Anda di halaman 1dari 7

P

A
G
E
Clinical Science Session 2

Rhinitis Virus

Oleh :

Thira Fasril 1910312048


Fadil Ahmadhia Warman 1910312050
Shafira Nuraisyah 1910312055

Preseptor :
dr. Dolly Irfandy, Sp. THT-KL(K), FICS

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG
2023
Dokter Muda THT-KL Periode Juni-Juli 2023 P
A
G
E

Clinical Science Session 2

Rhinitis Virus
Thira F, Fadil AW, Shafira N
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan Clinical Science Session
A. LATAR BELAKANG
ini adalah untuk memahami definisi,
Rhinitis merupakan peradangan pada
epidemiologi, etiologi, klasifikasi,
lapisan mukosa hidung. Umumnya, rhinitis
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,
dikaitkan dengan alergi dan virus. Virus
diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi,
menginfeksi epitel pernapasan rongga hidung
dan prognosis dari rhinitis virus.
secara berulang sepanjang tahun, atau selama
periode waktu tertentu seperti musim dingin
C. MANFAAT PENULISAN
atau musim gugur.1
Manfaat penulisan Clinical Science
Di antara semua bentuk penyakit radang
Session ini diharapkan dapat menambah
mukosa hidung, rhinitis virus memiliki
wawasan dan pengetahuan mengenai rhinitis
karakteristik epidemiologis, klinis, dan
virus.
terapeutik yang unik. Sebagai jenis rinitis yang
paling umum, rhinitis virus juga merupakan
TINJAUAN PUSTAKA
bentuk paling umum dari penyakit menular apa
pun pada tubuh manusia. Meskipun hampir 1. ANATOMI HIDUNG
selalu sembuh sendiri, dalam keadaan yang Hidung terdiri dari hidung bagian luar dan
jarang penyakit dapat berkembang dan rongga hidung atau kavum nasi. Bentuk hidung
skenario klinis dapat menjadi rumit. Keluhan luar seperti piramid dengan bagian-bagiannya
umum dan temuan fisik terkait rhinitis virus dari atas ke bawah: pangkal hidung (bridge),
serupa dengan yang terlihat pada jenis rinitis batang hidung (dorsum nasi), puncak hidung
lainnya. Dokter harus menginterpretasikan (hip), ala nasi, kolumela, dan lubang hidung
gejala dan temuan ini dalam konteks parameter (nares anterior).2
lain seperti "durasi, faktor lingkungan, dan Hidung luar dibentuk oleh kerangka
karakteristik pasien" untuk menegakkan tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
diagnosis yang akurat dan manajemen terapi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil
yang tepat. Clinical Science Session ini yang berfungsi untuk melebarkan atau
membahas epidemiologi, patogenesis, temuan menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang
klinis, diagnosis banding, dan penatalaksanaan terdiri dari : 1) tulang hidung (os nasal), 2)
terapeutik rhinitis virus berdasarkan prosesus frontalis, 3) prosesus nasalis os
pengetahuan literatur terkini.1 frontalis; sedangkan kerangka tulang rawan
terdiri atas beberapa pasang tulang rawan yang
terletak di bagain paling bawah hidung, yaitu
1) sepasang kartilago nasalis lateralis superior,
2) sepasang kartilago nasalis lateralis inferior
yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor
dan, 3) tepi anterior kartilago septum.2
P
A
G
E

Gambar 2. Anatomi hidung bagian dalam.

