Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh Dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria L.)
Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh Dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria L.)
Oleh :
MUHAMMAD MUKHTAR
NPM. 0417011291
USULAN PENELITIAN
Diajukan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian
untuk menyusun skripsi pada Program Strata Satu
Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan
FAKULTAS PETANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2023
i
PENGARUH MACAM ZAT PENGATUR TUMBUH DAN MACAM
VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SENGON
(Paraserianthes Falcataria L.)
Oleh :
MUHAMMAD MUKHTAR
NPM. 0417011291
Mengetahui,
Dekan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Macam Zat Pengatur Tumbuh dan Macam Varietas Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria L.)”.
Usulan penelitian ini disusun sebagai pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada program
Strata Satu Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Penyusunan usulan penelitian ini mendapat bimbingan, arahan dan saran
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan yang telah memberikan ijin
untuk pelaksanaan penelitian
2. Ir. Eka Adi Supriyanto, M.P. sebagai Dosen Pembimbing Pertama yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan usulan penelitian
3. Sajuri, S.P., M.P. sebagai Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan usulan penelitian
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dan sarannya dalam penyusunan usulan
penelitian ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini masih banyak
kekurangan, sehingga saran dan masukkan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan usulan penelitian ini. Mudah – mudahan
bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 6
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 9
2.1. Taksonomi tanaman Sengon ................................................................. 9
2.2. Morfologi Tanaman Sengon ................................................................ 9
2.3. Ekofisiologi Tanaman Sengon ............................................................10
2.4. Dormansi ............................................................................................11
2.5. Macam Zat Pengatur Tumbuh..............................................................12
2.6. Macam Varietas Tanaman Sengon .......................................................15
2.7. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Varietas Sengon ..................17
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................18
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................18
3.2. Alat dan Bahan ...................................................................................18
3.3. Metode Penelitian ...............................................................................18
3.4. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................19
3.5. Variabel Yang Diamati ........................................................................21
3.6. Analisis Data ......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................24
iv
DAFTAR TABEL
1. Kombinasi perlakuan 2 faktor antara macam zpt dan macam varietas. .......19
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Intensifikasi
Generatif
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebuft maka dapat disusun hipotesis :
1. ZPT air kelapa merupakan ZPT alami yang terbaik untuk pertumbuhan sengon.
2. Varietas Solomon merupakan varietas paling tepat untuk pertumbuhan sengon.
3. Terdapat interaksi antara macam ZPT dan macam Varietas terhadap
pertumbuhan sengon.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3. Batang
Batang tanaman sengon berwarna keabu-abuan dan lurus menjulang
tinggi. Keliling pohon sengon bisa mencapai ± 450 cm dengan diameternya ±143
cm dan tingginya berbeda antar daerah, yaitu bisa mencapai 20–25 m (Astana,
2016).
2.2.4. Akar
Akar Tanaman sengon bersifat tunggang, akar rambutnya tidak terlalu
besar, tidak rimbun dan tidakmenonjol kepermukaan tanah.Akar rambut pada
sengon berfungsi untukmenyimpan zat nitrogen, sehingga tanah di sekitar pohon
sengon menjadi subur (Santoso, 1992).
2.2.5. Daun
Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan panjang sekitar
23–30 cm. Anak daunnya kecil-kecil, banyak, dan berpasangan, terdiri dari 15–20
pasang pada setiap sumbu(tangkai), berbentuk lonjong (panjang 6–12 mm,lebar
3–5 mm) dan pendek ke arah ujung. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau
pupus dan tidak berbulu, sedangkan permukaan daun bagian bawah lebih pucat
dengan rambut-rambut halus (Krisnawati dkk., 2011).
2.4. Dormansi
Dormansi merupakan keadaan tidak aktif pada benih yang bersifat
sementara, walaupun berada pada lingkungan yang sesuai bagi
perkecambahannya. Faktor – faktor yang menyebabkan benih mengalami
dormansi adalah keadaan fisik pada benih dan keadaan fisiologis dari embrio atau
kombinasi dari keduanya. Contohnya adalah benih-benih dari family
Leguminosae yang memiliki biji yang impermeable terhadap air dan gas.Tipe –
tipe dormansi ada dua, yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologis. Dormansi
fisik adalah dormansi yang disebabkan oleh penghalang mekanis terhadap
masuknya air atau gas pada beberapa jenis benih tanaman seperti kulit biji yang
terlalu keras. Pada keadaan ini pengambilan air terhalang kulit biji yang
mempunyai struktur terdiri dari lapisan sel-sel palisade berdinding tebal terutama
di permukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dari
bahan kutikula. Dormansi fisiologi adalah keadaan dormansi yang disebabkan
oleh faktor-faktor fisiologis seperti embrio yang belum masak sempurna, juga
dapat disebabkan oleh pengatur tumbuh baik penghambat atau perangsang tumbuh
(Sutopo, 2002).
Secara umum benih kacang-kacangan memiliki sifat dormansi fisik yang
ditunjukkan oleh benih-benih yang sulit menyerap air dan gas karena keadaan
kulit yang keras. Keuntungan dari adanya dormansi benih ini yaitu mekanisme
untuk mempertahan hidup benih, mencegah terjadinya perkecambahan di
12
lapangan jika belum ingin dikecambahkan, dan dapat menjadi lebih tahan lama
dalam penyimpanan, sedangkan kerugian yang ditimbulkan yaitu memperpanjang
waktu perkecambahan pada saaat ingin dikecambahkan, mengacaukan saat tanam,
serta menimbulkan masalah terhadap pengujian benih (Widajati dkk.,2013).
terdapat di Amerika tropis bagian utara, Amerika tengah, dan Meksiko bagian
selatan (Record dan Mell, 1924). Sementara itu, dari sumber lain pada tahun 1936
menyatakan bahwa sengon buto juga ditanam di salah satu Afrika dan Asia
sebagai tanaman percobaan.
Sengon buto umumnya bebas cabang yang pendek, khususnya untuk
tanaman yang berada di tempat terbuka. Kulit pohonnya agak tebal (3-4 cm).
Tajuknya besar berbentuk seperti payung dan lebarnya mencapai 15,24-30,48
meter (Record dan Mell, 1924). Susunan daun pinnate, kecil, dan gugur daun
sebagian untuk beberapa bulan dalam satu tahun. Gugur daun pada E.
cyclocarpum biasanya terjadi pada musim bunga atau musim panas. Ada masa
gugur daun dan hancurnya daun karena terdekomposisi di tanah menunjukan
bahwa kemampuan untuk memperbaiki kesuburan tanah dari sengon buto terbukti
cukup baik. Pada umur 10 tahun, sengon buto telah memiliki perakaran yang
intensif dengan perakaran tunggang yang cukup dalam. Panjang akar cabang
sengon buto dapat mencapai 30 meter. Bahkan, beberapa cabang akar biasanya
bermunculan di permukaan tanah. Di wilayah yang beriklim kering, sengon buto
mulai berbunga pada umur 5-11 tahun dan mulai berbuah pada umur 6-11 tahun.
Sementara itu, untuk wilayah yang agak basah hingga basah, tanaman ini mulai
berbunga dan berbuah pada umur 8-16 tahun.
2.6.3. Sengon Laut
Pada tahun 1871, sengon laut (Paraserianthes falcataria) dibawa oleh L.
Nielsen dari pedalaman pulau Banda, Maluku ke Kebun Raya Bogor. Setelah itu,
sengon tersebar ke berbagai daerah mulai Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Irian Jaya (Mulyana, D. dan Asmarahman, C., 2012 :20).
Nama daerah dari sengon laut atau sengon putih di antaranya albizia, bae,
bai, jeungjing laut, sekat, sengon sabrang, sika, sika bat, sikas, tawa sela, wai
wahagom, rare, salawaku, salawaku merah, salawaku putih, salawoku, dan
wiekkie. Sementara itu, nama lain sengon laut di beberapa negara yaitu batai
(Malaysia barat, Sabah, Filipina, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Spanyol,
Italia, Belanda, dan Jerman) serta puah (Brunei Darussalam). Sengon laut sempat
dijuluki sebagai pohon ajaib (miracle tree). Pasalnya, tanaman ini dapat tumbuh
dengan cepat dan mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Jika
17
ditanam di tanah yang subur dan iklim yang sesuai, tinggi sengon dapat mencapai
tujuh meter saat umur satu tahun. Setelah berumur tiga tahun, tingginya sekitar 18
meter. Bahkan, pada umur 9 atau 10 tahun tingginya sudah mencapai 30 meter.
Tinggi sengon laut dapat mencapai 40 meter dengan tinggi batang bebas
cabang 20 meter. Batangnya tidak berbanir, tekstur kulit licin, berwarna kelabu
muda, dan berbentuk bulat agak lurus. Saat dewasa, diameter batang dapat
mencapai lebih dari 100 cm. Sengon laut memiliki jenis daun majemuk dengan
panjang mencapai 40 cm. Daunnya terdiri dari 8-15 pasang anak tangkai daun
yang berisi 15-25 helai daun. Sementara itu, buah berbentuk polong, pipih, lurus
dan tidak bersekatsekat. Perubahan warna tingkat kematangan awalnya hijau (saat
muda), lalu berubah menjadi kuning hingga cokelat (sudah matang). Benih sengon
berbentuk pipih, lonjong, berukuran kecil (3 x 7 mm) dan berwarna hijau dengan
warna coklat di bagian tengahnya. Jumlah benih per kilogram sekitar 40.000 butir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
percobaan. Kombinasi perlakuan lengkap 2 faktor macam zpt dan macam varietas
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Kombinasi perlakuan 2 faktor antara macam zpt dan macam varietas
Macam Varietas
Macam ZPT
V1 V2 V3
Z0 Z0 V1 Z0 V2 Z0 V3
Z1 Z1 V1 Z1 V2 Z1 V3
Z2 Z2 V1 Z2 V2 Z2 V3
Z3 Z3 V1 Z3 V2 Z3 V3
.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persiapan media tanam
Disiapkan tanah, pupuk kandang dan sekam, kemudian dicampurkan dengan
perbandingan 1:1:1 campuran dari media tanam tersebut bertujuan agar didalam
media tanam seimbang baik unsur haranya, aerasinya dan absorbsinya.
Selanjutnya dimasukan media tanam tersebut kedalam polibag, sebelum media
tanam digunakan untuk menyemai sebaiknya media tanam dibiarkan terlebih
dahulu selama 3-4 hari agar media menyatu dan siap digunakan untuk menyemai.
3.4.2. Pembuatan Naungan
Di buat naungan dengan menggunakan paranet 50%. Tujuan dari pembuatan
naungan ini adalah untuk mengurangi kerusakan fisik terhadap curah hujan yang
tinggi dan intensitas cahaya yang tinggi.
3.4.3. Pembuatan larutan ZPT alami
1) Pembuatan larutan air kelapa
Konsentrasi air kelapa yang digunakan pada penelitian ini adalah 100% air
kelapa.
2) Pembuatan larutan ZPT alami ekstrak bawang merah
Pembuatan ekstrak bawang merah dilakukan dengan cara disiapkan bawang
merah sebanyak 1 kg, ditambah air 200 ml lalu dihaluskan menggunakan blender
untuk dijadikan ekstrak bawang merah, setelah menjadi ekstrak ambil ekstrak
bawang merah dengan konsentrasi 100 ml, kemudian ditambahkan air hingga
20
volume menjadi 1 liter, jadi ekstrak bawang merah yang akan digunakan untuk
merendam benih melon adalah 100ml/liter.
3) Pembuatan larutan ZPT alami ekstrak bonggol pisang kepok
Pembuatan ekstrak bonggol pisang kepok dilakukan dengan cara
disiiapkan bahan, bonggol pisang kepok yang sudah dicacah sebanyak 1 kg,
kemudian dihaluskan menggunakan blander untuk dijadikan ekstrak bonggol
pisang kepok, setelah menjadi ekstrak, ambil ektrak bonggol pisang kepok dengan
konsentrasi 100 ml, kemudian ditambahkan air hingga volume menjadi 1 liter.
4) Perendaman benih
Perendaman benih dilakukan dengan cara benih tanaman melondimasukan
sesuai perlakuan macam ZPT alami yaitu air kelapa, ekstrak bawang merah dan
ekstrak bonggol pisang dengan lama perendaman 4 jam, dengan konsentrasi
100ml/liter. Masing-masing perlakuan diisi dengan 45 benih tanaman melon.
5) Persemaian
Biji yang sudah direndam dalam larutan ZPT alami kemudian disemaikan
pada media campuran tanah dengan pupuk organik (1:1) yang telah disiapkan di
dalam polybag.
6) Penanaman ke dalam polybag
Menanam benih sengon dengan kedalaman kurang lebih satu cm. Setiap
polybag diisi satu batang kecambah.
7) Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari secara teratur agar
kelembapannya terjaga.
8) Pemupukan
Pemupukan dilakukan sekali pada saat umur tanaman 4 minggu dengan
menggunakan pupuk Grow More 2 ml/l dicampur dengan fungisida.
9) Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada bibit yang mati dan perlu dilakukan
dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal dengan bibit lainnya.
21
10) Penyiangan
Penyiangan terhadap gulma dilakukan dengan mencabut satu per satu dan
bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati-hati agar jangan
sampai akar bibit terganggu
11) Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang bibit sengon adalah ulat daun. Cara pengendalian
menggunakan insektisida dengan dosis disesuaikan umur bibit tersebut.
12) Panen
Panen dilakukan pada saat akhir penelitian ketika tanaman sudah berumur
tiga bulan dengan tinggi tanaman mencapai kurang lebih 30 cm.
Keterangan :
Kb : kecepatan berkecambah
N1 : Jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-1
T1 : Pengamatan pada hari ke-1
N2 : Jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-2
T2 : Pengamatan pada hari ke-2
Nn : Jumlah benih yang berkecambah pada hari ke-n
Tn : Pengamatan pada hari ke-n
22
DAFTAR PUSTAKA
Anggaraini I.N., dan Mardiana Y. 2017. Pengaruh Macam ZPT dan Lama
Perendaman Terhadap Pertumbuhan Awal bibit Sengon (Albizia falcataria)
Varietas Sengon Laut. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia. 2 (2): 41-46.
Astana, S., Aditya, H. Wesman, E. Hani, S. N., Neo, E. L., Dewi, R. K. dan
Indah, B. 2016. Kiat Berbisnis Sengon: Tanam Sekali, Untung Berkali-kali.
Forda Press. Bogor.
Astari R.P., Rosmayati, dan Bayu E.S. 2014. Pengaruh pematahan dormansi
secara fisik dan kimia terhadap kemampuan berkecambah mucuna
(Mucuna barcteata D.C). Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(2): 803-
812.
Astari, A.A., Wirajaya, A.A dan L. Kartini. 2018. Respon Beberapa Varietas
Tanaman Sengon (Paraserianhtes falcataria) pada Pemberian Dosis
Pupuk Kandang Kelinci. Skripsi. Prodi Agroteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Warmadewa.
Gore, N.S. & Sreenivasa, M.N. (2011) Influence of Liquid Organic Manures on
Growth, Nutrient Content and Yield of Tomato (Lycopersicon
esculentum Mill.) in the Sterilized Soil. Karnataka Journal of
Agricultural Sciences. 24 (2), 153–156.
Hartman, H.T., Kester, D.E., dan Davies, F.T. 2002. Plant Propagation.
Principles and Practices 7th ed. Pearson Education INC. New Jersey.
Kurnianti, N. 2002. Hormon Tumbuhan atau Zat Pengatur Tumbuh. Diakses pada
tanggal 1 Maret 2023 melalui website: (online)
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/tropik
Ma, Z., Ge, L., Lee, A.S.Y., Yong, J.W.H., Tan, S.N. & Ong, E.S. (2008)
Simultaneous Analysis of Different Classes of Phytohormones on
Coconut (Cocos nucifera L.) Water Using High-Performance Liquid
Chromatography and Liquid Chromatography Tandem Mass
Spectrometry after Solid-Phase Extraction. Analytica Chimica Acta. 610
(2), 274–281. doi:10.1016/j.aca.2008.01.045
Marzuki. 2016. Hujan Rezeki Dari Berkebun Sengon. Forest Publishing. Bandung.
Putri, K.P dan Hani, S.N. 2013.Manual Budidaya Sengon. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Hutan.
Record, Samuel J. dan C.D Mell. 1924. Timbera of Tropical America. Yale
university prees
27
Soeprihanto, P. 2019. Kuartal I/2019, Poduksi Kayu Bulat Turun 1,5 juta Meter
Kubik. Diakses pada 1 maret 2023 melalui website: (online)
http://ekonomi.bisnis.com.
Wareing, P.F. dan I.D.J. Phillips. 1981. The Control of Growth and
Differentiation in Plants. Pergamon Press. New York.
Widajati E., Endang M., Endah R.P., Tatiek K.,M.R. Suhartanto dan Abdul Q.
2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih.IPB Press. Bogor.
28
40 cm
Z3V1 Z1V2 Z3V1
Z2V3 Z0V2
Z2V3 Z0V3
Z1V2 Z3V3 Z0V3
Z3V2
Z0V3 Z2V1 Z0V2
Z2V2
Keterangan :
Jarak antar petak 15 cm Macam zat pengatur tumbuh :
Jarak antar blok 40 cm - Kontrol (M0)
Tiap petak terdapat 5 tanaman sample - Air Kelapa (M1)
- Ekstrak Bawang Merah (M2)
- Ekstrak Bonggol Pisang (M3
Varietas Sengon :
- Solomon (V1)
- Buto (V2)
- Sengon Laut (V3)
29
Keterangan :
= Petak Percobaaan
= Tanaman Sampel
30
F. Tab
SK Db JK KT F. Hit
5% 1%
Blok 2
Perlakuan 11
Z 3
Linear 1
Kuadratik 1
Kubik 1
V 2
V1 x V2V3 1
V2 x V3 1
ZV 6
Galat 22
Total 35