Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PEMBELAJARAN

1. SALAM
Guru…Selamat pagi anak-anak sekalian
Siswa…..selamat pagi pak guru
Guru…..Apa kabar ?
Siswa…Puji tuhan kabar baik
Guru…amin.. puji tuhan kabar kita baik
Guru….sebelum memulai proses mengajar dan belajar mari kita minta pertolongan
tuhan agar tuhan beri kekuatan dan pengetahuan kepada kita supaya kita bisa
mengerti dan memahami apa yang kita belajar
Sery suhun silahkan memimpin doa..?
Terima kasih sery yang telah memimpin kita doanya
Sebelum mulai proses belajar dan mengajar kita pak guru cek kehadiran/ absen.
Sebelum memulai aktifitas kita pada pagi ini mari kita tenangkan hati dan pikiran
kita.
Materi pada hari ini adalah:
“Menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan”
Tujuan pembelajaran kita adalah
Terlibat aktif dalam proses pembelajaran, memiliki rasa ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat.
 Menjelaskan faktor dinamika dan proyeksi kependudukan
 Menganalisis mobilitas penduduk
 Memahami berbagai sumberdata kependudukan.
 Membuat model piramida penduduk melalui aplikasi Excel
Apa itu dinamika kependudukan……..?
Dinamika penduduk adalah perubahan komposisi penduduk yang diakibatkan oleh
beberapa faktor. Faktor alami, yakni kematian dan kelahiran, dan faktor non alami yaitu
migrasi.

Apa itu kelahiran


Kelahiran merupakan faktor dinamika kependudukan yang menambah jumlah penduduk,
ada beberapa istilah yang sering digunakan antara lain, natalitas (kelahiran), fertilitas
(kesuburan) istilah-istilah ini hampir memiliki kesamaan makna.

Apa itu kematian


Angka kematian menunjukkan jumlah kematian per 1000 penduduk. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya angka kematian antara lain:

Faktor pendukung:

 Kurang sadar tentang kesehatan;


 kurangnya fasilitas kesehatan;
 kecelakaan lalu lintas
 bencana alam;
 perang;
 budaya bunuh diri.

Apa itu migrasi


Migrasi adalah perpindahan penduduk yang bersifat menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melampaui batas administrasi suatu wilayah. Pada ranah negara migrasi terbagi dua,
Imigrasi (penduduk dari luar masuk) dan Emigrasi (penduduk dari dalam pindah ke luar)
Menampilkan media gambar

Menampilkan video https://youtobe.be/X6ACBfoM7h0


Setelah melihat gambar dinamika penduduk dan video dinamika kependudukan apa
yang mencul di benak anak anak…?
Guru memberikan lembar kerja.
1. Menganalisis mobilitas penduduk...?
Pertanyaan paling mendasar dalam menelaah mobilitas penduduk adalah: mengapa
penduduk memutuskan untuk pindah atau tetap tinggal di tempat asalnya? Sehubungan
dengan pertanyaan ini, para pakar ilmu sosial melihat mobilitas penduduk dari sudut
proses untuk mempertahankan hidup (Wilkinson:1973; Broek, Julien Van den:1996).
Proses mempertahankan hidup ini harus dilihat dalam arti yang luas, yaitu dalam konteks
ekonomi, sosial, politik, maupun budaya. Meskipun demikian, banyak studi
memperlihatkan bahwa bentuk-bentuk keputusan serta motivasi yang diambil oleh
induvidu akan sangat berlainan, antara karena alasan ekonomi dengan karena alasan
politik (Peterson,W:1995; Kunz, E.F.;1973). Perpindahan atau migrasi yang didasarkan
pada motif ekonomi merupakan migrasi yang direncanakan oleh individu sendiri secara
sukarela (voluntary planned migraton). Para penduduk yang akan berpindah, atau migran,
telah memperhitungkan berbagai kerugian dan keuntungan yang akan di dapatnya
sebelum yang bersangkutan memutuskan untuk berpindah atau menetap ditempat
asalnya. Dalam hubungan ini tidak ada unsur paksaan untuk melakukan migrasi.

2. Menganalisis kualitas penduduk....?


Masalah kualitas penduduk adalah masalah dalam kemampuan Sumber daya
manusianya.Kualitas penduduk ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti
tingkat pendidikan,tingkat kesejahteraan yang kemudian dapat berpengaruh terhadap
pendapatan per kapita penduduk tersebut.Jika pendapatan per kapita suatu penduduk
rendah,maka secara otomatis orang orang tidak dapat bersekolah dan menyebabkan
kualitas pendidikan penduduk rendah,begitu juga sebaliknya.

