Anda di halaman 1dari 2

Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa VIII-A SMPIT Insan Kamil

Wonoayu Dalam Megikuti Kegaiatan Sholat Duhah Kelas Dengan Metode

Peer Tutoring (Tutor Sebaya)

Sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menanamkan karakter serta budi
pekerti luhur kepada para siswa, kegaitan sholat dhuha di SMPIT Insan Kamil merupakan
sebuah kegiatan yang bersifat wajib, bukan hanya bagi siswa namun juga bagi guru dan staff
yang berada di dalam sekolah.

Perlu di ketahui sebelumnya, SMPIT Insan Kamil merupakan salah satu unit
pendidikan yang berada dalam naungan yayasan pondok pesanten insan kamil al-hidayah, di
mana sebagian besar siswa merupakan santri yang bermukim di pondok pesantren, namun
ada juga siswa yang tidak bermukim di pesantren namun hanya bersekolah formal saja di
SMPIT Insan Kamil saja.

Walaupun merupakan kegiatan wajib, kegiatan sholat dhuha ini nyatanya masih belum
dapat terlaksana dengan maksimal, hal ini di karenakan masih ada sebagian kecil siswa yang
tidak mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini terbukti dari dari absensi kegiatan yang di lakukan
oleh masing-masing wali kelas, di mana pada setiap kelas masih terdapat 4-7 orang yang
tidak mengikuti kegiatan sholat Dhuhah berjamaah tanpa ada alasan yang jelas (seperti sakit,
izin, haid), tidak terkecuali pada kelas 8-A.

Dari 34 jumlah siswa yang ada di kelas 8-A hanya ada sekitar 27-30 siswa yang
mengikuti kegiatan sholat dhuhah secara rutin, artinya 4-7 siswa tidak mengikuti kegiatan
sholat Dhuhah berjamaah tanpa ada alasan yang jelas. Biasanya saat bel kegiatan berdering,
para guru, terutama wali kelas akan berkeliling di sekitar lingkungan sekolah untuk mengajak
para siswa agar segera mengambil air wudlu sekaliagus mencari siswa yang sengaja
bersembunyi guna menghindari kegiatan sholat dhuha. Walaupun sudah di lakukan upaya
pemberian sanksi kepada siswa yang tidak mengikuti kegiatan ini, tetapi masih banyak di
temukan siswa yang membolos dari kegiatan ini. Jika melihat dari pernyataan wali kelas
VIII-A, kebanyakan siswa yang tidak mukim di pondok-lah yang tidak mengikuti kegiatan
ini, baik laki-laki maupun perempuan.
Untuk itu, tentu di perlukan sebuah solusi yang efektif untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan ini, salah satunya adalah metode tutor teman sebaya. Penulis
disini tertarik dengan metode ini dikarenakan ada pembeda antara metode ini dengan metode
lain, yang membedakan metode Tutor sebaya dengan lainnya adalah dapat memberi rasa
nyaman pada siswa pada saat mereka di ajak dan di ingatkan oleh teman mereka dari pada
guru mereka. Menurut Suharsimi Arikunto ada kalanya siswa lebih mudah menerima jika di
beri penjelasan oleh teman sebayanya, siswa juga dapat lebih termotivasi jika melihat teman
sebayannya rajin mengikuti kegiatan dan merasa sungkan apabila ia tidak mengikuti ajakan
temannya untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai