Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dara Muthazar Bachtiar

Kelas : XII MIPA 1

LKPD KETRAMPILAN PENERAPAN PERSILANGAN DIHIBRID) DIBIDANG


PERTANIAN ATAU PETERNAKAN

 Kompetensi Dasar (KD)


3.5. Menerapkan prinsip pewarisan sifat mahluk hidup berdasarkan hukum Mendel.

 Tujuan :
Setelah selesai pembelajaran tentang dihibrid diharapkan siswa dapat :
- Memberikan contoh menerapkan tentang pewarisan sifat hukum mendel II
Persilangan Dihybrid dalam bidan pertanian atau peternakan

 Dasar Teori
Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya disebut ilmu genetika (berasal dari bahas Latin, yaitu Genos = asal usul).
Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah
lama berkembang hanya belum dipelajari secara sistematis, penelitian mengenai pola-
pola penurunan sifat baru diketahui pada abad ke-19 oleh Mendel.
Pewarisan sifat pada persilangan biasa antara dua individu dapat diterangkan dengan
hukum Mendel I dan II. Hukum Mendel I dikenal dengan “Pemisahan gen sealel”
pembuktiannya dapat dilihat pada persilangan dengan satu sifat beda (monohibrid).
Pada persilangan monohibrid ini diperkenalkan prinsip dominansi dan intermedier.
Sedangkan untuk hokum Mendel II terlihat pada persilangan dengan dua sifat beda
(dihibrid).
Dihibrid berlaku Hukum Mendel II , (Independent Assortment of Genes)
atau hukum berpasangan secara bebas menyatakan bahwa pada saat pembentukkan
gamet, alel mengadakan kombinasi secara bebas . Penggabungan secara bebas ini
maksudnya adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang
lainnya tanpa adanya syarat tertentu

 Cara Kerja :
1. Berikanlah contoh satu persilangan dihybrid galur murni pada peternakan atau
pertanian ( Sifatnya yang tampak Bukan sifat rasa atau kwalitas )
2. Dari contoh persilangan tersebut buatlah diagram persilangannya sampai F2
Persilangan antara tulip berbatang tinggi warna bunga ungu (TTUU) dengan tulip
berbatang pendek berwarna putih (ttuu) dimana batang tinggi (T) merupakan dominan
terhadap batang pendek (t) dan warna bunga ungu (U) dominan terhadap warna bunga
putih (u)
P1 . TTUU X ttuu
Gamet TU tu

F1. TtUu
(Tinggi Ungu)

P2. F1 X F1
TtUu TtUu
(Tinggu Ungu) ( Tinggi Ungu)
Gamet : TU TU
Tu Tu
tU tU
tu tu

System garpu tala seperti : TtUu X TtUu


Hasil : 1 TT : 2 Tt : 1 tt 1 UU : 2 Uu : 1 uu
Maka,

1 UU : 1 TTUU (Tinggi Ungu)


1 TT 2 Uu : 2 TTUu (Tinggi Ungu)
1 uu : 1 TTuu (Tinggi Putih)

1 UU : TtUU (Tinggi Ungu)


2 Tt 2 Uu : TtUu (Tinggu Ungu)
1 uu : Ttuu (Tinggi Putih)
1 UU : ttUU (Pendek Ungu)
1 tt 2 Uu : ttUu (Pendek Ungu)
1 uu : ttuu (Pendek Putih)

Ratio Genotif F2 : 1 : 2 : 1 : 2 : 4 : 2 : 1 : 2 : 1
1 TTUU : 2 TTUu : 1 TTuu : 2 TtUU : 4 TtUu : 2 Ttuu : 1 ttUU : 2 ttUu : 1 ttuu
Ratio fenotipe F2: 9 tinggi ungu : 3 tinggi putih : 3 pendek ungu : 1 pendek putih
9:3:3:1

3. Cantumkanlah Fenotif dan gambar Fenotif 2 sifat beda dari Parental, dan Filial 1

P1 .
Fenotif batang tinggi bunga ungu X Fenotif batang pendek bunga putih

Gambar Hewan/Tumbuhan ny

F1. Fenotif : Batang tinggi warna bunga ungu


4. Tuliskan Macam Fenotif F2 dan Macam Gambar 2 sifat beda F2 Nya
fenotipe F2: tinggi ungu : tinggi putih : pendek ungu : pendek putih
9 : 3 : 3 : 1

Gambar Fenotif Hewan / Tumbuhannya dar F2 tersebut:

Fenotif : batang tinggi bunga Fenotif : bata


ungu putih

Fenotif : batang pendek bunga Fenotif : ba


ungu putih

Anda mungkin juga menyukai