Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NURUL HARDI, S.

Pd
NO UKG : 20150171249
TUGAS : LK. 2.1 EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI
UNIT Kerja : SMA NEGERI 3 BABELAN

Masalah Terpilih
No
Yang Akan Akar Penyebab Masalah Eksplorasi Alternatif Solusi Analisis Alternatif Solusi
.
Diselesaikan
1 Rendahnya 1. Peserta didik belum Berdasarkan kajian literatur: Berdasarkan kajian lietratur dan
Keterampilan terampil melakukan wawancara teman sejawat guru,
peserta didik teknik dasar tendangan 1. Melakukan media pembelajaran yang tepat kepala sekolah dan pakar maka
dalam melakukan sabit dikarenakan belum untuk merangsang rasa ingin tahu peserta diperoleh alternatif solusi sebagai
tendangan sabit pernah belajar materi didik tentang materi pencak silat sehingga berikut:
olahraga beladiri pencak silat saat SD dan berani melakukan tendangan sabit
pencak silat kelas SMP (pengalaman 2. Guru merancang perangkat pembelajarannya dengan 1. Menggunakan video
menerapkan model pembelajaran inovatif (project pembelajaran atau media yang
XI SMAN 3 belajar) based learning)
Babelan lainnya tentang pencak silat
2. Guru belum menerapkan ( tendangan sabit ) untuk
a) Anting Dien Gristyutawati dan Endro Puji
pembelajaran yang Purwono ( 2012) Pencak Silat adalah hasil budaya
menarik minat belajar peserta
inovatif pada materi ajar manusia Indonesia untuk membela, didik
teknik dasar tendangan mempertahankan, eksistensi (kemandirian) dan 2. Guru membuat latihan
sabit pada olahraga integritasnya (ma-nunggal) terhadap lingkungan tendangan sabit dibagi
pencak silat hidup/alam seki-tarnya untuk mencapai menjadi 4 hitungan 4 gerakan
keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan
taqwa.
3. Menggunakan Project Based
Learning (PJBL) sebagai
pelaksanaan pembelajaran.
b) Menurut Lubis (2004:29) mengemukan bahwa:
“Tendangan sabit, tendangan yang lintasan setengah
lingkaran kedalam, dengan sasaran seluruh bagian
A. Keunggulan pelaksanaan project
based learning :
tubuh, dengan pungung kaki ”.
c) Menurut Reiser dan Dempsey (2012) Media
1) Meningkatkan motivasi
pembelajaran adalah peralatan fisik seperti buku, alat belajar peserta didik untuk
visual, komputer, dan lainnya yang digunakan untuk belajar mendorong
menyajikan pembelajaran kepada peserta didik. kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan
d) Nita Oktiva (2021) Project Based Learning (PjBL) penting, dan mereka perlu
sebagai sebuah pendekatan pengajaran yang
dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas
dihargai
nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik 2) Meningkatkan kemampuan
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk pemecahan masalah
dipecahkan secara berkelompok. 3) Membuat peserta didik
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengelola- menjadi lebih aktif dan
pembelajaran-berbasis-project-based-learning?
_com_liferay_blogs_web_portlet_BlogsPortlet_redir
berhasil memecahkan
ect=https%3A%2F%2Fakupintar.id problem-problem yang
kompleks
e) Menurut Amirullah dan Budiyono (2014:21) 4) Meningkatkan kolaborasi
menjelaskan bahwa “Skill atau keterampilan adalah 5) Mendorong peserta didik
suatu kemampuan untuk menterjemahkan untuk mengembangkan dan
pengetahuan ke dalam praktik sehingga tercapai mempraktikkan
tujuan yang diinginkan
keterampilan komunikasi
6) Meningkatkan
keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
1. Proses pembelajaran yang dilakukan B. Kelemahan
kurang menarik cendrung membosankan, Project Based Learning
bahkan menyeramkan Beberapa kelemahan dari model
2. Perlu perubahan pola mengajar yang pembelajaran ini, antara lain
sebagai berikut:
inovatif.
1) Pembelajaran berbasis
Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat proyek memerlukan
1. Guru mengajar menggunakan banyak waktu yang
pembelajaran konvensional harus disediakan untuk
2. Penggunaan model pembelajaran yang menyelesaikan
kurang menyesuaikan dengan materi permasalahan yang
pembelajaran, Kurangnya penggunaan kompleks
media pembelajaran yang menarik ketika 2) Banyak instruktur
proses pembelajaran merasa nyaman dengan
3. Peserta didik kurang memahami materi kelas tradisional, dimana
pembelajaran (daya tangkap peserta didik instruktur memgang
yang berbeda-beda), Imbas terlalu sering peran utama di kelas. Ini
menggunakan gawai, guru kurang merupakan tradisi yang
memahami karakteristik siswa sehingga sulit, terutama bagi
tidak mengetahui kendala belajar apa yang instruktur yang kurang
mereka alami atau tidak menguasai
teknologi
Hasil Wawancara dengan Pakar 3) Banyaknya peralatan
yang harus disediakan.
1. Mungkin disebabkan belum mendapatkan
Oleh kerana itu,
informasi tentang hal tersebut ( materi
disarankan untuk
pencak silat ) atau Guru kurang memiliki
menggunakan team
kreativitas dalam Mengajar.
teaching dalam
2. Kurang adanya motivasi untuk melakukan
pembelajaran
pembelajaran.Selain itu bisa Juga Guru
kurang kreatif dalam mengajar atau bisa
juga kurang sarana pendukung untuk
pembelajaran.
3. Kurang menariknya pembelajaran yg
dilakukan oleh Guru, Tidak adanya Variasi
pembelajaran baik berkaitan dengan Model
latihan ataupun Alat yg di Gunakan selain
itu bisa juga Jam pembelajaran yang kurang
tepat misalnya di waktu siang sehingga
Siswa sudah lelah dan bosan

Rendahnya 1) Guru belum menerapkan Berdasarkan kajian literatur: Berdasarkan kajian lietratur dan
2 Keterampilan pembelajaran yang wawancara teman sejawat guru,
Peserta didik dalam inovatif pada materi ajar 1) Diberikan media pembelajaran yang tepat kepala sekolah dan pakar maka
melakukan teknik teknik dasar servis untuk merangsang rasa ingin tahu peserta diperoleh alternatif solusi sebagai
dasar servis pada permaianan tenis meja didik tentang materi servis tenis meja berikut:
permainan tenis 2) Peserta didik belum 2) Guru merancang perangkat pembelajarannya dengan
meja kelas XI terampil melakukan menerapkan model pembelajaran inovatif (problem 1. Menggunakan video
SMAN 3 Babelan teknik dasar servis tenis based learning) pembelajaran atau media yang
meja dikarenakan belum a) Trianto (2010), menyebutkan bahwa model lainnya tentang servis tenis
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola meja untuk menarik minat
pernah belajar materi yang digunakan sebagai pedoman dalam
tenis meja saat SD dan merencanakan pembelajaran di kelas atau
belajar peserta didik
SMP ( pengalaman pembelajaran tutorial. 2. Guru membuat latihan feeling touch
belajarnya ) b) Mardiah, K. (2017). Penggunaan Metode ( juggling bola pingpong dengan
Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil bet)
Belajar Peserta didik. Jakarta (9) 3. Menggunakan Problem Based
c) Problem Based Learning atau pembelajaran Learning (PBL) sebagai pelaksanaan
berbasis masalah merupakan model pembelajaran pembelajaran.
yang menantang peserta didik untuk belajar
bagaimana belajar, dan bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher,
2010). (Modul 3 Pedagogik :22) Keunggulan
d) Media pembelajaran menurut (Surayya, 2012) pelaksanaan project based
yaitu alat yang mampu membantu learning :
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk 1. Meningkatkan motivasi
memperjelas makna pesan atau informasi yang belajar peserta didik untuk
disampaikan, sehingga dapat mencapai belajar mendorong
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. kemampuan mereka untuk
e) Dalam permainan tenis meja tehnik dasar yang melakukan pekerjaan
biasanya dipelajari adalah servis, Menurut penting, dan mereka perlu
Chandra dan Sanoesi (2010), Servis adalah dihargai
pukulan bola pertama yang sangat penting
2. Meningkatkan kemampuan
dalam suatu permainan, karena jika servis tidak
masuk, maka pemain tidak akan mendapatkan pemecahan masalah
poin atau angka. 3. Membuat peserta didik
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah menjadi lebih aktif dan
3. Proses pembelajaran yang dilakukan berhasil memecahkan
kurang menarik cendrung membosankan, problem-problem yang
bahkan menyeramkan kompleks
4. Perlu perubahan pola mengajar yang 4. Meningkatkan kolaborasi
5. Mendorong peserta didik
inovatif. untuk mengembangkan dan
mempraktikkan
Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat keterampilan komunikasi
4. Guru mengajar menggunakan 6. Meningkatkan keterampilan
pembelajaran konvensional peserta didik dalam
5. Penggunaan model pembelajaran yang mengelola sumber
kurang menyesuaikan dengan materi 7. Memberikan pengalaman
pembelajaran, Kurangnya penggunaan kepada peserta didik
media pembelajaran yang menarik ketika pembelajaran dan praktik
proses pembelajaran dalam mengorganisasi
6. Peserta didik kurang memahami materi proyek dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber
pembelajaran (daya tangkap peserta didik
lain seperti perlengkapan
yang berbeda-beda), Imbas terlalu sering untuk menyelesaikan tugas
menggunakan gawai, guru kurang 8. Menyediakan pengalaman
memahami karakteristik siswa sehingga belajar yang melibatkan
tidak mengetahui kendala belajar apa yang peserta didik secara
mereka alami kompleks dan dirancang
berkembang sesuai dunia
nyata
9. Melibatkan para peserta
didik untuk belajar
mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan
yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan
dunia nyata
10.Membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.

Kelemahan Project Based


Learning :

Beberapa kelemahan dari


model pembelajaran ini, antara
lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis
proyek memerlukan banyak
waktu yang harus
disediakan untuk
menyelesaikan
permasalahan yang
kompleks
2. Banyak instruktur merasa
nyaman dengan kelas
tradisional, dimana
instruktur memgang peran
utama di kelas. Ini
merupakan tradisi yang
sulit, terutama bagi
instruktur yang kurang atau
tidak menguasai teknologi
3. Banyaknya peralatan yang
harus disediakan. Oleh
kerana itu, disarankan
untuk menggunakan team
teaching dalam
pembelajaran
4. Peserta didik memiliki
kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan
5. Ada kemungkinan peserta
didik yang kurang aktif
dalam kerja kelompok
6. Apabila topik yang diberikan
pada masing masing
kelompok berbeda,
dikhatirkan peserta didik
tidak memahami topik
secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai