3.1. Hasil
Dari hasil Pengamatan Terkait dengan kondisi Keruangan membuktikan bahwa kegiatan analisa spasial
kawasan lindung dan kawasan budidaya di distrik Benuki Kabupaten Mamberamo Raya merupakan
Kabupaten Mamberamo Raya secara geografis terletak antara 137° 46' - 140° 19' Bujur Timur (BT)
dan 01° 28' - 3° 50' Lintang Selatan (LS). Kabupaten ini mempunyai luas wilayah sebesar 2.381,4 Km 2
(23.813,9 Ha) atau 7,68% dari luas daratan Provinsi Papua ± (309.934,40 km²). Secara keruangan
Kabupaten Mamberamo Raya memiliki kawasan Cagar Alam Memberamo Foya yang merupakan
zona penyangga (buffer zone) bagi kelestarian Sungai Memberamo yang merupakan sungai terbesar di
Papua. Kabupaten ini terbagi menjadi 8 (delapan) distrik atau kecamatan, yaitu (Lihat Gambar 1.1 batas
adminstrasi Kabupaten Mamberamo Raya):
1 Memberamo Tengah
2 Memberamo Hilir
3 Memberamo Hulu
4 Memberamo Tengah Timur
5 Rufaer
6 Waropen Atas
7 Benuki
8 Sawai
Peta Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Mamberamo.
3.1.2. Jenis Tanah
Tanah merupakan salah satu sumberdaya fisik wilayah yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam suatu perencanaan karena sifat tanah sangat menentukan potensinya untuk berbagai jenis
penggunaan lahan. Jenis tanah di Kabupaten Mamberamo Raya cukup bervariasi dan berdasarkan Order-
nya dapat dipilahkan menjadi tanah-tanah yang belum mempunyai horizon atau belum terbentuk secara
sempurna, seperti Entisols dan Inceptisols, tanah-tanah yang banyak mengandung bahan organik di
lapisan atas atau Histosols, dan tanah-tanah yang sudah lanjut dan telah terbentuk struktur horizon dengan
jelas, seperti tanah Oxysols, Ultisols, Alfisols, Molisols.
Persebaran jenis tanah di Kabupaten Mamberamo Raya tampak mengikuti pola bentanglahan
(landscape) atau bentuklahan (landform) yang ada di kabupaten ini. Secara umum jenis tanah alluvial atau
Entisols maupun Inseptisols dan Histosols banyak berkembang di daerah dataran baik di sebelah utara dan
selatan dari pegunungan Foya-Rouffael, sedangkan di daerah pegunungan itu sendiri berkembang tanah
Entisols pada lereng-lereng yang miring dan tanah Ultisol dan Alfisol di bawah tutupan hutan.Pada
Gambar 1.2 berikut menunjukkan persebaran jenis tanah (asosiasi) di Kabupaten Mamberamo Raya pada
kategori Sub-Order pada setiap SPT (Satuan Pemetaan Tanah) berdasarkan bentuklahannya.
Pada gambar tersebut tampak bahwa pada daerah pantai berkembang tanah-tanah Entisols
(Tropaquents dan Sulfaquents) pada bentulahan hasil proses marin dan fluvial. Lebih jauh dari garis
pantai berkembang pula tanah Entisols (Tropaquents) dan tanah Inseptisols (Tropaquepts) yang di selingi
tanah-tanah Histosols (Tropohemists) yang lahannya bervegetasi tebal dan berawa, sedangkan di sisi
kanan kiri sungai yang sering tergenang air berkembang tanah Entisol Hydraquent dan Haplaquents.
Contoh-contoh asosiasi tanah-tanah seperti tersebut di atas banyak berkembang di daerah-daerah dataran
bagian utara maupun selatan di kabupaten ini, dan asosiasi tanah Inseptisols (Dystropepts, Eutropepts)
dan Entisols (Troportents) banyak menempati lereng-lereng kaki pegunungan Foya-Rouffael. Tanah-
tanah Entisols maupun Inseptisols umumnya merupakan tanah yang cukup baik untuk lahan pertanian.
Untuk daerah pegunungan di kabupaten ini sebagian berkembang tanah Entisols (Troporthents) yang
berasosiasi dengan tanah Ultisols (Tropudults) dan tanah Inseptisols (Dystropepts) yang berbahan induk
material vulkanik maupun sedimen. Selain itu berkembang pula asosiasi tanah Molisols (Rendolls),
Alfisols (Tropudalfs) dan Entisols (Eutropepts) yang juga terbentuk di wilayah pegunungan ini.
3.1.3. Data Klimatologi ( Curah hujan)
A. Pengertian Klimatologi
Klimatologi (berasal dari bahasa Yunani Kuno κλίμα, klima, "tempat, wilayah, zona"; dan -
λογία, -logia "ilmu") adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca
yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang. Menurut Gibbs (1978), klimatologi adalah
peluang statistic berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angina dan kelembapan yang
terjadi di suatu wilayah yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Klimatologi juga dapat diartikan
sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan mengapa iklim dan cuaca di berbagai tempat di
bumi bias berbeda, serta bagiaman hubungan antara iklim dengan kehidupan manusia sehari-hari.
Klimatologi merupakan salah satu dari cabang-cabang ilmu geografi yang sering disejajarkan dengan
meteorologi karena memiliki kemiripan, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam
kajiannya, meteorologi fokus megkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi lebih mengkaji pada
hasil akhir dari proses-proses atmosfer. Pada intinya baik meteorologi dan klimatologi sama-sama
memiliki pengaruh yang besar dalam proses pengamatan prakiraan cuaca.
B. Data Klimatologi Di Kabupaten Mamberamo Raya
Berdasarkan data curah hujan dari tahun 1950-1999 yang diperoleh dari 77 stasiun meteorologi
yang berada di dalam dan di luar DAS Mamberamo , serta mempunyai seri data antara 4 – 40 tahun
(tergantung data dari masing-masing stasiun), didapatkan bahwa curah hujan rata-rata tahunan terendah
di DAS Mamberamo adalah sebesar 600 mm. Curah hujan ini tersebar di bagian utara DAS yang
mempunyai relief halus, sedangkan curah hujan tahunan tertinggi sebesar 5.300 mm yang jatuh di sekitar
pegunungan bagian selatan (Murdiyarso dan Kurnianto, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa faktor
topografi banyakberpengaruh terhadap besarnya curah hujan di wilayah ini. Adapun curah hujan terendah
rata-rata bulanan tercatat sebesar 220 mm (Oktober) dan tertinggi 300 mm (Maret). Angka ini
menunjukkan bahwa variasi curah hujan di DAS Mamberamo tidak terlalu besar pada setiap tahunnya
(Gambar 1.4). Dengan demikian Kabupaten Mamberamo Raya yang sebagian besar masuk ke dalam
DAS Mamberamo ini termasuk ke dalam iklim tropis basah.
Secara keruangan jumlah curah hujan tahunan rata-rata antara 1.500 mm – 2.500 mm/tahun
tercurah di sekitar wilayah Lake Plain sedangkan curah hujan antara 2.500 mm – 5.000 mm berada di
sekitar daerah pegunungan serta di wilayah DAS hilir Mamberamo (Petocz, 1989; CI, 2006). Berdasarkan
klasifikasi Schmidt & Ferguson, Kabupaten Mamberamo Raya termasuk ke dalam tipe iklim A yang
berarti mempunyai iklim yang sangat basah. Tabel 1.2 merupakan salah satu contoh data curah hujan
selama 10 tahun di Kabupaten Mamberamo Raya. Untuk suhu udara, terdapat pula perbedaan antara
daerah dataran dan pegunungan, dimana untuk pegunungan suhu harian rata-rata dapat mencapai 20˚ C
sedangkan di dataran rendah berkisar 27˚ C (Murdiyarso dan Kurnianto, 2008).
Gambar 1.4
Grafik Rata-Rata Curah Hujan Tahunan di DAS Mamberamo
Tabel 1.2
Rata-Rata Curah Hujan 10 Tahun Terakhir
Di Kabupaten Mamberamo Raya
Curah Hujan Hari Hujan Klasifikasi Tipe
Bulan
(mm) (Hari) Iklim Iklim
Januari 161 15 Bulan Basah
Februari 145 15 Bulan Basah
Maret 168 16 Bulan Basah
April 204 14 Bulan Basah
Mei 152 14 Bulan Basah
Juni 147 20 Bulan Basah
A
Juli 120 8 Bulan Basah
Agustus 140 12 Bulan Basah
September 103 13 Bulan Basah
Oktober 107 14 Bulan Basah
November 145 16 Bulan Basah
Desember 152 14 Bulan Basah
Rata – rata 145 14 Klasifikasi Smith Fergosun
Dalam kerja praktek ini mahasiswa ditugaskan sebagai tim pengolah data hasil survey yang
dilakukan di distrik Benuki Kabupaten Mamberamo Raya. Survey yang dilakukan oleh tim ialah
penelitian secara konveratif kepada suatu objek tertentu yang tujuannya untuk mendapatkan data valid.
Wawancara dengan tujuan untuk mengetahui informasi lebih detail tentang suatu objek. Dan hasil survey
yang di dapatkan sangat penting bagi tim penyusun dokumen RTRW Kabupaten Mamberamo Raya.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten merupakan sebuah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten. Dalam Undang – undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang pemerintah mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan penataan ruang
wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. RTRW kabupaten memuat tujuan,
kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten (penataan kabupaten); rencana struktur ruang
wilayah kabupaten; rencana pola ruang wilayah kabupaten; penetapan kawasan strategis kabupaten;
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten berlaku selama 20 tahun dan dilakukan
peninjauan kembali setiap 5 tahun. Hasil Peninjauan Kembali (PK) dapat berupa kesimpulan yang
menyatakan bahwa RTRW tersebut harus dicabut atau sebatas direvisi. Beberapa hal yang menjadi dasar
perlu direvisinya Perda RTRW adalah terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan/atau terjadi dinamika internal kabupaten yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasar, seperti bencana alam skala besar atau pemekaran
Pola ruang wilayah merupakan bentuk hubungan antar berbagai aspek sumberdaya manusia,
pertahanan keamanan, fungsi lindung, budidaya dan estetika lingkungan, dimensi ruang dan waktu yang
dalam kesatuan secara utuh menyeluruh serta berkualitas membentuk tata ruang. Pola pemanfaatan ruang
diwilayah Kabupaten Mamberamo Raya meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan budidaya.
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa
Kawasan lindung yang telah direncanakan di Kabupaten Mamberamo Raya terdiri dari: kawasan
hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan suaka
margasatwa, kawasan perlindungan setempat dan kawasan lindung geologi. Secara keseluruhan kawasan
lindung ini harus diupayakan untuk tidak dilakukan alih fungsi untuk kawasan budidaya. Arahan
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi
air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kriteria penentuan kawasan hutan lindung adalah:
kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah
kawasan hutan yang mempunyai ketinggian ≥ 2.000 meter di atas permukaan laut.
Hutan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dan nilai sejarah serta
Rencana luas hutan lindung seluruhnya di Kabupaten Mamberamo adalah 693.175 ha, tersebar di Distrik
Benuki, Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah, Mamberamo Tengah Timur, Rufaer, Sawai dan
Waropen Atas.
Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa yang
Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.
Rencana suaka margatwa di Kabupaten Mamberamo adalah 1.136.488 ha, tersebar di Distrik
Ketentuan pelarangan terhadap penanaman flora dan pelepasan satwa yang bukan endemik kawasan
Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya
memiliki hak melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari,
melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat yang berlaku dan tidak
kesejahteraannya.
kawasan dibawahnya merupakan kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan
perlindungan pada kawasan sekitar maupun kawasan bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah
banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah. Dengan ditetapkannya lokasi kawasan ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya erosi tanah, bencana banjir, sedimentasi, serta dapat menjamin
ketersediaan kualitas dan kuantitas unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan.
Kawasan lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya terdiri dari Mangrove,
kawasan bergambut dan kawasan resapan air. Atas dasar kriteria tersebut di Kabupaten Mamberamo raya
hanya terdapat dua jenis kawasan lindung yang memberikan perlindungan dibawahnya, yaitu kawasan
Kondisi fisik alam kawasan resapan air ini mempunyai kemampuan untuk menyerap hujan sebagai
sumber utama pembentukan air tanah. Kawasan resapan air diperuntukkan bagi kegiatan
pemanfaatan tanah yang dapat menjaga kelestarian ketersediaan air dan penanggulangan banjir
Bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air secara besar-besaran (datar hingga berbukit
Lokasi kawasan resapan air di Kabupaten Mamberamo Raya adalah Danau Rombebai dan sekitarnya
Karena sifat fisiknya, maka factor yang bersifat menghalangi masuknya air hujan ke dalam tanah
kebun campuran berbagai tanaman tahunan, hutan produksi terbatas ataupun hutan lindung.
Kegiatan budidaya yang diperbolehkan adalah kegiatan yang tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan.
Pada prinsipnya kegiatan yang bersifat menutup kemungkinan adanya infiltrasi air ke dalam tanah
Kegiatan yang masih boleh dilaksanakan di kawasan ini adalah pertanian tanaman semusim atau
B. Gambut
Gambut merupakan tanah hasil akumulasi timbunan bahan organik dengan komposisi lebih dari
65%, terbentuk secara alami dalam jangka waktu ratusan tahun dari lapukan vegetasi yang tumbuh di
atasnya yang terhambat proses dekomposisinya karena suasana anaerob dan basah. Setiap lahan gambut
mempunyai karakteristik yang berbeda tergantung dari sifat-sifat dari badan alami yang terdiri dari atas sifat
fisika, kimia, dan biologi serta macam sedimen di bawahnya, yang akan menentukan daya dukung wilayah
gambut, menyangkut kapasitasnya sebagai media tumbuh, habitat biota, keanekaragaman hayati, dan
hidrotopografi.
Kawasan gambut adalah suatu wilayah ekosistem gambut, baik yang berada di dalam kawasan hutan
maupun di luar kawasan hutan, yang berfungsi sebagai kawasan lindung atau kawasan budidaya.
Lahan gambut termasuk vegetasi yang tumbuh di atasnya merupakan bagian dari sumberdaya alam
yang mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir, pencegah intrusi air laut,
pendukung berbagai kehidupan keanekaragaman hayati, dan pengendali iklim (melalui kemampuannya
Ketebalan gambut >300 cm yang berada di bagian hulu sungai dan rawa, tingkat pelapukan muda dan
bervegetasi berupa hutan, serta berupa hamparan utuh >50 ha: ditetapkan sebagai kawasan lindung. Lahan
bergambut tebal secara seluas 67.321 dijumpai di distrik Benuki, Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah
Kegiatan wisata alam maupun budaya dapat dikembangkan tanpa mengubah bentang alam.
Ketentuan pelarangan kegiatan yang berpotensi merubah tata air dan ekosistem khas ini
Pengendalian material sedimen yang masuk ke kawasan bergambut melalui badan air.
Kriteria kawasan pantai berhutan bakau adalah minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang
tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Hutan bakau (mangrove)
seluas 135.668 ha perlu dipertahankan, berada di Distrik Benuki, Mamberamo Hilir, Sawai dan Waropen
atas.
Perlindungan terhadap hutan bakau (Mangrove) dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai
pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut di samping
sebagai pelindung pantai dan pengikisan air laut serta pelindung usaha budidaya di belakangnya.
a. Fungsi proteksi : sebagai peredam gelombang, angin dan pelindung pantai terhadap abrasi, penaham
lumpur dan perangkap sedimen juga sebagai area konservasi flora dan fauna endemik.
b. Fungsi ekologis: sebagai media tempat tinggal, dan nursery ground, penyedia makanan (feeding
ground), tempat berlindung berbagai biota laut, sebagai tempat berpijah hewan dan tumbuhan seperti
udang, kepiting.
c. Fungsi ekonomi dan sosial: sebagai media untuk menghasilkan produk bernilai ekonomis seperti
kayu bakar, mempertahankan stabilitas produksi perikanan terutama perikanan budidaya seperti
udang, kepiting, bandeng, rumput laut (gracilaria), mujair, nila dll. sumber perikanan tangkap bagi
penduduk sekitar. Area yang berpotensi untuk wisata bakau, penelitian dan pengkajian biologi
tanaman dan hewan serta aktifitas pengembangan akuakultur, polikultur, dan silvo fishery.
Atas dasar pertimbangan fungsi-fungsi tersebut, maka kawasan perlindungan dan proteksi bakau di
Kabupaten Mamberamo Raya diarahkan pada kawasan sepanjang pesisir Mamberamo Raya dengan
ketebalan hingga 20 km dengan jenis perlindungan dan pemanfataan perikanan tangkap, perikanan budidaya
dan pariwisata dengan pertimbangan antisipasi bencana produk perikanan budidaya, pengembangan potensi
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan yang meliputi kawasan sekitar mata air, kawasan
sekitar waduk/sungai, sempadan sungai dan kawasan sempadan pantai dan danau.
Kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai, termasuk sungai
kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan ini adalah melindungi sungai dan kegiatan manusia
yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta
Sekurang-kurangnya 100 m di kiri dan kanan sungai besar dan 50 m di kiri dan kanan anak sungai
Sempadan sungai di kawasan permukiman berupa daerah sepanjang sungai yang diperkirakan cukup
Rencana pengembangan sempadan sungai di Kabupaten Mamberamo Raya seluas 166.091 ha tersebar di
Distrik Benuki, Mamberamo Hilir, Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah, Mamberamo Tengah Timur,
Arahan Lokasi dari kawasan sempadan sungai di kabupaten Mamberamo Raya diseluruh wilayah distrik.
idak diberikan).
Pada kawasan sempadan sungai yang belum terbangun, masih diperbolehkan kegiatan pertanian
Kegiatan lain yang tidak memanfaatkan lahan secara luas seperti misalnya pemasangan papan
reklame/pengumuman, pemasangan fondasi dan rentanagan kabel listrik, fondasi jembatan dan
Kegiatan lain yang justru memperkuat fungsi perlindungan kawasan sempadan sungai tetap boleh
dilaksanakan tapi dengan pengendalian agar tidak mengubah fungsi kegiatannya di masa
mendatang.
Kawasan sempadan danau adalah kawasan sekeliling danau mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Tujuan perlindungan ini adalah melindungi sungai dan
kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan
Rencana pengembangan sempadan Danau di Kabupaten Mamberamo Raya seluas 33.618 ha tersebar di
Distrik Benuki, Mamberamo Hilir, Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah, Rufaer, Sawai dan Waropen
Atas.
Kawasan sapadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai terhadap daratan dari bahaya abrasi dan intrusi air laut ke
darat, juga terhadap keragaman biota yang ada di kawasan pantai.Tujuan perlindungan ini adalah
melindungai wilayah pantai dari usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.
Pada kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang > 2 m lebar sempadan 50 – 100 meter dari tinggi
Diluar kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang # 2 m lebar sempadan 100 – 200 meter dari
Diluar kawasan perkotaan dengan tinggi gelombang > 2 m lebar sempadan 150 – 250 meter dari
Rencana pengembangan sempadan Pantai di Kabupaten Mamberamo Raya seluas 18.308 ha tersebar di
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.
Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang
disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
Kawasan rawan bencana alam rawan longsor merupakan wilayah yang kondisi permukaan tanahnya
mudah longsor karena terdapat zona yang bergerak akibat adanya patahan atau pergeseran batuan
Kawasan rawan erosi/longsor tertutup bagi permukiman, persawahan, tanaman semusim, kolam
ikan, atau kegiatan budidaya lainnya yang berbahaya bagi keselamatan manuasia dan lingkungan.
Permukiman yang terletak pada kawasan ini segera dipindahkan ke tempat lain secara terencana.
Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya bencana alam seperti banjir, erosi, tanah longsor,
batuan lepas dan rekah, adanya erosi tanah serta tanaman yang tidak mempunyai kondisi perakaran
kuat.
Adapun potensi rawan bencana di Kabupaten Mamberamo Raya yang dapat diidentifikasi meliputi :
5. Kekeringan dengan potensi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan budidaya di Kabupaten Mamberamo Raya terdiri atas kawasan peruntukan hutan
Dalam menentukan rencana kawasan budidaya, perlu mempertimbangkan arahan kawasan andalan
yang tercantum dalam RTRWN, yakni bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat maupun ruang
laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut
dan kawasan di sekitarnya. Biak ditentukan sebagai kawasan andalan sekaligus sebagai kawasan andalan
laut. Hal ini merupakan indikasi pentingnya peran Biak sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi bagi
wilayah sekitarnya. Sektor unggulan wilayah ini adalah pariwisata, perikanan, industri, pertambangan,
pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Mamberamo Raya 20 tahun ke depan adalah sebagai
berikut:
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan,
baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas kawasan
peruntukan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan peruntukan hutan produksi tetap (HP), dan
kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Kabupaten Mamberamo Raya
Penentuan HPT, HP dan HPK di Kabupaten Mamberamo Raya mengacu pada perubahan peruntukan dan
perubahan fungsi berdasarkan RTRW Provinsi Papua tahun -2031 dengan rincian sebagai berikut :
1. Hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang karena pertimbangan kebutuhan social ekonomi
dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi yang berfungsi untuk menghasilkan hasil-hasil
hutan bagi kepentingan Negara, masyarakat, industry dan ekspor. Tujuan pengelolaan kawasan ini
adalah memanfaatkan ruang beserta sumber daya hutan, baik dengan cara tebang pilih maupun
tebang habis dan tanam untuk menghasilkanbagian dari hutan bagi kepentingan Negara,
Lokasi dari hutan produksi tetap seluas 113.271 ha tersebar di Distrik Benuki, Mamberamo Hilir,
Mamberamo Hulu, Mamberamo Tengah, Mamberamo Tengah Timur, Sawai dan Waropen Atas
2. Hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan budidaya hasil-
hasil hutan secara terbatas dengan tetap memperhatikan fungsinya sebagai hutan untuk melindungi
kawasan dibawahnya. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah memanfaatkan ruang beserta
sumberdaya hutan dengan cara tebang pilih dan tanam untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi
kepentingan Negara, masyarakat, industri, ekspor dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan.
Lokasi dari hutan produksi terbatas seluas 433.670 ha tersebar Distrik Benuki, Mamberamo Hilir,
Hutan produksi yang dapat dikonversi di Kabupaten Mamberamo Raya seluas 153.900 ha tersebar di
Distrik Benuki, Mamberamo Hilir, Mamberamo Tengah, Mamberamo Tengah Timur, Rufaer, Sawai
Penggunaan kawasan ini untuk fungsi lainnya diperkenankan bila pemakaian kawasan hutan
tersebut telah mendapatkan persetujuan dari menteri kehutanan dengan pergantian areal di tempat
lain paling sedikit dengan perbandingan 1:1. Apabila kawasan hutan produksi berupa tanah yang
dikuasai masyarakat, maka penggunaan kawasan ini untukkeperluan lain, harus mempertimbangkan
Hutan produksi yang ada sebelum penetapan ini, yang kondisi fisiknya masih berupa hutan agar
tetap dipertahankan untuk hutan produksi. Sedangkan kawasan hutan produksi lama yang karena
kriteria kawasan berubah fungsinya menjadi kawasan hutan lindung, disesuikan pemanfaatannya
dengan mengutamakan upaya konservasi, setidaknya dalam bentuk hutan produksi terbatas.
Kawasan hutan produksi yang ada sebelum penetapan ini yang fisiknya berupa hutan rakyat, tegalan
atau penggunaan non hutan lainnya dan sudah menjadi garapan rakyat, kecuali yang masuk dalam
kawasan yang berfungsi lindung, supaya diadakan penertiban penguasaaan dan pemilikan.
Yaitu kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan basah dimana perairannya dapat
diperoleh secara alamiah ataupun teknis. Jenis tanaman lahan basah yang dapat dikembangkan di
Kawasan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah adalah yang mempunyai system atau potensi
Pentauran dari kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah ini adalah sebagai berikut:
Rencana alokasi Kawasan Tanaman Pangan Lahan Basah di Kabupaten Mamberamo Raya berupa jenis
Adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk palawija, hortikultura
atau tanaman pangan lainnya. Dimana criteria dari kawasan ini adalah:
Kawasan yang tidak mempunyai sistem/potensi pengembangan pengairan dan memiliki ketinggian
< 1.000 m.
Budidaya palawija dan sayur-sayuran > 8% perlu mengacu pada SK Mentan No. 175/Kpts/RC-
200/4/1997.
Adapun arahan pemanfatan ruang untuk Tanaman Pangan Lahan Kering di Distrik Mamberamo Hilir,
Adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman tahunan/perkebunan baik bahan pangan dan bahan
Kawasan tanaman tahunan/perkebunan berdasarkan kondisi dan criteria diarahkan pada Distrik Benuki,
D. Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha pengembangan perikanan, baik
yang berupa tambak, kolam dan usaha perairan lainnya. Untuk usaha pengembangan perikanan di
kabupaten Mamberamo Raya tidak mengalami kesulitan untuk dikembangkan. Berdasarkan analisis
terdapat pembagian kawasan pengembangan perikanan sesuai komoditi usaha sebagai berikut:
a. Kawasan pengembangan perikanan budidaya darat terdapat pada distrik tepi di sungai dan danau.
b. Kawasan perikanan budidaya laut, sudah cukup banyak dikembangkan di Kabupaten Mamberamo
Raya. Budidaya laut yang sesuai dengan peraturan akan dilaksanakan pada daerah penangkapan.
Produksi ikan yang sering dijumpai pada perikanan laut adalah ikan Tembang, ikan Terbang, ikan
Tongkol, ikan Bandeng dan lainnya. Kawasan perikanan budidaya laut dapat dikembangkan di
c. Kawasan perikanan tangkap, adalah kawasan yang berbatasan dengan daerah zona penangkapan
ikan. Kawasan ini berada 4 mil dari garis pantai. Jenis ikan yang potensi ditangkap pada perairan
Kabupaten Mamberamo Raya adalah Kakap, Tenggiri dan Teri. Distrikyang berada pada pesisir
Kabupaten Mamberamo Raya potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan perikanan tangkap.
d. Kawasan budidaya keramba, diarahkan disepanjang Sungai Mamberamo, dimana jenis ikan yang
Kawasan peternakan adalah kawasan untuk usaha pengembangan peternakan. Secara umum ternak
dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu; ternak besar (kerbau, sapi, kambing, domba dan kuda)
dan ternak kecil (ayam, itik dan jenis unggas lainnya). Untuk peternakan hewan besar harus memiliki
padang gembala atau jenis tanaman rumput-rumputan maupun pohon-pohon sebagai pakan ternak.
Bagi ternak besar, unit lahan sebaiknya dekat dengan lahan yang memiliki nilai sesuai untuk
tanaman rumput ternak (jenis tanah litosol, renzima dan mediteran), atau dekat dengan lahan yang
mempunyai intensif untuk tanaman pangan (pertanian), sehingga limbah tanaman pangan dapat
Untuk petrenakan sapi, kerbau dan kambing seyogyanya di lahan yang mempunyai kelerengan <
Untuk peternakan babi secara fisik kriteria lokasi/lahan peternakan hampir sama dengan ternak
besar lainnya, namun yang penting adalah tidak terlalu dekat dengan permukiman tidak
Untuk peternakan ungga terbaik pada daerah up land (ketinggian > 500 m dpl) dan makanan yang
diberikan umumnya produksi pabrik dan secara umum ternak unggas merupakan peliharaan
Lokasi hewan ternak besar dan kecil tidak diperkenankan berada pada kawasan lindung.
pengolahan limbah tanaman pangan dan sebagainya) agar kelangsungan usaha pengembangan
lahan produktif pertanian serta tidak jauh dari lokasi padang rumput/temapt makanan ternak tidak
Lokasi padang rumput diusahakan menempati daerah lahan pertanian yang kurang produktif.
Untuk peternakan unggas diupayakan berjarak 1 km dari permukiman, untuk mengurangi dampak
Adapun penetapan kawasan peternakan di Kabupaten Mamberamo Raya adalah sebagai berikut;
1. Untuk ternak besar, paling tidak harus tersedia/dekat dengan areal makanan ternak yang cukup.
Oleh karena itu kawasan peternakan hewan besar diarahkan pada Distrik Benuki, Waropen Atas,
F. Kawasan Pertambangan
Kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pertambangan, baik
wilayah yang telah eksplorasi maupun yang akan di eksplorasi. Jadi selain kawasan tersebut, kawasan
yang mempunyai potensi tambang harus melakukan tahap investigasi dan eksplorasi terlebih dahulu.
Kriteria lokasi yang sesuai dengan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten
makanan ternak (diversifikasi tanaman pakan ternak, pengolahan limbah tanaman pangan dan
Lokasi untuk pengembangan ternak besar tersebut tidak menggunakan daerah lahan pertanian
areal lahan produktif pertanian serta tidak jauh dari lokasi padang rumput/temapt makanan ternak
Lokasi padang rumput diusahakan menempati daerah lahan pertanian yang kurang produktif.
Untuk peternakan unggas diupayakan berjarak 1 km dari permukiman, untuk mengurangi dampak
Adapun penetapan kawasan peternakan di Kabupaten Mamberamo Raya adalah sebagai berikut;
1. Untuk ternak besar, paling tidak harus tersedia/dekat dengan areal makanan ternak yang cukup.
Oleh karena itu kawasan peternakan hewan besar diarahkan pada Distrik Benuki, Waropen Atas,
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya adalah bentuk-bentuk upaya pengelolaan untuk
mewujudkan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang. Bentuk-bentuk upaya pengelolaan kawasan
budidaya kepada Pemerintah Daerah, swasta, lembaga kemasyarakatan, dan masyarakat secara
langsung.
Program pemanfaatan, meliputi garis besar programprogram pemanfaatan pada kawasan lindung
Pengawasan, meliputi tata cara dan prosedur pengawasan terhadap kesesuaian rencana untuk
pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya yang dilakukan secara bersama-sama oleh
pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten.
3.1.1 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten Mamberamo Raya dalam kurun waktu 20 tahun. Sedangkan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten Mamberamo Raya adalah penjabaran kebijakan penataan ruang kedalam langkah-
langkah pencapaian tindakan yang nyata dan akan menjadi dasar penyusunan rencana struktur ruang
Secara umum kebijakan pengembangan struktur ruang dititik beratkan pada upaya mengurangi
disparitas pembangunan, terutama pada daerah-daerah yang memiliki daerah-daerah yang memiliki
kawasan mangrove, dan rawa dengan tetap mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung
lingkungan.
Peningkatan peran dan fungsi 1. Meningkatkan dan Memantapkan peran pusat-pusat pelayanan
kawasan perkotaan sebagai pusat yang sudah berkembang, dan mengembangkan pusat-pusat
kegiatan permukiman penduduk, pelayanan baru yang melayani wilayah bagian Hinterland.
lingkungan.
Peningkatan aksesibilitas dan 1. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
peran pusat pelayanan. sungai ), laut, udara dan antar moda dengan skala prioritas
Lingkungan.
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Mamberamo Raya yang ditempuh dalam rangka mendukung
a. Penetapan pusat-pusat pertumbuhan wilayah secara berjenjang sesuai dengan potensi masing-masing
wilayah;
b. Penyediaan prasarana dan sarana wilayah untuk mewujudkan struktur ruang wilayah;
c. Pengembangan prasarana dan sarana pusat pertumbuhan wilayah seperti pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan dan jasa, air minum, listrik, pos dan telekomunikasi sesuai dengan skala
sarana perkotaan di ibukota kabupaten untuk menunjang fungsi pelayanan pemerintahan dan pelayanan
sosial ekonomi;
e. Pembangunan sistem transportasi darat yang terpadu yang menghubungkan antar pusat-pusat
permukiman;
f. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan yang tingkatannya lebih rendah untuk mendukung fungsi
pusat utama;
Mengembangkan keterkaitan antar wilayah secara fungsional, termasuk kaitan dengan pusat pertumbuhan
NON BUDIDAYA :
kondisi ekosistemnya;
dukung lingkungannya;
keanekaragamannya;
BUDIDAYA :
%.
dikeluarkan.
Pembangunan sektor kehutanan 1. Penetapan tapal batas kawasan hutan yang melibatkan
60% dari luas kabupaten dan 3. Pemantapan kawasan hutan yang dilakukan melalui
Daerah Aliran Sungai (DAS) proses penataan ruang dapat mewujudkan kawasan
berlaku.
nilai tinggi
berdasarkan aspek pertahanan keamanan, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup.
Strategis
Pelestarian dan peningkatan fungsi 1. menetapkan kawasan strategis nasional dan strategis provinsi
keanekaragaman hayati, dan provinsi yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
meningkatkan fungsi perlindungan sekitar kawasan strategis nasional dan provinsi yang dapat memicu
Pengembangan dan peningkatan 1. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya
fungsi kawasan dalam alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama
mampu bersaing dalam 3. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya
Kebijakan Penentuan Kws Strategi
Strategis
internasional 4. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan
ekonomi.
Pelestarian dan peningkatan social 1. melestarikan penerapan nilai budaya Mamberamo Raya;
dan budaya asli Mamberamo 2. melestarikan situs warisan budaya asli Mamberamo Raya
Raya
Pelestarian dan peningkatan nilai 1. melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan
dunia, cagar biosfer, dan ramsar 3. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Pengembangan kawasan tertinggal 1. membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan
Strategis
Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang merupakan sebuah gambaran terhadap susunan unsur-
unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang digambarkan
secara hirarkis dan berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk struktur ruang kabupaten. Isi
Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti
sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana,