Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sectio caesarea merupakan sebuah bentuk melahirkan dengan melakukan
sebuah irisan bedahan yang menembus abdomen dan uturus seorang ibu
untuk mengeluarkan satu atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika
kelahiran melalui vagina akan mengara pada komplikasi (Yuanita
syaiful,2019)
Menurut World Health Organization(WHO) bahwa angka persalinan
dengan bedah sesar adalah sekitar 10% - 15% dari semua proses persalinan di
negara – negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan
23% di Amerika Serikat, dan untuk Kanada pada tahun 2008 mencapai angka
21 %. Di Wadia Hospital Bombay, Indiaangka kejadian sectio caesarea kitar
18% - 20%. Brazil adalah contoh Negara berkembang dengan peningkatan
angka sectio caesarea yang paling mencengangkan dari 15% pada tahun 1974
menjadi 75% pada tahun 2010 (WHO, 2021).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018
angka kejadian persalinan sectio caesarea di Indonesia adalah sebesar 17,6%
tertinggi di wilayah DKI Jakarta sebesar 31,3% dan terendah di Papua sebesar
6,7% (KEMENKES RI, 2019).
Persalinan Sectio Caesarea memiliki resiko lima kali lebih besar terjadi
komplikasi disbanding persalinan normal.Penyebab atau masalah yang
paling banyak mempengaruhi adalah pengeluaran darah atau perdarahan
dan infeksi yang dialami ibu. Adapun penyebab dari perdarahan karena
dilakukannya tindakan pembedahan jika cabang Arteria Uterine ikut terbuka
dan dapat terjadi karena Atonia Uteri.Infeksi pada ibu Post Op Sectio
Caesarea dapat dilihat dengan tanda lochea yang keluar banyak seperti nanah
dan berbau busuk, uterus lebih besar dan lembek dari seharusnya dan fundus
masih tinggi.
Sehingga untuk meningkatkan kesehatan klien dapat dilakukan
pendekatan Asuhan Keperawatan yang propesional.Dalam memberikan
pelayanan atau asuhan sebagai tenaga kesehatan harus harus selalu
memperhatikan bahwa manusia ialah makhluk yang holistik sehingga dapat
melakukan pendekatan pemecahan masalah yang komperhensif dimulai
dengan pengkajian, menetapkan diagnosa, menentukan perencanaan,
melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan.
Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas penulis ingin
mengetahui lebih dalam tentang “Asuhan Keperawatan Padaa Ibu Post
Operasi Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSU SUNDARI MEDAN”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Ibu Post Operasi
Sectio Caesaria ?

C. Tujuan Penulis
PenulismampumenerapkandanmelakukanAsuhanKeperawtanIbuPostOper
asiSectioCaesariaDiRuangMawarNifas.
a) TujuanUmum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
mengetahuibagaimana pelaksanaanAsuhanKeperawatanIbu PostOperasi
sectiocaesariaDiRuangMawarNifas

b) Tujuan Khusus
1.Melakukanpengkajianibupostoperasisectiocaesariadiruang mawarnifas.
2.Merumuskan diagnosa keperawatan ibu post operasi sectio
caesariadiruangmawarnifas.
3.Menyusun perencanaan keperawatan ibu post operasi sectio caesariadi
ruangmawarnifas.
4.Melaksanakanimplementasisesuaidenganmasalahkeperawatan
padaibupostsectiosesariadi ruangmawarnifas.
5.MengevaluasiAsuhanKeperawatnyangtelahdiberikanpadaibu
postsectiocaesareadi ruangmawarnifas.
D. ManfaatPenulisan
a) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mempersiapkan, mengumpulkan, dan menginformasikan data hasil
Asuhan Keperawatan pada ibu post operasi sectio caesaria
b) BagiTempat Penulisan
Dapat dijadikan sebagai acuan dan dapat diterapkan dalam Melaksanakan
asuhan keperawatan serta meningkatkan kemampuan dalam merawat
pasien post operasi section caesaria
c) Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Menambah ilmu dan keterampilan dalam kegiatan proses belajar
mengajar khususnya mengenai Asuhan Keperawatan pada pasien post
secti ocaesaria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Sectio caesarea
Sectio caesarea merupakan sebuah bentuk melahirkan dengan
melakukan sebuah irisan bedahan yang menembus abdomen dan uturus
seorang ibu untuk mengeluarkan satu atau lebih. Cara ini biasanya
dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengara pada komplikasi
(Yuanita syaiful,2019)
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syaratrahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

2. Etiologi
Menurut NANDA NIC-NOC (2015) sectio caesarea dilakukan atas
indikasi :
a) Etiologi berasal dari Ibu
Ibu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai
kelainan letak, disproporsi cepalo pelvik (disproporsi janin/panggul),
ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan kehamilan
yang disertai penyakit (Jantung, Diabetes Mellitus), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b) Etiologi berasal dari janin
Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin,
mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat
dengan pembukan kecil, kegangalan persalinan vakum atau ferseps
ekstraks.

3. Perubahan-perubahan nifas atau Sectio caesaria


 Perubahan fisiologis pada masa nifas menurut Yuanita syaiful,2019 :
a. Perubahan uterus
Ukuran uterusmengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan,
setinggi umbilicus, setelah 4 minggu masuk panggul, setelah 2
minggu kembali pada ukuran sebelum hamil).
b. Lochea
Adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui vagina
selama puerperium.
Ada beberapa jenis lochea, yakni:
1) Lochea Rubra
( Cruenta) Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel darah desidua (Desidua yakni selaput tenar
rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat
seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel- sel
epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo(yakni bulu halus
pada anak yang baru lahir), dan meconium (yakni isi usus janin
cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban
berwarna hijau).
2) Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada
hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau
busuk.
6) Locheohosis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
c. Perubahan vagina dan perinium
1) Vagina
Pada minggu ketiga,vagina mengecil dan timbul vugae (lipatan-
lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
2) Perlukaan vagina
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan perineum
tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan
biasa, tetapi lebih sering terjadi akibat ekstrasi dengan cunam,
terlebih apabila kepala janin harus diputar, robekan terdapat
pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan
speculum.
3) Perubahan pada perineum
Terjadi robekan perineum hampir pada semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya.
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu
bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dan pada
sirkumfarensia suboksipito bregmatika. Bila ada laserasi jalan
lahir atau luka bekas episiotomy (penyayatan mulut serambi
kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah
penjahitan dan perawatan dengan baik.
4) Perubahan sistem pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini
disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama
persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar,
sehubungan dengan jahitan pada perinium, jangan sampai lepas
dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus
dilakukan tiga sampai empat hari setelah persalinan.
5) Perubahan perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,
tergantung pada keadaan sebelum persalinan, lamanya
partuskala dua dilalui, besarnya tekanan kepala yang menekan
pada saat persalinan.
6) Perubahan sistem muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-
pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah
plasenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta
fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-
angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang
uterus jatuh kebelakang dan menjadi retropleksi karena
ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak jarang pula wanita
mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan karena
ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi
kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan.
7) Perubahan tanda-tanda vital
a) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat
celsius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celsius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8
derajat celsius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya
suhu badan akan kembali normal. Nilai suhu lebih dari 38
derajat celsius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
b) Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus,
dan dapat terjadi Bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu
tubuh tidak panas. Mungkin ada pendarahan belebihan atau ada
vitium kordis pada penderita pada masa nifas umumnya denyut
nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan
pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian
kembali seperti keadaan semula
c) Tekanan darah pada beberapa kasus ditemukan keadaan
hipertensi postpartum akan menghilang dengan sendirinya
apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya
dalam setengah bulan tanpa pengobatan (Saleha, 2009).

 Perubahanpsikologi ibu nifas menurut Yuanita syaiful,2019 :


Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru
lahir. Doraongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan
dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
a. Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari
pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang
berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang
kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sampai akhir.
b. Fase taking hold
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa kawatir akan
ketidakmampuan dan tanggung jawab dalam merawat bayi. Ibu
mempunyai perasaan sangat sensitif mudah tersinggung dan
gampang marah.
c. Fase letting go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase
ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
4. Pathway
B. Dasar Teori Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan
darah, tanggal MRS, diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Pada uumumnya pasien post sectio caesar mengeluh nyeri pada daerah
luka bekas operasi. Nyeri biasanya bertambah parah jika pasien
bergerak.
c) Riwayat kesehatan
Pada pengkajian riwayat kesehatan, data yang dikaji adalah riwayat
kesehatan dahulu, riwayat kesehatan sekarang dan riwayat kesehatan
keluarga. Dalam mengkaji riwayat kesehatan dahulu hal yang perlu
dikaji adalah penyakit yang pernah diderita pasien khususnya penyakit
kronis, menular, dan menahun seperti penyakit jantung, hipertensi,
diabetes, TBC, hepatitis dan penyakit kelamin.
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian data
yang dilakukan untuk menentukan sebab dari dilakuakannya operasi
sectio caesarea seperti kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak
lintang), faktor plasenta (plasenta previa, solution plasenta, plasenta
accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali pusat, telilit tali
pusat), bayi kembar (multiple pregnancy), pre eklampsia, dan ketuban
pecah dini yang nantinya akan membantu membuat rencana tindakan
terhadap pasien.
Riwayat kesehatan keluarga berisi tentang pengkajian apakah
keluarga pasien memiliki riwayat penyakit kronis, menular, dan
menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, TBC, hepatitis
dan penyakit kelaminyang merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya pre eklampsia dan giant baby, seperti diabetes dan hipertensi
yang sering terjadi pada beberapa keturunan.
d) Riwayat perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah menikah sejak
usia berapa, lama pernikahan, berapa kali menikah, status pernikahan
saat ini.
e) Riwayat obsterti
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu, berpa kali ibu hamil, penolong
persalinan, dimana ibu bersalin, cara bersalin, jumlah anak, apakah
pernah abortus, dan keadaan nifas yang lalu.
f) Riwayat persalinan sekarang
Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan anak.
g) Riwayat KB
PengkajianriwayatKBdilakukan untuk mengetahui apakahklien
pernah ikut program KB, jenis kontrasepsi, apakah terdapat
keluhan dan masalah dalampenggunaankontrasepsitersebut,dansetelah
masa nifas ini akan menggunakanalat kontrasepsiapa.
h) PemeriksaanFisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit.
 Pada pemeriksaan kepala meliputi bentuk kepala, kulit kepala, apakah
ada lesi atau benjolan, dan kesan wajah, biasanya terdapat chloasma
gravidarum pada ibu post partum. Pada pemeriksaan mata meliputi
kelengkapan dan kesimetrisan mata,kelompok mata, konjungtiva,
cornea, ketajaman pengelihatan. Pada ibu postsectio caesarea
biasanya terdapat konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh
kondisi anemia atau dikarenakan proses persalinan yang mengalami
perdarahan.
 Pada pemeriksaan hidung meliputi tulang hidung dan posisi septum
nasi, pernafasan cuping hidung, kondisi lubang hidung, apakah ada
secret, sumbatan jalan nafas, apakah ada perdarahan atau tidak,
apakah ada polip dan purulent. Pada pemeriksaan telinga meliputi
bentuk, ukuran, ketegangan lubang telinga, kebersihan dan ketajaman
pendengaran.
 Pada pemeriksaan leher meliputi posisi trakea, kelenjar tiroid,
bendungan vena jugularis. Pada ibu post partum biasanya terjadi
pemebesaran kelenjar tiroid yang disebabkan proses meneran yang
salah. Pada pemeriksaan mulut dan orofaring meliputi keadaan bibir,
keadaan gigi, lidah, palatum, orofaring, ukuran tonsil, warna tonsil.
 Pada pemeriksaan thorak meliputi inspeksi (bentuk dada, penggunaan
otot bantu nafas, pola nafas), palpasi (penilaian voval fremitus),
perkusi (melakukan perkusi pada semua lapang paru mulai dari atas
klavikula kebawah pada setiap spasiem intercostalis), auskultasi
(bunyi nafas, suara nafas, suara tambahan).
 Pada pemeriksaan payudara pada ibu yang mengalami bendungan ASI
meliputi bentuk simetris, kedua payudara tegang, ada nyeri tekan,
kedua puting susu menonjol, areola hitam, warna kulit tidak
kemerahan, ASI belum keluar atau ASI hanya keluar sedikit. Pada
pemeriksaan jantung meliputi inspeksi dan palpasi (amati ada atau
tidak pulsasi, amati peningkatan kerja jantung atau pembesaran, amati
ictus kordis), perkusi (menentukan batas-batas jantung untuk
mengetahui ukuranjantung), auskultasi (bunyi jantung).
 Pada pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (lihat luka bekas operasi
apakah ada tanda-tanda infeksi dan tanda perdarahan, apakah terdapat
striae dan linea), auskultasi (peristaltic usus normal 5-35 kali
permenit), palpasi (kontraksi uterus baik atau tidak).
 Pada pemeriksaan genetalia eksterna meliputi inspeksi (apakah ada
hematoma, oedema,tanda-tanda infeksi,periksa lokhea meliputi warna,
jumlah, dan konsistensinya). Pada pemeriksaan kandung kemih
diperiksa apakah kandung kemih ibu penuh atau tidak, jika penuh
minta ibu untuk berkemih, jika ibu tidak mampu lakukan kateterisasi.
 Pada pemeriksaan anus diperiksa apakah ada hemoroid atau tidak.
 Pada pemeriksaan integument meliputi warna, turgor, kerataan
warna, kelembaban, temperatur kulit, tekstur, hiperpigmentasi. Pada
pemeriksaan ekstermitas meliputi ada atau tidaknya varises, oedema,
reflek patella, reflek Babinski, nyeri tekan atau panas pada betis,
pemeriksaan human sign.
 Pada pemeriksaan status mental meliputi kondisi emosi, orientasi
klien, proses berpikir, kemauan atau motivasi serta persepsi klien.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x24 jam
berhubungan 1. Lakukan pengkajian
diharapkan nyeri berkurang
dengan agen dengan Kriteria Hasil : nyeri secara komprehensif
a. Mampu mengontrol nyeri
injuri fisik termasuk lokasi, karakteristik,
(tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik durasi, frekuensi, kualitas dan
nonfarmakologi untuk
faktor presipitasi.
mengurangi nyeri, mencari
2. Observasi reaksi
bantuan)
nonverbal dari
b. Melaporkan bahwa nyeri
ketidaknyamanan
berkurang dengan
3. Kaji kultur yang
menggunakan manajemen
mempengaruhi respon nyeri
nyeri
4. Kontrol lingkungan yang
c. Mampu
dapat mempengaruhi nyeri
mengenalinyeri
seperti suhu ruangan,
(skala, intensitas,
pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman 5. Berikan analgetik untuk
setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri
e. Tanda vital dalam rentang 6. Evaluasi keefektifan
normal kontrol nyeri
7. Tingkatkan istirahat
8. Kaji Tanda vital pasien
2. Menyusui Setelah diberikan tindakan Edukasi Menyusui
keperawatan selama 3x24 jam
tidak efektif 1. Identifikasi kesiapan dan
klien menunjukkan respon
berhubungan breast feeding adekuat kemampuan menerima
dengan Kriteria Hasil :
dengan informasi
a. Klien mengungkapkan puas
kurangnya dengan kebutuhan untuk 2. Jelaskan manfaat menyusui
menyusui
pengetahuan bagi ibu dan bayi
b. Klien mampu
ibu tentang 3. Ajarkan perawatan payudara
mendemonstrasikanperawatan
cara post partum ( pijat payudara)
payudara
menyusui
c. Suplai ASI meningkat
yang benar
d. Tetesan/pancaran ASI
meningkat
3. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilisasi
keperawatan selama 3x24 jam
mobilitas 1. Identifikasi toleransi fisik
diharapkan mobilitas fisik
fisik teratasidengan Kriteria Hasil : melakukan pergerakan
1. Pergerakan ekstremitas
berhubungan 2. Monitor kondisi umum
meningkat
dengan nyeri selama melakukan mobilisasi
2. Kekuatan otot meningkat
3. Fasilitasi aktivitasi
3. Nyeri menurun
mobilisasi dengan alat bantu
4. Kecemasan menurun
( misalnya pagar tempat
5. Gerakab terbatas menurun
tidur/side rails)
6. Kelemahan fisik menurun
4. Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan
5. Anjurkan mobilisasi dini
(latihan gerak miring kanan
dan miring kiri di tempat tidur)
6. Ajarkan mobilisasi
sederhana (misalnya duduk di
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi dan
berjalan)
BAB III
ASKEP KASUS KELOLAAN

A. Pengkajian
I. Identitas
Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. I
Umur :24 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pinang Baris Dsn II Alamat : Pinang Baris Dsn II

II. Status Perkawinan : Kawin


Jumlah Perkawinan : 1 (Satu)
Lama perkawinan : 2Tahun

III. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan perutnya terasa
nyeri akibat op. sectio casarea
b. Keluhan Lain : Perut terasa mules tapi tidak BAB
c. Penyakit yang diderita : Tidak ada
2. Riwayat Kesehatan terdahulu : Tidak ada
3.Riwayat Kesehatan Keluarga :
a. Penyakit Keturunan : Tidak ada
b. Kelahiran Kembar : Tidak ada

IV.Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sekarang


a. P : 1 G:1 A:0
Masa Gestasi : 39 Minggu
Kelainan selama hamil :Tidak ada
b. Tanggal Persalinan : 04 April 2023
Lama Persalinan : 2 jam
Perdarahan : Tidak ada
Penyulit dalam persalinan : Tidak ada

Anak
PB : 48 cm BB : 3240 gram
Kelainan bawaan : Tidak ada
APGAR SCORE :9
c. Rawat Gabung : Tidak ada
Alasan : Peraturan ini sudah ada sejak setelah
adanya penyakit virus korona.

V. Data Nutrisi
a. Frekwensi Makan : 3 x sehari
b. Jenis Makanan : Nasi, lauk dan sayur
c. Makanan / Minuman Tambahan : roti kering / susu prenagen
d. Nafsu Makan : Meningkat
e. Makanan Pantangan : Tidak ada
f. Tambahan Vitamin : Vitamin asam folat dan ferro sulfat

VI.Data Eliminasi
BAK : 4 – 6 x sehari
Frekuensi : 250 cc
Keluhan : Tidak ada
BAB : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada
Keluhan : seperti mengedan tapi tidak keluar
Jumlah tidur dalam sehari : 4 jam
Keluhan : Terbangun tengah malam karena rasa
nyeri pada bagian luka op SC
VI. Data Aktivitas
Kemampuan Ambulasi : dibantu keluarga
Keluhan : Tidak ada

VII. Data Psikososial / cognitif / perseptual


a. Bonding : Ibu tidak sabar ingin bertemu dan ingin menggendong
bayinya.
b. Taking In
- Taking Hold : Ibu dibantu oleh suami dan ibunya untuk memenuhi
kebutuhannya.
- Letting Go : Setelah dilakukan perawatan payudara dan cara
perawatan bayi baru lahir, ibu lebih percaya diri untuk
merawat dan memberi ASI secara langsung pada bayi.
c. Post Partum Blues : Tidak ada
d. Pengetahuan Ibu tentang
- Perawatan bayi baru lahir : Sebelumnya ibu sudah pernah melahirkan
anak pertamanya jadi ibu tahu bagaimana perawatan
bayi baru lahir.
- Tehnikmenyusui : Ibu sudah tahu bagaimana teknik cara menyusui
bayi baru lahir dengan benar.
- Asi Eksklusif : Ibu belum bisa memberikan bayinya ASI eksklusif
karena ASI nya belum keluar.
- Perawatan Payudara : Ibu tidak mengetahui bagaimana cara perawatan
payudara karena sebelumnya ibu pertama kali
melahirkan anak pertamanya ASI nya sudah keluar.
- Senam Nifas : Ibu pernah mengikuti senam nifas di faskes terdekat
dengan rumahnya
- Kebutuhan seksual : Tidak ada
- Tanda – tanda komplikasi : Tidak ada
e. Tanggapan Ibu tentang
- Penggunaan alat KB : Ibu sudah memakai alat KB berupa KB
suntik
- Waktu Pemakaian : ± 3 tahun
- Tanggapan Suami : Suami menerima dan setuju istrinya
menggunakan alat KB
f. Tanggapan Keluarga terhadap kelahiran bayi:
Keluarga sangat senang dan bahagia karena bertambahnya anggota baru
di keluarga mereka.
g. Kebiasaan adat / istiadat yang berkaitan dengan masa nifas :
7 bulanan

VIII. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit Nadi : 80 x/menit
d. Konjungtiva : Merah muda
e. Sclera : Putih (normal)
f. Pemeriksaan Lab : Hb : 12, Leukosit :7.500/mm²,
Hematokrit : 38, KGD : 80 mg/dL
g. Keadaan Payudara : Bengkak dan keras
h. Abdomen :
- Involusio Uterus : Tidak ada
- TFU : 2 jari diatas pusat
- Kandung Kemih : Baik, tidak fisu blass
i. Vulva / perineum / Rektum :
- Lochea : Normal, tidak ada bau
- Kebersihan : Bersih
- Oedem : Tidak ada
- Luka Jahitan : Tidak ada
i. Tungkai bawah :
- Tromboplebitis : Tidak ada
- Oedem : Tidak ada
XI. Rencana Pulang
- Sumber yang tersedia / orang : Suami dan keluarga
- Financial : Tercukupi
- Bantuan yang dibutuhkan : Tidak ada

B. Analisa Data
No Data focus Etiologi Masalah
1. DS : Sectio Caesarea Nyeri akut
P : nyeri dirasakan saat Luka post operasi
bergerak Terputusnya
Q : nyeri seperti ditusuk- kontinuitas jaringan
tusuk Pelepasan zat
R : bagian luka jahitan bekas mediator nyeri
operasi Nyeri akut
S : Skala 7
T : Hilang timbul
DO :
 Pasien tampak menahan
nyeri saat bergerak
 TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5ºC
2. DS : Faktor pengetahuan Menyusui tidak
Ny. A mengatakan perawatan payudara efektif
payudaranya terasa bengkak
dan ASI nya belum keluar Menyusui anaknya
DO :
 Putting susu ibu lecet ASI yang keluar tidak

 Payudara ibu tampak lancar (putting susu

bengkak lecet)
 ASI klien belum menetes
Ny. A mengatakan
payudaranya terasa
bengkak

Menyusui tidak
efektif
3. DS : Post op. section Gangguan
 Klien mengeluh nyeri saat casearea mobilitas fisik
bergerak
 Klien mengatakan setelah Luka pada laparatomi
post op belum mampu
untuk menggerakan Nyeri pada luka

ekstermitas bawah operasi

DO :
 Klien tampak lemah, Tidak mampu

terbatas dalam bergerak beraktivitas

dan belum mampu miring


Aktivitas terbatas
kiri dan miring kanan di
tempat tidur
Gangguan mobilitas
 Seluruh aktivitas klien
fisik
saat ini dibantu oleh
keluarga

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan luka
insisi operasi section caesarea.
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar ditandai dengan payudara
bengkak.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
D. Implementasi dan Evaluasi
No Dx Hari/ Jam Impementasi Evaluasi
Kep Tanggal
1. I Selasa, 4 15.00 1. Melakukan pengkajian nyeri Selasa, 4 April 2023
April secara komprehensif (20.00 wib)
2023 Hasil : pasien merasa nyeri S:
dibagian luka bekas post op. SC  Pasien mengatakan
dengan skala 7 nyeri yang dirasakan
15.30
2. Mengobservasi reaksi non sangat sakit
verbal dari ketidaknyamanan  Pasien merasa tidak
Hasil : Pasien merasa kesakitan nyaman dan hanya
setelah op.SC istirahat selama 4 jam
17.00
3. Kontrol lingkungan yang dapat saja di malam hari
mempengaruhi nyeri
Hasil : suhu ruangan yang panas O:
membuat pasien semakin merasa  Pasien tampak
tidak nyaman dan nyeri kesakitan
17.35 4. Meningkatkan istirahat pasien  Pasien tampak gelisah
Hasil : pasien mengatakan tidur dan tidak nyaman
hanya 4 jam pada malam hari dan karena nyeri dan
tidak bisa istirahat pada siang hari lingkungan yang
5. Menginjeksi obat analgetik dirasakan
pada intravena radialis kanan  Skala nyeri : 7
18.00
pasien
Hasil : ketorolac 1 ampul A:

Ranitidine 1 ampul Masalah belum teratasi

Gentamicin 1 ampul
6. Memberikan obat oral pada P:

pasien Intervensi dilanjutkan


18.15
Hasil : Methylergometrine 1 tablet
7. Memberikan cairan infus pada
pasien
18.30 Hasil : IVFD RL + Tomit 10 mg
20 tpm
II Selasa, 4 16.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Selasa, 4 April 2023
April kemampuan menerima informasi (20.00 wib)
2023 terkait manfaat menyusui S:
Hasil : pasien dapat menerima  Pasien mengatakan ASI
informasi dengan baik belum keluar
2. Menanyakan kepada pasien  Klien memahami dan
suplai pengeluaran ASI mau menerima
16.30
Hasil : pasien mengatakan ASI informasi dengan baik
nya belum keluar dan payudara
terasa bengkak O:
3. Mengajarkan cara perawatan  ASI pasien belum
payudara post partum (pijat keluar
16.45 payudara)  Payudara pasien tampak
Hasil : pasien masih belum paham bengkak
dan mengingat cara perawatan
payudara/pijat payudara A:
Masalah belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan
III Selasa, 4 14.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Selasa, 4 April 2023
April Hasil : TD: 110/70 mmHg (20.00 wib)
2023 RR: 20x/menit S:
N: 80x/menit  Pasien mengatakan
S: 36,5ºC masih merasakan nyeri
2. Memasang pagar tempat tidur saat bergerak
14.15
klien  Pasien mengatakan
Hasil : setiap klien tidur selalu cemas saat bergerak
dipasang pagar tempat tidur agar karena takut luka bekas
klien tidak jatuh post SC terluka
19.00 3. Mengajarkan klien gerak  Pasien belum mampu
mobilisasi dini (miring kanan dan untuk miring kanan dan
miring kiri) miring kiri
Hasil : pasien masih belum O:
mampu untuk miring kanan dan  Pasien tampak lemah
miring kiri karena takut luka post  Tampak gerakan px
op SC terbuka terbatas
19.30
4.Melibatkan keluarga untuk  Tampak px masih
membantu klien dalam dibantu sepenuhnya
meningkatkan pergerakan bergerak oleh keluarga
Hasil : keluargamasih sepenuhnya A:
membantu pasien dalam Masalah belumteratasi
memenuhi kebutuhan pasien P : Intervensi dilanjutkan

2 I Rabu, 5 09.00 1. Melakukan pengkajian nyeri Rabu, 5 April 2023 (14.00


April secara komprehensif wib )
2023 Hasil : nyeri pasienberkurang S:
dengan skala nyeri 3  Pasien mengatakan
09.15 2. Mengobservasi reaksi non nyerinya sudah
verbal dari ketidak nyamanan berkurang
Hasil : rasa sakit pasien berkurang  Pasien mengatakan
dengan memperlihatkan wajah waktu istirahatnya
tersenyum dan nyaman saat mulai membaik dengan
berada di tempat tidur waktu jam istirahat 5
09.30 3. kontrol lingkungan yang dapat jam di malam hari dan
mempengaruhi nyeri 2 jam di siang hari
Hasil : suhu ruangan yang adem
dan sejuk membuat pasien merasa O:
nyaman saat beristirahat  Tampak nyeri pasien
4. Meningkatkan istirahat pasien berkurang
13.00 Hasil : pasien mengatakan  Pasien tampak nyaman
istirahat pada malam hari 5 jam saat beristirahat
dan di siang hari 2 jam  Skala nyeri : 3
5.Menginjeksi obat analgetik pada
intravena radialis kanan pasien A:
12.00 Hasil : ketorolac 1 ampul Masalah teratasi sebagian
Ranitidine 1 ampul
6. Memberikan obat oral pada P:
pasien Intervensi dilanjutkan
Hasil : Methylergometrine 1 tablet
12.10
7. Memberikan cairan infus pada
pasien
Hasil : IVFD RL + Tomit 10 mg
12.15 20 tpm

II Rabu, 5 10.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Rabu, 5 April 2023 (14.00


April kemampuan menerima informasi wib )
2023 terkait manfaat menyusui S:
Hasil : pasien dapat menerima Pasien mengatakan ASI
informasi dengan baik keluar masih sedikit
2. Menanyakan kepada pasien
10.30
suplai pengeluaran ASI O:
Hasil : pasien mengatakan ASI  ASI pasien sudah
nya sudah keluar tapi sedikit dan tampak keluar
hanya disebelah kanan payudara  Pasien sudah bisa untuk
dan bengkak sudah berkurang melakukan perawatan
3. Mengajarkan cara perawatan payudara
11.00 payudara post partum (pijat  Tampak payudara
payudara) bengkak berkurang
Hasil : pasien masih kadang lupa
cara perawatan payudara/pijat A:
payudara Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
III Rabu, 5 08.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Rabu, 5 April 2023 (14.00
April Hasil : TD: 100/79 mmHg wib )
2023 RR: 18 x/menit S:
N: 88 x/menit  Pasien mengatakan
S: 36,6ºC sudah bisa gerak miring
2. Memasang pagar tempat tidur kanan dan miring kiri
08.15
klien di tempat tidur
Hasil : selalu dipasang pagar  Pasien mengatakan rasa
tempat tidur saat pasien tidur saja nyeri saat bergerak
3. Mengajarkan klien gerak sudah berkurang
08.30 mobilisasi dini (miring kanan dan sebagian
miring kiri)
Hasil : pasien sudah mampu untuk O :
melakukan miring kanan dan  Pasien tampak sudah
miring kiri, tetapi untuk mandiri bergerak
berjalan/berdiri pasien belum miring kanan dan
mampu miring kiri di tempat
4.Melibatkan keluarga untuk tidur
13.30
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan A:
Hasil : pasien sudah bisa Masalah teratasi sebagian
mengambil makanan sendiri
walau kadang masih sering P:
disuapin suami Intervensi dilanjutkan
3 I Kamis, 6 09.00 1. Melakukan pengkajian nyeri Kamis, 6 April 2023
April secara komprehensif (14.00 wib)
2023 Hasil : nyeri pasienberkurang S:
dengan skala nyeri 0 ( tidak nyeri)  Pasien mengatakan
2. Mengobservasi reaksi non tidak nyeri dibagian
09.15
verbal dari ketidak nyamanan luka post op.SC
Hasil : pasien merasa nyaman  Pasien mengatakan
3. Kontrol lingkungan yang dapat sudah merasa nyaman
09.30 mempengaruhi nyeri saat beristirahat
Hasil : ruang kamar pasien sejuk
dan nyaman O:
4. Meningkatkan istirahat pasien  Pasien tampak nyaman
11.30 Hasil : pasien mengatakan  Pasien tampak tidur
istirahat pada malam hari 6 jam dengan pulas
dan di siang hari 2-3 jam
5.Menginjeksi obat analgetik pada A :
intravena radialis kanan pasien Masalah teratasi
12.00
Hasil : ketorolac 1 ampul
Ranitidine 1 ampul P:
6. Memberikan cairan infus pada Intervensi dihentikan
pasien - Pasien pulang bersama

12.15 Hasil : IVFD RL + Tomit 10 mg bayi,suami, dan


20 tpm keluarganya dengan
kondisi sehat pada pukul
13.30 wib
II Kamis, 6 10.00 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Kamis, 6 April 2023
April kemampuan menerima informasi (14.00 wib)
2023 terkait manfaat menyusui S:
Hasil : pasien dapat menerima Pasien mengatakan ASI
informasi dengan baik sudah keluar
2. Menanyakan kepada pasien
10.30
suplai pengeluaran ASI O:
Hasil : pasien mengatakan ASI  ASI pasien sudah
nya sudah keluar di kedua tampak keluar banyak
payudaranya sebanyak 30 cc  Payudara pasien tampak

11.00 3. Mengajarkan cara perawatan sudah tidak bengkak


payudara post partum (pijat  Pasien tampak mampu
payudara) melakukan perawatan
Hasil : pasien masih sudah payudara secara mandiri
mengingat cara perawatan
payudara dan sering dilakukan A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
- Pasien pulang bersama
bayi,suami, dan
keluarganya dengan
kondisi sehat pada pukul
13.30 wib
III Kamis, 6 08.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Kamis, 6 April 2023
April Hasil : TD: 120/80 mmHg (14.00 wib)
2023 RR: 20 x/menit S:
N: 85 x/menit  Pasien mengatakan tidak
S: 36ºC nyeri lagi saat bergerak
2. Mengajarkan klien gerak  Pasien mengatakan
08.30
mobilisasi dini (miring kanan dan sudah mampu
miring kiri) berjalan/berdiri dengan
Hasil : pasien sudah mampu baik
berdiri/ berjalan dengan baik  Pasien mengatakan
11.30 3.Melibatkan keluarga untuk sudah tidak cemas saat
membantu klien dalam bergerak
meningkatkan pergerakan
Hasil : pasien sudah mampu O:
melakukan pergerakan sendiri di  Pasien tampak sudah
tempat tidur tanpa harus dibantu mampu berjalan/berdiri
suami atau keluarga dengan baik
 Pemeriksaan TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36ºC
A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
- Pasien pulang bersama
bayi,suami, dan
keluarganya dengan
kondisi sehat pada pukul
13.30 wib

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful, Yuanita.2019.Buku Asuhan Keperawatan Kehamilan.Surabaya:


Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan
(KDT)
Wahyuningsih, Sri. 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.
Yogyakarta: Deepublish Publisher

Anda mungkin juga menyukai