PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bayinya.
pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin >
sempit yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada
1
Pada beberapa penelitian terlihat bahwa sebenarnya angka kesakitan
dan kematian ibu pada tingkat Sectio Caesarea lebih tinggi dibandingkan
kematian sekitar 5,8 per 100.000 persalinan juga angka kesakitan Sectio
Sectio Caesarea di rumah sakit pendidikan tahun 2006 adalah 790- 3.541
mencakup resiko anesthesia, cedera pada kandung kemih dan usus yang
Peran bidan pada pasien post operasi Sectio Caesarea diarahkan untuk
2
tidak terjadi infeksi pada luka post operasi. Salah satu upaya untuk
Dalam periode sekarang ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena
merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayi. Diperkirakan 60%
pengkajian khusus melalui laporan kasus ini yang berjudul Laporan Kasus
Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang KIA Rumah Sakit Umum Daerah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pada Ny. “S’ dengan post operasi Sektio Caesarea di ruang KIA
Sidenreng Rappang.
3
b. Untuk melakukan pengkajian dengan lengkap data Objektif
pada Ny. “S’ dengan post operasi Sektio Caesarea di ruang KIA
Sidenreng Rappang.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
a. Persalinan Sektio Caesarea (SC) adalah persalinan melalui
(Manuaba,2012)
(Mochtar,2013)
lahir.
b. Panggul Sempit
c. Disproporsi sevalopelvik
ukuran panggul
6
d. Ruptur Uteri
e. Partus Lama
g. Distosia servik
h. Pre eklamsia
i. Hipertensi
7
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan
darah yang baik yang berupa air raksa ataupun alat digital
lainnya.
j. Malpresentase janin
1) Letak lintang
2) Letak bokong
Pada ibu:
b. Perdarahan
8
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
persalinan berikutnya.
Penatalaksanaan
a. Kesadaran penderita
digunakan).
1) Pengukuran:
9
d) Infus setelah operasi sekitar 2x24 jam.
2) Pemeriksaan Fisik
keluar kolostrum/tidak.
10
Ekstremitas: gumpalan darah pada otot kaki yang
c. Pemberian antibiotika
e. Mobilisasi penderita
penyembuhan pasien
i. Obat-obatan lainnya.
C. Manajemen Nyeri
11
1. Defenisi
2. Fisiologi nyeri
a. Nosisepsi
pada
b. Transduksi
13
c. Transmisi
limbic.
d. Persepsi
14
Modulasi atau sistem desenden
3.Klasifikasi nyeri
Jenis Nyeri
1. Nyeri perifer
2. Nyeri sentral
15
thalamus.
3. Nyeri psikogenik
factor psikologis.
lain. Contohnya:
Bentuk Nyeri
4. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara
16
mendadak dan cepat menghilang.Umumnya nyeri ini
kecemasan.
5. Nyeri kronis
nyeri psikosomatis.
4. Pengukuran Nyeri
17
ia rasakan. Skala nyeri menurut Hayward dapat dituliskan
sebagai berikut.
0 =
tidak nyeri
1-3 =
nyeri
ringan
sebagai berikut.
0 = tidak nyeri
1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
18
5 = nyeri hebat
Gambar 1.
Skala
wajah
(Saputra
L, 2013)
b. Penanganan Nyeri
i. Terapi Farmakologi
19
ringan dan sedang, analgetik narkotik umumnya untuk nyeri
Satmoko, 2015).
YP et al, 2017).
20
dalam (deep breathing) dan napas lambat sehingga dalam
2015).
rata-rata skala nyeri kepala sebelum dan setelah tindakan slow deep
breathing.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”S” NYERI LUKA OPERASI SC
21
DI RUANG KIA RSUD NENE MALLOMO
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
TANGGAL 13 DESEMBER
No.Register : 10 XX XX
Pendidikan : S1 / S1
Alamat : Baranti
Subjektif
22
1. Ibu melahirkan dengan cara operasi tanggal 11 desember 2022 pukul
15.00 wita
A. Objektif
2. Kesadaran komposmentis
3. Pemeriksaan TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 90x/menit
S : 36,2 oC
P : 20x /menit
23
14. Tidak ada oedem dan varises pada vagina
18. Terpasang infus dua line ringer laktat pada tangan kanan, futrolit pada
tangan kiri
Hb : 10,9 gr %
B. Analisa
Berdasarkan hasil anmnese dan pemeriksaan fisik pada ibu maka Ny “S”
luka operasi
C. Planning
1. Mengobservasi KU ibu
24
7. Memberikan HE pada ibu tentang bahaya masa nifas seperti
perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
bengkak pada wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan demam
mengganti pambalut secara rutin 2-3 kali sehari atau bila penuh.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai kesesuaian antara tinjauan
teori dengan penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus post operasi sektio
26
Rumah Sakit Umum Kabupaten Sidenreng Rappang pada tanggal 13 Desember
A. Subjektif
dan dinding uterus ,maka aliran darah pada jaringan terputus atau
memasuki ruang perawatan, pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi
yaitu pasien mengeluh nyeri pada luka operasi. Hal ini menunjukkan
adanya kesesuaian antara tinjauan teori dengan kasus yang dialami oleh
Ny.’S “ bahwa penyebab dari nyeri luka operasi karena adanya tindakan
pada reseptor.
B. Objektif
36,2 oC, pernafasan 20x/menit, skala nyeri sedang . Pemeriksaan fisik pada
27
abdomen terdapat luka jahitan post operasi,genitalia terpasang
lokia.
C. Analisa
Pada kasus Ny”S” diagnose post operasi Sektio Caesarea .Diagnosa ini
sesuai dengan apa yang diterangkan dalam Krebs (2008) bahwa beberapa
maslah yang muncul pada pasien post operasi Sektio Caesarea antara lain,
resiko infeksi ,menyusui tidak efektif, nyeri akut, dan mobilitas inadekuat.
Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
kasus.
D. Penatalaksanaan
3. Pemberian antibiotika
28
1. Mengobservasi KU ,TTV,Kontraksi uterus, pengeluaran lokia dan
perdarahan
3. Mobilisasi bertahap
Cefotaxime 1 gr
terdapat kesenjangan.
29
tinjauan pustaka dan studi kasus Ny. S secara garis besar tidak ditemukan
adanya kesenjangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dilahan praktik studi kasus mengenai post operasi Sektio Caesarea ,maka
30
1. Penulis melakukan pengakajian pada Ny.”S “melalui anamnese,
Caesarea.
B. Saran
1. Bagi Pasien
2. Bagi Mahasiswa
31
mahasiswa sehingga dapat menerapkannya tidak hanya di lahan
umum.
DAFTAR PUSTAKA
Media.Cetakan Pertama.
32
Prawirohardjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta :Pt Bina Pustaka .Edisi
Keempat .
Rowaily, M.A, Al, Alsalem F.A and Abolfotouh, M.A.Cesarean section in a high-
33