Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang sering sekali dijumpai dikalangan masyarakat

adalah Gagal Ginjal. Fenomena gagal ginjal saat ini menjadi permasalahan yang

signifikan di Indonesia. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, tidak mengenal

batas usia dewasa, lanjut usia, bahkan saat ini gagal ginjal sudah menyerang ke

anak-anak (Indanah et al., 2018) Anak merupakan aset bangsa, oleh karena itu

negara mulai memperhatikan Kesehatan dan kebutuhan tumbuh kembang anak

sejak dini, melalui beberapa program Kesehatan yang dimulai sejak lahir hingga

remaja, namun saat ini timbul keresahan masyarakat pada khususnya orang tua

saat ini, sejak diberitakan adanya kejadian Gagal Ginjal Akut (GGA).

Gagal ginjal akut yang menyerang pada anak saat ini menjadi masalah yang

serius, hal tersebut berawal dikaitkannya dengan kasus gangguan ginjal misterius

yang terjadi di Indonesia dengan kematian puluhan anak di Gambia, karena kedua

kasus tersebut mendadak muncul ke permukaan dalam waktu bersamaan. Dan

keduanya juga sama-sama menyerang kelompok anak. (CNN Indonesia, 2022).

Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K)

mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO),

kasus gangguan ginjal akut misterius baru ditemukan di tiga negara. Tiga negara

tersebut adalah Gambia, Indonesia dan Bangladesh (Rezkisari Indira, 2022) Pada

awal September pemerintah Gambia Afrika Barat, meluncurkan penyelidikan atas

1
2

terkuaknya kasus kematian hampir 28 anak akibat masalah gagal ginjal

akut,diduga korban meninggal setelah mereka meminum obat sirup paracetamol

untuk mengobati demam. Pada awal Oktober Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

dalam peringatan produk medis mengatakan bahwa kadar Etilen Glikol (EG) dan

Dietilen Glikol (DEG) yang berlebihan telah ditemukan dalam empat produk yang

diproduksi oleh Maiden Pharmaceuyicals (Aderi Bernadette, 2022)

Hasil analisis WHO menunjukkan empat produk Maiden yakni

Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough

Syrup dan Magrip N Cold Syrup memiliki jumlah dietilen glikol dan etilen glikol

yang tidak sesuai dosis, sehingga menjadi racun dan timbal yang menyebabkan

gagal ginjal akut bagi orang yang mengkonsumsinya. Senyawa ini digunakan

sebagai alternatif yang lebih murah dalam beberapa produk farmasi untuk gliserin,

pelarut atau zat pengental dalam banyak sirup obat batuk (Yuliawati, 2022)

Menteri Kesehatan RI juga menyampaikan bahwa dugaan penyebab kasus

gagal ginjal yang menyerang anak (usia 6-18 tahun) di Indonesia adalah karena

adanya senyawa kimia yang mencemari obat-obatan sirup. Senyawa kimia

tersebut sama dengan yang ada di Gambia hanya saja beda produksi obatnya saja,

Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) yang

dimana merupakan cemaran yang umumnya digunakan dalam sebuah industri

pembuatan cat dan tinta. Efek senyawa ini terhadap kesehatan dapat menyebabkan

mual, muntah, diare, hingga kerusakan ginjal, hati, dan saraf pusat. (Allianz,

2022)..
3

Menteri Kesehatan RI mengungkapkan sejak 3 November 2022 Pemerintah

menyatakan total ada 323 kasus di 28 provinsi. Jumlah kematian mencapai 190

pasien. Provinsi yang menyumbang kasus terbanyak adalah DKI Jakarta disusul

dengan Jawa Barat (Salsabila Rindi, 2022). Jumlah ini meningkat dari yang

sebelumnya tanggal 26 Oktober 2022, terdapat 269 kasus gangguan ginjal akut di

27 provinsi. Jumlah ini meningkat 24 kasus dibandingkan 23 Oktober 2022 yang

sebanyak 245 kasus. Sementara itu, angka kematian akibat gangguan ginjal akut

juga meningkat, yakni mencapai 157 kasus. Sebelumnya, dilaporkan angka

kematiannya 143 kasus (Mutia Cindy, 2022)

Adanya peningkatan gangguan ginjal akut tersebut, Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) bertindak cepat. Pertama, memberitahukan kepada seluruh orangtua

untuk tetap waspada dan tidak panik, terutama ketika anak mengalami gejala yang

mengarah pada penyakit gagal ginjal akut. Kedua, memperhatikan beberapa obat

anak-anak yang diduga kandungannya menyebabkan gagal ginjal akut. Seperti

jenis obat sirup yang mengandung Etilen Glikol (E), Dietilen Glikol (DEG) dan

Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) melebihi ambang batas ,dan menghimbau untuk

tidak dulu mengkonsumsi obat berbentuk sirup tanpa konsultasi dengan dokter

dengan alternatif lain menggunakan obat dalam bentuk sediaan seperti

kapsul,tablet atau suppositoria (Desi Sandra, 2022)

Saat ini Kemenkes RI mengumumkan bahwa sudah menemukan antidot

atau penawar Fomepizole yang didatngkan dari Luar Negeri dan telah diuji coba

kepada 10 anak RSCM dan terlihat kondisi anak yang mengalami Gagal Ginjal

Akut yang semakin membaik. Selanjutnya 95% anak di RSCM menunjukan


4

dampak positif setelah mendapatkan obat tersebut, tingkat kemanjuran dan efikasi

obat terbukti memberikan kesembuhan dan mengurangi perburukan gejala. Dan

obat tersebut sudah didistribusikan ke beberapa rumah sakit rujukan pemerintah di

seluruh Indonesia (Chain Veronica, 2022)

Maka dari itu kasus gangguan ginjal akut pada anak yang terjadi ini menjadi

warning bagi orang tua untuk siaga dan waspada. Disinilah peran orang tua

sangat berpengaruh terhadap kesehatan anaknya, peran orang tua sangat penting

dalam menentukan arah serta kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh

karena itu, dibutuhkan kemampuan orang tua dalam memenuhi segala kebutuhan

anak akan asuh, asih, dan asah melalui komunikasi yang baik dan benar sehingga

akan mempengaruhi kualitas kepribadiaan anak menuju manusia dewasa di

kemudian hari. Orang tua diharapkan memiliki kesiapan menjadi orang tua dan

memahami tujuan pengasuhan yang benar agar mampu menghasilkan anak yang

kuat dan tangguh di masa masa selanjutnya. (Muarifah Herviana, 2019)

Dengan demikian dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

orang tua harus bertindak dengan cepat dan tepat. Persepsi orang tua juga

berpengaruh dalam memahami dan memberi tanggapan mengenai kasus gagal

ginjal akut ini, tentunya persepsi dari setiap orang berbeda hal tersebut

berpengaruh dalam pengetahuan orang tua, kurangnya pengetahuan akan penyakit

ginjal ini merupakan salah satu penyebab terlambatnya dalam pendeteksian dini

penyakit ginjal tersebut. (Rosmawanti dan Kusumawardhani, 2021)

Gagal ginjal merupakan suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal

mengalami penurunan hingga pada akhirnya tidak mampu lagi bekerja dalam hal
5

penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, dalam menjaga keseimbangan cairan

seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine (Rosmawanti dan

Kusumawardhani, 2021) Gagal Ginjal Akut ini yang timbul secara mendadak dan

dalam waktu singkat (Hidayati, 2018) Salah satu penyebab seseorang mengalami

gagal ginjal yaitu dengan penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi tanpa

pengawas dokter, misalnya obat penghilang rasa sakit (analgesik) yang kerap kali

ditemui diwarung. Beberapa obat juga disinyalir dapat merusak ginjal contohnya

seperti obat analgesik, obat-obatan pelangsing, jamu pegal linu, obat anti

peradangan nonsteroid maupun aminoglikod. Obat-obatan analgesik atau

penghilang rasa sakit punya efek langsung terhadap ginjal yang bisa menyebabkan

kerusakan langsung .

Maka berdasarkan uraian diatas peneliti melakukan studi pendahuluan dengan

wawancara terbuka pada hari Kamis 19 Januari 2023, kepada 5 orang tua yang

memiliki anak balita diketahui 3 dari 5 orang tua ini mempersepsikan bahwa isu

gagal ginjal akut pada anak yang terjadi karena obat sirup ini membuat para orang

tua takut dan khawatir dengan kondisi anaknya jika sakit karena kurangnya

kepercayaan kepada sejenis obat sirup lagi, hal tersebut juga dapat menghambat

proses penyembuhan ketika anak sakit, orang tua menjadi kesulitan memberi obat

serbuk yang terasa pahit, sedangkan 1 orang tua tidak merasa khawatir karena

memang sudah kebiasaan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan, dan 1 orang

tua yang memang tidak mengetahui berita isu gagal ginjal akut ini karena

kurangnya informasi. Maka berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti tertarik

untuk mengetahui dan melakukan penelitian mengenai “Persepsi Orang Tua


6

mengenai Isu Gagal Ginjal Akut pada Anak Di Keluarahan Cigadung Kabupaten

Kuningan Tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan rumusan “Bagaimana persepsi orang tua mengenai

isu gagal ginjal akut pada anak di Kelurahan Cigadung”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang presepsi orang tua

dengan isu gagal ginjal akut pada anak di Kelurahan Cigadung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengeksplorasi Presepsi orang tua mengenai isu gagal ginjal akut pada

anak

2. Mengeksplorasi sikap orang tua terhadap isu gagal ginjal akut pada anak

3. Mengekplorasi upaya orang tua dalam pencegahan isu gagal ginjal akut

pada anak

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, informasi

baru,serta meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang persepsi

orang tua mengenai isu gagal ginjal akut pada anak.


7

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Orang Tua

Manfaat praktis bagi keluarga dapat memberikan informasi dan

wawasan kepada orang tua dalam merawat anak mengenai gagal ginjal

akut sehingga orang tua dapat melakukan deteksi dini dan pencegahan

mengenai gagal ginjal akut pada anak.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi kepada masyarakat khusunya orang tua tentang

gagal ginjal akut yang terjadi pada anak sehingga dapat menambah

wawasan dalam Kesehatan

3. Bagi Dinas Kesehatan

Manfaat praktis bagi Dinas Kesehatan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat di Kabupaten Kuningan untuk menyikapi dan meng

informasikan mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak

4. Bagi STIKes Kuningan Khususnya Program Studi S1 Keperawatan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi

tambahan untuk memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai

gagal ginjal akut bagi mahasiswa STIKes Kuningan terkhusus Program

Studi S1 Keperawatan

5. Bagi Peneliti
8

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan memperoleh

pengalaman berharga dalam penelitian serta sebagai syarat mendapatkan

gelar sarjana keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian

No
Penelitian
.

1. Judul Kualitas Hidup Pasien dengan Gagal Ginjal

Penulis Indanah, Sukarmin, Isnoto (2018)

Subyek Pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa di


RSI Sunan Kudus sejumlah 60 responden.
Metode Penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskripsi
analitik dengan desain penelitian cross sectional
Hasil Analisa univariat, Hasil analisis terhadap variabel durasi,
frekuensi dan lama menjalankan hemodialisa di dapatkan
hasil bahwa dari 60 reponden pasien yang menjalankan
hemodialisa terdapat 39 responden / 65 % menjalani
hemodialisa kurang dari 3 bulan. Responden
menjalankan hemodialisa dengan frekuensi 1 x dalam 1
bulan (23 responden / 38,3 %) dengan durasi pada tiap
hemodialisa selama 4 jam ( 35 responden/ 58,3%)
Perbedaan Pada penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara
lama menjalankan hemodialisa, frekuensi dan
mekanisme koping dengan kualitas hidup pada pasien
dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa
sedangkan dalam penelitian saya yaitu mendeskripsikan
presepsi orang tua mengenai isu gagal ginjal pada anak
2. Judul Pendidikan Kesehatan untuk Menurunkan Kecemasan
9

Pada pasien Gagal Ginjal Dengan Hemodialisa


Penulis Desi Rahmawati, Maulita KW

Subyek Pasien yang baru menjalani hemodialisa, pasien yang


memiliki fungsi pendengaran dengan baik, pasien yang
memiliki kecemasan ringan dan sedang
Metode Metode Penelitian asuhan keperawatan pada pasien
gagal ginjal kronik
Hasil Hasil studi menunjukkan bahwa ke 2 responden
didapatkan hasil pada pasien 1 sebelum diberikan
pendidikan kesehatan skor kecemasan 25 setelah
diberikan pendidikan kesehatan skor kecemasan 15
sedangkan pada pasien ke 2 sebelum diberikan
pendidikan kesehatan skor kecemasan 26 seletah
diberikan pendidikan kesehatan skor kecemasan 21.
Perbedaan Pada penelitian ini melakukan Pendidikan Kesehatan
kepada pasien hemodialisa untuk menurunkan rasa
kecemasan yang dialami pasien sedangkan pada
penelitian saya untuk mendeskripsikan persepsi orang
tua mengenai isu gagal ginjal pada anak
3. Judul Early skrining hiperurisemia dengan factor gagal ginjal
akut di wilayah Cipageran
Penulis Tria Firza Kumala, Asep Badrujamaludin

Subyek Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) di RW 19


Kelurahan Cipageran Cimahi.
Metode Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian
deskripsi korelatif dengan jenis rancangan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden
dengan kadar asam urat lebih dari normal melalui teknik
purposive sampling
10

Hasil Pada hasil penelitian ini Nilai korelasi hiperiresemia


dengan GFR adalah 0,066 (p value > α (0,05) yang
menunjukkan bahwa korelasi hiperuresemia dengan
fungsi ginjal melalui pemeriksaan GFR tidak bermakna.
Nilai korelasi spearman sebesar -0,340 menunjukkan
korelasi negative dengan kekuatan korelasi lemah.
menggambarkan interpretasi model, setelah dilakukan
analisis variabel indepeden yang masuk model regresi
adalah GFR, Ureum, TD, Kreatinin, MAP.
Perbedaan Penelitian ini membuktikan kadar hiperuremia dengan
kejadian gagal ginjal dengan metode kuantitatif
sedangkan penelitian saya menjelaskan mengenai
persepsi orang tua terhadap isu gagal ginjal akut pada
anak dengan menggunakan metode kualitatif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persepsi

2.1.1 Definisi Persepsi

Persepsi merupakan proses penafsiran rangsangan atau stimulus yang

diterima oleh seseorang berdasarkan anggapan bisa bermanfaat, tidak bermanfaat,

puas, tidak puas, baik atau buruk (Rahmawati dan Putri, 2020) Persepsi juga

merupakan salah satu proses pengolahan informasi yang ditangkap melalui indera

penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pengamatan yang diproyeksikan pada

bagian tertentu di otak sehingga timbul untuk mengamati pada obyek tersebut.

Kemudian ditafsirkan dalam buah pikiran dan mengasimilasikan suatu

pengamatan berdasarkan pengalaman yang dimiliki (Suwarto dan Fajri, 2018)

Menurut Dewi S dan ajiarto (2021) mengungkapkan persepsi adalah cara

individu menentukan, mengatur serta memberi interpretasi terhadap informasi.

Alkhaidah menyatakan persepsi adalah sebuah proses dari diri individu seseorang

untuk mengetahui serta mengenali suatu objek peristiwa atau kejadian dengan

bantuan indera yang individu miliki (Astari dan Ramadan, 2021)

2.1.2 Jenis- jenis Persepsi

Menurut Irwanto (1994) dalam Handayani (2016) mengemukakan bahwa

“jika dilihat dari segi individu setelah melakukan persepsi interaksi dengan objek

yang ada dipersepsinya maka hasil persepsi itu dapat dibagi menjadi dua” yaitu:

11
12

1. Persepsi positif adalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan

serta tanggapan yang selaras dengan objek yang dipersepsikannya.

2. Persepsi negatif dalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan

serta tanggapan yang tidak selaras dengan objek yang diperhatikannya

2.1.3 Aspek – aspek Presepsi

Menurut McDowwell dan Newel (1996) menjelaskan pula aspek-aspek

dalam persepsi, yakni sebagai berikut:

1. Aspek Kognitif yang melibatkan cara berpikir, mengerti serta memaknai

suatu stimulus yang diterima oleh alat panca indera.

2. Aspek Afektif yang mengarah pada cara individu dalam merasakan,

mengekspresikan emosi terhadap stimulus berdasarkan nilai-nilai yang ada

di dalam dirinya yang kemudian akan mempengaruhi persepsi individu

tersebut.

2.1.4 Proses terjadinya Presepsi

Suatu persepsi tidak akan terjadi muncul begitu saja. Tentu saja tiap-tiap

individu akan menjalani beberapa proses secara bertahap sebelum terjadi persepsi.

Terdapat beberapa proses terjadinya persepsi yaitu proses fisik, proses fisiologi,

dan proses psikologis (Walgito, 2010). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

bahwa persepsi muncul karena adanya proses stimulus (pusat perhatian) yang

diterima oleh alat indera. Proses itulah yang disebut sebagai proses fisik.

Kemudian stimulus yang sebelumnya diterima oleh alat indera akan diteruskan

oleh saraf sensoris menuju otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Setelah

itu akan terjadi proses di otak sebagai pusat 27 kesadaran sehingga individu dapat
13

menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, apa yang ia cium (membau),

maupun apa yang ia raba. Proses yang terjadi di dalam pusat kesadaran itulah

yang dinamakan sebagai proses psikologis.

2.1.5 Persepsi Orang Tua

Orang tua adalah satu komponen yang terdiri dari ayah dan ibu yang

memiliki sebuah ikatan perkawinan yang sah yag biasa disebut dengan keluarga.

Orang tua merupakan lembaga pendidikan , bersifat informal, yang pertama dan

utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua

bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar

tumbuh dan berkembang dengan baik (Ismail Busa dan Arif, 2020).

Selanjutnya mengenai persepsi orang tua adalah tanggapan orang tua

dalam memahami dan memberi tanggapan mengenai kesehatan pada anak -anak

mereka selama menjadi orang tua sesuai dengan pemahaman mereka. Tentunya

persepsi dari setiap orang tua berbeda -beda karena setiap orang memiliki pikiran

dan pendapat sendiri dalam merawat Kesehatan anak. Hal terpenting dalam

sebuah keluarga adalah tanggung jawab terhadap anak. Orang tua harus

menyadari bahwa tumbuh kembang anak dimulai saat mereka masih kecil. Dalam

meningkatkan bangsa yang berkualitas, maka disini tugas Orang tua adalah orang

yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak dengan penuh

tanggungjawab dan dengan kasih sayang. Orang tua (keluarga) yang bertanggung

jawab yang paling utama atas perkembangan dan kemajuan anak (Ruli, 2020).
14

2.2 Konsep Anak

2.2.1 Pengertian Anak

Menurut Badan Pusat Statistik (2010) dalam (Ardana, 2021) Anak-anak

merupakan aset sumber daya manusia di masa depan untuk

membangun negara, melindungi hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan,

kesehatan, dan berkembang sesuai dengan usianya agar kelak dapat menjadi

warga yang produktif.

Sebuah asosiasi yang bernama The National Assosiation for The Education

of Young Children (NAEYC) mengatakan pengertian anak yaitu seseorang yang

berusia 0 samapai 18 tahun. Maka bahwasanya masa usia anak sering disebut

sebagai masa keemasan (Golden Age), yang ditandai dengan proses tumbuh

kembang pada potensi yang dimiliki anak secara tepat, hebat serta mengalami

masa peka potensi. Pengertian anak jika dilihat dari usia,akan menyesuaikan

kebutuhan mana saja yang sesuai dan yang dibutuhkan anak untuk anak seusia

tersebut. Contohnya anak usia 1 tahun maka yang diperlukan adalah berjalan dan

berbicara. Untuk anak usia 5 tahun sedang belajar membaca sedangkan awal 10

tahun masuk fase pubertas maka disini anak memerlukan perhatian yang sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan pada usianya (Mukhlisin, 2018)

2.2.2 Fase Perkembangan Anak

Dalam psikologi pembagian perkembangan manusia dibagi dalam

beberapa tahap. Seperti yang dikemukakan oleh Lester D. Crow dalam bukunya

Human Development and Learning menegaskan bahwa ada tiga fase

perkembangan yaitu childhood, maturity dan adulthood. Masa childhood dimulai


15

dari masa kandungan, kelahiran, bayi, kanak-kanak hingga anak sekolah.

Sedangkan masa Maturity adalah suatu proses perkembangan ketika seorang

mengalami kematangan sebelum ia memasuki masa kedewasaannya. Kematangan

fungsi akan mempengaruhi perubahan fungsifungsi kejiwaan. Pada Masa

Adulthood adalah masa mencapai kedewasaan Masa kedewasaan berawal dari

masa pasca maturity, masa dewasa pertengahan dan dewasa akhir ketika usia

menginjak lanjut usia (Khusni, 2018)

2.3 Konsep Isu

2.3.1 Pengertian Isu

Isu merupakaan perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah fakta,

evaluasi, atau kebijakan yang penting bagi pihak-pihak yang berhubungan. Isu

bisa meliputi masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai yang

tengah berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Munculnya sebuah isu dapat

disebabkan oleh :

1. Ketidakpuasan sekelompok masyarakat.

2. Terjadinya peristiwa dramatis.

3. Perubahan sosial.

4. Kurang optimalnya kekuatan pemimpin.

2.3.2 Manajemen Isu

Menurut Nova dalam (Umami, 2017) manajemen isu adalah masalah yang

belum terselesaikan yang siap untuk diambil keputusan. Manajemen isu dilakukan

untuk mengambil keputusan berupa strategi aksi yang efektif untuk menjawab

masalah tersebut, yang bukan hanya menghadirkan organisasi dari dampak negatif
16

(kerusakan ekonomi dan reputasi) akibat masalah itu, tetapi meaningful

participation juga bermakna menjadikan isu itu sebagai sarana mewujudkan

kebijakan publik yang positif pada tujuan organisasi, termasuk tujuan tanggung

jawab sosial (Pendidikan, 2021)

2.3.3 Tahapan Isu

Menurut R. Pugu, Melyana (2022) Ada perbedaan bernuansa antara

masalah dan krisis, dan penting bagi humas untuk memahami tahap

perkembangan masalah. Menurut Crabel & Vibbert dan Gaunt & Ollenburger,

masalah seringkali berubah menjadi krisis melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahapan Origin (Potential Stage)

Penjelasan pada tahap ini, seseorang atau kelompok

mengekspresikan perhatiannya pada isu dan opini. Ini memang merupakan

sebagai tahap penting yang pada akhirnya akan menentukan apakah isu itu

dapat dimanajemen dengan baik atau tidak. Public relations ini

kehadirannya harus proaktif untuk memonitor lingkungannya.

2. Tahap Mediation dan Amplification. (immiment stage / emerging)

Penjelasan pada tahap ini, isu mulai berkembang karena memang

isu yang ada tersebut telah mempunyai dukungan secara public, dimana

ada berbagai kelompok yang lain yang saling mendukung bahkan sampai

memberikan perhatian pada berbagai isu tersebut.

3. Tahap Organization (current stage dan critical stage)

Dapat pula kita sebut sebagai tahap organisasi, disebut demikian

karena memang pada tahap ini kita menemukan public yang sudah mulai
17

mengorganisasikan diri, bahkan public pun mulai membentuk jaringan

yang cukup meluas. Menurut Hainsworth, bahwa tahap organisasi ini

dapat disebutkan sebagai tahap yang krisis.

4. Tahap Resolution (dormant stage)

Penjelasan pada tahap ini, yang mana pada dasarnya sebuah

organisasi itu dapat mengatasi berbagai macam isu dengan sangat baik,

sehingga isu-isu yang sudah diasumsikan telah berakhir sudah dan sampai

seseorang pun memunculkan kembali dengan pemahaman dan

permasalahan baru atau bahkan muncul isu-isu baru yang mana ternyata

memiliki keterikatan dengan isu yang sebelumnya dapat di selesaikan.

2.3.4 Gagal Ginjal Akut pada Anak

Gagal ginjal akut anak merupakan kondisi serius, didefinisikan sebagai

penurunan fungsi ginjal secara mendadak, meliputi penurunan produksi urin yang

menyebabkan penumpukan racun di tubuh, seperti ureum dan kreatinin darah. Secara

medis standar diagnosis yang ditetapkan oleh Kidney Disease Improving Global

Outcome (KDIGO) 2012, Gagal Ginjal Akut dibagi menjadi tiga stadium:

1. Stadium 1 ditandai dengan peningkatan kreatinin serum 1.5-1.9x dari

kadar normal dan pengurangan urin yang keluar <0.5ml/kg/jam selama 6-

12 jam. Menyusul

2. Stadium 2 ditandai dengan peningkatan 2-2.9x kadar normal kreatinin dan

urin keluar berkurang <0.5ml/kg/jam selama lebih dari 12 jam.


18

3. Stadium 3 yang mengkhawatirkan ditandai dengan peningkatan kadar

kreatinin serum sebesar 3x dari normal dan tidak mengeluarkan urin sama

sekali lebih dari 12 jam.

Menurut Dewi, fakta di lapangan anak yang datang dengan Gagal Ginjal Akut ke

perawatan kesehatan biasanya sudah memasuki stadium tiga. Sifat dari stadium tiga

sendiri adalah berat dan progresif, sehingga risiko kematian sangat tinggi. Jika

penanganan awal tidak ditangani dengan baik maka risiko jangka panjangnya dapat

terjadi penyakit ginjal kronik

Hal yang bisa dilakukan saat anaknya demam dikarenakan masih perlu

pengecekan pasti edaran obat yang aman, maka bisa melakukan hal-hal sebagai

berikut: pastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi, kompres air hangat, istirahat,

konsumsi makanan bergizi, dan meminum obat-obatan selain sirup. Segera larikan

anak ke rumah sakit jika ditemui tanda urin berkurang atau tidak sama sekali kencing,

sesak napas, bengkak, dan kejang atau penurunan kesadaran (Sitoresmi Dewi, 2022) 

2.3.5 Isu Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa pemberitaan

kasus gagal ginjal akut ini tidak seharusnya disikapi dengan panik berlebih oleh

masyarakat, terutama para orang tua. Meskipun demikian, IDAI tetap

menghimbau para orang tua untuk dapat menaruh perhatian lebih kepada anak-

anaknya. Orang tua harus mulai waspada apabila anak mengalami muntah atau

diare berlebih, karena hal tersebut dapat mengarah ke kondisi dehidrasi, yang

dapat memicu terjadinya gangguan fungsi ginjal.


19

Orang tua juga harus mewaspadai apabila frekuensi berkemih anak

berkurang (misalnya, anak tidak berkemih sama sekali dalam kurun waktu enam

jam), jumlah urine anak berkurang, atau urine anak terlihat pekat dan berwarna

gelap. Apabila menemui tanda dan gejala tersebut, sebaiknya orang tua segera

membawa anak ke RS atau fasilitas kesehatan lainnya, agar dapat dilakukan

pemeriksaan lebih menyeluruh dan anak bisa mendapatkan penanganan yang

cepat dan adekuat (dr Prabandini Laras, 2022)

Menurut Dr. Abi dalam (alex, 2022) setidaknya ada 3 langkah yang bisa

diambil oleh orang tua di Indonesia, agar bisa tetap tenang dalam menghadapi isu

gagal ginjal akut pada anak. langkah-langkah tersebut adalah:

1. Ketekunan orang tua dalam membimbing dan mengajarkan anak

pentingnya menjalani gaya hidup bersih dan sehat, seperti pola makan

bergizi seimbang, memenuhi kebutuhan cairan, rutin beraktivitas fisik,

serta mencukupi istirahat.

2. Menghindari pemberian obat secara mandiri di luar dari anjuran dan

pemantauan dokter tepercaya.

3. Meningkatkan wawasan mengenai isu gagal ginjal akut pada anak melalui

sumber informasi yang dapat dipercaya, misalnya artikel medis yang telah

ditinjau oleh dokter, seperti yang dimiliki Alodokter.

2.4 Konsep Gagal Ginjal Akut

2.4.1 Definisi Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal Akut adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju

filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti


20

kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen, dengan atau

tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal Ginjal Akut

merupakan kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan

darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolic

di dalam darah. Gagal ginjal akut bisa akibat dari berbagai keadaan seperti

berkurangnya aliran darah ke ginjal,penyumbatan aliran kemih setelah

meninggalkan ginjal atau trauma pada ginjal (dr Hidayat Silvia, 2021)

Salah satu upaya untuk mengetahui faktor resiko gagal ginjal akut pada

individu yaitu dengan melihat hasil tekanan darah, MAP, GFR, kreatinin dan

ureum. Penilaian Gagal ginjal Akut berdasarkan hasil pemeriksaan kadar ureum

dan kreatinin darah dalam dua kali pengukuran selang 24 jam, serta penurunan

produksi urin sampai anuria. Disebut Gagal ginjal Akut apabila kadar ureum >20

mg/dL, kreatinin >1mg/dL dan produksi urin (Radityo et al., 2016)

Gagal ginjal Akut dapat dihubungkan dengan terjadinya hipoksia/iskemia

seperti pada HUS, glomerulonefritis akut dan penyebab lainnya yang

menimbulkan gejala oliguria atau anuria (produksi urin < 500 ml/24 jam pada

anak yang lebih besar atau produksi urin < 1 ml/24 jam pada anak balita dan

bayi). Anak dengan acute interstitial nephritis, nephrotoxic renal termasuk

aminoglycoside nephrotoxicity, dan contrast nephropathy mempunyai gejala

seperti GnGA dengan produksi urin yang normal (Hidayati, 2018)

2.4.2 Etiologi Gagal Ginjal Akut

1. Pre-renal
21

Pre-renal gagal ginjal akut merupakan keadaan dimana belum

terjadi kerusakan struktural dari ginjal atau terjadinya penurunan suplai

darah ke ginjal yang menyebabkan ginjal kekurangan oksigen. Contoh

yang menimbulkan gagal ginjal seperti Hipovolemia, dehidrasi

(muntah,diare dll), penggunaan obat-obatan,dan aliran darah yang

abnormal karena penyumbatan arteri.

2. Intra Renal

Penyebab intra renal ini adanya gangguan atau kerusakan yang

mengenai jaringan ginjal sendiri. Gagal ginjal akut intra renal merupakan

komplikasi dari beberapa penyakit parenkim ginjal.seperti diabetes

mellitus, SLE (Systemic Lupus Erythematosus),peradangan, keracunan

obat. Berdasarkan lokasi primer kerusakan tubulus penyebab gagal ginjal

akut renal, yaitu :

1. Pembuluh darah besar ginjal

2. Glomerulus ginjal

3. Tubulus ginjal

4. Nekrosi tubular akut

5. Interstitial ginjal

Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosi

tubular akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin.

3. Post renal

Gagal ginjal post-renal berupa gangguan atau hambatan aliran

output urine sehingga terjadi aliran balik urin kearah ginjal yang dapat
22

menyebabkan kerusakan ginjal. Gagal Ginjal Akut post-renal disebabkan

oleh obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Hal ini terjadi bila obstruksi

akut terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau obstruksi pada

ureter unilateral dimana ginjal satunya tidak berfungsi. Penyebabnya

adanya batu pada saluran ureter dan uretra, penyempitan saluran prosta,

tumor dan lain lain.(dr Hidayat Silvia, 2021)

2.4.3 Patofisiologi Gagal Ginjal Akut

Patofisiologi Dalam keadaan normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi

glomerolus relatif konstan yang diatur oleh suatu mekanisme yang disebut

otoregulasi. Dua mekanisme yang berperan dalam autoregulasi ini adalah:

1. Reseptor regangan miogenik dalam otot polos vascular arteriol aferen

2. Timbal balik tubuloglomerular

Selain itu norepinefrin, angiotensin II, dan hormon lain juga dapat

mempengaruhi autoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama disebabkan

oleh hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan terjadi penurunan tekanan

darah, yang akan mengaktivasi baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya

mengaktifasi sistim saraf simpatis, sistim rennin-angiotensin serta merangsang

pelepasan vasopressin dan endothelin-I (ET-1), yang merupakan mekanisme

tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta perfusi

serebral. Pada keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan

aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan vasodilatasi arteriol

afferent yang dipengaruhi oleh reflek miogenik, prostaglandin dan nitric oxide

(NO), serta vasokonstriksi arteriol afferent yang terutama dipengaruhi oleh


23

angiotensin-II dan ET-1. 4,9 Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab gagal

ginjal akut:

1. Penurunan perfusi ginjal (pre-renal)

2. Penyakit intrinsik ginjal (renal)

3. Obstruksi renal akut (post renal)

2.4.4 Gejala Gagal Ginjal Akut

Gagal Ginjal kerap tanpa keluhan sama sekali. Bahkan, tak sedikit

penderita mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90% tanpa didahului

keluhan. Oleh karena itu ada beberapa tanda dan gejala pada penyakit gagal ginjal

yaitu nafsu makan menurun, mengalami mual muntah, adanya darah atau protein

dalam urine,air kencing yang sedikit bahkan kering, penumpukan cairang yang

berakibat edema pada pergelangan kaki atau tangan hingga nyeri pada dada dan

sesak nafas. (dr Ariani Sofi, 2016)

Salah satu jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui

Kesehatan ginjal adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah

dalam air kencing tersebut, maka hal tersebut menunjukan kelainan dari ginjal.

Selain itu pemeriksaan darah juga bisa dilakukan guna mengukur kadar kreatinin

dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat maka itu menunjukan

kelainan pada ginjal. Selain itu pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali

kelainan ginjal adalah dengan pemeriksaan radiologis dan biopsy ginjal. Biasanya
24

pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dari dokter (dr Hidayat

Silvia, 2021)

2.4.5 Diagnosis Gagal Ginjal Akut

Untuk mendiagnosis gagal ginjal akut umumnya dilakukan tes urin dan

darah hal ini bisa dilakukan oleh dokter sehingga pengobatan secara efektif dapat

dilakukan lebih awal. Ada beberapa tes yang dilakukan untuk mengetahui

kerusakan yang ada pada ginjal diantaranya adalah:

1. Tes urine

Salah satu penyakit ginjal adalah terdapat protein dalam darah atau urin.

Maka tes ini untuk mengecek kemungkinan kandungan tersebut.

2. Laju Filtrasi Glomerulus

Laju Filtrasi Glomerulus merupakan suatu pengukuran yang

digunakan untuk menilai seberapa baik ginjal bekerja.perhitungan ini

dengan melakukan pengambilan sampel darah dan dihitung berdasarkan

usia,jenis kelamin,dan kelompok etnis. Hasil ini serupa dengan persentase

kapasitas fungsi ginjal yang normal.

3. Pemindaian

Pemindaian digunakan untuk mengetahui terjadi penyumbatan

tidak normal didalam aliran urin. Proses ini dilakukan dengan alat seperti

USG, Computerised tomoghraphy (CT), atau Magnetic Resonance (MRI).

2.4.6 Komplikasi Gagal Ginjal

Menurut Ayudya Elizabet (2022) Apabila ginjal kehilangan Sebagian

fungsinya, maka nefron yang masih utuh akan mencoba mempertahankan laju
25

filtrasi glomerulus agar tetap normal. Keadaan ini akan menyebabkan nefron yang

tersisa harus bekerja melebihi kapasitasnya, sehingga timbul kerusakan yang akan

memperberat penurunan fungsi ginjal. Gagal ginjal juga dapat memicu muncul

penyakit lainnya. Komplikasi gagal ginjal yang dimaksud diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Penumpukan Cairan

Pada beberapa kasus, gagal ginjal akut dapat menyebabkan

penumpukan cairan atau edema di tubuh. Pasien yang memiliki penyakit-

penyakit akibat gangguan ginjal mengalami penumpukan cairan karena

kehilangan banyak protein dalam urin dan akibat dari fungsi ginjal yang

terganggu. Edema yang disebabkan oleh penyakit ginjal, dapat terjadi di

kaki atau area sekitar mata. Pada kasus tertentu, penumpukan cairan juga

dapat terjadi di paru-paru sehingga menyebabkan sesak nafas.

2. Nyeri dada

Kondisi ini dipicu karena lapisan yang menutupi jantung

meradang. Nyeri dada terasa seperti sensasi ditekan atau ditindih benda

berat dan bisa menjalar ke area lehe, rahang, dan tangan kiri. Penderita

gangguan ginjal yang mengalami nyeri dada harus segera mendapat

perawatan di layanan Kesehatan.

3. Asidosis metabolik

Suatu kondisi saat terlalu banyak asam menumpuk didalam tubuh.

Penyebab asidosis metabolic antara lain penumpukan racun tubuh, gagal

ginjal, dan konsumsi obat-obatan atau racun tertentu, seperti methanol atau
26

aspirin dalam dosis yang besar. Gejala asidosis metabolic antara lain

berupa mual, muntah, nafas cepat, dan lesu.

4. Kelemahan otot

Kelemahan otot pada penderita gangguan ginjal akut terjadi ketika

cairan dan elektrolit ditubuh tidak seimbang. Tak hanya kelemahan otot

ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan lumpuh dan masalah

irama jantung.

5. Kematian

Gagal ginjal akut dapat menyebabkan hilangnya fungsi ginjal,

bahkan dapat mengakibatkan kematian karena tidak dapat diatasi dengan

cuci darah atau transplantasi.

6. Kerusakan Ginjal Permanen

Gagal ginjal akut dapat berkembang menjadi kondisi kronis dan

apabila diabaikan, ginjal Anda akan berhenti total. Kondisi ini disebut

dengan penyakit ginjal stadium akhir. Jika ini terjadi, Anda harus

menjalani dialisis atau cuci darah rutin yang bertujuan untuk menyaring

darah dan membuang racun.

7.
27

7.4 Kerangka Teori

Persepsi Kognitif

Persepsi Orang Tua

Persepsi Afektif

Penyebab Gagal Ginjal Akut


Isu Gagal Ginjal Akut 1. Pra Renal
pada anak 2. Renal
3. Post Renal

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (dr Hidayat Silvia, 2021), (Ismail Busa dan Arif,2020)
(Sitoresmi Dewi,2022)
BAB III

KERANGKA KONSEP, PERTANYAAN PENELITIAN, TEMA

DAN BATASAN TEMA

3.1 Kerangka Konsep

Menurut Sugiyono, (2017) Kerangka konsep dalam penelitian adalah alur

berpikir dengan menerapkan berbagai model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah dalam topik

penelitian dengan susunan yang sistematis.

Gagal ginjal akut pada anak didefinisikan sebagai penurunan fungsi ginjal

secara mendadak, meliputi produksi urin yang menyebabkan penumpukan racun

didalam tubuh. Isu mengenai gagal ginjal akut pada anak ini membuat orang tua

memberikan persepsi mereka dalam memahami isu gagal ginjal akut ini. Setiap

orang tua akan memberikan respon positif atau negatif tergantung dari pikiran dan

pendapat orang tua tersebut, sehingga orang tua akan waspada dan dapat

melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini mengenai gagal ginjal akut kepada

anaknya.

28
29

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Persepsi Orang Tua

Respon Bersikap
Isu Gagal Ginjal Akut
1. Respon positif
2. Respon negatif

Upaya Orang Tua

3.2 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana persepsi orang tua mengenai isu gagal ginjal akut pada

anak?

2. Bagaimana orang tua dalam bersikap mengenai isu gagal ginjal akut

pada anak?

3. Apakah orang tua mengetahui upaya pencegahan mengenai isu gagal

ginjal akut pada anak?


