PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio caesarea merupakan sebuah bentuk melahirkan dengan melakukan
sebuah irisan bedahan yang menembus abdomen dan uturus seorang ibu
untuk mengeluarkan satu atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika
kelahiran melalui vagina akan mengara pada komplikasi (Yuanita
syaiful,2019)
Menurut World Health Organization(WHO) bahwa angka persalinan
dengan bedah sesar adalah sekitar 10% - 15% dari semua proses persalinan di
negara – negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan
23% di Amerika Serikat, dan untuk Kanada pada tahun 2008 mencapai angka
21 %. Di Wadia Hospital Bombay, Indiaangka kejadian sectio caesarea kitar
18% - 20%. Brazil adalah contoh Negara berkembang dengan peningkatan
angka sectio caesarea yang paling mencengangkan dari 15% pada tahun 1974
menjadi 75% pada tahun 2010 (WHO, 2021).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018
angka kejadian persalinan sectio caesarea di Indonesia adalah sebesar 17,6%
tertinggi di wilayah DKI Jakarta sebesar 31,3% dan terendah di Papua sebesar
6,7% (KEMENKES RI, 2019).
Persalinan Sectio Caesarea memiliki resiko lima kali lebih besar terjadi
komplikasi disbanding persalinan normal.Penyebab atau masalah yang
paling banyak mempengaruhi adalah pengeluaran darah atau perdarahan
dan infeksi yang dialami ibu. Adapun penyebab dari perdarahan karena
dilakukannya tindakan pembedahan jika cabang Arteria Uterine ikut terbuka
dan dapat terjadi karena Atonia Uteri.Infeksi pada ibu Post Op Sectio
Caesarea dapat dilihat dengan tanda lochea yang keluar banyak seperti nanah
dan berbau busuk, uterus lebih besar dan lembek dari seharusnya dan fundus
masih tinggi.
Sehingga untuk meningkatkan kesehatan klien dapat dilakukan
pendekatan Asuhan Keperawatan yang propesional.Dalam memberikan
pelayanan atau asuhan sebagai tenaga kesehatan harus harus selalu
memperhatikan bahwa manusia ialah makhluk yang holistik sehingga dapat
melakukan pendekatan pemecahan masalah yang komperhensif dimulai
dengan pengkajian, menetapkan diagnosa, menentukan perencanaan,
melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan.
Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas penulis ingin
mengetahui lebih dalam tentang “Asuhan Keperawatan Padaa Ibu Post
Operasi Sectio Caesaria di Ruang Nifas RSU SUNDARI MEDAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Ibu Post Operasi
Sectio Caesaria ?
C. Tujuan Penulis
PenulismampumenerapkandanmelakukanAsuhanKeperawtanIbuPostOper
asiSectioCaesariaDiRuangMawarNifas.
a) TujuanUmum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
mengetahuibagaimana pelaksanaanAsuhanKeperawatanIbu PostOperasi
sectiocaesariaDiRuangMawarNifas
b) Tujuan Khusus
1.Melakukanpengkajianibupostoperasisectiocaesariadiruang mawarnifas.
2.Merumuskan diagnosa keperawatan ibu post operasi sectio
caesariadiruangmawarnifas.
3.Menyusun perencanaan keperawatan ibu post operasi sectio caesariadi
ruangmawarnifas.
4.Melaksanakanimplementasisesuaidenganmasalahkeperawatan
padaibupostsectiosesariadi ruangmawarnifas.
5.MengevaluasiAsuhanKeperawatnyangtelahdiberikanpadaibu
postsectiocaesareadi ruangmawarnifas.
D. ManfaatPenulisan
a) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mempersiapkan, mengumpulkan, dan menginformasikan data hasil
Asuhan Keperawatan pada ibu post operasi sectio caesaria
b) BagiTempat Penulisan
Dapat dijadikan sebagai acuan dan dapat diterapkan dalam Melaksanakan
asuhan keperawatan serta meningkatkan kemampuan dalam merawat
pasien post operasi section caesaria
c) Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Menambah ilmu dan keterampilan dalam kegiatan proses belajar
mengajar khususnya mengenai Asuhan Keperawatan pada pasien post
secti ocaesaria.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Sectio caesarea
Sectio caesarea merupakan sebuah bentuk melahirkan dengan
melakukan sebuah irisan bedahan yang menembus abdomen dan uturus
seorang ibu untuk mengeluarkan satu atau lebih. Cara ini biasanya
dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengara pada komplikasi
(Yuanita syaiful,2019)
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan
syaratrahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.
2. Etiologi
Menurut NANDA NIC-NOC (2015) sectio caesarea dilakukan atas
indikasi :
a) Etiologi berasal dari Ibu
Ibu pada primigravida dengan kelainan letak, primipara tua disertai
kelainan letak, disproporsi cepalo pelvik (disproporsi janin/panggul),
ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan
panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan kehamilan
yang disertai penyakit (Jantung, Diabetes Mellitus), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b) Etiologi berasal dari janin
Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin,
mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat
dengan pembukan kecil, kegangalan persalinan vakum atau ferseps
ekstraks.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3x24 jam
berhubungan 1. Lakukan pengkajian
diharapkan nyeri berkurang
dengan agen dengan Kriteria Hasil : nyeri secara komprehensif
a. Mampu mengontrol nyeri
injuri fisik termasuk lokasi, karakteristik,
(tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik durasi, frekuensi, kualitas dan
nonfarmakologi untuk
faktor presipitasi.
mengurangi nyeri, mencari
2. Observasi reaksi
bantuan)
nonverbal dari
b. Melaporkan bahwa nyeri
ketidaknyamanan
berkurang dengan
3. Kaji kultur yang
menggunakan manajemen
mempengaruhi respon nyeri
nyeri
4. Kontrol lingkungan yang
c. Mampu
dapat mempengaruhi nyeri
mengenalinyeri
seperti suhu ruangan,
(skala, intensitas,
pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman 5. Berikan analgetik untuk
setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri
e. Tanda vital dalam rentang 6. Evaluasi keefektifan
normal kontrol nyeri
7. Tingkatkan istirahat
8. Kaji Tanda vital pasien
2. Menyusui Setelah diberikan tindakan Edukasi Menyusui
keperawatan selama 3x24 jam
tidak efektif 1. Identifikasi kesiapan dan
klien menunjukkan respon
berhubungan breast feeding adekuat kemampuan menerima
dengan Kriteria Hasil :
dengan informasi
a. Klien mengungkapkan puas
kurangnya dengan kebutuhan untuk 2. Jelaskan manfaat menyusui
menyusui
pengetahuan bagi ibu dan bayi
b. Klien mampu
ibu tentang 3. Ajarkan perawatan payudara
mendemonstrasikanperawatan
cara post partum ( pijat payudara)
payudara
menyusui
c. Suplai ASI meningkat
yang benar
d. Tetesan/pancaran ASI
meningkat
3. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilisasi
keperawatan selama 3x24 jam
mobilitas 1. Identifikasi toleransi fisik
diharapkan mobilitas fisik
fisik teratasidengan Kriteria Hasil : melakukan pergerakan
1. Pergerakan ekstremitas
berhubungan 2. Monitor kondisi umum
meningkat
dengan nyeri selama melakukan mobilisasi
2. Kekuatan otot meningkat
3. Fasilitasi aktivitasi
3. Nyeri menurun
mobilisasi dengan alat bantu
4. Kecemasan menurun
( misalnya pagar tempat
5. Gerakab terbatas menurun
tidur/side rails)
6. Kelemahan fisik menurun
4. Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan
5. Anjurkan mobilisasi dini
(latihan gerak miring kanan
dan miring kiri di tempat tidur)
6. Ajarkan mobilisasi
sederhana (misalnya duduk di
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi dan
berjalan)
BAB III
ASKEP KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian
I. Identitas
Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. I
Umur :24 Tahun Umur : 25 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pinang Baris Dsn II Alamat : Pinang Baris Dsn II
Anak
PB : 48 cm BB : 3240 gram
Kelainan bawaan : Tidak ada
APGAR SCORE :9
c. Rawat Gabung : Tidak ada
Alasan : Peraturan ini sudah ada sejak setelah
adanya penyakit virus korona.
V. Data Nutrisi
a. Frekwensi Makan : 3 x sehari
b. Jenis Makanan : Nasi, lauk dan sayur
c. Makanan / Minuman Tambahan : roti kering / susu prenagen
d. Nafsu Makan : Meningkat
e. Makanan Pantangan : Tidak ada
f. Tambahan Vitamin : Vitamin asam folat dan ferro sulfat
VI.Data Eliminasi
BAK : 4 – 6 x sehari
Frekuensi : 250 cc
Keluhan : Tidak ada
BAB : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada
Keluhan : seperti mengedan tapi tidak keluar
Jumlah tidur dalam sehari : 4 jam
Keluhan : Terbangun tengah malam karena rasa
nyeri pada bagian luka op SC
VI. Data Aktivitas
Kemampuan Ambulasi : dibantu keluarga
Keluhan : Tidak ada
B. Analisa Data
No Data focus Etiologi Masalah
1. DS : Sectio Caesarea Nyeri akut
P : nyeri dirasakan saat Luka post operasi
bergerak Terputusnya
Q : nyeri seperti ditusuk- kontinuitas jaringan
tusuk Pelepasan zat
R : bagian luka jahitan bekas mediator nyeri
operasi Nyeri akut
S : Skala 7
T : Hilang timbul
DO :
Pasien tampak menahan
nyeri saat bergerak
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5ºC
2. DS : Faktor pengetahuan Menyusui tidak
Ny. A mengatakan perawatan payudara efektif
payudaranya terasa bengkak
dan ASI nya belum keluar Menyusui anaknya
DO :
Putting susu ibu lecet ASI yang keluar tidak
bengkak lecet)
ASI klien belum menetes
Ny. A mengatakan
payudaranya terasa
bengkak
Menyusui tidak
efektif
3. DS : Post op. section Gangguan
Klien mengeluh nyeri saat casearea mobilitas fisik
bergerak
Klien mengatakan setelah Luka pada laparatomi
post op belum mampu
untuk menggerakan Nyeri pada luka
DO :
Klien tampak lemah, Tidak mampu
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik ditandai dengan luka
insisi operasi section caesarea.
2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu tentang cara menyusui yang benar ditandai dengan payudara
bengkak.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
D. Implementasi dan Evaluasi
No Dx Hari/ Jam Impementasi Evaluasi
Kep Tanggal
1. I Selasa, 4 15.00 1. Melakukan pengkajian nyeri Selasa, 4 April 2023
April secara komprehensif (20.00 wib)
2023 Hasil : pasien merasa nyeri S:
dibagian luka bekas post op. SC Pasien mengatakan
dengan skala 7 nyeri yang dirasakan
15.30
2. Mengobservasi reaksi non sangat sakit
verbal dari ketidaknyamanan Pasien merasa tidak
Hasil : Pasien merasa kesakitan nyaman dan hanya
setelah op.SC istirahat selama 4 jam
17.00
3. Kontrol lingkungan yang dapat saja di malam hari
mempengaruhi nyeri
Hasil : suhu ruangan yang panas O:
membuat pasien semakin merasa Pasien tampak
tidak nyaman dan nyeri kesakitan
17.35 4. Meningkatkan istirahat pasien Pasien tampak gelisah
Hasil : pasien mengatakan tidur dan tidak nyaman
hanya 4 jam pada malam hari dan karena nyeri dan
tidak bisa istirahat pada siang hari lingkungan yang
5. Menginjeksi obat analgetik dirasakan
pada intravena radialis kanan Skala nyeri : 7
18.00
pasien
Hasil : ketorolac 1 ampul A:
Gentamicin 1 ampul
6. Memberikan obat oral pada P:
P:
Intervensi dilanjutkan
III Selasa, 4 14.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Selasa, 4 April 2023
April Hasil : TD: 110/70 mmHg (20.00 wib)
2023 RR: 20x/menit S:
N: 80x/menit Pasien mengatakan
S: 36,5ºC masih merasakan nyeri
2. Memasang pagar tempat tidur saat bergerak
14.15
klien Pasien mengatakan
Hasil : setiap klien tidur selalu cemas saat bergerak
dipasang pagar tempat tidur agar karena takut luka bekas
klien tidak jatuh post SC terluka
19.00 3. Mengajarkan klien gerak Pasien belum mampu
mobilisasi dini (miring kanan dan untuk miring kanan dan
miring kiri) miring kiri
Hasil : pasien masih belum O:
mampu untuk miring kanan dan Pasien tampak lemah
miring kiri karena takut luka post Tampak gerakan px
op SC terbuka terbatas
19.30
4.Melibatkan keluarga untuk Tampak px masih
membantu klien dalam dibantu sepenuhnya
meningkatkan pergerakan bergerak oleh keluarga
Hasil : keluargamasih sepenuhnya A:
membantu pasien dalam Masalah belumteratasi
memenuhi kebutuhan pasien P : Intervensi dilanjutkan
P:
Intervensi dilanjutkan
III Rabu, 5 08.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Rabu, 5 April 2023 (14.00
April Hasil : TD: 100/79 mmHg wib )
2023 RR: 18 x/menit S:
N: 88 x/menit Pasien mengatakan
S: 36,6ºC sudah bisa gerak miring
2. Memasang pagar tempat tidur kanan dan miring kiri
08.15
klien di tempat tidur
Hasil : selalu dipasang pagar Pasien mengatakan rasa
tempat tidur saat pasien tidur saja nyeri saat bergerak
3. Mengajarkan klien gerak sudah berkurang
08.30 mobilisasi dini (miring kanan dan sebagian
miring kiri)
Hasil : pasien sudah mampu untuk O :
melakukan miring kanan dan Pasien tampak sudah
miring kiri, tetapi untuk mandiri bergerak
berjalan/berdiri pasien belum miring kanan dan
mampu miring kiri di tempat
4.Melibatkan keluarga untuk tidur
13.30
membantu klien dalam
meningkatkan pergerakan A:
Hasil : pasien sudah bisa Masalah teratasi sebagian
mengambil makanan sendiri
walau kadang masih sering P:
disuapin suami Intervensi dilanjutkan
3 I Kamis, 6 09.00 1. Melakukan pengkajian nyeri Kamis, 6 April 2023
April secara komprehensif (14.00 wib)
2023 Hasil : nyeri pasienberkurang S:
dengan skala nyeri 0 ( tidak nyeri) Pasien mengatakan
2. Mengobservasi reaksi non tidak nyeri dibagian
09.15
verbal dari ketidak nyamanan luka post op.SC
Hasil : pasien merasa nyaman Pasien mengatakan
3. Kontrol lingkungan yang dapat sudah merasa nyaman
09.30 mempengaruhi nyeri saat beristirahat
Hasil : ruang kamar pasien sejuk
dan nyaman O:
4. Meningkatkan istirahat pasien Pasien tampak nyaman
11.30 Hasil : pasien mengatakan Pasien tampak tidur
istirahat pada malam hari 6 jam dengan pulas
dan di siang hari 2-3 jam
5.Menginjeksi obat analgetik pada A :
intravena radialis kanan pasien Masalah teratasi
12.00
Hasil : ketorolac 1 ampul
Ranitidine 1 ampul P:
6. Memberikan cairan infus pada Intervensi dihentikan
pasien - Pasien pulang bersama
P:
Intervensi dihentikan
- Pasien pulang bersama
bayi,suami, dan
keluarganya dengan
kondisi sehat pada pukul
13.30 wib
III Kamis, 6 08.00 1. Mengukur tanda – tanda vital Kamis, 6 April 2023
April Hasil : TD: 120/80 mmHg (14.00 wib)
2023 RR: 20 x/menit S:
N: 85 x/menit Pasien mengatakan tidak
S: 36ºC nyeri lagi saat bergerak
2. Mengajarkan klien gerak Pasien mengatakan
08.30
mobilisasi dini (miring kanan dan sudah mampu
miring kiri) berjalan/berdiri dengan
Hasil : pasien sudah mampu baik
berdiri/ berjalan dengan baik Pasien mengatakan
11.30 3.Melibatkan keluarga untuk sudah tidak cemas saat
membantu klien dalam bergerak
meningkatkan pergerakan
Hasil : pasien sudah mampu O:
melakukan pergerakan sendiri di Pasien tampak sudah
tempat tidur tanpa harus dibantu mampu berjalan/berdiri
suami atau keluarga dengan baik
Pemeriksaan TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36ºC
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
- Pasien pulang bersama
bayi,suami, dan
keluarganya dengan
kondisi sehat pada pukul
13.30 wib
DAFTAR PUSTAKA