a. Nama : Ny. Sc
b. Umur : 44 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 01 Juli 1976
e. Agama : Islam
f. Suku Bangsa : Jawa
g. Status Pernikahan : Menikah
h. Pendidikan Terakhir : SD
i. Alamat Paisen : Probolinggo
j. Pekerjaan : Pedagang Kentang
k. Waktu Pemeriksaan : Tanggal: 28 Juni 2022 Jam : 22.00 WIB
l. Pemeriksaan : dr. Maya / DM Sururoh Mujahadah
II. Anamnesis (5W+1H)
1. Keluhan Utama :
Percobaan bunuh diri
2. Autoanamnesis
Pasien perempuan berusia 44 tahun, datang ke IGD RSJ Radjiman
Wediodiningrat Lawang diantar oleh anak dan menantunya pada hari Selasa, 28 Juni
2022, pada pukul 22.00 WIB. Pasien masuk ke IGD dengan berjalan sendiri tanpa
dibantu oleh orang lain. Pasien berpenampilan wajar menggunakan jubah panjang
berwarna hijau tosca, dengan kerudung panjang warna senada, dan sandal jepit sebagai
alas kaki. Roman wajah pasien sesuai dengan usia, badan tidak berbau. Pada saat di
IGD, pasien cenderung banyak bercerita terhadap pemeriksa, kooperatif dan
komunikatif. Kontak mata pasien menurun karena pasien cenderung selalu melihat ke
arah atas (dalam posisi berbaring) dan tidak bisa menatap pemeriksa dan kontak verbal
baik. Saat dilakukan anamnesa, pasien dapat menjawab dan menyebutkan dengan tepat
saat ditanyakan nama, usia, tempat tinggal, sedang berada dimana, waktu pemeriksaan,
datang bersama siapa dan alasan mengapa dibawa ke sini. Pasien mengatakan jika
akhir-akhir ini mulutnya selalu ngoceh dan tidak bisa diam. Keluhan tidak bisa diam
ini dirasakan sudah hampir 2 mingguan. Pasien juga mengatakan jika sulit tidur malam
dan sering terbangun, dikarenakan akhir-akhir ini pasien merasakan jika pikirannya
terasa tidak tenang. Pikiran tidak tenang ini dirasakan pasien semenjak selama sebulan
setengah ini hasil dagang kentangnya selalu dirasa merugi. Pasien juga sedikit merasa
tertekan karena selama ini suami pasien selalu menargetkan keuntungan dalam
berjualan kentang terlalu tinggi, namun ternyata hasil yang didapatkan selama ini tidak
sesuai dengan ekspektasi yang sudah ditargetkan. Pasien juga mengatakan jika
akhir-akhir ini sudah jarang berkumpul dengan suaminya dikarenakan suami sudah
menikah lagi sejak tahun lalu (2021), sehingga setiap harinya pasien dirumah selalu
tidur bersama dengan ibunya. Pasien mengatakan pasien tinggal bertiga bersama kedua
orangtuanya saja, sedangkan suami tinggal dirumah yang berbeda bersama istri kedua.
Pasien memiliki 1 anak laki-laki yang sudah menikah, dan sudah tinggal terpisah
dengan pasien. Pasien mengaku mempunyai 1 adik laki-laki yang juga sudah menikah
dan tidak tinggal 1 rumah, namun rumah nya berdekatan. Pasien mengatakan jika
selama ini hubungan dengan adiknya tidaklah harmonis, dikarenakan pasien yang
selalu merengek-rengek ke adiknya namun tidak pernah direspon oleh sang adik,
sehingga membuat adik jarang mengunjungi pasien dirumahnya. Pasien juga
mengatakan jika hubungan bersama adik tidak harmonis juga disebabkan oleh karena
ada persaingan perdagangan antara keduanya. Pasien merasa jika setelah sang adik
sudah sukses dalam berdagang sifatnya menjadi berubah dan tidak lagi peduli dengan
pasien, padahal pasien lah yang mengajari sang adik dalam berdagang sebelumnya.
Pasien juga mengaku jika selama ini pasien sering mendengar bisikan-bisikan di
telinganya yang menyuruhnya untuk tertawa, dan pasien selalu mengikuti apa yang
disuruh oleh bisikan yang didengar tersebut. Dan juga pasien mengatakan jika sering
melihat bayangan orang banyak yang sedang melompat-lompat di depan matanya.
Pasien juga mengaku jika sering memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya
karena merasa tidak tahan dengan sakitnya yang tidak kunjung sembuh serta selama
ini pasien merasa sudah sangat berdosa terhadap orangtua dan anaknya. Sehingga
pasien kerap kali melakukan percobaan bunuh diri seperti akan melompat ke dalam
sumur, terjun dari lantai 2 bahkan 3 hari sebelumnya pasien sempat ingin gantung diri
dirumahnya. Namun setiap kali pasien akan melakukan percobaan bunuh diri selalu
dicegah oleh keluarganya. Selain itu pasien juga mengatakan jika selalu menyakiti diri
sendiri seperti memukul-mukul dada dengan keras, menjatuhkan diri dari tangga lantai
2, dan membanting tubuh ke lantai dengan keras. Semua keluhan ini dirasakan pasien
sekitar 3 tahun ini. Pasien mengatakan jika rutin kontrol namun obatnya jarang
diminum karena selalu lupa. Pasien mengaku jika dirumah tidak diperbolehkan keluar
rumah oleh keluarga nya, dikarenakan selalu mengoceh di depan warga-warga. Pasien
juga mengaku jika dirumah pasien sering marah-marah sambil teriak-teriak dan
membanting barang-barang yang ada dirumah serta membanting pintu.
3. Heteroanamnesis (didapat dari menantu pasien)
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan, didapatkan pasien mengalami
F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik + Z91.1 Ketidakpatuhan
terhadap pengobatan, dipicu oleh faktor pekerjaan. Kondisi pasien memilik GAF
scale 20-11. Dari hasil yang di dapat, pasien mendapat terapi Sertralin 50 mg
diminum 1 x sehari pada waktu pagi dan Clozapine 25 mg diminum 1 x sehari pada
waktu malam. Dapat juga diberikan terapi non-farmakologi berupa support dari
keluarga dan lingkungan dengan cara menjelaskan mengenai penyakit yang diderita.