Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

DIAGNOSA KLINIK VETERINER


PEMERIKSAAN SISTEM SIRKULASI

Nama : Vinka Melinda


NIM : 185130101111010
Kelas : 2018 B
Asisten : Novia Kumala Dian Nur Ratna

LABORATORIUM DIAGNOSA KLINIK VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup tersusun oleh sel-sel dan jaringan jaringan tubuh yang lainnya. Selain
adanya sel setiap makhluk hidup pun melakukan metabolisme yang mana metebolisme ini
berlangsung di dalam setiap sel makhluk hidup dan untuk itu di perlukan bahan-bahan
untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar. Dalam tubuh memerlukan
transportasi untuk membawa suplai-suplai makanan dari luar tubuh untuk di hantarkan ke
setiap sel melalui sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini memiliki fungsi untuk
mengedarkan bahan-bahan makanan, hormone, oksigen, dan sisa-sisa metabolisme.
Pada hewan yang memiliki sistem peredaran darah yang sempurna membutuhkan
sistem sirkulasi yang khusus untuk menjamin adanya pergerakan cairan secara cepat.
Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ sirkulasi darah
terbuka dan sistem peredaran tertutup. Sistem sirkulasi pada hewan merupakan suatu
sistem organ yang memiliki fungsi untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini
berfungsi unruk mempertahankan kestabilan suhu, pH, cairan dan homeostatis. Terdapat 3
macam sistem peredaran darah yaitu, sistem difusi, sistem peredaran darah terbuka dan
sistem peredaran darah tertutup (Purnamasari, 2017).
Sistem difusi ini terjadi pada invertebrata seperti protozoa, amoeba maupun hydra
yang mana belum mempunyai sistyem sirkulasi seperi jantung dengan salurannya yang
merupakan jalan untuk peredaran darah. Sistem peredaran darah terbuka sendiri memiliki
arti setiap peredaran darahnya tidak selalu berada di dalam pembuluh darah contohnya di
athropoda. Selanjutnya terdapat sistem peredaran darah tertutup yang mana peredaran
darahnya selalu terdapat pada dalam pembuluh darah misal di annelida, mollusca dan
vertebrata (Purnamasari, 2017).

1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu memeriksa sistem sirkulasi pada hewan
1.2.2 Mahasiswa mampu mengetahui abnormalitas sirkulasi
1.2.3 Mahasiswa mamou memahami cara pemeriksaannya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Sirkulasi (anatomi + fungsi)


Sistem sirkulasi pada hewan ini merupakan suatu sistem organ yang memiliki fungsi
untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini berfungsi untuk mempertahankan
kestabilan suhu, pH, cairan dan homeostasis. Pada sistem sirkulasi hewan terdapat tiga
macam sistem peredaran darah yaitu, sistem difusi, sistem peredaran darah terbuka dan
sistem peredaran darah tertutup. Sistem difusi ini terjadi pada invertebrata rendah yang
mana belum meiliki sistem sirkulasi secara khusus seperti pada paramecium, amoeba
maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang
merupakan jalan untuk peredaran makanan. Lalu ada sistem peredaran darah terbuka,
sistem peredaran ini memiliki arti bahwa peredaran darahnya tidak selalu beradandi dalam
pembuluh darah. Sedangkan sistem peredaran darah tertutup mengartikan bahwa aliran
darahnya selalu berada di dalam pembuluh darah. Contohnya pada vertebrata, annelida
dan mollusca.
Jantung memiliki fungsi untuk mengalirkan darah ke tubuh dan juga mengumpulkan
darah beroksigen dari vena paru-paru. Pembuluh darah ini fungsinya sebagai alat
transportasi darah untuk di edarkan ke seluruh bagian tubuh. Atrium ini fungsinya akan
menghasilkan kontraksi lemah dan akan mendorong ke ventrikel. Ventrikel berfungsi dari
ventrikel ini sendiri memiliki banyak otot sehingga menghasilkan tekanan yang cukup
untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
(Purnamasari, 2017).
2.2 Alat pemeriksaan sistem sirkulasi
1. EKG (Elektrokardiograf)
EK digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit kelainan yang terjadi pada jantng
pasien. EKG sendiri berperinsip yang mana suatu gambaran grafis mengenai
gambaran puncak aktifitas elektris dari serabut otot jantung, berupa kurva tegangan
fungsi waktu yang terdiri dari berbagai puncak. Pengguaan EKG ditempatkan pada
bagian tubuh yang sudah ditentukan (Istiqomah, 2017)
2. Stetoskop
Stetoskop memiliki fungsi yaitu untuk mengirimkan suara dari tubuh ke telinga
manusia. Lalu prinsip dari stetoskop yaitu mentamakan impedansi antara kulit dan
udara. Frekuensi resonan ditentukan oleh diameter sungkup tinggi frekuensi resonan.
Semakin besar diameter sungkup, maka semakin rendah resonan kulit. (Kurniasih.2016)

3. Ultrasonografi
Ultrasonografi ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi sangat tinggi yang
ditransmisikan melalui dan di pantulkan oleh struktru anatomi untuk menghasilkan
gambar. Prinsip dari UAG sendiri yaitu dengan menggunakan bantuan gelombang suara
untuk menghasilkan suatu gambaran. Gambar yang di hasilkan memiliki resolusi spasial
rendah di bandingkan dengan gambar yang dihasilkan oleh resonasi magnetik (Fouras,
2010)
BAB 3

HASIL

Gambar Keterangan

Pemeriksaan inspeksi pada hewan dengan


melihat kecepatan nafasnya, suhu hewan
dan juga apakah masih menerima respon
baik atau tidak

Mendengarkan dari sistempernapasan dan


juga respon kucing jika di raba bagian
jantung pada regio thorax

Setelah itu dilakukannya palpasi pada a.


Femoralis untuk mengecek berapa
kecepatan pulsus pada kucing tersebut

Setelah itu auskultasi dengan menggunakan


stetoskop, yang untuk mengetahui apakah
ritme jantungnya normal atau abnormal, dan
juga apakah frekuensi pulsus seirama
dengan jantung atau tidak.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Hasil dibandingkan dengan pemeriksaan sistem sirkulasi


1. Frekuensi
Pada hasil dari pemeriksaan sistem sirkulasi kali ini di kucing mendapatkan
frekuensi darah atau frekuensi pulsus yang didapatkan 110 kali/menit yang mana
pulsus ini termasuk kedalam pulsus normal pada kucing. Menurut literatur
frekuensi pulsus normal pada kucing yaitu 110 – 130 kali/menit. Frekuensi pulsus
yang tidak sesuai normalnya bisa saja di karenakna beberapa faktor, contohnya
jika kucing tersebut mengalami setres dan juga jika kucing ini merasakan sakit
(Primarizky, 2012).
2. Ritme
Ritme yang didapatkan pada pemeriksaan kali ini normal karena tidak adanya
abonormalitas dalam suara pada saat dilakukannya asukultasi. Menurut literatur
sirkulasi darah normal memiliki ritme yang normal dan juga senada dengan yang
detakan di jantung. Dengan akhir bunyi sistole ventrikel terdapat dua frekuensi
tinggi (Nawira, 2016).
3. Sinkron Pulsus dengan jantung
Sinkron pulsus dengan jantung pada saat pemeriksaan menghasilkan frekuensi
yang sama antara detak jantung dan pulsus pada a. Femoralis. Hal ini sudah sama
dengan literatur yang mana frekuensi detak jantung selalu sinkron dengan
frekuensi pulsus karena denyut nadi dan detak jantung pada hewan yang sahat
akan selalu sinkron (Rona, 2016)
4.2 Abnormalitas pada sistem sirkulasi
1. Aortic insufficiency loud systolic ejection murmur, third sound
Pada abnormalitas ini bagian katup aorta tidak dapat menutup dengan sempurna
dengan bising yang keras waktu fase ejeksi sistolik bunyi kantung ketiga
2. Complet heart block slow heart rate
Pada kasus ini di dapati pada blok jantung total dengan frekuensi jantung rendah,
bunyi jantung pertama bermacam-macam.
3. Patent ductus arteriosus continuous machinery murmur
Bising khas seperti sebuah kereta api memasuki terongan
(Antonifsa, 2010)
4. Aortic Regurgitasi
Pada kasus ini menimbulkan murmur yang mungkin berlangsung sepanjang
diastole, karena tekanan aorta pada waktu diastole melebihi tekanan ventrikel kiri.
Adanya bunyi jantung ketiga pada regurgitasi aorta kronik menunjukan disfungsi
ventrikel kiri dengan kenaikan volume residu ventrikel kiri pada sistole dan
depresi status kontraksi ventrikel kiri
5. Aortic stenosis
Kasus ini diakibatkan demam reumatik atau penyakit katup aorta kongenital.
Murmur pada stenosis aorta dan pulmonal bersifat kasar dengan nada rendah mirip
bunyi membersihkan tenggorokan.
6. Patent ductus arteriosus (PDA)
Pada kasus ini terjadi karena bagian duktus arterious terbuka pada fetus, namun
setelah lahir gagal tertutup. Murmur PDA ini tergantung pada perbedaan
berkelanjutan dalam tekanan antara aorta dan trunkus pulmonal.
(Nawira, 2016)
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini didapatkan bahwa Sistem sirkulasi pada hewan merupakan
suatu sistem organ yang memiliki fungsi untuk memindahkan zat dari dan ke sel. Sistem ini
berfungsi unruk mempertahankan kestabilan suhu, pH, cairan dan homeostatis. Terdapat 3
macam sistem peredaran darah yaitu, sistem difusi, sistem peredaran darah terbuka dan sistem
peredaran darah tertutup. Sistem difusi ini terjadi pada invertebrata seperti protozoa, amoeba
maupun hydra. Sistem peredaran darah terbuka sendiri memiliki arti setiap peredaran
darahnya tidak selalu berada di dalam pembuluh darah contohnya di athropoda. Selanjutnya
terdapat sistem peredaran darah tertutup yang mana peredaran darahnya selalu terdapat pada
dalam pembuluh darah misal di annelida, mollusca dan vertebrata. Lalu alat pemeriksaan
terdapat stetoskop, USG dan juga EKG.

5.2 Saran

SEMANGAT TERUS KAK!!


DAFTAR PUSTAKA

Antonifsa Y., dan Wiryadinata R., 2010. Ekstraksi ciri pada isyarat Suara Jantung
Menggunakan Power Spectral Density Berbasis Metode Welch. Media Informatika
Vol. 6 No. 1.
Fouras A., Kitchen M.J., Dubsky S., Lewis R.A., Hooper S.B., dan Hourigan K., 2010. The
Past, Present, and Future of x-ray Technology for in vivo Imaging of Function and
Form.Journal of Applied Physics.
Istiqomah, T., Ratnayanti W.K., Candra F.S.A., 2017, Pengembangan Elektrokardiografi
(EKG) Portable Sebagai Wujud Teknologi Tepat Guna. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Kurniasih.N.P. 2016. Perancangan Sistem Akuisisi Data Berbasis Arduino unutk Pengenalan
Ciri Sinyal Suara Paru dan Jantung. [SKRIPSI] Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.
Nawira. 2016. Analisis Statistik dan Dimensi Fraktal Sinyal Suara Jantung
(Phonocardiogram) [SKRIPSI]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Primarizky H., Novanto N., Ikawati A., 2012. Laporan Khusus: Polycystic Kidney Disease
(PKD) pada Kucing. VetMedika J Klin Vet, Vol. 1 No. 1
Purnamasari R., Santi D.R., 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN
Sunan Ampel.
Rona T.L., Suartha I.N., Budiasa M.K., 2016. Frekuensi Detak Jantung Sapi Bali Betina Pada
Kebuntingan Trimester ke II. Buletin Veteriner Udayana. Vol. 8 No. 2: 106 – 111.

Anda mungkin juga menyukai