30

3.3 Tema dan Batasan Tema

No. Tema Batasan Tema Sub Tema Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

1. Persepsi Respon dan 1. Tanggapan atau Pedoman 1. Wawancara Mendapatkan informasi


mengenai reaksi orang respon orang Wawancara mendalam mendalam mengenai
Gagal tua secara tua mengenai 2. Rekaman pengetahuan persepsi
Ginjal Akut sosial dan isu gagal ginjal audio orang tua terhadap isu
emosional akut gagal ginjal akut pada
berkaitan 2. Reaksi sosial anak
dengan berita terhadap respon
isu gagal orang tua
ginjal akut mengenai isu
pada anak gagal ginjal
akut
3. Reaksi
emosional
orang tua
mengenai isu
gagal ginjal
akut
2. Sikap Sikap orang 1. Sikap orang tua Pedoman 1. Wawancara Mendapatkan informasi
mengenai tua secara mengenai isu Wawancara mendalam mengenai perubahan
Isu Gagal negatif atau gagal ginjal 2. Rekaman sikap orang tua mengenai
Ginjal Akut positif pada anak audio isu gagal ginjal akut pada
31

pada anak berkaitan 2. Perubahan yang anak


mengenai terjadi sebelum
berita isu dan sesudah
gagal ginjal mengetahui isu
akut pada gagal ginjal
anak akut pada anak

3. Upaya Upaya 1. Pengetahuan Pedoman 1. Wawancara Mendapatkan informasi


pencegahan Tindakan orang tua dalam Wawancara Mendalam mendalam mengenai
mengenai orang tua upaya 2. Rekaman pengetahuan dalam upaya
isu gagal dalam pencegahan Audio dan kendala yang dialami
ginjal akut pencegahan gagal ginjal orang tua mengenai isu
pada anak mengenai isu akut gagal ginjal akut pada
gagal ginjal 2. Kendala yang anak
akut pada dialami orang
anak tua mengenai
isu gagal ginjal
akut pada anak
32

BAB IV

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis dan desain Penelitian

1.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan rancangannya menggunakan pendekatan fenomologi. Tujuan

penelitian fenomologi ini adalah untuk melakukan pemahaman respon atau

keberadaan individu dalam masyarakat, serta pengalaman yang dipahami dalam

menjalankan interaksi dengan sesamanya. (Dr. Harahap Nursapia, 2020)

1.1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana cara pengumpulan dan menganalisis data

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis. Penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian Deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk

memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang

hasilnya lebih menekankan makna. Disini peneliti menggunakan Penelitian

Deskriptif kualitatif karena peneliti akan mengeksplor fenomena persepsi orang

tua mengenai isu gagal ginjal pada anak di Desa Cigadung Kabupaten Kuningan
33

tahun 2023. Selain itu juga hasil penelitian ini bersifat induktif dan hasil penelitian

ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.

1.2 Subjek Penelitian

Menurut Prof Dr J Lexy ( 2021) Teknik pengambilan subjek penelitian

atau sampel penelitian ini menggunakan Teknik snowball sampling. Teknik

snowball sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara berantai

dari satu partisipan kepada partisipan lainnya. Hal tersebut agar memperoleh

variasi sebanyak-banyaknya yang hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan

sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. maka

sampel berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh

terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan

informasi yang ditemui. Teknik snowball sampling bermanfaat dalam hal ini,

mulai dari satu menjadi semakin lama semakin banyak. Adapun yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara secara bergantian dari satu

orang partisipan ke partisipan selanjutnya sebanyak 5 partisipan dengan teknik

wawancara mendalam. Selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan kepada

partisipan berikutnya.

1.3 Instrumen Penelitian

Menurut (Badriah, 2019) menyatakan bahwa instrumen dapat

didefinisikan sebagai alat pengumpulan data yang telah atau alat pengumpulan

data yang memiliki validitas realibitas. Dalam penelitian ini instrument yang

digunakan adalah:
34

1. Peneliti

Sugiyono, (2017) menyatakan bahwa penelitian kualitatif yang

menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh

karena itu peneliti sebagai instrument juga harus divalidasi seberapa jauh

peneliti siap melakukan penelitian dan terjun ke lapangan. Yang

melakukan validasi juga peneliti itu sendiri melalui evaluasi diri sejauh

mana pemahamana terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan

bidang yang diteliti serta kesiapan dalam penelitian Maka disini peneliti

sebagai perencana, pelaksana selama proses pengumpulan data, analis,

penafsir data,dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.

2. Panduan wawancara

Yaitu berisi sebuah tulisan yang berisi detail kegiatan wawancara

yang akan dilakukan peneliti untuk mendapatkan data. Panduan ini berisi

informasi data narasumber dan daftar pertanyaan yang diajukan.

3. Catatan/ alat tulis


Catatan atau alat tulis digunakan untuk menulis respon nonverbal

partisipan, hal ini bertujuan mempermudahpeneliti dalam menganalisa

data. Yang dituliskan yaitu seperti ekspresi wajah partisipan atau,Gerakan

tubuh pasrtisipan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan.

4. Tape recorder atau perekam suara

Tape recorder atau perekam suara menggunakan handphone

digunakan peneliti untuk merekam partisipan selama proses wawancara


35

berlangsung sehingga tidak ada ungkapan-ungkapan partisipan yang

terlewatkan.

Peneliti melakukan wawancara mendalam untuk mengekplorasi fenomena

yang diteliti, setelah peneliti mengumpulkan data Langkah selanjutnya adalah

dengan membuat transkip dari keseluruhan wawancara. Hal tersebut akan

menyediakan catatan hasil pembicaraan dalam diskusi secara lengkap dan akan

memfasilitasi analisis data peneliti.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan atau pengambilan data pada dasarnya bersifat tentatif

karena penggunaannya ditentukan oleh konteks permasalahan dan gambaran data

yang mau diperoleh. Sejumlah teknik pengumpulan data kualitatif yang umumnya

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan melakukan observasi,

wawancara, Catatan lapangan dan memo analitik. Pengumpulan data pada metode

ini menggunakan metode wawancara mendalam (Dr. Harahap Nursapia, 2020)

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan, untuk

menemukan strategi pengambilan data dan bentuk perolehan pemahaman

yang dianggap paling tepat. Hal tersebut dilakukan dengan cara non

participant observation terhadap persepsi orang tua mengenai isu gagal

ginjal akut pada anak.

2. Wawancara atau interview

Wawancara atau interview merupakan salah satu cara pengambilan

data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk


36

terstruktur, semi terstruktur, dan tak terstruktur. Dalam penelitian ini

menggunakan komunikasi dalam bentuk Interview terstruktur, interview

yang sudah diarahkan oleh sejumlah pertanyaan secara ketat. Disini juga

peneliti sebagai interviewer, bisa melakukan interview secara directive.

Artinya, peneliti selalu berusaha mengarahkan tapi pembicaraan sesuai

dengan fokus permasalahan yang mau dipecahkan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penggunaan teknik interview

adalah sebagai berikut menuliskan butir-butir pertanyaan. Pertanyaan yang akan

dicari jawabannya, mungkin secara detail atau secara garis besar sesuai dengan

bentuk interview yang akan dilakukannya yaitu sebagai berikut:

a. Memikirkan ulang berkenaan dengan pertanyaan yang dipersiapkan.

b. Menentukan tema interview dan antisipasi kemungkinan informasi

yang ingin atau dapat diperoleh.

c. Memahami dengan benar partisipan dalam kegiatan interview, sehingga

dapat dijadikan pemandu dalam membuat penafsiran maupun

kesimpulan berkenaan dengan informasi yang diberikan.

d. Tidak menyalahkan pertanyaan pada pemberian jawaban (setuju atau

tidak setuju) secara sugestif.

e. Jangan membiarkan partisipan memberikan jawaban secara panjang

lebar yang melampaui batas informasi ataupun topik permasalahan yang

seharusnya dibicarakan.
37

f. Tidak menginterupsi jawaban dengan pertanyaan yang berbau

penafsiran, penggalian pendapat secara subjektif ataupun klarifikasi atas

suatu kesimpulan yang memancing munculnya opini.

g. Menjaga sequence pembicaraan sesuai dengan urutan permasalahan

atau konsekuensi informasi yang ingin diperoleh.

h. Melaksanakan interview dengan memanfaatkan bahan rekaman,

menciptakan suasana yang segar, menjauhkan suasana pembicaraan dari

suasana emosional, sehingga mempengaruhi karakteristik informasi

yang seharusnya disampaikan.

3. Catatan lapangan dan memo analitik

Catatan lapangan dan memo analitik merupakan teknik

pengambilan data yang dilakukan melalui observasi yang digabungkan

dengan interaksi dalam bentuk dialog secara partisipatoris. Dengan cara ini

peneliti diharapkan bisa memperoleh sejumlah fakta dan informasi atas

sebuah fokus permasalahan yang diperoleh dari berbagai dimensi. Model

penggalian data dengan menggunakan teknik catatan lapangan dan memo

analitik ini peneliti perlu mencatat tanggal, tempat/setting terjadinya

peristiwa/ munculnya fakta, dan fokus penelitiannya.

1.5 Keabsahan Data

Menurut Licoln dan Guba (1985) dalam (Dr. Harahap Nursapia, 2020)

memberikan standard keabsahan data penelitian kualitatif. Menurut mereka ada

beberapa standar atau kriteria guna menjamin keabsahan data kualitatif, yaitu

Standar credibility (derajat kepercayaan), transferability (keteralihan),


38

dependability (ketergantungan), dan confirmability (Kepastian). Triangulasi

adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkan dengan data

yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai fase penelitian di lapangan pada

waktu yang berlainan. Triangulasi Peneliti, yaitu menggunakan lebih dari satu

peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara. Teknik ini memperkaya

pengetahuan mengenai informasi yang akan digali dari partisipan, tetapi orang

yang ikut serta dalam penelitian harus memiliki pengalaman dalam penelitian agar

justru tidak merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi

1. Triangulasi Data

Triangulasi Data yaitu menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber pengolahan data. Misalnya selain

melalui wawancara dan observasi peneliti bisa menggunakan observasi

terlibat,dokumen tertulis, catatan resmi, catatan pribadi, gambar atau foto.

Tentu hal tersebut akan menghasilkan bukti yang berbeda dimana

selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda juga maka dari

berbagai pandangan itu akan menghasilkan kebenaran yang handal.

2. Triangulasi metodelogi

Triangulasi metodelogi yaitu peneliti menggunakan lebih dari satu

metodologi untuk menjawab satu masalah yang telah diusulkan. Dilakukan

dengan cara membandingkan informasi atau data cara yang berbeda. Dalam

penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi

dan survey. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan

gambaran yang utuh, peneliti bisa menggunakan wawancara bebas dana


39

wawancara terstruktur. Selain itu peneliti juga bisa menggunakan informan

yang berbeda untuk mengecek kebeneran tersebut. Maka dari itu triangulasi

tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau

informan penelitian diragukan kebenarannya.

Maka untuk memperoleh keabsahan data penelitian ini menggunakan

strategi data atau sumber data yaitu orang selain obyek penelitian yang

mengetahui situasi terjadi. Pada penelitian ini menggunakan Triangulasi

Metodologi yakni peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan

survey. Pada saat wawancara menggunakan wawancara bebas dan wawancara

terstruktur. Dengan melakukan wawancara peneliti bisa mendapatkan jawaban

dari partisipan secara benar. Selain mengobservasi hasil jawaban peneliti juga

meng survey hasil jawaban dari partisipan apakah sesuai dengan yang diharapkan

atau tidak.

1.6 Jalannya Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yaitu

melalui wawancara mendalam dan observasi kegiatan. Kegiatan ini akan

dilakukan setelah melengkapi semua perangkat peneliti seperti pedoman

wawancara maupun alat bantu lainnya. Selanjutnya pengumpulan data akan

dilakukan dengan menempuh Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengurus perizinan dari tempat penelitian, hal tersebut bertujuan agar

pihak yang terkait menerima dalam kegiatan ini.

2. Melakukan survey dalam rangka mengumpulkan data dan memperoleh

gambaran tentang tema atau judul yang akan diteliti.


40

3. Melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu yang telah

disediakan.

4. Materi wawancara akan mengacu pada pedoman yang telah dibuat

sebelumnya.

Hal – hal yang dilakukan dalam melakukan penelitian yaitu dengan

melihat dan mengkaji penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung jalannya

penelitian. Setelah itu peneliti merusumuskan masalah untuk penelitian yang akan

dibuat,tahap selanjutnya yaitu melakukan data organisasi yang akan dibutuhkan.

Cara pengumpulan dokumen tersebut dengan melakukan wawancara kepada

responden. Tahap pengolahan data dilakukan saat semua data sudah terkumpul

yang selanjutnya dilakukan Analisa data untuk mengetahui pemilihan sampel.

1.7 Pengolahan Data dan Analisis Data

1.7.1 Pengolahan data

Proses pengolahan data dimulai dengan dokumentasi. Hasil wawancara

yang direkam, rekaman audio didengarkan Kembali dan dipindahkan dalam

bentuk tulisan yang kemudian digabungkan dengan catatan lapangan. Data yang

terkumpul diberikan kode (coding) yang dilakukan agar mudah dalam Analisa

data terhadap jawaban dari partisipan satu dengan partisipan lainnya. Coding

dilakukan dengan memberikan 1,2 dan seterusnya pada jawaban dan kode P1 pada

responden 1, P2 pada responden 2 dan seterusnya. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah dalam membedakan jawaban dari masing-masing partisipan.


41

1.7.2 Analisis Data

Analisis data penelitian yaitu mengumpulkan data baru yang akan

dikumpulkan. Menurut Dr. Harahap Nursapia, (2020) analisis data idealnya

bukan hanya membuahkan pemahaman atau deskripsi, tetapi juga membuahkan

penafsiran dan pembahasan yang secara langsung berhubungan dengan tatanan

kehidupan manusia secara praktis.

Setelah data dilapangan diperoleh maka langkah selnjutnya adalah analisis

data. Dalam penelitian kualitatif ada beberapa langkah yang dilakukan dalam

menganalisis data. Menurut Miles dan Hubermen ada beberapa langkah yang

dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yaitu:

1. Reduksi data

Setelah data terkumpul dilakukan dengan memilah data, menyusun

data dalam suatu cara dan membuat rangkuman-rangkuman dalam satuan

analisis, setelah itu baru pemeriksaan data kembali dan

mengelompokannya sesuai dengan masalah yang diteliti. Setelah direduksi

maka data yang sesuai dengan tujuan penelitian dideskripsikan dalam

bentuk kalimat sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah

penelitian.

2. Display data (penyajian data)

Bentuk analisis ini dilakukan dengan menyajikan data dalam

bentuk narasi, di mana peneliti menggambarkan hasil temuan data dalam

bentuk urairan kalimat, hubungan antar kategori yang sudah berurutan dan

sistematis.
42

3. Penarikan kesimpulan,

Meskipun pada reduksi data kesimpulan sudah digambarkan, itu

sifatnya belum permanen,Maka pada tahap ini kesimpulan sudah

ditemukan sesuai dengan bukti-bukti data yang diperoleh di lapangan

secara akurat dan faktual. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara

dan observasi disajikan dengan bahasa yang tegas untuk menghindari bias.

1.8 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah cabang filsafat yang menyoroti tentang tingkah

laku manusia. Etika adalah norm-norma untuk memimpin, yang dapat

membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang ditolak atau tidak

sesuai. Etika juga juga dapat berarti suatu prosedur atau pandangan untuk

memutuskan bagaimana tingkah laku dan untuk menganalisis masalah-masalah

serta isu- isu yang kompleks. Menurut Kemenkes (2017) dalam Frasti (2020) etik

penelitian di bidang Kesehatan yang mempunyai secara eti dan hukum secara

universal mempunyai tiga prinsip, yaitu:

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for persons), bentuk

penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi

(personal) yang memiliki kebebasan berkehendak. Aplikasinya Partisipan

bebas untuk menentukan pilihannya sendiri tanpa kita paksa dalam

pemilihan yang kita buat.

2. Berbuat baik (beneficient) dan tidak merugikan (non-malficent) prinsip

etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain dilakukan


43

dengan mengupayakan kewajiban membantu orang lain dilakukan dengan

mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal. Aplikasinya

partisipan membantu kita dalam menangani permasalah skripsi ini dengan

cara membantu proses wawancara pada saat dilaksanakan

3. Keadilan (justice), prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik

untuk memperlakukan setiap orang sesuai moral dan layak memperolek

haknya. Aplikasinya dilakukan dengan cara yang sama antara partisipan

satu dengan partisipan lainnya dengan tidak melanggar aturan yang ada.

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia

mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian.

1.9 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Cigadung Kabupaten Kuningan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui persepsi orang tua mengenai isu gagal ginjal pada

anak, waktu penelitian diawali bulan Februari 2023

1.10 Jadwal Penelitian


Penelitian ini dilakukan dimulai dari kegiatan konsultasi pada bulan

Desember sampai dengan revisian Adapun jadwal penelitian sebagai berikut


44
DAFTAR PUSTAKA

Aderi Bernadette. (2022). Perbandingan Kasus Gagal Ginjal Akut Anak di Gambia dan

Indonesia: Apa yang diketahui sejauh ini? Kompas.Com.

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/25/163100170/perbandingan-kasus-

gagal-ginjal-akut-di-gambia-dan-indonesia-apa

alex. (2022). Tenang Dan Pahami Cara Menghadapi Isu Gagal Ginjal Akut Pada Anak.

Nttonlinenow. http://www.nttonlinenow.com/new-2016/2022/11/15/tenang-dan-

pahami-cara-menghadapi-isu-gagal-ginjal-akut-pada-anak-bersama-alodokter/v

Allianz. (2022). Gagal Ginjal Akut pada Anak: Fakta, Gejala dan Pertolongan Pertama.

Allianz Indonesia. https://www.allianz.co.id/explore/gagal-ginjal-akut-pada-anak-

fakta-gejala-dan-pertolongan-pertama.html

Ardana, I. (2021). Peluang Anak-Anak Bekerja Menurut. Jurnal Ilmu Sosial Dan

Humaniora, 10(2), 309–321.

Astari, M., & Ramadan, Z. H. (2021). Persepsi Orang Tua Terhadap Pembelajaran Daring

di Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 230–241.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.1859

Badriah, D. L. (2019). metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan (cetakan ke).

Multazam Bandung.

Chain Veronica. (2022). Fenomena Gagal Ginjal Akut pada anak jadi keresahan,Apakah

langkah Pmerintah saat ini sudah tepat? TRIBUNNEWSDEPOK.COM.

https://depok.tribunnews.com/amp/2022/12/22/fenomena-gagal-ginjal-akut-pada-

anak-jadi-keresahan-apakah-langkah-pemerintah-sudah-tepat

CNN Indonesia. (2022). Serba-serbi Kasus Ginjal Akut di RI: Sebaran, Gejala hingga

45
46

Kematian. CNN Indonesia.Com.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221018102153-20-861980/serba-serbi-

kasus-ginjal-akut-di-ri-sebaran-gejala-hingga-kematian

Desi Sandra. (2022). Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Dokter Undip: Orangtua

Lakukan Ini. Kompas.Com.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/25/173333071/kasus-gagal-ginjal-akut-

pada-anak-dokter-undip-orangtua-lakukan-ini?page=all

Dr. Harahap Nursapia, M. . (2020). PENELITIAN KUALITATIF (D. H. S. M.A (ed.);

cetakan pe). Wal ashri Publishing. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-

better-mfi-results

dr Ariani Sofi. (2016). STOP GAGAL GINJAL (Abd.Kholiq (ed.); cetakan ke). istana

Media.

dr Hidayat Silvia. (2021). Tips Mencegah Gagal Ginjal (joey (ed.); cetakan pe). New

Vita Pustaka.

dr Prabandini Laras. (2022). Telaah Fenomena Gagal Ginjal Akut pada Anak.

Indonesiare. https://indonesiare.co.id/id/article/telaah-fenomena-gagal-ginjal-akut-

pada-anak

Hidayati, E. L. (2018). Gangguan ginjal pada anak. Clin J Am Soc Nephrol, November,

1482–1493.

Indanah, Sukarmin, & Rusnoto. (2018). Kualitas Hidup Pasien dengan Gagal Ginjal. The

7th University Research Colloqium 2018, 608–615.

Ismail Busa, & Arif, M. (2020). Konsep Relasi Anak dan Orang Tua. Early Childhood

Islamic Education Journal, 1(1), 27–43.


47

https://doi.org/10.58176/eciejournal.v1i1.21

Khusni, M. F. (2018). Fase Perkembangan Anak Dan Pola Pembinaannya Dalam

Perspektif Islam. Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak, 2(2).

https://doi.org/10.21274/martabat.2018.2.2.361-382

Muarifah Herviana. (2019). PERAN ORANG TUA DALAM PENGASUHAN ANAK.

Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, IAIN Bone, 1(1).

Mukhlisin, A. (2018). Perkembangan Manusia Sepanjang Hayat. Kompilasi Makalah

Perkembangan Manusia Sepanjang Hayat, 13.

Mutia Cindy. (2022). Sebanyak 58% Pasien Gangguan Ginjal Akut Meninggal pada 26

Oktober 2022. Katadata.Co.Id.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/28/sebanyak-58-pasien-

gangguan-ginjal-akut-meninggal-pada-26-oktober-2022

Pendidikan, D. I. B. (2021). 6645-13740-1-Pb. 19(3), 304–319.

Prof Dr J Lexy, M. M. . (2021). metodologi penelitian kualitatif (Taufik Iman (ed.);

cetakan ke). PT REMAJA ROSDAKARYA.

Radityo, A. N., Kosim, M. S., & Muryawan, H. (2016). Asfiksia Neonatorum Sebagai

Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut. Sari Pediatri, 13(5), 305.

https://doi.org/10.14238/sp13.5.2012.305-10

Rahmawati, R., & Putri, E. M. I. (2020). Learning From Home dalam Perspektif Persepsi

Mahasiswa Era Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas, 1,

17–24. https://proceedings.ideaspublishing.co.id/index.php/hardiknas/article/view/3

Rezkisari Indira. (2022). IDAI: Laporan Gagal Ginjal Akut Baru di Gambia, Indonesia

dan Bangladesh. Republika.Co.Id.


48

https://www.republika.co.id/berita/rjxx1z328/idai-laporan-gagal-ginjal-akut-baru-

di-gambia-indonesia-dan-bangladesh

Rosmawanti, N., & Kusumawardhani, G. P. (2021). Model Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Gagal Ginjal Menggunakan Metode Teorema Bayes. Jutisi : Jurnal Ilmiah

Teknik Informatika Dan Sistem Informasi, 9(3), 205.

https://doi.org/10.35889/jutisi.v9i3.560

Ruli, E. (2020). Tugas Dan Peran Orang Tua Dalam Mendidk Anak. Jurnal Edukasi

Nonformal, vol.1(No.1), hlm.145.

Salsabila Rindi. (2022). Total Kasus Gagal Ginjal Jadi 323, Pasien Meninggal 190 Anak.

CNBC Indonesia.Com. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20221104142516-

33-385224/total-kasus-gagal-ginjal-jadi-323-pasien-meninggal-190-anak

Sitoresmi Dewi. (2022). Mengenal Gangguan Ginjal Akut Pada Anak. Universitas Islam

Indonesia. https://www.uii.ac.id/mewaspadai-gejala-gangguan-ginjal-akut-pada-

anak/

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Suwarto, S., & Fajri, H. (2018). Persepsi Orang Tua Terhadap Proses Bimbingan Belajar

Anak Di Rumah. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 3(1).

https://doi.org/10.30998/sap.v3i1.2735

Yuliawati. (2022). Kemenkes Usut 20 Anak Meninggal Ginjal Akut, Ada Kaitan di

Gambia? Katadata.Co.Id.

Anda mungkin juga menyukai