Perdarahan hidung dalam terdiri dari


Gambar 1. Anatomi hidung bagian luar. suplai vaskuler yang banyak untuk
meningkatkan kelembaban dan suhu udara yang
Bagian hidung dalam terdiri dari struktur dihirup. Kenyataanya submucosa pada area
yang membentang dari os. internum di respiratoria, terutama yang berhubungan dengan
sebelah anterior hingga koana di posterior, conchae dan septum nasi, seringkali
yang memisahkan rongga hidung dari digambarkan sebagai "jaringan erektil" atau
nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi "cavernosus" karena jaringan membesar atau
dipisahkan oleh septum nasi di bagian mengkerut tergantung pada jumlah darah yang
tengahnya. Lubang masuk kavum nasi bagian mengalir ke dalam systema.3
depan disebut nares anterior dan lubang Suplai arterial Arteria yang menyuplai
belakang disebut nares posterior (koana) yang cavitas nasi termasuk pembuluh-pembuluh darah
menghubungkan dengan nasofaring. Tiap yang berasal baik dari arteria carotis interna dan
kavum nasi memiliki empat buah dinding arteria carotis externa. Sedangkan, Venae yang
yaitu dinding medial, lateral, inferior, dan mengaliri cavitas nasi secara umum mengikuti
posterior.3 arteriae. Nervus yang mempersarafi hidung
Pada dinding lateral, terdapat empat buah adalah nervus olfaktorius untuk penghidu dan
konka, yaitu konka inferior, media, superior, cabang nervus ophthalmicus dan nervus
dan suprema. Konka suprema biasanya maxillaris untuk sensasi umum.3
rudimenter. Di antara konka-konka dan
dinding lateral hidung terdapat rongga sempit
yang disebut meatus. Terdapat tiga meatus,
yaitu meatus inferior, medius, dan superior.3
Batas rongga hidung tergantung dari
letaknya. Dinding inferior merupakan batas
rongga hidung dibentuk dari os maksila dan
os palatum. Dinding superior dibentuk oleh
lamina kribriformis. Dinding posterior
dibentuk oleh os sfenoid.3
Gambar 3. Arteri hidung
sembuh sendiri. Namun, dalam keadaan yangP
jarang penyakit ini dapat berkembangAG
menjadi lebih berat.5 E