3. Memahami berbagai sumber data kependudukan...?

Sumber data adalah sebuah data statistik yang dikeluarkan oleh instansi resmi,
pemerintahan, dan juga badan swasta ataupun perorangan. Data ini bisa berupa berbagai
macam bentuk, grafik, angka, tabel dan berbagai macam data statistik lainnya. Nah,
untuk sumber data kependudukan sendiri di Indonesia ada sebuah badan resmi
pemerintah yang bertugas untuk mengumpulkan, menerbitkan, dan juga mengolahnya,
yaitu BPS (Badan Pusat Statistik).
BPS selaku badan resmi statistik pemerintah indonesia menggunakan beberapa metode
pengumpulan data. Berdasarkan dari cara pengumpulan data ini, data dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Data Primer : Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung.
2. Data Sekunder : Data yang diambil dari berbagai sumber resmi lainnya.
Untuk mengetahui piramida penduduk diperlukan beberapa langkah, sehingga kita bisa
mendapatkan sumber data kependudukan ini dengan tepat. Menurut ilmu statistik sendiri
metode yang dilakukan untuk menghitung jumlah penduduk yang ada di Indonesia,
adalah sebagai berikut:

1. Sensus Penduduk
Cara mengetahui jumlah penduduk di Indonesia, atau bahkan digunakan juga di beberapa
negara lain adalah sensus penduduk. Sensus penduduk adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan data penduduk yang ada
di suatu wilayah.
Di Indonesia sendiri biasanya pengadaan sensus penduduk diadakan pada tahun yang
berakhiran nol (0). Bisa dibilang sensus ini diadakan setiap 10 tahun sekali dan manfaat
sensus penduduk ini sangat menentukan kondisi suatu wilayah kedepannya. Ada
beberapa sensus yang bisa dibagi lagi menjadi beberapa bagian.

 Sensus berdasarkan jenis: Seperti sensus penduduk, sensus tempat tinggal, sensus pabrik
dan industri, sensus pertanian.
 Sensus berdasarkan tempat tinggal: Dibagi menjadi defacto dan dejure. Defacto , tidak
membedakan penduduk asli atau pendatang semua orang dicatat pada saat sensus
penduduk dilakukan. Dejure, menunjukkan bukti tempat tinggal, biasanya berupa KTP
(Kartu Tanda Penduduk), untuk bisa dicatat saat adanya sensus.
 Berdasarkan Cara Pengumpulan Data: Dibagi menjadi house
holder dan Canvaser. House Holder, dilakukan oleh kepala rumah tangga yang mengisi
data sendiri untuk kemudian dikumpulkan. Canvaser, dilakukan oleh petugas sensus
mendatangi dan bertanya kepada pihak keluarga pemilik rumah.

2. Registrasi Penduduk
Di Indonesia registrasi penduduk sudah dilakukan sejak abad ke-19. Registrasi penduduk
adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah setempat bekerja sama dengan keluarga
mencatat peristiwa penting kelahiran, kematian, pernikahan, pengangkatan anak (adopsi)
dan peristiwa penting lainnya.
Tujuan dari registrasi adalah pengumpulan data yang bisa di proses guna perencanaan
lebih lanjut dalam sebuah pemerintahan. Proses registrasi penduduk sendiri masih
terdapat berbagai kelemahan yang terjadi seperti, data yang kurang tepat sehingga tidak
mencerminkan data sebenarnya.

3. Survei Penduduk
Terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara survei penduduk dan sensus penduduk.
Survei penduduk adalah proses pengambilan data penduduk menggunakan sampel data.
Jadi menggunakan perhitungan statistik data sampel diambil, sampel tersebut mewakili
beberapa kelompok penduduk.
Nah jadi dengan cara seperti itu sumber data kependudukan diperoleh, sehingga setelah
data diperoleh kemudian langkah selanjutnya adalah menyajikan data dengan berbagai
analisanya untuk ditampilkan dan diumumkan kepada publik.

Il memberikan kesempatan untuk diskusi


Memberikan kesempatan untuk presentasi
Kesimpulan
Penutup
Memberikan tugas
Guru menyampaikan materi berikut
Jaga kesehatan
Doa penutup
Salam penutup
Faktor Dinamika dan Proyeksi Kependudukan
Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh empat faktor
yang dapat dipersempit menjadi dua faktor, faktor alami, yaitu kematian dan kelahiran, dan
migrasi berupa migrasi datang, dan migrasi pergi.
Dalam konteks negara dapat dirumuskan:

PPt = (L-M)+(I-E)

Keterangan:

PPt         : Pertumbuhan penduduk tahun akhir perhitungan

L             : Jumlah kelahiran dalam periode tahun tertentu

M           : jumlah kematian dalam periode tahun tertentu

I              : Jumlah imigrasi dalam periode tahun tertentu

E             : Jumlah emigrasi dalam periode tahun tertentu

Sementara pertumbuhan penduduk total, diperoleh dengan membagi PPt dengan jumlah
penduduk total pada periode tertentu di kalikan 100.

Persentase Pertumbuhan penduduk Total = PPt / P0


Keterangan:

P0           : Jumlah penduduk awal tahun

Kelahiran
Kelahiran merupakan faktor dinamika kependudukan yang menambah jumlah penduduk, ada
beberapa istilah yang sering digunakan antara lain, natalitas (kelahiran), fertilitas (kesuburan)
istilah-istilah ini hampir memiliki kesamaan makna.
Faktor mendukung kelahiran dipengaruhi oleh faktor pendukung (pro-natalitas), antara lain:

1. Pernikahan pada usia muda;


2. Nilai anak, yang memandang anak membawa rezeki;
3. Keinginan memperoleh anak laki-laki sebagai budaya paternal, anak laki-laki adalah pewaris
keturunan;
4. Belum sampainya program keluarga berencana.
Faktor yang menghambat kelahiran (anti-natalitas) adalah:

1. Pelaksanaan program keluarga berencana;


2. Nilai anak, yang menganggap anak sebagai beban ekonomi;
3. Penundaan usia perkawinan;
4. Kebijakan instansi yang membatasi insentif tunjangan untuk anak.
Angka kelahiran dapat diklasifikasi atas angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR), angka
kelahiran umum (general fertility rete/GFR), dan angka kelahiran menurut kelompok umur (age
specific birth rate/ASFR)
 

CBR= B / P x k

Keterangan:

CBR        : angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR);


B             : jumlah bayi lahir yang hidup pada periode tahun tertentu;
P             : jumlah penduduk pada pertengahan tahun;

k             : konstanta, biasanya 1000

GFR        : B / Pf (15-49) x k
Keterangan:

GFR        : angka kelahiran umum (general fertility rete/GFR);


B             : jumlah bayi lahir yang hidup pada periode tahun tertentu;

Pf            : jumlah wanita berusia produktif pada pertengahan tahun;


k             : konstanta, bisanya 1000.

ASBRx=Bx / Px x k
Keterangan:

ASBRx      : angka kelahiran menurut kelompok umur x tahun.


Bx               : jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu;
Px            : jumlah wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama;
x             : kelompok umur (x= 1, wanita kelompok umur 15 – 19 tahun, x=2, 20-27 tahun, …,

x=7, 45-49 tahun)

k             : konstanta, bisanya 1000.

Kematian
Angka kematian menunjukkan jumlah kematian per 1000 penduduk. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya angka kematian antara lain:

Faktor pendukung:

1. Kurang sadar tentang kesehatan;


2. kurangnya fasilitas kesehatan;
3. kecelakaan lalu lintas;
4. bencana alam;
5. perang;
6. budaya bunuh diri.
Faktor penghambat:

1. Tingginya kesadaran kesehatan;


2. fasilitas kesehatan dan jumlah dokter yang memadai;
3. lingkungan yang bersih dan sehat;
4. ajaran yang melarang bunuh diri.
Angka kematian terdiri atas angka kematian kasar (crude birth rate/CBR) dan angka kematian
menurut kelompok umur (age specific death rate/ASDR)
CDR= D / P x k

Keterangan:

CDR       : angka kematian kasar;

D            : jumlah kematian dalam periode tahun tertentu;

P             : jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu;

k             : konstanta, bisanya 1000.

ASDRx= Dx / Px x k


ASDRx    : angka kematian menurut kelompok umur tertentu pada tahun tertentu
Dx          : jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok umur x pada tahun tertentu;

Px           : jumlah penduduk pada kelompok umur x pada pertengahan tahun;

x             : kelompok umur;

k             : konstanta, bisanya 1000.

IMR= D0 / B x k
IMR        : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu;
D0          : jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu;

B             : jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama;

k             : konstanta, bisanya 1000.

Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang bersifat menetap dari suatu tempat ke tempat lain
melampaui batas administrasi suatu wilayah. Pada ranah negara migrasi terbagi dua, Imigrasi
(penduduk dari luar masuk) dan Emigrasi (penduduk dari dalam pindah ke luar).

Angka Migrasi Masuk

mi = I / P x k
mi           : angka migrasi masuk per 1000 penduduk pada tahun tertentu;
I              : jumlah imigran masuk pada tahun tertentu;

P             : jumlah penduduk pada pertengahan tahun;

k             : konstanta, bisanya 1000.

Angka Migrasi Keluar

me = E / P x k
me          : angka migrasi masuk per 1000 penduduk pada tahun tertentu;
E             : jumlah penduduk keluar negara pada tahun tertentu;

P             : jumlah penduduk pada pertengahan tahun;

k             : konstanta, bisanya 1000.

 
Angka Migrasi Neto

mn = ((I – E) / P) x k
mn          : angka migrasi masuk per 1000 penduduk pada tahun tertentu;
I              : jumlah imigran masuk pada tahun tertentu;

E             : jumlah penduduk keluar negara pada tahun tertentu;

P             : jumlah penduduk pada pertengahan tahun;

k             : konstanta, bisanya 1000.

Angka Migrasi Bruto

mg = ((I + E) / (P1 + P2)) x k


mg             : angka migrasi bruto;
I              : jumlah imigran masuk pada tahun tertentu;

E             : jumlah penduduk keluar negara pada tahun tertentu;

P1           : jumlah penduduk di tempat tujuan;

P2           : jumlah penduduk di tempat asal;

k             : konstanta, bisanya 1000.

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dapat digunakan untuk
memproyeksikan jumlah penduduk di tahun akan datang. Proyeksi penduduk adalah perkiraan
jumlah penduduk pada tahun tertentu dengan perhitungan matematis.

Beberapa rumus dapat digunakan untuk mengalkulasi jumlah penduduk antara lain:

Rumus geometri;

Pn = P0 (1 + r)n


Pn           : jumlah penduduk pada tahun n
P0           : jumlah penduduk pada tahun dasar perhitungan
n             : lama tahun (tahun proyeksi dikurang tahun awal perhitungan)

r              : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)

Rumus aritmetika;

Pn = P0 (1 + rn)


Pn           : jumlah penduduk pada tahun n
P0           : jumlah penduduk pada tahun dasar perhitungan
n             : lama tahun (tahun proyeksi dikurang tahun awal perhitungan)

r              : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)

Rumus aritmetika;

Pn = P0 x ern


Pn           : jumlah penduduk pada tahun n
P0           : jumlah penduduk pada tahun dasar perhitungan
n             : lama tahun (tahun proyeksi dikurang tahun awal perhitungan)

r              : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)

e             : bilangan eksponensial = 2,7182818

Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja


Mobilitas penduduk merupakan pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah lain, baik untuk
sementara, atau untuk waktu yang lama, atau untuk menetap secara permanen. Yang termasuk
dalam mobilitas permanen antara lain:

1. urbanisasi, atau perpindahan penduduk dari desa ke kota;


2. ruralisasi, kembalinya penduduk kota yang telah urbanisasi ke desa;
3. transmigrasi, perpindahan penduduk dari satu daerah untuk menetap di daerah lain yang
ditetapkan dalam wilayah Republik Indonesia.
4. emigrasi, perpindahan penduduk dari tanah air ke luar negeri;
5. imigrasi, perpindahan warga luar negeri ke wilayah RI;
6. remigrasi, kembalinya penduduk yang telah imigrasi ke dalam negeri.
Termasuk dalam mobilitas non permanen adalah:

1. komutasi atau mobilitas ulang-alik, atau aktivitas pergi-pulang yang dilakukan kurang dari 24
jam;
2. sirkulasi, pergi yang dilakukan dengan menginap di tempat tujuan;
Sementara mobilitas tenaga kerja terdiri dari dua jenis, stayers atau tenaga kerja yang bekerja di
lokasi yang sama dengan lokasi tinggal, dan movers atau pekerja yang bekerja di lokasi yang
berbeda dengan tempat tinggalnya.
 

Kualitas Penduduk dan Indeks Pembangunan Manusia


Kualitas penduduk merupakan hal penting untuk diketahui, pemetaan kualitas penduduk dapat
memudahkan pemerintah untuk menyusun program strategi peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDA). Kualitas penduduk merupakan kondisi penduduk pada aspek fisik maupun non
fisik yang meliputi derajat kesehatan, pengetahuan, produktivitas, kemandirian dll.

Tiga komponen yang menjadi dasar melihat kualitas penduduk. Pertama kesehatan, yang bisa
menjadi tolak ukur untuk menilai kesehatan masyarakat adalah:
1. angka kematian bayi, angka yang menunjukkan angka kematian bayi 0 tahun dari setiap
kelahiran, dan;
2. angka harapan hidup, adalah perkiraan rata-rata umur seseorang yang diharapkan dapat terus
hidup.
Kedua, Pendidikan. Indikator yang diambil untuk melihat kualitas pendidikan ada tiga:
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS), APS proporsi anak sekolah pada usia jentang pendidikan
tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. 7 – 12 tahun
(SD), 13 – 15 tahun (SLTP), 16 – 18 tahun (SLTA), 19 – 24 tahun (Perguruan Tinggi);
2. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan atau jentang pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh
warga, dan;
3. Angka melek huruf, persentase penduduk yang telah dalam membaca dan menulis.
Ketiga Pendapatan Per Kapita, per capita income (PCI) adalah pendapatan rata-rata penduduk
pada satu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dengan membagi Pendapatan
Nasional Bruto (PNB) atau gross national product (GNP), di bagi jumlah total penduduk.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tahun 1990 United Nation of Development Program (UNDP) pertama kali menetapkan IPM
atau human development index (HDI) untuk mengukur kualitas pembangunan sumber daya
manusia di dunia dan kemudian membuat peringkat negara-negara berdasarkan IPM.

Tiga dimensi pembentuk IPM antara lain; umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan
standar hidup layak. Empat indikator yang digunakan antara lain:

1. Angka Hidup Saat Lahir (AHH);


2. Angka Melek Huruf (AMH);
3. PDB per kapita atau PCI.
Menurut BPS pada situsnya, Pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan.
Pada tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 70,81. Angka ini
meningkat sebesar 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90 persen dibandingkan tahun 2016.

Bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,06 tahun, lebih
lama 0,16 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir tahun sebelumnya. Anak-anak yang
pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85
tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada tahun
2016. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan
selama 8,10 tahun (kelas IX), lebih lama 0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun
2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita
sebesar 10,66 juta rupiah per tahun, meningkat 244 ribu rupiah dibandingkan pengeluaran tahun
sebelumnya.

Bonus Demografi dan Dampaknya terhadap Pembangunan


Dalam terbitan BPS, Analisis Statistik Sosial, Bonus Demografi dan Pertumbuhan
Penduduk, Bonus demografi merujuk pada fenomena penambahan jumlah penduduk usia kerja
yang membawa keuntungan bagi perekonomian. Bonus demografi didefinisikan sebagai sebuah
penambahan penduduk pada kelompok usia kerja yang walaupun meningkatkan jumlah
penduduk total, dipandang sebagai sebuah keuntungan yang tidak terelakkan (Chandrasekhar,
Ghosh, Roychowdhury, 2006).
Bonus demografi dapat diartikan sebagai keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan
angka ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan fertilitas
jangka panjang (Adioetomo, 2007). Istilah bonus demografi yang diartikan sebagai sebuah
keuntungan berdasar pada konsep dasar dalam demografi yaitu indikator angka
ketergantungan/rasio beban ketergantungan.

Bagaimana bonus demografi ini terjadi. Perubahan struktur umur penduduk ini dapat terjadi
karena adanya proses transisi demografi secara berkelanjutan dan berjangka panjang. Mula-mula
tingkat mortalitas harus diturunkan, melalui pelayanan kesehatan yang baik. Penurunan kematian
bayi tidak langsung diikuti dengan penurunan fertilitas. Penurunan kematian bayi menyebabkan
lebih banyak bayi yang survive, dapat terus hidup mencapai usia yang lebih tinggi. Setelah
beberapa lama, tingkat fertilitas akhirnya akan menurun juga. Kalau sudah demikian, maka
terjadilah pergeseran distribusi penduduk menurut umur, yang menyebabkan menurunnya rasio
ketergantungan penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif.
Dalam perjalanan waktu, kondisi kependudukan mengalami perubahan. Perubahan penduduk
terjadi dari tingkat pertumbuhan stabil tinggi (fertilitas dan mortalitas tinggi) ke tingkat
pertumbuhan rendah (fertilitas dan mortalitas rendah). Pada teori Transisi Demografi, perubahan
fenomena kependudukan terjadi dalam beberapa tahap.
Menurut Todaro, fase pra transisi, pada fase ini angka kelahiran dan kematian sama-sama tinggi.
Yang kedua masa transisi, masa transisi dibagi menjadi tiga periode oleh Todaro, permulaan
transisi, pertengahan transisi dan akhir transisi.

Masa akhir transisi lebih merujuk pada awal terjadinya tahap ketiga dalam transisi demografi.
Pada masa akhir transisi, tingkat mortalitas konstan atau menurun sedikit, tingkat kelahiran
sedang-rendah atau menurun. Kesehatan masyarakat sudah baik dan pengetahuan tentang
kontrasepsi meluas. Ketika transisi telah benar-benar memasuki tahap ketiga, yang merupakan
fase pasca transisi, upaya-upaya modernisasi serta pembangunan yang menyebabkan turunnya
tingkat fertilitas telah dilakukan. Di ujung tahapan ketiga, tingkat kelahiran berhasil diturunkan
cukup tajam sampai sama rendahnya dengan tingkat kematian sehingga pertambahan penduduk
sangat rendah.

Bonus demografi telah dialami negara-negara Eropa sekitar tahun 1950-2000, dan beberapa
negara Asia antara tahun 1960-1990, bonus demografi dapat meningkatkan laju perekonomian
Indonesia, karena peningkatan jumlah penduduk usia produktif berkali lipat dari penduduk usia
tidak produktif.

Permasalahan yang Diakibatkan oleh Dinamika Kependudukan


Perubahan jumlah penduduk tentu memiliki dalam dampak dan efek yang beragam terutama
pada ketersediaan dan kecukupan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup layak manusia.
Seperti dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus dalam teori populasinya. Walaupun tren
pertumbuhan penduduk terus menurun, namun grafik jumlah penduduk dunia terus meningkat.

Beberapa permasalahan yang diakibatkan oleh dinamika kependudukan antara lain; ledakan
penduduk, serta sebaran penduduk yang tidak merata.

Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk adalah keadaan penduduk dengan laju pertumbuhannya yang cepat karena
tingkat kelahiran yang tinggi, sedang tingkat kematian menurun secara tajam. Populasi dunia
terus meningkat dalam 70 tahun terakhir, kurun 1830 sampai 1930 populasi dunia meningkat dua
kali lipat dari 1 milyar menjadi 2 milyar jiwa. Tahun 2018 jumlah penduduk dunia telah
mencapai 7,5 juta jiwa.

Pertambahan penduduk yang tidak dikendalikan akan menimbulkan permasalahan-permasalahan


seperti:

1. Kurangnya kesempatan kerja, akan menimbulkan pengangguran dan peningkatan kejahatan;


2. kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara serampangan, akan menimbulkan bahaya erosi,
tanah longsor dan bahaya banjir;
3. adanya pemusatan penduduk akibat urbanisasi, akan menyebabkan ketertiban dan keberhasilan
lingkungan yang tak terkontrol;
4. meningkatnya penduduk usia sekolah, akan menyebabkan masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesempatan mengenyam pendidikan dan biaya pendidikan;
5. ketersediaan tempat tinggal yang kurang, akan mengakibatkan banyaknya perumahan-
perumahan liar yang sangat mengganggu keindahan dan ketertiban di kota;
6. ketersediaan air bersih yang kurang, akan mengakibatkan terganggunya kesehatan.
Melihat permasalahan-permasalahan kependudukan di atas, maka pemerintah telah melakukan
upaya-upaya untuk mengatasinya antara lain:

1. Pembatasan kelahiran bayi dengan program keluarga berencana melalui semboyan “catur
warga”. (Catur warga terdiri dari bapak, ibu dan dua anak, laki-laki perempuan sama saja);
pembatasan usia perkawinan; pembatasan tunjangan anak bagi PNS; program pendidikan formal
di sekolah-sekolah maupun penyuluhan-penyuluhan yang berlangsung kepada masyarakat;
2. pelaksanaan program transmigrasi sebagai upaya untuk mengatasi pemusatan
penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata;
3. pembangunan gedung-gedung sekolah baru beserta fasilitasnya, penyelenggaraan sekolah
terbuka, kejar paket sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan mengenyam pendidikan,
dan penyelenggaraan beasiswa bagi siswa tak mampu dan berprestasi;
4. pembangunan perumahan-perumahan murah baik rumah sederhana, maupun rumah sangat
sederhana, untuk mengatasi ketersediaan perumahan yang kurang,
5. penyelenggaraan hutan lindung, reboisasi, penghijauan serta melarang pertanian sistem ladang
berpindah untuk mengatasi kerusakan hutan;
6. pembangunan industri-industri baru, pusat-pusat perdagangan dan pariwisata sebagai upaya
mengatasi kurangnya kesempatan kerja.
 

Sebaran Penduduk yang Tidak Merata


Permasalahan lain dari dinamika kependudukan Indonesia adalah persebaran penduduk yang
tidak merata. Menurut data BPS 2016, Jakarta menjadi daerah terpadat di Indonesia dengan
tingkat kepadatan kasar per kilo meter persegi sebesar 15,5 ribu jiwa, di susul Jawa Barat 1, 3
ribu jiwa, Banten 1,3 ribu jiwa, DIY 1,2 ribu jiwa, Jawa Tengah 1 ribu jiwa, Jawa Timur dan
Bali masing-masing 817,48 dan 726,25 jiwa. Penduduk Indonesia hanya bertumpuk di Pulau
Jawa dan Bali saja, sementara di pulau lian, masih jarang penduduknya.

Daerah terjarang penduduknya adalah Provinsi Papua dan Papua Barat 10 dan 9 jiwa per
kilometer persegi. Fenomena ini bukanlah hal baru, karena upaya transmigrasi telah dilakukan
sejak pemerintahan kolonial tahun 1930 lewat politik etis.

Hal-hal yang mendorong padatnya penduduk Jawa dan Bali adalah:

1. Jawa dekat dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan;


2. sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur;
3. merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
4. tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan;
5. memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar;
Kepadatan penduduk yang amat tinggi utamanya di Jakarta dan wilayah sekitar kota-kota besar
di Pulau Jawa sangat berdampak besar terhadap lingkungan hidup. Ambang batas daya dukung
lingkungan akan terlampaui dengan gelembung jumlah penduduk yang tinggi. Penurunan
kualitas lingkungan antara lain:

1. Sulitnya mencari air bersih;


2. udara yang tercemar;
3. tercemarnya sungai-sungai;
4. tercemarnya laut oleh sampah;
5. terdesaknya lahan pertanian;
6. pencemaran tanah;
7. dll.
Selain lingkungan secara fisik, kepadatan penduduk yang tinggi juga mendorong persaingan
sosial yang tinggi yang berdampak pada tingginya angka kriminalitas, kemacetan lalulintas, dan
penurunan budaya gotong royong dan etika bermasyarakat.

Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan adalah fenomena yang tidak bisa dihindari, karena
semua negara di dunia hampir mengalami persoalan yang sama. Pergeseran dari budaya
pertanian ke Industri menstimulasi tiap orang untuk datang ke kota tempat industri berada.
Upaya mengatasi tidak meratanya persebaran penduduk dengan Transmigrasi dirasa sudah
tidak relevant karena sumber ekonomi masih terletak di Pulau Jawa. Sepertinya hal ini juga
sudah dibaca oleh pemerintah pusat sehingga tidak ada lagi kita dengan berita-berita di media
mana saja yang membahas tentang program transmigrasi.
Yang perlu dilakukan adalah memecah pertumbuhan ekonomi ke daerah dengan menambah
pusat-pusat pertumbuhan di daerah. Dengan demikian daya magnet tidak hanya terkonsentrasi di
Pulau Jawa saja. Pemerintah dan masyarakat harus jeli melihat potensi daerahnya masing-masing
untuk dikembangkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi.

Berikutnya yang harus dilakukan adalah mengedukasi masyarakat untuk cerdas bagaimana hidup
dilingkungan perkotaan bagi warga kota. Hidup dengan keterbatasan lahan, dapat tetap
berkualitas dengan pendekatan yang tepat. Tawarannya antara lain:

1. Pemukiman vertikal;
2. pengolahan sampah terpadu, terintegrasi.
3. transportasi publik yang layak;
4. memperluas ruang terbuka hijau hingga standar 30% dari luas kota.
5. dll.
 

Sumber Data Kependudukan


Sekarang ini mudah sekali kita menjangkau data kependudukan dari masan saja dengan smart
phone yang kita miliki di mana saja. (asal terhubung internet tentunya). Namun kali ini kita akan
mempelajari bagaimana data kependudukan diperolah.
Ada tiga metode untuk memperoleh data kependudukan, yang pertama dengan sensus, kemudian
survei, dan registrasi penduduk.

Sensus
Sensus penduduk adalah pencatatan penduduk di seluruh negara secara serentak dan berkala,
biasanya dilakukan dalam 10 tahun satu kali. Sensus penduduk di Indonesia secara resmi
pertama kali dilakukan tahun 1920 dan 1930  pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada
masa kemerdekaan sensus penduduk telah dilakukan sebanyak enam kali, 1961, 1971, 1980,
1990, 2000, dan terakhir 2010, jika tidak ada halangan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
akan kembali melakukan sensus penduduk tahun 2020.

Menurut jenisnya sensus penduduk terbagi dua. Pertama Sensus De Jure; adalah sensus
penduduk yang ditujukan pada penduduk yang benar-benar warga wilayah tersebut yang
dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kedua Sensus De Facto; adalah
pencacahan penduduk yang ditujukan kepada mereka yang waktu pencacahan berada diwilayah
yang bersangkutan.

Secara metode sensus penduduk juga terbagi dua. Pertama, metode Householder yaitu daftar
yang diisi oleh kepala keluarga dan pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk
sendiri. Kelebihan dari metode ini adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat sebab petugas tidak
harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaan bisa dikirimkan atau dititipkan pada
aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang didapatkan kurang terjamin
kebenarannya sebab ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi
sebenarnya.
Kedua, metode canvasser merupakan metode di mana daftar diisi oleh petugas sesuai dengan
jawaban penduduk. Pelaksanaannya adalah petugas mendatangi tempat tinggal penduduk dan
mengisi daftar pertanyaan. Kelebihan dari metode ini adalah data yang diperoleh lebih terjamin
kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah
waktu yang diperlukan lebih lama sebab jumlah petugas yang terbatas sedangkan wilayah yang
luas.
Survei
Survei adalah metode pengumpulan data penduduk tidak dengan mencatat seluruh populasi, tapi
dengan metode tertentu, sebagian populasi diambil sebagai sampel, akurasi kebenaran data
bergantung dari metode dan pengambilan sampel. BPS biasa melakukan Survei Antar Sensus
(SUPAS) tiap pertengahan tahun sensus.

Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah pencatatan data kependudukan secara continue (berkelanjutan).
Pencatatan ini dilakukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang menginput data
kependudukan. Seperti Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) yang berada di tiap wilayah
kabupaten/ kota.
Pengolahan dan Analisis Data Kependudukan
Pengolahan Data Kependudukan
Data kependudukan yang telah diperoleh dari berbagai metode merupakan data yang penting
untuk dimasukkan dalam data base kependudukan. Data tempat lahir, tanggal lahir, jenis
kelamin, tempat tinggal, penghasilan, pendidikan, agama, dan lain-lain akan menjadi data dasar
untuk pengolahan data dan selanjutnya masuk tahap analisis data.
Analisis Data Kependudukan
Analisis data kependudukan menghasilkan analisa data penduduk berdasarkan komposisi.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan umur, agama, pekerjaan,
penghasilan, dll. komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan umur akan menghasilkan
data piramida penduduk suatu negara. Jika dikaitkan dengan usia produktif dan tidak produktif
angka ini dapat dihitung menjadi angka ketergantungan.

Data jumlah penduduk dikaitkan dengan luas wilayah menjadi parameter menghitung tingkat
kepadatan penduduk. Data satu sensus dengan sensus berikutnya menghasilkan perbedaan
jumlah penduduk dan menjadi acuan tingkat pertumbuhan penduduk, juga dapat jadi acuan
memproyeksikan jumlah penduduk di tahun-tahun berikutnya.

Analisis data kependudukan sangat penting bagi satu negara untuk menentukan kebijakan
pembangunan bagi negara tersebut. Dengan melihat komposisi penduduk negara dalam
mengambil langkah tepat, selain mengatai masalah kependudukan secara khusus, juga masalah
lain di luar aspek kependudukan. Seperti maslah pangan, transportasi, perumahan, ekonomi,
sosial, politik, dll.

Materi 11.1 POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA


BAB BERIKUTNYA

Sumber:

Yasinto Shindu P, Geogarafi untuk SMA/MA Kelas IX, Erlangga, Jakarta 2017

Badan Pusat Statistik: Analisis Statistik Sosial, Bonus Demografi dan Pertumbuhan Penduduk,
Jakarta 2012

Anda mungkin juga menyukai