahun ialah memohon
kepada Allah Swt. agar senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjalankan kebaikan dan ketaatan
serta dijauhkan dari segala marabahaya.