2
3.2 EPIDEMIOLOGI
Epidemi flu tahunan yang dapat diprediksi
di daerah beriklim sedang di belahan bumi
utara, dimulai pada bulan September dan terus
berlanjut hingga musim semi. Epidemi dimulai
Gambar 4. Vena hidung dengan peningkatan tajam dalam frekuensi
infeksi rhinovirus pada bulan September
(setelah anak-anak kembali ke sekolah),
diikuti oleh Parainfluenza viruses (PIV) pada
bulan Oktober dan November. Respiratory
syncytial virus (RSV) dan Human
coronaviruses (HCoV) bersirkulasi selama
bulan-bulan musim dingin, dan infeksi akibat
virus influenza memuncak pada akhir musim
dingin. Epidemi berakhir dengan kebangkitan
kecil infeksi rhinovirus di musim semi. Infeksi
Gambar 5. Persarafan hidung adenovirus terjadi pada tingkat yang konstan
sepanjang musim dingin.4
2. FISIOLOGI HIDUNG Risiko mengalami rinitis virus dalam satu
Fungsi fisiologis hidung dan sinus tahun jauh lebih mungkin terjadi pada anak-
paranasal adalah 1) fungsi respirasi untuk anak dibandingkan orang dewasa. Sementara
mengatur kondisi udara, penyaring udara, anak-anak mengalami 8-12 pilek setahun,
humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran orang dewasa biasanya mengalami 2-3 pilek
tekanan dan mekanisme imunologik lokal; 2) per tahun.6
fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa
olfaktorius dan reservoir udara untuk 3.3 ETIOLOGI
menampung stimulus penghidu; 3) fungsi Human rhinovirus (HRV) bertanggung
fonetik yang berguna untuk resonansi suara, jawab atas setengah dari kasus infeksi saluran
membantu proses bicara dan mencegah pernapasan atas. Virus lain seperti
hantaran suara sendiri melalui konduksi coronavirus, adenovirus, respiratory syncytial
tulang; 4) fungsi statik dan mekanik untuk virus (RSV), virus influenza, dan virus
meringankan beban kepala, proteksi terhadap parainfluenza merupakan virus penyebab
trauma dan pelindung panas; 5) refleks dengan proporsi virus yang relatif kecil. Agen
nasal.2 virus ini menginfeksi epitel pernapasan hidung
dan juga komponen lain dari saluran
3. RHINITIS VIRUS pernapasan atas/bawah setelah inokulasi
melalui droplet pernapasan orang yang
3.1 DEFINISI terinfeksi. Meskipun inokulasi oral mungkin
Rhinitis mengacu pada segala jenis menjadi sumber alternatif transfer virus,
kondisi peradangan pada lapisan mukosa risikonya relatif rendah.6
hidung. Umumnya, rinitis dikaitkan dengan Rhinovirus adalah penyebab paling umum
alergi lingkungan atau infeksi virus dari rinitis virus pada anak-anak dan orang
pernapasan. Mikroba virus dengan banyak dewasa dengan setidaknya terdapat 100
jenis dan subtipe dapat menginfeksi epitel serotipe virus. Setidaknya 50% pilek pada
pernapasan rongga hidung secara berulang orang dewasa disebabkan oleh rhinovirus.
sepanjang tahun.4 Virus lain yang menyebabkan rinitis virus
Di antara semua bentuk penyakit radang adalah HCoVs, RSV, human
mukosa hidung, rhinitis virus memiliki metapneumovirus, virus influenza, virus
karakteristik epidemiologis, klinis, dan parainfluenza, adenovirus, echovirus, dan
terapeutik yang unik. Rhinitis virus dapat coxsackievirus A dan B. Human bocavirus
(HBoV), ditemukan pada tahun 2005, telah ini biasanya mengakibatkan kerusakan sel P
A
dilaporkan pada anak-anak dengan infeksi inang. G
simtomatik (>10%) tetapi dapat juga terjadi Kematian sel setelah invasi atau apoptosis
E
pada anak-anak tanpa gejala, sehingga dapat membatasi replikasi virus dengan 2
perannya dalam menyebabkan penyakit masih meningkatkan presentasi antigen dan respon
tidak jelas.5 imun pejamu. Peradangan virus dipicu oleh sel
Berbagai jenis virus penyebab memiliki yang terinfeksi dan ditambah oleh sistem
gejala yang khas. RSV menyebabkan kekebalan inang terdiri dari kaskade aktif dari
bronkiolitis pada anak-anak 2 tahun atau lebih berbagai jalur biologis dan menghasilkan
muda, virus influenza menyebabkan penyakit eliminasi agen penyebab. Peradangan ini juga
pernapasan demam dengan keterlibatan merupakan sumber dari berbagai gejala klinis
saluran pernapasan bagian bawah yang parah, yang dialami selama rhinitis, karena cedera
adenovirus menyebabkan demam pada lapisan mukosa hidung.4
faringokonjungtiva, virus parainfluenza
menyebabkan croup pada anak kecil, HBoV 3.5 GEJALA KLINIS
dikaitkan dengan mengi, dan enterovirus Gejala rhinitis timbul setelah masa
menyebabkan berbagai penyakit, termasuk inkubasi yang sangat bervariasi antar virus.
meningitis aseptik dan herpangina.5 Gejala klinis pada infeksi rhinovirus terjadi 10
– 12 jam setelah inokulasi intranasal, sedangkan
3.4 PATOGENESIS masa inkubasi virus influenza adalah 1 – 7 hari.
Secara umum, keparahan gejala meningkat
Epitel pernapasan hidung memiliki empat secara cepat, mencapai puncak dalam 2 – 3 hari,
jenis sel: basal, goblet, bersilia, dan sel dan setelah itu membaik, Rata-rata lama
kolumnar tidak bersilia, yang dipisahkan dari terjadinya rinitis adalah 7 – 14 hari. Adanya
lamina propria oleh membran basal. Meskipun sekret hidung dan demam merupakan gejala
mukosa hidung mengalami kontak terus- yang sering ditemukan selama tiga hari
menerus dan berulang dengan dunia luar dan pertama. Sekret hidung yang semula encer dan
menderita berbagai sumber cedera seperti bening akan berubah menjadi lebih kental dan
infeksi dan fisik, mukosa memiliki berbagai purulen.
mekanisme untuk perbaikan sel epitel. Pemicu Pasien biasanya hadir dengan hidung
rhinitis yang biasa adalah virus pernapasan keluar sekret bening hingga mukopurulen,
yang paling umum termasuk rhinovirus bersin berulang, kongesti, gangguan fungsi
manusia, RSV, virus influenza, virus penciuman, sekret hidung turun dan menumpuk
parainfluenza, dan adenovirus. di tenggorokan (postnasal drip) disertai batuk,
Virus ini menginfeksi sel epitel hidung, dan demam tidak tinggi. Gejala lain seperti
merusak sambungan antarsel, merusak nyeri pada wajah, sakit kepala, nyeri otot
membran, dan menyebabkan kematian sel. (myalgia), kelelahan juga dapat ditemukan pada
Proses infeksi epitel dimulai dengan masuknya rinitis. Hidung tersumbat mungkin
virus ke dalam sel hidung melalui reseptor. menyebabkan pasien bernapas dari mulut dan
Reseptor yang diidentifikasi untuk rhinovirus, mulut menjadi kering. Meskipun rinitis
termasuk molekul adhesi antar sel-1 (ICAM-1) merupakan penyakit yang dapat sembuh secara
dan reseptor Toll-like 3 (TLR3). Endositosis spontan, namun pada beberapa kasus dapat
virus adalah langkah selanjutnya setelah terjadi komplikasi seperti otitis media,
pengikatan reseptor dan diikuti oleh ekspresi rhinosinusitis, infeksi saluran napas bawah
dan duplikasi materi genetik virus dalam seperti pneumonia.
beberapa jam setelah interaksi awal virus dan Pada anak dengan komplikasi tersering
sel. adalah otitis media, dapat ditemukan disfungsi
Sel yang terinfeksi rhinovirus meningkatkan tuba eustachius serta tekanan telinga tengah
regulasi beberapa molekul integral seperti yang abnormal. Selain itu, infeksi sekunder
interleukin-1b (IL-1b) dan faktor nuklir (NF)- bakteri pada sinus paranasal perlu
kB dan molekul-molekul ini meningkatkan dipertimbangkan apabila didapatkan gejala
regulasi ICAM-1, meningkatkan infektivitas yang menetap selama lebih dari 10 hari atau
dan meningkatkan infiltrasi inflamasi. Setelah terdapat perburukan gejala setelah 5 – 7 hari,
invasi, virus mulai mendominasi metabolisme seperti sekret purulent, demam sedang- tinggi.
sel inang untuk mereplikasi dirinya sendiri, dan Temuan kelainan dari sinus ini biasanya
ditemukan dengan pemeriksaan CT scan atau anak, terutama bila ada bau busuk di hidungP
MRI. Sinus maxillaris dan sinus etmoid tersebut. Pada kasus dengan durasi gejala yangAG
merupakan sinus tersering yang terlibat dengan lebih lama, penyakit kronis lainnya sepertiE
infeksi rhinovirus. Biasanya pasien akan perennial allergic rhinitis atau rinitis non2
merasakan nyeri pada wajah diarea sinus alergi bisa dipikirkan sebagai kelainan yang
maxilla dan sinus etmoid. Komplikasi lain yang dapat terjadi.2
sering ditemukan adalah pneumonia, yang
terjadi akibat infeksi sekunder oleh bakteri. 3.8 TATALAKSANA
Biasanya ditandai dengan onset baru demam Rinitis akibat virus atau common cold
yang timbul beberapa hari setelah timbulnya adalah penyakit yang umum dijumpai dan
gejala rinitis.7 dapat sembuh sendiri tanpa penggunaan obat-
obatan. Namun, dalam perjalananya gejala
3.6 DIAGNOSIS klinis yang ditimbulkan seringkali
Penegakkan diagnosis rinitis virus dapat mengganggu aktivitas fisik sehari-hari. Tujuan
ditegakkan dari hasil anamesis dan terapi medikamentosa pada rhinitis virus
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium adalah untuk menghilangkan gejala
umumnya tidak diperlukan. Tes cepat untuk simptomatis seperti hidung berair, bersin,
mendeteksi antigen RSV, influenza, hidung tersumbat, dan demam. Terapi
parainfluenza, dan adenovirus dalam sekret medikamentosa yang sering diresepkan pada
hidung dapat digunakan untuk memastikan rhinitis virus adalah obat dekongestan,
diagnosis. RSV, rhinovirus, virus influenza, antihistamin, analgetik, kortikosteroid
virus parainfluenza, dan adenovirus juga dapat intranasal, vitamin, serta pemberian zinc.9
diisolasi dalam kultur sel. Peningkatan titer Pemberian analgetik seperti parasetamol
serologis dapat digunakan untuk diagnosis atau OAINS seperti aspirin dan ibuprofen
HCoV bila diperlukan. Hal ini dikarenakan bertujuan untuk mengurangi demam, sakit
HCoV tidak dapat dideteksi secara andal dalam kepala, nyeri otot, dan nyeri tenggorokan.
kultur sel. Pemeriksaan PCR dapat digunakan Namun, penggunaan aspirin pada anak-anak
dalam mendeteksi semua virus pernapasan dan remaja tidak diperbolehkan untuk
karena semakin banyak tersedia di menghindari komplikasi reye syndrome
laboratorium klinis, namun terdapat walaupun kasusnya sangat jarang. Penggunaan
kekurangan standarisasi dan validasi untuk dekongestan bertujuan untuk mengurangi
banyak tes yang ditawarkan. Interpretasi yang kongesti hidung, sinus, dan nyeri telinga.
bermakna dari hasil PCR masih menjadi Dekongestan bekerja dengan kontriksi pembuuh
tantangan karena deteksi virus PCR dapat darah hidung sehingga menurunkan inflamasi di
terjadi dalam beberapa skenario klinis, hidung, aliran mucus serta aliran udara akan
termasuk koinfeksi dengan banyak virus, meningkat dan rasa hidung tersumbat juga akan
deteksi virus selama masa inkubasi, infeksi berkurang sehingga nafas juga terasa lebih
subklinis, infeksi dengan virus yang mudah. Obat ini dapat diberikan secara topical
teridentifikasi, durasi pelepasan virus yang (seperti oxymetazoline atau xylometazoline)
bervariasi, dan infeksi berurutan. dengan ataupun secara oral (seperti pseudoephedrine
serotipe yang berbeda dari spesies yang sama. atau phenylephrine). Intranasal dekongestan
Metode deteksi lain dapat digunakan tetapi mungkin membantu menurunkan hidung
jarang diperlukan.5,7 tersumbat, namun tidak boleh diberikan lebih
dari 4-5 hari untuk menghindari rebound nasal
3.7 DIAGNOSIS BANDING congestion.9
Diagnosis banding rinitis virus adalah Pemberian antihistamin pada rhinitis virus
rinitis alergi. Pada rinitis virus akut tanpa ditujukan untuk mnegurangi bersin, gatal, dan
adanya riwayat paparan infeksi yang jelas mata berair. Terapi tambahan dengan
rinitis alergi seringkali menjadi diagnosis pada pemberian zinc serta vitamin C belum terbukti
kasus ini. Untuk itu, harus dicari tahu riwayat bermanfaat pada rinitis. Pada beberapa studi
keluarga dan menentukan apakah pathogenesis ditemukan efek positif dari zinc, apabila zinc
virus ada atau tidak. Pada anak-anak dengan diberikan dalam 24 jam setelah onset gejala.
gejala rinitis virus (terutama pada gejala hanya Selain itu, pemberian vitamin C saat onset
di satu sisi hidung), bisa diarahkan ke gejala mungkin menurunkan durasi dari
kemungkinan adanya benda asing di hidung penyakit. Suatu artikel menemukan bahwa
vitamin C dosis tinggi (sekitar 1 g per hari) dan dekongestan pada rhinitis virus bertujuanP
A
dapat menurunkan durasi dari penyakit common untuk mengurangi sejala simptomatik.
G
cold sekitar setengah hari atau sekitar 15%.9 Prognosis pasien rhinitis virus tanpa komorbid
E
Penderita rinitis virus juga perlu diberikan adalah baik dan komplikasi tersering yang 2
hidrasi cairan yang adekuat, obat- obatan ditimbulkan diantaranya sinusitis bakterial,
herbal, sup buatan rumah, madu dan juga otitis, aksaserbasi asma, pneumonia, batuk
istirahat yang cukup serta membatasi kronis pasca virus, dan trombosis vena
aktivitasnya dan menghindari merokok. kavernosus.
Pemberian antibiotik dapat diberikan bila terjai
infeksi bakteri sekunder atau suspek terjadinya
infeksi bakteri (rinosinusitis bakteri, infeksi DAFTAR PUSTAKA
bakteri traktus respirasi bawah). Vaksinasi 1. Çatlı, T., Atilla, H., & Miller, E. K.
dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya (2020). Acute Viral Rhinitis. Springer
rinitis virus dimana akan dibentuk respon imun Nature Switzerland, 199-202.
memori terhadap subtipe virus terkait. 2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,
Pemberian vaksin diutamakan pada pasien Restuti RD. Buku Ajar Telinga, Hidung,
beresiko seperti seperti, anak-anak, manula, dan dan Tenggorokan Edisi ketujuh FK UI.
pasien dengan penekanan respon imun Vol. 53, THT UI. 2020. 1689–1699 p.
(immunocompromised). 3. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM.
Gray’s Basic Anatomy.
Edukasi pada pasien rhinitis virus
4. Eifan, A. O., & Durham, S. R. (2016).
diantaranya bed rest atau istirahat yang cukup,
Pathogenesis of rhinitis. Clinical and
pembatasan pada aktivitas fisik, makan
Experimental Allergy, 46(9), 1139– 1151.
makanan yang bergizi, dan mengurangi rokok
serta menjaga kebersihan dan hygiene untuk 5. Pappas DE. The Common Cold 26 The
mencegah penularan rhinitis virus.2 Common Cold. 2020. Available from:
www.expertconsult.com
3.9 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS 6. Winther B, Gwaltney JM, Jr, Mygind N,
Dalam perjalanan penyakit, rhinitis virus et al. Viral-induced rhinitis. Am J Rhinol.
dapat menimbulkan komplikasi diantaranya 1998;12(1):17–20.
sinusitis bakterial, otitis media, aksaserbasi 7. Liva GA, Karatzanis AD, Prokopakis EP.
asma, pneumonia, batuk kronis pasca virus, Review of rhinitis: classification, types,
dan trombosis vena kavernosus.2 pathophysiology. Journal of clinical
Prognosis pada rhinitis virus tanpa medicine. 2021 Jul 19;10(14):3183.
komorbid adalah baik. Pada rhinitis akibat 8. Katherine EA, Anne BC, Stephen BL,
COVID-19 prognosis penyakit tergantung pada Michael DN, Theo PS, Ian MM. Newly
beberapa faktor diantaranya usia pasien, Identified Respiratory Viruses in Children
tingkat keparahan penyakit, kondisi komorbid, With Asthma Exacerbation not Requiring
seberapa cepat memulai pengobatan, dan Admission to Hospital. J Med Virol.
respons terhadap pengobatan. 2010;55:52–5.
9. Van Driel ML, Scheire S, Deckx L,
KESIMPULAN Gevaert P, De Sutter A. What treatments
Rhinitis virus adalah peradangan yang are effective for common cold in adults
mengenai lapisan mukosa hidung. Meskipun and children? BMJ [Internet].2018;363.
salah satu penyakit menular yang paling umum Available
dijumpai, terkadang rhiitis virus dapat menjadi from:http://dx.doi.org/doi:10.1136/bmj.k3
berbahaya dan menjadi pertimbangan untuk 786
mencegah komplikasi lebih lanjut. Gejala
klinis yang muncul pada rhinitis virus atau
common cold adalah hidung keluar sekret
bening hingga purulen, bersin berulang,
kongesti, gangguan fungsi penciuman, post
nasal drip, batuk, demam tidak tinggi. Bisa
ditemukan nyeri pada wajah, sakit kepala,
nyeri otot, dan kelelahan. Pemberian
medikamentosa seperti analgetik, antihistamin,

Anda mungkin juga menyukai