Anda di halaman 1dari 11

EKSISTENTI PROFESI POLISI CEPEK DI DERAH KAYA

INDUSTRI KABUPATEN PASURUAN.

Disusun Oleh :

Nama Peneliti : 1. Muhammad Alif Luqmanul


Hakim.

Bidang Penelitian: Ilmu Sosial dan Kemanusiaan.

Jenjang: MA/SMA

Nama Pembimbing: Shobakhul Falakh

DIREKTOR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT KSKK MADRASAH


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MAN 1 PASURUAN
2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah

Kemacetan menjadi salah satu hal yang menonjol di dunia transportasi lalu lintas,
polisi sudah mengatur tuntas kasus ini, setiap jalan ada rambu lalulintas dan rambu-rambu
tersebut mejadi pengontrol jalan raya, tetapi di daerah sekitar desa yang berdekatan
dengan kota ada jalan yang kurang pengawasan dalam mengatur lalulintas, baik belum di
ketaui polisi atau sudah di ketahui, oleh karena itu para warga setempat di sekitar daerah
tersebut mengambil alih pengatur lalulintas, yang kemudian para warga memanfaat kan itu
sebagai laba penghasilannya .Kondisi yang sedemikian rupa dianggap sebagai sebuah
peluang untuk mendapatkan uang sekadarnya sebagai jasa pengatur lalu lintas amatiran.
Masyarakat telah biasa menyebutnya sebagai “Polisi Cepek”. (D Hariyanti, H Widodo,
2018).

Sebutan “Polisi Cepek” ini di dapatkan dari para masyarakat yang memiliki arti
orang yang mengatur lalu lintas dan di balas dengan uang cepek atau seratus rupiah
hingga jumlah tertentu yang dikehendaki pengendara jalan. Istilah “Polisi Cepek”
berkembang di masyarakat untuk memberikan julukan kepada orang yang mengatur lalu
lintas di jalan namun bukanlah petugas yang berwenang.Istilah tidak baku tersebut
diartikan masyarakat sebagai “polisi” yang dalam hal ini dimaksudkan adalah orang yang
mengatur lalu lintas serta kata “cepek” yang artinya seratus rupiah. Polisi Cepek yang
mengatur lalu lintas di jalan kemudian akan diberikan imbalah berupa uang recehan mulai
dari Rp 100,- (seratus rupiah) hingga jumlah tertentu yang dikehendaki pengendara jalan.
(D Hariyanti, H Widodo, 2018).

Salah satu nya di kabupaten pasuruan yang banyak akan kehadiran Polisi Cepek
yang menjadi profesi yang bertahan dari beberapa tahun, sedangkan di kabupaten
pasuruan kaya akan tempat industrinya. Jumlah industry di kabupaten pasuruan menurut
data dari BPS (Badan Pusat Statistik) jumlah industry di kabupaten pasuruan ada 563
perusahaan industri dan terdapat 116.996 tenaga kerja. Dengan demikian dapat kita
ketahui bahwa lapangan kerja di kabupaten pasuruan sangat banyak dan industri yang
pekerjaan nya lebih menyakinkan dan penghasilan yang banyak. Provesi polisi cepek
memang mudah namun tidak setiap hari memiliki gaji pasti serta ada beberapa orang
yang menilai buruk perkerjan Polisi Cepek.

Mengenai UMR di kabupaten pasuruan sudah tercatat dalam surat keputusan


Gubernur Jawa Timur Nomor 188/803/Kpts/013/2021 tentang Upah Minimum kabupaten/
kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2022. Berdasarkan surat keputusan
tersebut, UMK/UMR Kabupaten Pasuruan tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp.
4.365.133,19, UMK mendasari perhitungan formula dari PP 36 tahun 2021 pasal 26 dan
angka dari Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai surat Menteri Ketenagakerjaan kepada
para Gubernur se-Indonesia No B-M/383/HI.01.00/XI/2021 tanggal 9 November 2021,
tentang Penyampaian Data Perekonomian dan Ketenagakerjaan dalam Penetapan Upah
Minimum Tahun 2022, penetapan UMK mengacu Pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku yaitu PP Nomer 36 tahun2021.

Polisi Cepek bisa jadi profesi namun kenapa Polisi Cepek tidak berganti profesi,
sedang kan banyak industri yang membuka lapangan kerja yang lebih baik dan
penghasilan yang leratif tinggi. Salah satunya kabupaten pasuruan yang di segala sisi
terdapat banyak sekali industry yang mebuka lapangan kerja. Menurut BPS (Badan Pusat
Statistik) terdapat 8037 lowongan kerja di kabupaten pasuruan yang terdiri dari 3444 laki-
laki dan 4593 perempuan, berdasarkan hal di atas adalah jumlah yang leratif banyak untuk
para pencari kerja yang memiliki perkerjaan yang lebih baik dari Polisi Cepek.

b. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbulah rumusan masalah yakni


bagaimana eksistenti profesi Polisi Cepek di derah kaya industri kabupaten pasuruan?

c. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah menyikapi eksistenti profesi Polisi Cepek di derah
kaya industri kabupaten pasuruan.

d. Manfaat Penelitian.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

a. Kajian Teori.

1. Eksistensi.

Eksistensi bukan hanya berarti “ada” atau “berada” seperti “ada” atau “beradanya” barang
lain, akan tetapi eksistensi sebagai pengertian khusus hanya untuk manusia, yakni berada secara
khusus manusia. Manusia yang dalam keberadaannya itu sadar akan dirinya sedang berada,
berada di dunia dan menghadapi dunia, sebagai subjek yang menghadapi objek, bersatu dengan
realitas sekitarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , eksistensi adalah
keberadaan, kehadiran, yang mengandung unur bertahan. Sedangkan dalam kamus filsafat
Lorens, eksistensi berasal dari bahasa latin Exitere disusundari ex yang artinya keuar dan sistere
yang artinya tampil atau muncul.

Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi empat pengertin.
Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas.
Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.

Eksistensi juga dikemukakan oleh Abidin Zaenal sebagai sutau proses yang dinamis,
suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni existetre,
yang artimya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan
terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemundura,
tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya. (Sary Eva. 2016)
Eksistensi selalu bersifat historis dan menuju masa depan.

2. Profesi.

Secara harfiah profesi berasal dari kata profession (ingris) yang berasal dari bahasa latin
profesus ang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Dalam Webster`s new worl
dictionary di temukan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi.
(Alma Buchori. 2012) Secara terminologi profesi dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pekerjaan tinggi bagi pelakunya yang di tekankan pada pekerjaan mental.
Sementara secara sosiologi profesi merupakan jenis model pekerjaan yang ideal, karena dalam
realitanya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya dan hanya bisa dilakukan oleh orang-
orang yang sudah profesional dalam bidangnya. (Suprihatiningrum. 2014)
3. Polisi Cepek

Menurut KBBI sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak
karena diwajibkan atau dipaksakan). Sukarelawan Pengatur Lalu-Lintas (Supeltas) atau istilah di
Jakarta biasa disebut “Pak Ogah” adalah istilah yang biasaknya dikenakan kepada orang-orang
yang membantu memperlancar arus kendaraan dan mendapatkan uang jasa dari pengguna jalan.
Sukarelawan Pengatur LaluLintas (Supeltas) bertugas untuk memberikan isyarat kepada
pengguna jalan dari arah yang berlawanan agar dapat memelankan kendaraannya sehingga
kendaraan lain bisa memutar arah. Supeltas juga bertugas memberi arahan atau instruksi kepada
pengemudi kendaraan yang hendak berbelok. (Fera Azilia. 2008)

Supeltas sukarelawan pengatur lalulintas atau sering disebut juga “Pak Ogah“ atau “Polisi
Cepek” merupakan sebuatan masyarakat terhadap seseorang atau sekelompok orang diluar
institusi negara yang mengatur jalan raya dan mendapat imbalan secara langsung dari pengguna
kendaraan, tujuan dari “pak ogah” ini iyalah hanya untuk mendapatkan nafkah kehidupan atau
berlatarkan motif ekonomi semata Sedangkan menurut The Strait Times, Pak Ogah (illegal traffic
wardens) adalah pengatur lalu lintas tidak resmi yang kebanyakan ditemukan di pertigaan (T-
junctions), di putaran jalan (U-turns) dan persimpangan rel kereta api.

Istilah Pak Ogah diambil dari karakter kartun si unyil yang selalu meminta imbalan dan
selalu berkata “cepek dulu dong”. Pak Ogah jalanan meminta imbalan setelah ia menyebrangkan
kendaraan, baik motor maupun mobil. Sehingga sebutan ini melekat pada mereka yang
mengandalkan uang receh dari pengguna kendaraan. Pak ogah bekerja atau berada di tempat
persimpanganpersimpangan jalan yang memiliki tingkat kemacetan yang tergolong tinggi dan
biasanya tidak memiliki lampu rambu-rambu lalu lintas Pak Ogah secara bekerja secara sukarela
dan dengan mendapat imbalan sukarela dari para pengendara. Pada dasarnya setiap orang atau
kelompok yang tidak memiliki kewenangan dilarang melaukan pengaturan lalu lintas pada
persimpangan jalan, tikungan atau putaran jalan dengan maksud mendapatkan imbalan jasa.
Kegiatan pengaturan lalu lintas ini dilakukan oleh perorang atau sekelompok orang yang
terorganisir dengan maksud memperoleh imbalan. (Azimatuz Sa`diyah. 2022)

Ditinjau dari UU kepolisian dan UU LLAJ, tidak ditemukan satupun kata atau istilah Polisi
Cepek. Inilah yang kemudian menjadi permasalahan ketika membahas definisi hukum, tugas dan
kewenangan, serta urgensi dari Polisi Cepek itu sendiri. Keberadaan Polisi Cepek secara
sederhana merupakan wujud dari kurangnya personil kepolisian dalam suatu masyarakat. Namun
tugas dan kewenangan Polisi Cepek secara hukum tidak jelas sampai dimana batas-batasnya.

Berdasarkan Pasal 3 UU Kepolisian, dalam menjalankan fungsinya sebagaimana diatur


dalam Pasal 2 UU Kepolisian, Kepolisian NRI dapat dibantu oleh beberapa pihak, yaitu kepolisian
khusus, penyidik pegawai negeri sipil, bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. Namun setiap
pembantu polisi ini menjalankan fungsi kepolisian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukumnya masing-masing. Itulah yang dirumuskan secara normative dalam
Pasal 3 ayat (1) dan (2) UU Kepolisian. Namun ketika melakukan legal research penulis tidak
menemukan satupun peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai keberadaan Polisi
Cepek.

4. Kabupaten Pasuruan

Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2 terletak antara 112o33’55”


hingga 113o05’37” Bujur Timur dan antara 7o32’34” hingga 7o57’20” Lintang Selatan. Sebelah
Utara dibatasi oleh Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo, sebelah Selatan
dibatasi oleh Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan
Kota Batu, serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan kondisi
geologi Kabupaten Pasuruan sangat beragam, yaitu terdapat 3 jenis batuan meliputi batuan
permukaan, batuan sedimen, dan batuan gunung api (gunung api kuarter muda (young
quarternary) dan kuarter tua (old quarternary). Kabupaten pasuruan memiliki banyak potensi di
bidang perekonomian, pada tahun 2019 pasuruan mampu mempercepat peningkatkan angka
pertumbuhan perekonomian dari tahun 2018.

Angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan tahun 2019 sebesar 5,83%, terdapat
percepatan dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 5,75%. Berdasarkan data sangat
sementara BPS Kabupaten Pasuruan, pertumbuhan ekonomi tersebut terbesar dipengaruhi oleh
lapangan usaha : (1) Transportasi dan Pergudangan tumbuh 7,42%, (2) Informasi dan komunikasi
tumbuh 7,10%; (3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh 6,94%; (4) Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial tumbuh 6,65% ; (5) Jasa Pendidikan tumbuh 6,54% ; (6) Industri Pengolahan
tumbuh 6,46%; (7)Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh
6,02% ; (8) Jasa Perusahaan tumbuh 5,91% ; (9) Real Estate tumbuh 5,53% ; serta 8 (delapan)
lapangan usaha lain tumbuh rata-rata 3,13%. (Pasuruankab. 2020)

Kabupaten pasuruan tidak terlepas dari pengangguran dan kemiskina meski berhasil
meningkatkan angka perekonomian, pasuruan juga berhasil mengurangi angka pengangguaran
dan kemiskinan dari tahun 2018 hingga tahun 2019. Kondisi pengangguran dan kemiskinan di
Kabupaten Pasuruan berdasarkan data BPS Kabupaten Pasuruan tahun 2019.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2019 mencapai 5,42% menurun dibandingkan
dengan tahun 2018 yang mencapai 6,11%. Tingkat pengangguran terbuka merupakan
perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Angkatan kerja
adalah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) terdiri dari penduduk yang bekerja, penduduk
yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran. (Pasuruankab.
2020) Secara kuantitas kemiskinan Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan yaitu mencapai
8,68% di tahun 2019, sementara tahun 2018 mencapai 9,45%.
b. Tinjauan Pustaka.

1. Eksistensi.

a) Kamus Besar Bahasa Indonesia , eksistensi adalah keberadaan, kehadiran,


yang mengandung unur bertahan.
b) Kamus filsafat Lorens, eksistensi berasal dari bahasa latin Exitere disusundari
ex yang artinya keuar dan sistere yang artinya tampil atau muncul.
c) Oleh Abidin Zaenal sebagai sutau proses yang dinamis, suatu, menjadi atau
mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni existetre,
yang artimya keluar dari, melampaui atau mengatasi.
d) Oleh Sary Eva eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau
kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemundura, tergantung
pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya

2. Profesi.

a) Oleh Alma Buchori Webster`s new worl dictionary di temukan bahwa profesi
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi.
b) Oleh Suprihatiningrum Secara terminologi profesi dapat di artikan sebagai
suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pekerjaan tinggi bagi pelakunya yang
di tekankan pada pekerjaan mental. Sementara secara sosiologi profesi
merupakan jenis model pekerjaan yang ideal, karena dalam realitanya bukanlah
hal yang mudah untuk mewujudkannya dan hanya bisa dilakukan oleh orang-
orang yang sudah profesional dalam bidangnya.

3. Polisi Cepek.

a) Menurut KBBI sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan


sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan).
b) Oleh Fera Azilia Sukarelawan Pengatur Lalu-Lintas (Supeltas) atau istilah di
Jakarta biasa disebut “Pak Ogah” adalah istilah yang biasaknya dikenakan
kepada orang-orang.
c) Menurut The Strait Times, Pak Ogah (illegal traffic wardens) adalah pengatur
lalu lintas tidak resmi yang kebanyakan ditemukan di pertigaan (T-junctions), di
putaran jalan (U-turns) dan persimpangan rel kereta api.
d) Oleh Azimatus Sa`diyah Istilah Pak Ogah diambil dari karakter kartun si unyil
yang selalu meminta imbalan dan selalu berkata “cepek dulu dong”. Pak Ogah
jalanan meminta imbalan setelah ia menyebrangkan kendaraan, baik motor
maupun mobil. Sehingga sebutan ini melekat pada mereka yang mengandalkan
uang receh dari pengguna kendaraan. Pak ogah bekerja atau berada di tempat
persimpanganpersimpangan jalan yang memiliki tingkat kemacetan yang
tergolong tinggi dan biasanya tidak memiliki lampu rambu-rambu lalu lintas.
e) Berdasarkan Pasal 3 UU Kepolisian Pasal 3 ayat (1) dan (2) UU Kepolisian.
Sebagaimana di atur Pasal 2 UU Kepoliasian.
4. Kabupaten Pasuruan.

a) Menurut Pasuruankab.go.id tentang gambaran umum kabupaten pasuruan


2020

c. Penelitian Terdahulu.

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahn perbandingan dan acuan.


Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka
dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil hasil penelitian terdahulu
sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Azimatus Sa`diyah. (2022)

Penelitian Azimatus Sa`diyah (2022), berjudul “The Existence of Traffic


Control Volunteers (SUPELTAS) in Maintaining Traffic Order in Sidoarjo”
yang berarti “Keberadaan Sukarelawan Pengendali Lalu Lintas (SUPELTAS)
dalam Menjaga Ketertiban Lalu Lintas di Sidoarjo”. Penelitian ini merupakan
penelitian hokum yang menggunakan metode yudiris empiris. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah peran Sukarelawan Pengatur Lalu-
lintas/Supeltas dalam mengatur lalulintas ini kedudukannya dapat diakui
dengan aparat resmi dari pemerintah atau kedinasan.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan dapat di simpulakan bahwa,


permasalahan keberadaan Supeltas di Kabupaten Sidoarjo, terdapat Pasal 22 Perda
Kab.Sidoarjo No.10 Tahun 2013 hanya menyebutkan bahwa berkewajiabnnya bagi
setiap orang atau sekelompok untuk menciptakan, memelihara serta melestarikan
ketertiban dan kenyamanan. Serta terdapat terdapat sanksi yang dapat diberikan
berupa teguran oleh pihak yang berwenang. Tetapi pengaturan Supeltas di
Kabupaten Sidaorjo masih kurang jelas dan tidak efektif karena ruang lingkup Perda
No. 10 Tahun 2013 tidak sinkron dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi. Keberadan Supeltas di Sidoarjo tergolong bebas tidak terdapat
larangan atau pengawasan dari Satuan Polisi Pamong Praja. Sinkronisasi dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi juga perlu dilakukan agar Perda
yang mengatur ketertiban dan ketentraman tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.

d. Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai