Anda di halaman 1dari 12

JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur - ISSN 2746-5896 (Online)

Vol. 11, No. 1, Tahun 2023


DOI 10.26418/jmars.v11i1.60577

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

PERANCANGAN BOARDING SCHOOL DI KOTA


PONTIANAK DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR TROPIS
Fernando Redondo Gultom1, Muhammad Nurhamsyah2, Irwin3
1
Mahasiswa, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura.
dondo.tores6@student.untan.ac.id
2
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
3
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Naskah diajukan pada: 20 Desember 2022 Naskah revisi akhir diterima pada: 29 Maret 2023

Abstrak
Kemiskinan merupakan satu diantara banyaknya permasalahan yang ada di Indonesia. Berdasarkan data, salah satu
penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan suatu individu sehingga tidak memiliki produktivitas yang
cukup untuk melakukan suatu usaha atau pekerjaan. Tingkat pendidikan menjadi satu indikator yang menentukan tinggi
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di suatu wilayah. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu
wilayah dengan tingkat IPM yang rendah di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan IPM di provinsi Kalimantan Barat
perlu adanya wadah untuk menampung anak-anak tidak mampu yang ingin bersekolah. Sistem boarding school dapat
menjadi alternatif yang sesuai yang tidak hanya memberikan kesempatan belajar namun juga pengembangan diri terhadap
peserta didik. Pelaku dalam boarding school hidup dan melakukan aktivitas sepenuhnya di lingkungan sekolah sehingga
membantu memerhatikan pertumbuhan karakter, kesehatan anak, dan dapat juga meringankan beban hidup keluarga.
Perancangan boarding school menggunakan metode glassbox (rasional) dimana pengumpulan data dan analisa menjadi
dasar sebelum dapat menciptakan sebuah karya yang logis dan sesuai dengan fungsinya. Lokasi perancangan boarding
school terletak pada wilayah yang memiliki iklim tropis. Dalam merancang boarding school menggunakan pendekatan
arsitektur tropis. Penerapan arsitektur tropis pada boarding school diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan
yang dimiliki daerah iklim tropis sehingga hubungan lingkungan dengan bangunan dan aktivitas pengguna dalam bangunan
dapat berjalan dengan optimal.
Kata-kata Kunci : pendidikan, indeks pembangunan manusia, Boarding School, Arsitektur Tropis

Abstract
Poverty is one of the many problems that exist in Indonesia. Based on the data, one of the causes of poverty is the
low level of education of an individual so that they do not have sufficient productivity to carry out a business or job. The
level of education is an indicator that determines the level of the Human Development Index (IPM) in a region. West
Kalimantan Province is one of the areas with a low HDI level in Indonesia. In an effort to increase the HDI in the province
of West Kalimantan, it is necessary to have a place to accommodate underprivileged children who want to go to school.
The boarding school system can be an appropriate alternative that not only provides learning opportunities but also self-
development for students. Actors in boarding schools live and carry out activities fully in the school environment so that
they help pay attention to character growth, children's health, and can also ease the burden on family life. The design of the
boarding school uses the glassbox (rational) method where data collection and analysis forms the basis before creating a
work that is logical and in accordance with its function. The location of the boarding school design is located in an area
that has a tropical climate. In designing a boarding school using a tropical architectural approach. The application of tropical
architecture in boarding schools is expected to be able to solve various problems that are owned by tropical climate areas
so that the relationship between the environment and buildings and user activities in buildings can run optimally.

Keywords: education, human development index, Boarding School, Tropical Architecture

31
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

1. Pendahuluan
Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki banyak permasalahan yang dihadapi yang
dimana salah satunya adalah permasalahan kemiskinan. Hal ini dibuktikan dengan data Badan Pusat
Statistik ( BPS ) yang mencatat presentase penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 sebesar
9,54 persen. Salah satu faktor yang menjadi akar kemiskinan di Indonesia adalah rendahnya tingkat
pendidikan dan tingginya angka putus sekolah. Pada Kalimantan Barat jumlah penduduk miskin (
Maret 2021 ) mencapai 367,89 ribu orang terdapat juga data mengenai tingkat pendidikan
penduduknya. Merujuk pada data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2021, angka
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat termasuk wilayah golongan sedang.
Kalimantan Barat berada pada urutan ke 5 terendah setelah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur,
dan Sulawesi Barat.
Berdasarkan data dengan Boarding School. Boarding School adalah model sekolah dimana
siswa-siswinya tinggal di dalam asrama dan menyatu dalam proses pendidikan sehingga segala
aktivitas mulai pagi sampai malam dilakukan dalam ruang lingkup sekolah. Dalam Boarding School
selain mendapatkan pendidikan formal seperti di sekolah biasa/nasional juga mendapatkan
pembentukan karakter, pertumbuhan spiritual, dan kesehatan yang diperhatikan, serta fasilitas lain
guna mendukung keterampilan siswanya.
Dalam tema perancangan Boarding School, arsitektur tropis menjadi pendekatan perancangan
yang dipilih dalam desain boarding school di Kota Pontianak. Hal ini dikarenakan arsitektur tropis
dianggap menjadi pendekatan yang paling sesuai untuk merespon dan menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada di daerah beriklim tropis.

2. Kajian Pustaka
Menurut Arsy Karima Zahra didalam (Suwardana, Cardiah, & Hapsoro, 2022) Boarding school
merupakan model sekolah dimana para penghuni di sekolah tersebut melakukan kegiatan belajar
mengajar dan hidup dalam lingkungan sekolah. Untuk tempat beristirahatnya para penghuni
disediakan asrama dalam lingkungan sekolah. Penghuni boarding school tinggal di dalam lingkungan
sekolah dalam kurun waktu tertentu tergantung dengan kebijakan yang dimiliki masing-masing
boarding school.
Meifuzi dan Shely (2004) dalam (Aisyah, Samsudi, & Hardiana, 2019) mengemukakan terdapat
beberapa perbedaan antara sekolah umum dan boarding school. Berikut ini adalah table perbandingan
perbedaan sekolah umum dengan boarding school.

Tabel 1. Perbedaan sekolah biasa dengan boarding school


No Kriteria Sekolah Umum Boarding School
1 Fasilitas Mengikuti standar pada Dilengkapi fasilitas
sekolah umum asrama dan fasilitas
pendukung ( sarana
ibadah dan rekreasi )
2 Aktivitas sehari- Kegiatan terbatas pada Jadwal aktivitas harian
hari kegiatan belajar mengajar teratur dan siswa
(KBM) dan pulang setelah melakukan seluruh
KBM selesai aktivitas dalam
lingkungan sekolah
3 Sistem Pengajaran formal di kelas pengajaran formal,
Pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler esktrakurikuler,
pendidikan informal
(spiritual, kedisiplinan)

32
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

4 Kurikulum Kurikulum Standar Nasional Kurikulum Standar


Nasional dan kurikulum
tambahan boarding
school
5 Karakter Terdiri dari satu atau Banyak massa yang
Arsitektur beberapa massa yang menyebar dengan
kompak massa hunian
mengelilingi massa
hunian
6 Pemanfaatan Waktu terbatas pada Tidak terbatas pada jam
Waktu kegiatan belajar mengajar belajar, juga di jam
pelajaran
7 Proses Perhatian guru tidak Perhatian lebih
Pendidikan optimum, karena optimum, karena waktu
keterbatasan waktu dan interaksi yang dimiliki
perbandingan jumlah siswa lebih banyak,
dan guru yang relatif besar perbandingan siswa dan
guru lebih kecil
8 Jumlah Siswa 40-45 siswa 18-30 siswa
9 Besaran ruang Minimum 90m2 ( dengan Ruang kelas 72m2
kelas kapasitas 45 orang ) (untuk kapasitas 30
orang) dan ruang kelas
30m2 (kapasitas 18
orang)
Sumber : Penulis, 2022

Pada boarding school terdapat fasilitas asrama. Menurut istilah asrama merupakan sebuah
tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok. Asrama merupakan bangunan
tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, dengan kamar-kamar yang dapat
ditempati oleh beberapa orang di setiap kamarnya dan dipimpin oleh kepala asrama (Taufiqurrochman,
2010).
Program asrama merupakan program yang dilaksanakan berdasarkan kurikulum dari
Departemen Pendidikan Nasional beserta kesepakatan dengan Yayasan dirancang dan dikembangkan
dengan menyediakan asrama untuk menyediakan asrama untuk menginap. Dalam (Makhmudah, 2013)
kurikulum ini terdiri dari :
1. Core Curriculum (kurikulum inti), yang materinya sama dengan sekolah negeri yaitu
kurikulum yang berlaku secara nasional dan ditetapkan mendiknas.
2. Special Curriculum (kurikulum khusus), kurikulum pendidikan dengan fokus spiritual seperti
pesantren. Kajian-kajian yang digunakan seperti membaca, menghafal, dan mentafsirkan Al
Qur’an, bimbingan ibadah, pembinaan aqidah dan akhlak.
3. Complement Curriculum (kurikulum tambahan) yang dimana memberikan materi tambahan
yang disesuaikan dengam kebutuhan peserta didik pada masa kini dan yang akan datang seperti
kemampuan komputer, bahasa asing, melakukan penelitian sederhana sekaligus penulisan
karya tulis ilmiah, life skill dan out bond, dan bela diri.
Perencanaan boarding school berada di wilayah yang beriklim tropis lembab. Daerah yang
memiliki iklim tropis lembab memiliki suhu dan kelembaban udara yang tinggi (Syafriny, 2012).
Menurut Profesor LMF Purwanto (2006) prinsip yang ditekankan dalam arsitektur tropis adalah
bangunan yang dapat menahan pengaruh negatif iklim tropis agar tidak masuk ke dalam bangunan.

33
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Prinsip-prinsip penerapan arsitektur tropis dalam perancangan bangunan di iklim tropis lembab
sebagaimana teori G. Lippsmeier dalam (Zurnalis & Firzal, 2017) diantaranya :
1. Orientasi bangunan
Bangunan memiliki orientasi ke arah utara dan selatan untuk menghindari panas matahari yang
berlebih pada fasad bangunan.
2. Secondary Skin
Secondary skin merupakan salah satu cara untuk melindungi bangunan dari panas matahari
yang masuk. Radiasi panas yang disebabkan sinar matahari langsung dapat menmberikan
ketidanyamanan termal bagi dalam bangunan oleh sebab itu perlu digunakan alat-alat peneduh
atau secondary skin.
3. Vegetasi
Vegetasi pada lingkungan bangunan berfungsi untuk menjaga temperatur tetap nyaman dan
memberikan perlindungan panas berlebih pada fasad bangunan barat dan timur.
4. Cross ventilation
Ventilasi silang menjadi alternatif yang baik untuk meneruskan udara ke bangunan sehingga
angin bisa terus mengalir dengan optimal.

3. Metode
Metode yang digunakan pada perancangan Boarding School di Kota Pontianak adalah Glassbox
(rasional). Merode glassbox (rasional) adalah metode yang dilakukan dengan proses berpikir yang
rasional oleh perancang terhadap rancangan. Konsep perancangannya terdiri dari tahap-tahap yang
dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan. Metode yang digunakan dalam perancangan dimulai
dengan tahapan mengidentifikasi permasalahan, menemukan ide, dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan analisis yang kemudian menghasilkan sebuah
konsep, membuat gambar pra-perancangan, dan melakukan pengembangan perancangan. Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam perancangan Boarding School di Kota Pontianak menggunakan
pendekatan Arsitektur Tropis.
Dalam proses perancangan digunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Teknik yang dilakukan untuk
mengumpulkan data primer yaitu dengan survey lapangan untuk mengetahui langsung kondisi
eksisting dari lokasi perancangan dan observasi terhadap objek terkait. Data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan dari pihak lain. Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dengan cara
studi literatur untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dan studi kasus untuk
menemukan perbandingan terhadap objek lain yang sudah terbangun pada lingkungan sekitar lokasi
perancangan.

4. Hasil dan Pembahasan


Lokasi Perancangan
Pemilihan lokasi perancangan boarding school di Kota Pontianak berorientasi pada beberapa
faktor diantaranya kondisi eksisting, besaran ruang yang dibutuhkan serta peraturan daerah terkait
pembangunan sarana prasarana di Kota Pontianak. Adapun variabel pemilihan awal lokasi adalah
sebagai berikut :
1. Akses menuju lokasi
- Pencapaian ke lokasi mudah
- Kondisi jalan dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua
2. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi :
- Infrastruktur
- Utilitas kawasan memenuhi semua kebutuhan yang ada pada kawasan budaya
- fasilitas penunjang lainnya
34
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

3. Kondisi Lingkungan
- Kondisi lingkungan sekitar yang masih jarang penduduk menjadi pendukung dirancangnya
boarding school yang membutuhkan lingkungan yang kebisingannya rendah
- Pembangunan fasilitas pada kawasan wisata harus memerhatikan kondisi lingkungan
Kemudian pemilihan site didukung dengan Peraturan Walikota Pontianak nomor 30 tahun 2021
tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Pontianak Tahun 2021 – 2041 bahwa Kecamatan Pontianak
Tenggara sebagai Sub Bagian Wilayah Perencanaan ( BWP ) B merupakan wilayah yang ditujukan
untuk mewujudkan pelayanan umum dimana salah satunya adalah pelayanan pendidikan ( terdapat
pada pasal 9 ). Berdasarkan kriteria pemilihan site diatas, Kecamatan Bansir Darat dipilih menjadi
lokasi perancangan boarding school dimana masih banyaknya terdapat lahan kosong dan permukiman
yang tidak padat. Terdapat dua alternatif site yang menjadi titik perancangan boarding school di Kota
Pontianak yaitu berada di Jl. Perdana
Lokasi perancangan terletak pada lahan kosong berukuran ± 16.200m2 (180m x 90m).
Mengacu pada data SIMTARU Kota Pontianak (2020), lokasi perancangan memiliki GSB = 4m, KDB
= maksimal 60%, KLB = 4.8, dan KDH = minimal 20%.

Gambar 1. Lokasi Perancangan


Sumber : Google Earth (modifikasi penulis), 2022
Tema, Ide, Gagasan
Tema atau pendekatan pada perancangan Boarding School yaitu Arsitektur Tropis yang
merupakan suatu pendekatan desain terhadap bangunan supaya dapat menghadapi perubahan-
perubahan cuaca yang dimiliki iklim tropis. Arsitektur tropis memiliki beberapa prinsip desain dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada iklim tropis.

Fungsi
Fungsi pada boarding school memiliki fungsi utama sebagai fasilitas pendidikan yang mewadahi
siswa-siswi dalam menempuh pendidikan akademik dan mengembangkan siswa baik secara skill,
karakter, dan kedisiplinan. Pada boarding school terdapat pula fungsi pendukung seperti dengan
kegiatan-kegiatan pendukung seperti pengelola, asrama, dan lain sebagainya.

Program Ruang
Pengelompokkan ruang didasarkan sifat ruang yang terdiri dari publik, semi publik, semi privat,
privat, dan servis. Pada bagian depan bangunan diperuntukkan zona semi publik karena memiliki
kegiatan-kegiatan penerimaan pengunjung kemudian pada tengah bangunan merupakan zona semi
privat dimana pada area ini merupakan kegiatan-kegiatan utama pada bangunan seperti kegiatan
belajar mengajar sehingga pelaku yang ada di zona ini hanya yang berkepantingan, kemudian pada
bagian belakang merupakan area privat dimana terdapat asrama putra dan putri sebagai fasilitas
menginap selama masa pendidikan.

35
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Gambar 2. Program Ruang


Sumber : Penulis 2022

Analisis Tapak
Analisis tapak meliputi analisis perletakan, analisis sirkulasi, analisis orientasi, analisis
vegetasi, dan organisasi zoning. Pada analisis perletakan dipengaruhi oleh peraturan-peraturan yang
meliputi Garis Sempadan bangunan sehingga perletakan bangunan berada pada tengah site. Hal ini
juga bertujuan supaya kebisingan pada Jalan Perdana dapat diminimalisir. Pada kondisi eksisting
lokasi perancangan boarding school di Kota Pontianak hanya memiliki satu akses utama yaitu dari Jl.
Perdana sehingga untuk orientasi bangunan yang terbaik adalah menghadap ke Jl. Perdana. Dengan
orientasi bangunan yang menghadap jalan membuat bangunan dapat mudah dikenali oleh lingkungan
sekitar. Kemudian juga berkenaan dengan sirkulasi pelaku, Jl. Perdana sebagai akses utama menjadi
akses masuk keluar ke bangunan.Jalan Perdana berada di dedepan site dan dapat dilewati oleh
kendaraan roda dua dan roda empat. Analisisnya, sirkulasi untuk main entrance ke dalam bangunan
dibuat pada sebelah kanan tapak atau searah dengan jalur sirkulasi pengendara untuk memudahkan
pencapaian pengendara ke dalam bangunan.
Dalam analisis vegetasi terdapat beberapa jenis vegetasi dengan fungsi yang beragam guna
menciptakan kenyamanan termal pada bangunan yang berada di daerah yang memiliki iklim tropis.
Adapun jenis-jenis vegetasi tersebut antara lain :
a. Vegetasi penunjuk arah
Vegetasi penunjuk arah merupakan vegetasi disepanjang jalur sirkulasi yang berfungsi sebagai
pengarah sirkulasi pelaku di dalam bangunan. Jenis tanaman yang digunakan dalam vegetasi penunjuk
arah adalah tanaman pucuk merah.
b. Vegetasi peneduh
Vegetasi penenduh berfungsi untuk mereduksi panas dari cahaya matahari dan membuat udara
disekitar menjadi lebih dingin. Udara dingin yang dihasilkan dari tanaman peneduh ini dialirkan ke
dalam ruang-ruang bangunan sehingga suhu udara dalam bangunan tetap sejuk. Vegetasi ini juga
berfungsi untuk mereduksi cahaya matahari yang masuk ke ruangan untuk menghindari kesilauan.
Jenis tanaman yang digunakan dalam vegetasi ini antara lain pohon kelapa, pohon mangga, dan
cemara.
Analisis zonasi dalam perancangan boarding school di Kota Pontianak berkenaan dengan
sirkulasi dan aktivitas pelaku dalam bangunan. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling
berkaitan dalam analisis ini. Sirkulasi dan aktivitas pelaku membentuk sifat ruang yang diantaranya
ruang publik, ruang semi publik, ruang semi privat, ruang privat, dan ruang servis. Pengelompokkan
sirkulasi dan pelaku merupakan cara untuk memudahkan pencapaian pelaku dan meminimalisir
permasalahan yang dapat muncul akibat percampuran pelaku kegiatan.
36
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Konsep bentuk dalam perancangan boarding school di Kota Pontianak memiliki 6 pemikiran
dasar yang ditambah dengan variabel yang berkaitan dengan tema perancngan yaitu arsitektur tropis.
Bentuk dasar bangunan berbentuk persegi panjang yang ditarik secara vertikal ke atas untuk
membentuk bangun ruang. Adapun proses gubahan bentuk pada Boarding School di Kota Pontianak
antara lain :

Gambar 3. Gubahan Bentuk


Sumber : Penulis 2022

Konsep Struktur, Utilitas, Fisika Bangunan


Konsep struktur pada perancangan boarding school di Kota Pontianak merupakan hasil analisis
terkait aspek yang terdiri atas sub structure (struktur bawah) dan upper structure (struktur atas). Jenis
struktur yang digunakan dipengaruhi oleh kondisi tanah dan eksisting di wilayah kawasan boarding
school yang memiliki daya dukung rendah dan memiliki muka air tinggi.
Pemilihan bawah bangunan yaitu pondasi yang berfungsi menopang bagian-bagian penyusun
bangunan diatasnya yang dipengaruhi oleh kondisi pada site. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan maka jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Konsep struktur
selanjutnya beruhubungan dengan sistem struktur atas antara lain struktur pembentuk atap. Struktur
atas bangunan menggunakan material baja. Jenis penutup atap bangunan menggunakan seng yang
memiliki beban ringan dan tingkat keawetannya. Berikut adalah penjabaran hasil dari analisis struktur
yang telah dilakukan
Konsep jaringan air pada boarding school di Kota Pontianak terbagi menjadi 3 sistem antara
lain sistem jaringan air bersih, sistem jaringan air kotor, dan air hujan. Untuk jaringan air bersih
bangunan direncanakan menggunakan sistem down feed. Sistem down feed merupakan sistem
pendistribusian air bersih dari atas bangunan menuju jaringan dibawahnya dengan mengandalkan gaya
gravitasi. Air yang berasal dari PDAM akan ditampung terlebih dahulu dalam water tank kemudian
dipompa untuk naik ke penampuan air yang ada di atas bangunan ( tandon air) kemudian
didistribusikan ke ruang-ruang yang ada pada boarding school. Sumber pasokan listrik utama pada
boarding school berasal dari listrik PLN dan memiiki sumber alternatif berupa genset. Ketersediaan
jaringan PLN pada Jl. Perdana, Kelurahan Bansir Darat sudah merata sehingga ketersediaan PLN
sebagai jaringan utama dapat digunakan. Sedangkan untuk genset digunakan saat listrik PLN tidak
dapat digunakan atau terjadi hal darurat.
Pada konsep Fisika Bangunan, tema arsitektur tropis yang digunakan memberikan pengaruh
terhadap konsep fisika bangunan boarding school di Kota Pontianak. Fisika bangunan tterbagi menjadi
beberapa aspek antara lain pencahayaan, konsep thermal bangunan, dan akustika. Dalam konsep
pencahayaan di dalam perancangan bangunan diberikan bukaan yang cukup besar dengan tujuan
memaksimalkan masuknya cahaya alami yang masuk ke dalam bangunan. Namun untuk merespon
37
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

cahaya berlebihan yang masuk ke dalam ruang diaplikasikan secondary skin pada dinding bagian luar
bangunan.
Kemudian berkenaan dengan konsep termal pada bangunan, sebagian besar ruang di boarding
school menggunakan penghawaan alami sebagai sumber utama penghawaannya. Namun terdapat juga
penghawaan buatan sebagai antisipasi cuaca buruk yang tidak memungkinkan untuk ruang dalam
mendapatkan udara alami ( keadaan hujan, angin kuat, dan sebagainya). Penghawaan alami yang
digunakan adalah dengan menerapkan jendela bukaan yang besar sehingga dapat memasukkan udara
dengan maksimal dan untuk jenis jendela yang digunakan adalah jendela geser dikarenakan besarnya
bukaan yang dihasilkan dan kecilnya pemanfaatan ruang yang dibutuhkan. Pada penghawaan buatan
menggunakan kipas angin dan pada beberapa ruangan menggunakan AC Split Wall.
Pada Konsep fisika bangunan yang terakhir adalah akustika. Boarding school yang memiliki
aktivitas utama belajar membutuhkan tingkat kebisingan yang rendah sehingga proses belajar
mengajar dalam ruangan dapat berjalan dengan efektif. Adapun cara yang dilakukan guna mereduksi
kebisingan sesuai dengan prinsip arsitektur tropis antara lain dengan mengaplikasikan secondary skin
dan vegetasi pada kawasan boarding school. Secondary skin dipilih menggunakan material kayu agar
dapat mereduksi kebisingan yang dihasilkan lingkungan sekitar site.

Hasil Perancangan
Isi dari hasil adalah siteplan, denah. Tampak, potongan dan suasana ruang dalam derta ruang
luar. Perencanaan siteplan pada boarding school di Kota Pontianak merupakan gabungan dari hasil
analisis-analisis yang sudah dilakukan baik dari analisis internal maupun eksternal. Adapun hasil
analisis yang menjadi ide siteplan boarding school berasa dari analisis
sirkulasi,orientasi,vegetasi,perletakan dan sebagainya yang telah dilakukan. Untuk jalur sirkulasi pada
kawasan terdapat jalur sirkulasi masuk dan keluar yang dimana jalur keluar hanya diperuntukkan
ketika terdapat acara yang memuat orang banyak (tamu) di lingkungan boarding school. Sedangkan
untuk akses keluar masuk site sehari-hari hanya menggunakan satu jalur saja. pada site terdapat area
parkir yang terbagi menjadi 3 yaitu parkir untuk kendaraan tamu dan kendaraan untuk guru serta
kendaraan untuk servis.
Denah dalam perancangan boarding school di Kota Pontianak terbagi menjadi 2 lantai dimana
bangunan gedung sekolah yang memiliki berbagai fungsi ruang antara lain fungsi pendidikan, fungsi
pengelola, dan fungsi penunjang. Fungsi pendidikan mencakup ruang-ruang yang digunakan siswa
untuk belajar seperti ruang kelas, laboratorium, ruang organisasi siswa sedangkan untuk fungsi
pengelola mencakup ruang-ruang yang digunakan kepala sekolah hingga staff sekolah dalam
menjalankan tugasnya dan dilengkapi dengan ruang-ruang dengan fungsi penunjang seperti
kantin,koperasi,mushola,dan aula.
Tampak pada boarding school mencakup tampak depan, tampak belakang, tampak kiri, dan
tampak kanan. Material yang digunakan sebagai finishing bangunan juga beragam dengan
memerhatikan konsep fisika bangunan yang telah dilakukan sebelumnya.

38
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Gambar 4. Siteplan
Sumber : Penulis 2022

Gambar 5. Denah Lantai 1


Sumber : Penulis 2022

39
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Gambar 6. Denah Lantai 2


Sumber : Penulis 2022

Gambar 7. Tampak Boarding School ( Depan – Belakang – Kanan – Kiri )


Sumber : Penulis 2022

40
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

Gambar 8. Potongan Boarding School


Sumber : Penulis 2022

Suasana ruang dalam menggambarkan interior bangunan Boarding School dan suasana ruang
luar menggambarkan keadaan di sekitar bangunan atau suasana ruang luar.

Gambar 9. Suasana Ruang Luar


Sumber : Penulis 2022

Gambar 10. Suasana Ruang Dalam


Sumber : Penulis 2022

5. Kesimpulan
Boarding School di Kota Pontianak dengan pendekatan arsitektur tropis merupakan sekolah
untuk mewadahi siswa-siswi yang berlatar belakang keluarga kurang mampu untuk dapat
mendapatkan pendidikan formal dan mendapatkan pengembangan keterampian melalui berbagai
aktivitas yang ada di dalamnya. Penerapan arsitektur tropis diterapkan dengan mempertimbangkan
aspek-aspek desain dan permasalahn-peramsalahan yang ada pada iklim tropis sehingga dapat

41
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, Vol. 11, No. 1, Tahun 2023

menciptakan rancangan bangunan yang sesuai standar namun juga menciptakan kenyamanan,
kemanan bagi pelaku, bangunan, maupun lingkungan sekitar.

Ucapan Terima Kasih (Apabila Ada)


Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya. Terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak M. Nurhamsyah, S.T., MSc selaku pembimbing utama dan Bapak Irwin, S.T.,
M.T. selaku pembimbing pendamping yang telah membimbing dan memberikan kritik serta saran
demi kelancaran dalam penyusunan produk tugas akhir ini. Ucapan terima kasih kepada seluruh dosen
beserta stag Program Studi Arsitektur Universitas Tanjungpura. Ucapan terima kasih kepada ibu
penulis serta teman-teman arsitektur Angkatan 2018, sahabat, teman, dan keluarga yang telah
mendoakan dan memberi dukungan dalam pengerjaan Proyek Tugas Akhir.

Daftar Acuan
Aisyah, A., Samsudi, S., & Hardiana, A. (2019). Penerapan Konsep Islami dan Nuansa Religi Pada
Desain SMA MTA Surakarta. Senthong.
Badan Pusat Statistik. (2022). Pontianak Dalam Angka 2022. Pontianak: BPS Kota Pontianak.
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Pontianak. (2021). Peraturan Walikota Pontianak
tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Pontianak 2021-2024. Pontianak: Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum Kota Pontianak.
Makhmudah, S. (2013). Optimalisasi Program Pembelajaran Boarding School Sebagai Upaya
Pengembangan Karakter Siswa Di SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro. Kajian Moral dan
Kewarganegaraan, 5.
Simtaru Kota Pontianak. (2022, October 18). Informasi GSB dan RMJ. Retrieved from
https://simtaru.pontianak.go.id/index2.php?page=gsbrmj&kec=4&hal=2
Suwardana, N. R., Cardiah, T., & Hapsoro, A. N. (2022). Perancangan Baru Boarding School Cinta
Quran Center Di Bintaro Tangerang Selatan. eProceedings of Art & Design, (p. 2).
Syafriny, R. (2012). Perbandingan Pengaruh Suhu Lingkungan pada Kenyamanan Termis di Ruang
Luar dan Ruang Dalam di Iklim Tropis lembab bagi Manusia Beraktifitas Moderat. MEDIA
MATRASAIN, 26.
Taufiqurrochman, R. (2010). Imam Al-Jami'ah: Narasi Indah Perjalanan Hidup dan Pemikiran Prof.
Dr. H. Imam Suprayogo. Malang: UIN-Maliki Press.
Zurnalis, Z., & Firzal, Y. (2017). Arsitektur Tropis sebagai Pendekatan Redesain Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Indragiri Hilir. Doctoral dissertation.

42

Anda mungkin juga menyukai