Anda di halaman 1dari 70

SOSIALISASI PENGENALAN

P3K DI TEMPAT KERJA

Disampaikan Oleh :

dr. Santi Yuliandari, M.Kes.

BALAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MEDAN


KEMNAKER R.I.
PERATURAN PERUNDANGAN

Permenaker No. 15 Tahun 2008 tentang


P3K di tempat kerja
PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG P3K DI TEMPAT KERJA

• P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan


pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di
tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di
tempat kerja
• Tujuan P3K :
1. Menyelamatkan nyawa korban
2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
4. Menunjang upaya penyembuhan
5. Mempertahankan daya tahan korban
6. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan
fasilitas P3K di tempat kerja.
Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.

PETUGAS P3K
Petugas P3K di tempat kerja adalah
pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas
tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat
kerja.
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai
tugas:

1. melaksanakan tindakan P3K di tempat


kerja;
2. merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
3. mencatat setiap kegiatan P3K dalam
buku kegiatan; dan
4. melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus
FASILITAS P3K
Fasilitas P3K di tempat kerja adalah semua
peralatan, perlengkapan, dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja,
terdiri dari :
a. ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri
dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus
RUANG P3K
Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K dalam hal
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau
lebih;
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi.

Lokasi ruang P3K:


1. dekat dengan toilet/kamar mandi;
2. dekat jalan keluar;
3. mudah dijangkau dari area kerja; dan
4. dekat dengan tempat parkir kendaraan.
KOTAK P3K
KOTAK P3K
• Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa,
berwarna dasar putih dengan lambang P3K
berwarna hijau;
• Kotak P3K tidak boleh diisi bahan atau alat selain
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat
kerja;
ISI KOTAK P3K
• Kasa steril terbungkus • Pinset
• Perban (lebar 5 cm)
• Lampu senter
• Perban (lebar 10 cm)
• Plester (lebar 1,25 cm)
• Gelas untuk cuci mata
• Plester Cepat • Kantong plastik bersih
• Kapas (25 gram) • Aquades (100 ml lar. Saline)
• Kain segitiga/mittela • Povidon lodin (60 ml)
• Gunting • Alkohol 70%
• Peniti
• Buku panduan P3K di tempat
• Sarung tangan sekali pakai
kerja
• Masker
• Buku catatan Daftar isi kotak
Pemeriksaan Korban
PEMERIKSAAN PRIMER
• Danger
• Responsivitas
• Shout of help (meminta bantuan)
• Circulation/sirkulasi → perdarahan
• Airway/jalan nafas → pada korban yg tidak
sadar/respons
→ head tilt, chin lift
• Breathing/pernafasan

DRSCAB
PEMERIKSAAN SEKUNDER
• DEFORMITAS/BERUBAH BENTUK
• OPEN WOUNDS/LUKA TERBUKA
• TENDERNESS/NYERI TEKAN
• SWELLING/BENGKAK
DOTS/BLNB → PADA SELURUH TUBUH
TEHNIK → LIHAT, RABA, RASAKAN.
RESPON
RESPON → beri rangsang/stimulus
3 tahapan rangsang/stimulus →
• Rangsang suara
• Rangsang sentuhan/tepukan
• Rangsang nyeri
OBSERVASI
– DENYUT NADI
KADANG CUKUP SULIT DICARI, LEHER (CAROTID)
ADALAH DAERAH YANG MUDAH DIPERIKSA
• HITUNG FREKWENSI
– DEWASA 60 -100 X/MNT
– ANAK 90 -130 X/MNT
– BAYI 120 – 160 X/MNT
• RITME → TERATUR/ TIDAK
• KEKUATAN → KUAT/ LEMAH
– PERNAFASAN
• FREKWENSI
• RITME
• SUARA
• CARA PEMERIKSAAN → LDR (LIHAT, DENGAR, RASA)
Observation Healthy Shocked
Skin Condition Pink, warm,dry Pale, cold, wet
Altered,
Alert and aware of
Conscious State confused,
time and place
aggressive
Pulse Per Minute
Adult 60 – 100 Rapid – above
Child 90 – 130 upper limits
Infant 120 – 160
Respiration Per Minute
Adult 12 – 20 Rapid – above
Child 16 – 25 upper limits
Infant 20 – 30
TERSEDAK
•Tindakan Pertolongan pertama :

➢Bila sadar : rileks, mintalah batuk dg


kuat,
➢Bila tidak berhasil lakukanlah : pukulan
punggung atau tekan perut
MANUVER HEIMLICH PADA KORBAN
SADAR DENGAN POSISI BERDIRI ATAU
DUDUK.
( Abdominal Thrust )
Manuver Heimlich pada korban yang
tergeletak ( tidak sadar )
PINGSAN

Pertolongan pertama:
✓ Baringkan, tinggikan tungkai
✓ Langgarkan pakaian
✓ Pulih; istirahatkan beberapa menit
✓ Bila tidak pulih perlu tindakan medis
MIMISAN

• Gunakan sarung tangan


bila tersedia
• Minta korban untuk
menjepit cuping hidung
• Perintahkan korban sedikit membungkuk
• Minta penderita bernafas melalui mulut
• Pertahankan tekanan di posisi ini + 10 mnt.
• Gunakan kompres dingin sekitar hidung,leher,
kening.
• Jika pendarahan berlanjut,cari pertolongan medik
MEMAR

• Riwayat benturan pada


lokasi
• Sakit dan nyeri
• Bengkak dan perubahan
warna

PERAWATAN DAN PENGOBATAN


• Istirahat, kompres es
• Setelah 4 jam, gerakan bila
memungkinkan
Patah Tulang/Fraktur

• PATAH TULANG SECARA


UMUM DIBAGI:
– TERBUKA
– TERTUTUP
– KOMPLIKASI
• IMMOBILISASI
MERUPAKAN UPAYA YANG
DILAKUKAN PADA PATAH
TULANG ANGGOTA GERAK
GUNA MENGURANGI
PERGERAKAN DAN NYERI
YANG DITIMBULKAN.
Tujuan pembidaian :
• Mencegah pergerakan atau pergeseran dari
ujung tulang yang patah
• Memberi istirahat pada anggota badan yang
patah
• Mengurangi rasa nyeri
• Mempercepat penyembuhan
TANDA DAN GEJALA
• KELUHAN BERUPA:
– KULIT PUCAT, DINGIN DAN BASAH
– NADI CEPAT DAN LEMAH
– NYERI PADA LOKASI
– LEMAH
– HILANGNYA KEKUATAN ANGGOTA GERAK
– PENDARAHAN AKIBAT LUKA
– KERUSAKAN ORGAN
– MUAL
– KELAINAN BENTUK
CEDERA MATA

• IRIGASI MATA DAN CUCI SEHINGGA


BENDA DAPAT KELUAR
• JIKA GAGAL, SENTUH KORNEA
DENGAN KAIN BERSIH DAN BASAH,
KEMUDIAN ANGKAT BENDA/ OBJEK
TERSEBUT
• KIRIM UNTUK MENDAPAT
PERTOLONGAN LANJUT APABILA
PANDANGAN TERPENGARUH
• JIKA MUNGKIN TUTUP MATA YANG
TERKENA CEDERA
• HINDARI MENEKAN OBJEK KE
PERMUKAAN MATA
• GUNAKAN OBAT TETES YANG HANYA
DIREKOMENDASI OLEH DOKTER
RESUSITASI JANTUNG
PARU
RESUSITASI JANTUNG PARU

Suatu usaha bantuan hidup dasar


melalui tindakan pemberian bantuan
pernafasan dan kompresi jantung luar,
dgn tujuan mengalirkan kembali darah
yg beroksigen ke otak.
“MATI KLINIS”
Penderita dinyatakan mati secara klinis
Apabila henti bernafas dan henti jantung

→ 6-8 menit setelah berhentinya


Pernafasan dan sirkulasi

Kematian Klinis masih reversibel


Untuk dilakukan Bantuan Hidup Dasar
“MATI BIOLOGIS”
Kerusakan sel otak terjadi mulai 6-8 menit
setelah berhentinya pernafasan dan sirkulasi

dan
setelah 10 menit biasanya
sudah terjadi kematian biologis
• Tanda Pasti Mati :
– Lebam mayat (20’ – 30’)
– Kaku mayat (1 – 2 jam)
– Pembusukan (6 – 12 jam)
Bagaimana Kalau Terlambat ?
Apabila Bantuan Hidup Dasar
dilakukan cukup cepat,
Maka
kematian dapat dihindari

KETERLAMBATAN KEMUNGKINAN KEBERHASILAN

1 Menit 98 dari 100

4 Menit 50 dari 100

10 menit 1 dari 100


C – A – B pada RJP

1. Kompresi/penekanan dada (chest


Compression)
2. Buka jalan nafas (open Air Way)
3. Memberikan bantuan pernafasan
(Breathing Support)
MEMERIKSA PERNAFASAN
(aha 2005)
CARA :
– Korban dibaringkan
– Penolong disamping korban
– Letakkan telinga pada hidung
• Lihat gerakan dada dan perut
• Dengarkan hembusan udara
• Rasakan hembusan udara

LDR
Teknik kompresi/ penekanan dada
pada RJP
1. Korban dibaringkan di atas dasar yang keras
2. Buka pakaian di sekitar dada
3. penolong berada pada salah satu sisi korban, kedua
lutut dibuka kira-kira selebar bahu penolong
4. Tentukan titik pertemuan kedua iga, kemudian diukur 2
jari ke atas pada garis tengah tulang dada atau dg cara
tarik garis lurus kedua (puting) payudara
5. Melakukan pijatan dengan tumit tangan disebelah atas
dari jari kedua tersebut dan tangan tegak lurus dg
kedalaman 5 – 5,5cm dan kecepatan 100x/ menit
Circulation
Posisi Jantung :
diantara kedua paru-
paru, di bawah tulang
dada
Hand Grip
Kompresi Jantung sesuai dengan usia

(>8 years) (1- 8 years) (< 1 years)


Airway Control
Head tilt & chin lift
Breathing
Breathing

• Tehnik Nafas Buatan


– Melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke
mulut-hidung
Mulut ke mulut:
– Tutup hidung korban dengan menjepit hidung korban
dengan jari telunjuk dan ibu jari, dagu tetap ditahan.
– Tarik nafas biasa, mulut penolong menutupi seluruh mulut
korban, hembuskan nafas sampai terlihat dada korban
mengembang
Breathing

Mouth to Mouth
CPR/RJP
30 x 2x

Evaluasi tiap 5 siklus


KASUS KHUSUS
KESALAHAN DALAM RJP
SEBAB AKIBAT
Penderita tidak berbaring Pada Bidang RJP Kurang efektif
keras
Penderita tidak horizontal Bila kepala lebih tinggi, darah ke
otak akan kurang
Tekan dahi tekan dagu kurang baik Jalan nafas terganggu
Kebocoran saat melakukan pernafasan Pernafasan buatan tidak efektif
buatan
Lubang hidung kurang tertutup Pernafasan buatan tidak efektif
Letak tangn kurang tepat, arah, Patah tulang, luka dalam paru
tekanan kurang
Tekanan terlalu dalam atau terlalu Jumlah yang dialirkan kurang
cepat
Rasio RJP dan pernafasan buatan tidak Oksigenasi darah kurang
baik
RESUSITASI JANTUNG PARU
• Kapan tidak dilakukan RJP :
– Tanda pasti mati :
• Lebam mayat (20’ – 30’)
• Kaku mayat (1 – 2 jam)
• Pembusukan (6 – 12 jam)
– Membahayakan penolong
– Korban mutilasi
RESUSITASI JANTUNG PARU

• Kapan menghentikan RJP :

– Korban pulih
– Diganti tenaga terlatih
– Kelelahan
– Dokter mengatakan untuk menghentikan
– Henti jantung lebih 30 menit
EVAKUASI
Memindahkan korban ke lingkungan yang
lebih aman dan nyaman untuk
mendapatkan pertolongan medis lebih
lanjut. dengan cara-cara yang sederhana di
lakukan di daerah-daerah yang sulit
dijangkau dimulai setelah keadaan darurat.
TANPA ALAT ( Manual )
• Proses pemindahan di lakukan oleh satu penolong,dua penolong
atau lebih tanpa menggunakan alat-alat bantu.
• Satu Penolong:
 Human crutch : di papah dengan di rangkul dari samping.
 Drag : di seret.
 Cradle : di bopong.
 Pick-A-back : di gendong, ngamplok dipunggung.

• Dua Penolong :
 Cara The two-handed seat : ditandu dengan kedua lengan
penolong.
 Cara The fore and aft carry.
catatan
Kondisi korban.
➢ Sadar mampu berjalan.
satu penolong : Human crutch.
dua penolong : Two-handed seat.

➢ Sadar tidak mampu berjalan.


satu penolong : Cradle,pick-a-back.
dua penolong : Two-hand seat.
The fore and aft carry.
➢ Tidak sadar.
satu penolong : Cradle,drag.
dua penolong : Fore-and-aft carry.
PENGANGKATAN KORBAN
DENGAN BANTUAN ALAT
Proses pemindahan dapat dilakukan oleh dua-
empat penolong dengan menggunakan alat-alat
bantu.
−Dengan menggunakan kursi kayu.
−Dengan menggunakan tandu/usungan.
−Dapat menggunakan kendaraan.
BEBERAPA ATURAN DALAM PENANGANAN
DAN PEMINDAHAN KORBAN.
 Diperlukan dan tidak membahayakan
penolong.
 Jelaskan pada korban apa yang harus
dilakukan (kooperatif).
 Libatkan penolong lain.
 Pemindahan korban di bawah satu komando.
 Cara mengangkat korban dengan cara yang
benar.
Yang perlu diperhatikan:
1.Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah
atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari:
keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang
dan angguan persendian
2.Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien
selama proses evakuasi
3.Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah
dan tempat akhir korban diangkut
4.Memilih alat
5.Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh
yang berjuntai atau badan penderita yang tidak
dalam posisi benar.

Anda mungkin juga menyukai