Disusun Oleh :
Ketua
Anggota
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN BAGI MASYARAKAT
1. Judul
: Pengaruh Foot Message Terahadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu
Post Sectio Caesarea di RSUD Ratu
Aji Putri Botung.
2. Nama Mitra Program : Ibu Post Sectio Caesarea di Ruang
Nifas
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Siti Salma
b. NIM : 152221006
c. Jabatan : Mahasiswi
d. Program Studi : S1 Kebidanan
e. Fakultas : Ngudi Waluyo
f. Alamat/email : salmamma77@gmail.com
4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah anggota : 1 mahasiswi, 1 dosen
b. Nama Anggota yang terlibat : 1. Martinha Pinto
2. Vistra Veftisia S. Si.T.,M.PH
5. Lokasi Kegiatan/ Mitra
a. Wilayah Mitra (Kecamatan/ Kabupaten) : Kecamatan Penajam/ Kabupaten PPU
b. Propinsi : Kalimantan Timur
6. Luaran yang dihasilkan : Meningkatkan kemampuan ibu post
operasi sectio caesarea tentang foot
message untuk menangani nyeri.
7. Jangka waktu pelaksanaan : 1 minggu
Siti Salma
152221006
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmatdan hiday
ah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan pengabdian masya
rakat yang berjudul “Pemberian Foot Massage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu
Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD Ratu Aji Putri Botung”.
Laporan akhir ini kami susun guna memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan secara daring. Dalam kesempatan yang berbahagia i
ni, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bu Luvi Dian Afriyani, S.SiT., M.Kes selaku ketua program studi S1 Kebidanan yang tel
ah memberikan motivasi dan dukungan kepada kami.
2. Bu Cahyaningrum, S.Si. T., M.Keb dan Bu Widayati S.Si. T.,M.Keb selaku Koordinator
Pengabdian Masyarakat yang sudah memberikann pengarahan kami untuk dapat menyele
saikan laporan akhir ini.
3. Dosen Pembimbing tercinta kami Bu Vistra Veftisia, S.Si.T.,M.PH yang sudah membimb
ing, mendukung kami dan memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan laporan a
khir ini.
4. Mitra yang bersedia bekerja sama dalam berlangsungnya kegiatan
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah memberik
an dukungan kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan akhir ini masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, kalimat ataupun penulisan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acu
an dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang dan berhara
p pengabdian masyarakat ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………...……….i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..…iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………vi
RINGKASAN ……………………………………………………………………….vii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………1
BAB II SOLUSI DAN TERGET LUARAN
A. Solusi ……………………………………………………………………………...5
B. Target Luaran ……………………………………………………………………...5
BAB III METODE PELAKSANAAN ………………………………………………6
BAB IVKELAYAKAN TIM PENGUSUL …………………………………………..8
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
A. Kegiatan Persiapan ……………………………………………………………….9
B. Pelaksanaan ………………………………………………………………………11
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………………………………….17
BAB VII KESMPULAN DAN SARAN ……………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 : Rencana Target Capaian Luaran
2. Tabel 4.1 : Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Pengusul
3. Tabel 4.2 : Jenis kepakaran yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan dan kebutuha
n mitra
4. Tabel 5.1 : Pengetahuan ibu post partum dengan penilaian sebelum dan sesudah diberikan
ya materi penyuluhan
5. Tabel 5.2 : Distribusi penilaian jawaban peserta sebelum diberikan materi penyuluhan
6. Tabel 5.3 : Distribusi penilaian jawaban peserta setelah diberikan materi penyuluhan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alur Kegiaan
RINGKASAN
Pasien post operasi sectio saesarea seringkali mengalami nyeri hebat, meskipun tersedi
a obat-obat analgesik yang efektif, sekitar 60% pasien post sectio saesarea masih mengalami
nyeri dalam 24 jam postpartum. Rasa nyeri yang dirasakan ibu post SC akan menimbulkan be
rbagai masalah, diantaranya adalah masalah mobilisasi dini dan laktasi. Pengobatan non farm
akologi dapat dilakukan salah satunya adalah foot massage yang bertujuan untuk meningkatk
an relaksasi dan menurunkan nyeri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
World Health Organization (WHO) tahun 2016 menetapkan standar rata-rata untuk
Sectio Caesarea di negara ini pada 5-15% per 1.000 kelahiran di seluruh dunia, dan tingkat
kelahiran dengan Sectio Caesarea sekitar 10% hingga 15% dari total kelahiran. Di negara
maju seperti Britania Raya kejadian Sectio Caesarea adalah 20%.
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016), angka kelahiran Sectio Caesarea di Ind
onesia 15,3% lebih tinggi dari standar WHO, terutama di rumah sakit umum. Hasil Riskes
das tahun 2018 menyatakan terdapat 17,6% persalinan dilakukan melalui operasi sectio sae
sarea. Provinsi tertinggi dengan persalinan melalui sectio saesarea adalah DKI Jakarta (31,
3%) dan terendah di propinsi Papua (6,7%).
Di Kalimantan Timur tercatat angka persalinan dengan sectio caesarea pada tahun 2
020 sebanyak 34,28% (Dinkes Kaltim, 2020). Angka persalinan dengan sectio saesarea di
Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 23,7% dan persalinan dengan sectio saesarea di R
SUD Ratu Aji Putri Botung tahun 2020 sebanyak 32,2%.
Persalinan secara SC memberikan dampak bagi ibu dan bayi. Pada ibu post SC, ibu
akan mengalami rasa nyeri. Rasa nyeri biasanya muncul 2 jam setelah proses persalinan se
lesai. Hal ini disebabkan karena pengaruh pemberian obat anastesi pada saat persalinan. N
yeri pada proses persalinan normal adalah nyeri fisiologis saat persalinan, sedangkan nyeri
post SC sudah tidak lagi nyeri fisiologis. Nyeri post SC diakibatkan karena proses pembed
ahan pada dinding abdomen dan dinding Rahim yang tidak hilang dalam satu hari dengan i
ntensitas nyeri dari nyeri ringan sampai berat (Pallasma, 2014).
Nyeri post SC akan memberi dampak seperti mobilisasi terbatas, bounding attachm
ent (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak terpenuhi, Activity of daily Living (ADL) tergan
ggu pada ibu yang akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya pemberian Air Susu
Ibu (ASI) sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang ak
an mempengaruhi daya tahan bayi yang dilahirkan secara SC. Oleh karena itu, diperlukan
adanya suatu manajemen yang dapat menurunkan komplikasi dan meningkatkan kualitas i
bu post partum (Jacobs, 2011).
Pelaksanaan manajemen nyeri di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan saa
t ini mulai bergeser yang sebelumnya fokus pada pemberian farmakologi sekarang mulai di
kembangkan pemberian manajemen nyeri non farmakalogi. Komite Akreditasi Rumah Sak
it (KARS) mempersyaratkan semua pasien yang masuk ke rumah sakit di assessment nyeri
dan diberikan penanganan nyeri bagi pasien yang mengalami nyeri agar pasien terbebas da
ri rasa nyeri (KARS, 2017).
Massage merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan yang dapat meningkatk
an kondisi rileks dalam tubuh dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit d
an mengurangi rasa sakit, hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melep
askan senyawa endorfin (Kuswandi, 2011 dalam Nurrochmi, 2014). Teknik non farmakolo
gis Pijatan (massage) dapat memberikan relaksasi fisik dan mental, mengurangi nyeri dan
meningkatkan keefektifan dalam pengobatan. Massage pada daerah yang diinginkan selam
a 20 menit dapat merelaksasikan otot dan memberikan istirahat yang tenang dan kenyaman
an (Potter & Perry, 2010)
Manajemen nyeri dengan tindakan massage mencakup hand massage, effleurage, d
eep back massage, Pijat kaki dan lain-lain. Untuk penanganan non farmakologi nyeri post
operasi abdomen Pijat kaki merupakan salah satu pilihan, hal ini disebabkan karena didaer
ah kaki banyak terdapat saraf-saraf yang terhubung ke organ dalam, tindakan dapat diberik
an saat pasien terlentang dan minimal melakukan pergerakan daerah abdomen untuk meng
urangi rasa nyeri. Pelaksanaan Pijat kaki dapat dilakukan pada 24-48 jam post operasi, dan
setelah 5 jam pemberian injeksi ketorolac, dimana pada saat itu pasien kemungkinan meng
alami nyeri terkait dengan waktu paruh obat ketorolac 5 jam dari waktu pemberian (Chanif,
2013).
Pijat kaki menjadi salah satu tindakan massage yang dikembangkan dan diimpleme
ntasikan di rumah sakit dalam manajemen nyeri non farmakologi. Nosireseptor adalah sara
f yang memulai sensasi nyeri dimana reseptor ini yang mengirim sinyal nyeri dan terletak
di permukaan jaringan internal dan dibawah kulit padat kaki, oleh karena itu Pijat kaki dia
nggap menjadi metode yang sangat tepat untuk mengurangi nyeri Pijat kaki dapat memban
tu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagia
n dari nyeri ke sistem saraf pusat, selain itu Pijat kaki juga dapat menurunkan tingkat kece
masan dan stres dengan cara meningkatkan tingkat dopamine yang ada di tubuh sehingga
Pijat kaki dapat bermanfaat secara fisik dan mental emosional (Setyawati, 2016).
Kelebihan lain Pijat kaki dari tindakan manajemen nyeri non farmakologi lainya ad
alah Pijat kaki sama efektifnya dengan teknik nonfarmakologi lainnya dalam menurunkan i
ntensitas nyeri, tindakannya sederhana, dapat dipelajari dengan pelatihan singkat, tidak me
merlukan alat khusus, tidak memerlukan bahan-bahan terapi atau persiapan khusus seperti
pada aroma terapi, tidak memerlukan ruang khusus seperti pada tindakan relaksasi, distrak
si, guide imagery, tidak memerlukan keahlian khusus seperti pada tindakan hipno terapi ya
ng perlu adanya bukti sertifikasi kewenangan melakukan hipnoterapy.
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Ratu Aji Putri Botung dengan melakukan
observasi dan wawancara terhadap 10 orang ibu post SC di Ruang Nifas(Catleya) terdapat
7 orang mengalami nyeri berat dan 3 orang mengalami nyeri sedang, hal ini menyebabkan
ibu menunda melakukan mobilisasi dini, pemberian laktasi pada bayinya, serta merasa cem
as yang disebabkan oleh nyeri tersebut, sehingga perlu adanya upaya untuk menurunkan ti
ngkat nyeri melalui tindakan non farmakologi yaitu melalui foot massage.
B. Permasalahan Mitra
Berdasarkan Hal diatas kami tertarik untuk melakukan kegiatan pengabdian Masyarakat t
entang Penyuluhan Foot Massage Untuk Mengurangi Intensitas Nyeri Pada Ibu Post Sect
io Caesarea di RSUD Ratu Aji Putri Botung.
C. Tujuan
1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan pada ibu post operasi sectio caesarea.
2. Melaksankan evaluasi pengetahuan tentang foot massage.
D. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan ibu post operasi sectio caesarea tentang foot massage
2. Menjadi bahan pembelajaran bagi ibu postpartum post SC dengan penerapan foot mas
sage dapat membantu ibu menurunkan tingkat nyeri post SC dan mempraktekkannya diru
mah bersama keluarga.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
A. Solusi
Berdasarkan dari masalah yang ditemukan dari analisis situasi diatas, maka solusi yang ka
mi rencanakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu memberikan pendidikan kesehatan
tentang foot massage.
B. Targer Luaran
Target luaran yang diharapkan setelah terlaksana kegiatan ini adalah dapat melakukan
publikasi dari hasil laporan dalam jurnal ilmiah.
1. Rencana Target Capaian Luaran
BAB III
METODE PELAKSANAAN
TAHAP 2
TAHAP 3
BAB IV
KELAYAKAN TIM PENGUSUL
Program ini layak untuk diusulkan karena dengan memberikan terapi foot massage ya
ng dilakukan pada kedua kaki dengan berbagai posisi, penekanan secara gentle dan ritmis unt
uk mencapai respon rileks sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri.
1. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Pengusul dalam 3 Tahun Terakhir
2. Jenis kepakaran yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan dan kebutuhan mitra
BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
A. Kegiatan Persiapan
Kegiatan persiapan diawali dengan melakukan pendekatan sekaligus mencari
informasi mengenai masalah apa saja yang dialami oleh ibu post operasi SC. Pendekatan
tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan para ibu-ibu post operasi S
C tentang masalah yang sering dialami oleh ibu post operasi SC kaitannya dengan proses
mengurangi nyeri. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana cara para ibu untuk meng
atasi masalah tersebut Pendekatan merupakan cara untuk saling terbuka satu sama lain.
Menurut Sanjaya (2008:127), “Pendekatan dapat dikatakan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan t
entang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum”. Berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam m
emandang suatu masalah atau objek kajian, yang akan menentukan arah pelaksanaan ide t
ersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek k
ajian yang akan ditangani.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu meminta perizinan atas ketersedian ikut serta
dari para ibu post operasi SC. Pengertian izin menurut devinisi yaitu perkenan atau perny
ataan mengabulkan (Hukum Perizinan). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
selain ijin, kata idzin juga termasuk bentuk tidak baku dari izin. Kata izin berarti pernyat
aan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya), persetujuan membolehkan, atau mem
inta izin. Dengan adanya izin yang dilarang tadi, menjadi boleh, karena sudah memenuhi
persyaratan-persyaratan sudah ada. Pada tahap ini kami melakukan perijinan langsung ke
pada para ibu-ibu post operasi SC. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan dukungan
dan kepercayaan dari para ibu post operasi SC terhadap kegiatan pengabdian masyarakat
yang akan dilakukan.
Permasalahanya yaitu Nyeri post SC akan memberi dampak seperti mobilisasi terba
tas, bounding attachment (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak terpenuhi, Activity of daily
Living (ADL) terganggu pada ibu yang akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya
pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) yang akan mempengaruhi daya tahan bayi yang dilahirkan secara SC. Oleh kar
ena itu, diperlukan adanya suatu manajemen yang dapat menurunkan komplikasi dan meni
ngkatkan kualitas ibu post partum (Jacobs, 2011).
Penyebab Rasa nyeri biasanya muncul 2 jam setelah proses persalinan selesai. Hal i
ni disebabkan karena pengaruh pemberian obat anastesi pada saat persalinan. Nyeri pada p
roses persalinan normal adalah nyeri fisiologis saat persalinan, sedangkan nyeri post SC su
dah tidak lagi nyeri fisiologis. Nyeri post SC diakibatkan karena proses pembedahan pada
dinding abdomen dan dinding Rahim yang tidak hilang dalam satu hari dengan intensitas n
yeri dari nyeri ringan sampai berat (Pallasma, 2014).
Untuk penanganan non farmakologi nyeri post operasi abdomen Pijat kaki merupak
an salah satu pilihan, hal ini disebabkan karena didaerah kaki banyak terdapat saraf-saraf y
ang terhubung ke organ dalam, tindakan dapat diberikan saat pasien terlentang dan minima
l melakukan pergerakan daerah abdomen untuk mengurangi rasa nyeri.
Pijat kaki menjadi metode yang sangat tepat untuk mengurangi nyeri Pijat kaki dap
at membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan membl
okir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat, selain itu Pijat kaki juga dapat menurunkan tin
gkat kecemasan dan stres dengan cara meningkatkan tingkat dopamine yang ada di tubuh
sehingga Pijat kaki dapat bermanfaat secara fisik dan mental emosional (Setyawati, 2016).
Dalam pengabdian masyarakat ini program yang akan dilakukan yaitu Memberikan
Pendidikan Kesehatan tentang mengatasi rasa nyeri dan foot massage untuk menangani ny
eri pada ibu post operasi SC. Metode demonstrasi foot massage dengan ibu post SC dan Ev
aluasi foot massage yang sudah dajarkan kepada ibu post SC dengan menggunakan kuesio
ner evaluasi untuk mengukur keberhasilan tindakan foot massage yang sudah di ajarkan. D
engan begitu ibu dapat mengatasi masalah rasa nyeri pada post sc.
B. Pelaksanaan
1. Kegiatan Penyampaian Pendidikan Kesehatan Tentang Foot Massage
Kegiatan pendidikan kesehatan yang kami berikan kepada para ibu post partum SC
dilakukan pada tanggal Juni 2023, yang diikuti oleh 10 peserta yang tersebar di
RSUD RATU AJI PUTRI BOTUNG Sebelum menyampaikan beberapa materi,
kami melakukan perkenalan terlebih dahulu, menyampaikan maksud dan tujuan
diadakannya kegiatan ini. Materi disampaikan dengan tujuan agar dapat menambah
pengetahuan ibu post partum sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya
nyeri post SC.
Penyampaian materi dilakukan dengan diskusi bersama ibu post partum dimana
metode ini melibatkan peserta aktif dalam proses pembelajaran untuk berdiskusi dan
menyampakan pengetahuan awal mereka, dimana siswa dihadapkan kepada suatau
permasalahan berupa pernyataan atau pertanyaan untuk dibahas dan dipecahkan
bersama sehingga ibu dapat meningkatkan pola pikirnya. Sesuai dengan teori
Trianto (2014), diskusi digunakan oleh nakes tujuan pembelajaran yang penting,
yaitu: pertama, meningkatkan cara berpikir ibu denga jalan membantu ibu
membangkitkan pemahaman isi materi. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan
partisipasi ibu. Ketiga, membantu ibu mempelajari keterampilan komunikasi dan
proses berpikir. Pada dasarnya model materi diskusi memiliki arti yaitu
perundingan bertukar pikira dan pembahasan suatu masalah nyeri.
Proses penyampaian materi menggunakan alat bantu media yang bertujuan untuk
mempermudah peserta memahami pesan yang disampaikan. Materi dalam
penyuluhan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti da dipahami oleh ibu-ibu
post partum. Materi penyuluhan menggunakan Bahasa yang disesuaikan dengan
sasaran penyuluhan sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti dan
dipahami oleh peserta. Alat bantu dalam penyuluhan memiliki peranan penting dalam
hal tersampaikannya materi, dalam hal ini penelitian menggunakan alat bantu lihat
sehingga membantu menstimulasi indera penglihatan untuk menyampaikan pesan ke
otak. Selain itu, penggunaan gambar yang menarik sehingga penyuluhan tidak
bersifat monoton. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2018), bahwa alat bantu
lihat (visual) berguna dalam membantu menstimulasi indera mata pada waktu
terjadinya pendidika kesehatan. Media yang digunakan dalam penyampaian materi
ini adalah leaflet dengan gambar yang menarik.
Kegiatan penyuluhan kesehatan atau pendidian kesehatan kepada ibu post partum.
Table 5.1 Pengetahuan ibu post partum pijat foot massage untuk mengurasi
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan atau
penyuluhan kesehatan
PRETEST
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
l l
n ng ro ro
ga da nt nt
in e o o
rir i s
er
k
er
k
e er tt t
ny ny a da
k
er
rib a t ti
ny
e er
ir b
e
ny
Hasil pre test ibu Post SC dengan menggunakan skala intensitas nyeri
didapatkan nilai terendah 2 responden dan tertingginya adalah 8 responden.
Sementara nilai rata-rata nya adalah 10 responden. Sedangkan hasil pre test ibu Post
SC dengan menggunakan Kuesioner Skala Nyeri Foot Massage di dapat nilai
terendah 4 responden dan tertinggi 6 responden. Sementara nilai rata-rata adalah 10
responden. Hasil ini menunjukkan bahwa nyeri SC pada ibu belum teratasi karena
masih kurangnya pengetahuan ibu post partum dengan SC tentang pijat food
massage. Hal tersebut disebabkan kurangnya informasi tentang pijat food massage
dari bidan atau Pukesmas setempat dan media masa. Sedangkan yang lainnya belum
pernah mendapatkan informasi tersebut.
Sesuai dengan teori Trianto (2014), diskusi oleh nakes tujuan pembelajaran
yang penting, yaitu: pertama, meningkatkan pengetahuan cara berpikir ibu denga
jalan membantu ibu membangkitkan pemahaman isi materi. Kedua, menumbuhkan
keterlibatan dan partisipasi ibu. Ketiga, membantu ibu mempelajari keterampilan
komunikasi dan proses berpikir.
POST TEST
nyeri sedang
nyeri ringan
0 1 2 3 4 5 6 7
ya tidak Column1
Hasil post test ibu post SC dengan menggunakan skala intensitas nyeri didapatkan nilai
terendah didapatkan nilai terendah 4 responden dan tertingginya adalah 6 responden.
Sementara nilai rata-rata nya adalah 10 responden. sedangkan hasil post test ibu Post SC
dengan menggunakan Kuesioner Skala Nyeri Foot Massage di dapat nilai terendah 8
responden dan tertingginya 10 responden. Sementara nilai rata-ratanya adalah 10 responden.
Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian informasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang berjudul Pemberian Foot Massage
Terhadaap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Post SC Di RSUD RAPB, terhadap 10 ibu
nifas post SC didapatkan hasil sebelum dilakukan penyuluhan ibu nifas SC dengan skala
nyeri berat tidak terkontrol yaitu 2 responden dan skala nyeri berat terkontrol 8 responden.
Sesudah dilakukan penyuluhan ibu nifas Post SC berubah menjadi skalan nyeri sedang yaitu
6 responden dan skala nyeri ringan 4 responden.
Table 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Ibu Post SC Sebelum diberikan
Penyuluhan Kesehatan Tentang Foot Massage di RSUD RAPB
No Pertanyaan Jawaban Jawaban Total
YA TIDAK Responden
1 Pada 24 jam setelah SC, apakah ibu 4 6 10
sudah mobilisasi Mika Miki
2 Pada hari ke 2 setelah post SC, apakah 4 6 10
ibu sudah mencoba turun dari tempat
tidur dan berjalan perlahan
3 Apakah ibu tau apa yang menyebabkan 4 6 10
nyeri
4 Apakah ibu tau cara mengatasi nyeri 4 6 10
tanpa obat-obatan
5 Setelah diberika obat anti nyeri apakah 4 6 10
nyerinya berkurang
6 Apakah ibu pernah mendengar tentang 0 10 10
pijat foot massage
7 Apakah ibu sebelunya pernah melakukan 0 10 10
pijat foot massage
8 Apakah ibu tau manfaat dan tujuan pijat 0 10 10
foot massage
9 Apakah ibu tau kapan bisa di lakukan 0 10 10
pijat food massage
10 Apakah setelah dilakukan pijat foot 0 10 10
massage nyeri berkurang
Hasil pengisian kuesioner pre test menunjukkan masih kurangnya pengetahuan ibu post SC
tentang mobilisasi Post Sc pada soal no 1 dan 2 sebanyak 6 responden, soal no 3,4,dan 5
pengetahuan ibu tentang Nyeri post SC sebanyak 6 responden, soal no 6,7,8,9,dan 10
pengetahuan ibu tentang Pijat Foot Massage sebanyak 10 responden.
Nyeri post SC akan memberi dampak seperti mobilisasi terbatas, bounding attachm
ent (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak terpenuhi, Activity of daily Living (ADL) tergan
ggu pada ibu yang akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya pemberian Air Susu
Ibu (ASI) sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang ak
an mempengaruhi daya tahan bayi yang dilahirkan secara SC. Oleh karena itu, diperlukan
adanya suatu manajemen yang dapat menurunkan komplikasi dan meningkatkan kualitas i
bu post partum (Jacobs, 2011).
Penyebab Rasa nyeri biasanya muncul 2 jam setelah proses persalinan selesai. Hal i
ni disebabkan karena pengaruh pemberian obat anastesi pada saat persalinan. Nyeri pada p
roses persalinan normal adalah nyeri fisiologis saat persalinan, sedangkan nyeri post SC su
dah tidak lagi nyeri fisiologis. Nyeri post SC diakibatkan karena proses pembedahan pada
dinding abdomen dan dinding Rahim yang tidak hilang dalam satu hari dengan intensitas n
yeri dari nyeri ringan sampai berat (Pallasma, 2014).
Pijat kaki menjadi metode yang sangat tepat untuk mengurangi nyeri Pijat kaki dap
at membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan membl
okir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat, selain itu Pijat kaki juga dapat menurunkan tin
gkat kecemasan dan stres dengan cara meningkatkan tingkat dopamine yang ada di tubuh
sehingga Pijat kaki dapat bermanfaat secara fisik dan mental emosional (Setyawati, 2016).
c. Evaluasi
Dalam hal ini didiskusikan hal yang dapat dengan mudah ibu post partum sc
memperoleh penyuluhan kesehatan dan pijat foot massage adalah dengan berkoordinasi
dengan bidan setempat sehingga masalah nyeri post sc dapat minimalisir.
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu post
operasi SC tentang foot massage. Kegiatan diawali dengan pemberian penyuluhan keseha
tan kepada ibu post operasi SC di ruang Nifas RSUD Ratu Aji Putri Botung yang berjuml
ah 10 ibu post operasi SC dengan metode diskusi dan menggunakan media leafleat. Dari
kegiatan tersebut terjadi peningkatan pengetahuan ibu post operasi SC setelah diberikan p
enyuluhan kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi kegiatan bersama ibu post op
erasi SC dan berkoordinasi dengan teman-teman bidan, kaitannya dengan penyuluhan kes
ehatan tentang foot massage dan merumuskan tindak lanjut.
B. Saran
1. Melalui teman-teman bidan di ruangan nifas tentang foot massage dapat dilakukan de
ngan lebih efektif dan efisien.
2. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan rutin yang bekerjasama dengan pihak RS.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Hukumm Perizinan, http://Wonkdermayu.Wordpress.com/Kuliah-hukum/hukum-perizinan/.
Mochtar, R. (2013). Sinopsis Obstetri Edisi 2. EGC.
Saatsaz, S., Rezaei, R., Alipour, A., & Behesti, Z. (2016). Massage as adjuvant therapy in the
management of post-caesarean pain and anxiety: A randomized clinikal trial. Complementary
Therapies in Clinical Practice, 24, 92-98.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2016.05.014
Setyawati, A., Ibrahim, K., & Mulyati, T. (2016). Pengaruh Foot Massage terhadap Parameter
Hemodinamik Non Invasif pada Pasien di General Intensive Care Unit. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, v4(n3), 283–292.
Wiknjosastro. (2017). Ilmu kandungan dan Reproduksi. EGC.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Saintika Medika, 13(1), 7.
Zawn, V. (2018). How To Speed Up Recovery From A Cesarean Delivery.
Putri, E. M. (2019). Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Abdominal Breathing Terhadap Ny
eri post Sectio Caesarea Dengan Spinal Anestesi di PKU Muhammadiyah Gamping. Diploma
Thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Sari, P. S., Supardi, Hamranani, S. S. T. (2019). Efektivitas Foot Massage Dan Kompres Hang
at Terhadap Nyeri post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Islam Klaten. Jurnal Keseha
tan Indonesia. 14(1), 3-17.
Utami, F. (2019). Buku Ajar Asuhan Persalinan & Managemen Nyeri Persalinan. Universitas
Aisyiyiah Yogyakarta, 284 hlm.
Sholihah, D. W. I. S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ibu post partum SC (Sectio Caesare
a) dengan Masalah Keperawatan Akut Di Ruang Siti Walidah Rumah Sakit Umum Muhamma
diyah Ponorogo. Tugas Akhir (D3) Thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Novelia, S. (2019). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari terhadap Nyeri Pada Pasien post Sectio
Caesarea di Ruang Rawat Inap RSU Prikasih. Skripsi, Universitas Nasional, Jakarta.
Muliani, R., Rumhaeni, A., Nurlaelasari, D., & Bhakti. (2019). the Effect of Foot Massage on
Pain Level on Clients postoperative Sectio Caesarea. 56–61.
Foot Massage
A. Mobilisasi Pada SC
Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan aktifita
s atau kegiatan. Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan beb
as dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah, mo
bilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini
esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dengan demikian mobilisasi dini adalah su
atu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing pend
erita untuk mempertahankan fungsi fisiologi. Bahwa mobilisasi dini adalah kebijaksanaa
n untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membi
mbing selekas mungkin berjalan (Wirnata, 2010).
Mobilisasi dini post sectio caesarea adalah suatu pergerakan,posisi atau adanya k
egiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jammelahirkan dengan persalinan caesarea.
Untuk mencegah komplikasi post operasi sectio caesarea ibu harus segera dilakukan mob
ilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah mengalami secsio saesarea, seorang
ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca operasi secsio sesarea, ibu harus mobilis
asi cepat. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dil
akukan secara hati – hati. (Wirnata,2010).
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada pasien
post operasi secsio caesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segara menggerakkan anggo
ta tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki
dan jari – jarinya agar kerja organ pencernaan segara kembali normal. (Kasdu, 2005 ).
Lampiran 4 Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Tentang foot massage di ruang nifas RSUD R
atu Aji Putri Botung.
Lampiran 5 Surat Keterangan
Lampiran Daftar Mitra