Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL

No. Dokumen : /SK/KLK/II/2023


No. Revisi : 0
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2023
Halaman : 1/2

KLINIK TATANG
dr. Anik Sutari PURWANTORO

1. Pengertian 1. Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
2. Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
a. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring.
b. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi. cara
infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan larutan
obat disuntikan intradermal atau subcutan.
c. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf
utama atau pleksus saraf.
d. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik
lokal intravena.
3. Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran
saraf bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas
keamanan lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama, larut dalam
air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan
dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi local :
1. Lidokain (liqnikaon,xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih
kuat,cepat,ekstensif dibanding prokain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan
masa kerja panjang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penatalaksanaan
Pemberian Anastesi Lokal pada pasien di Klinik dr. Anik Sutari.
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan Klinik dr. Anik Sutari Nomor : /SK/KLK/II/2023
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022
tentang Areditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
5. Prosedur/ 1. Mengidentifikasi pasien ,mencocokkan identitas pasien dengan rekam
Langkah- medis,
langkah 2. Menganamnesa pasien,
3. Mencatat anamnesa pasien ke rekam medis,
4. Menidurkan pasien di ruang tindakan,memposisikan luka yang akan
dilakukan anestesi terlihat kasat mata,
5. Memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang
tindakan anestesi yang akan dilakukan,
6. Menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed
consent oleh petugas,
7. Mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan
anestesi,
8. Mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan,
9. Menggunakan sarung tangan steril,
10. Mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan
petugas lain yang membukakan obat anestesi,
11. Memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan
pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit,
12. Menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi,luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan,
13. Menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah
tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya,
14. Menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa
baal/kesemutan pada kulit sekitar luka,
15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang
terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %,
16. Melakukan tindakan bedah minor sesuai SOP.
17. Di dikumentasikan ke RM.
6. Unit Terkait 1. Ruang Tindakan Gawat Darurat
2. Ruang Persalinan

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL


No. Dokumen : /SK/KLK/II/2023
No. Revisi : 0
Daftar
Tanggal Terbit : 02 Februari 2023
Tilik
Halaman : 1/2

KLINIK TATANG
dr. Anik Sutari PURWANTORO

DAFTAR TILIK
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

NO PROSEDUR YA TIDAK
1. Apakah Petugas mengidentifikasi pasien mencocokkan identitas
pasien dengan rekam medis?
2. Apakah Petugas menganamnesa pasien?

3. Apakah Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis?


4. Apakah Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,
memposisikan luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata?
5. Apakah Petugas memberikan informed consent pada pasien dan
keluarga tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan?
6. Apakah Pasien menandatangani lembar informed consent setelah
diberi informed consent oleh petugas?
7. Apakah Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk
melakukan tindakan anestesi?
8. Apakah Petugas mencuci tangan dengan 6 langkah mencuci tangan?
9. Apakah Petugas menggunakan sarung tangan steril?
10. Apakah Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan
spuit dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi?
11. Apakah Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit?
12. Apakah Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke
lesi,luka dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikan
intradermal atau subcutan?
13. Apakah Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi
dan pasien sudah tdak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya?
14. Apakah Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan
sudah merasa baal/kesemutan pada kulit sekitar luka?
15. Apakah Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan
luka yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9 %?
16. Apakah Petugas melakukan tindakan bedah minor sesuai SOP?
17. Apakah petugas mendokumentasikan tindakan ke RM ?

Picung,……………
Pelaksana/ Ouditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai