Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan tentang luka bakar (combustio)


Hari/ Tanggal : 2019
Waktu : 30 Menit
Sasaran : klien dan keluarga,
Tempat : rsud 45 kuningan
Disampaikan oleh : Ade Rina

Tujuan
1. Tujuan Instruksi umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang luka bakar (combustio) pasien dan

keluarga mengerti tentang luka bakar dan mampu merawat klien dengan luka

bakar dengan baik dan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang luka bakar (combustio)

selama 30 menit klien dan keluarga mampu:

a. Menjelaskan pengertian tentang luka bakar

b. Menyebutkan etiologi luka bakar

c. Menjelaskan fase luka bakar

d. Menjelaskan klasifikasi luka bakar

e. Menjelaskan luas luka bakar

f. Menjelaskan berat ringanya luka bakar


3. Materi terlampir

a. Menjelaskan pengertian tentang luka bakar

b. Menyebutkan etiologi luka bakar

c. Menjelaskan fase luka bakar

d. Menjelaskan perubahan fisiologi luka bakar

e. Menjelaskan klasifikasi luka bakar

f. Menjelaskan luas luka bakar

g. Menjelaskan berat ringanya luka bakar

4. Metode pembelajaran

a. Ceramah

b.diskusi

5. Media pembelajaran

a. Flipchar
6. Kegiatan Inti

No Waktu Uraian Penyampai Materi Klien dan keluarga


1. 5 Menit Pembukaan
1. Salam Menjawab salam Menjawab
2.Memperkenalkan Memperkenalkan salam
diri dan nama
Menjelaskan
tujuan penyuluhan

Menjelaskan Menjawab
tentang materi pertanyaan
yang akan di yang diajukan
sampaikan, oleh
menanyakan penyampai
apakah klien materi
pernah
mendapatkan
penyuluhan
sebelumnya

2. 20 Menit Menjelaskan Memberikan materi Memperhatikan


tentang defenisi penyuluhan dengan secara seksama
luka bakar menggunakan alat
Menjelaskan bantu seperti:
tentang etiologi clipchart
luka bakar
Menjelaskan
tentang fase luka
bakar

Menjelaskan
tentang
penatalaksanaan
luka bakar

3. 5 Menit Penutup
Menyimpulkan Membuat Klien
materi penyuluhan kesimpulan memperhatikan
materi penyuluhan tentang materi dengan
yang diberikan yang seksama
disampaikan
dengan
menggunakan
bahasa yang
Evaluasi mudah
dimengerti
Meminta klien Klien
dan keluarga menjawab
untuk menjawab pertanyaan
pertanyaan yang yang diberikan
diberikan oleh oleh penyaji
penyaji
Salam
Menutup Menjwab
pertemuan dan salam
mengucapkan
salam

7. Evaluasi
a. Menjelaskan tentang defenisi luka bakar

b. Menjelaskan etiologi luka bakar

c. Menjelasakan tentang penatalaksanaan luka bakar


MATERI PENYULUHAN

1 Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi (Mansjoer, A. Dkk, 2000).

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).

Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia
maupun arus listrik (medicastore.com/penyakit/987/Luka_Bakar.html).

2 Etiologi
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal burn)
Misalnya: api, air panas

2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn)


3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)
(Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2004)

3. Fase Luka Bakar


A. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita
akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan jalan nafas
tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun
masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam
48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama
penderita pada fase akut.

Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
B. Fase sub akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan:

1. Proses inflamasi dan infeksi.


2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ–organ
fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.

C. Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat
luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul
pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur (Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2004).
4. Klasifikasi Luka Bakar

A. Kedalaman luka bakar


Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan

Ketebalan  Jilatan api  Kering tidak ada Bertambah Nyeri


partial  sinar ultra violet gelembung. merah.
superfisial (terbakar oleh  Oedem minimal atau
matahari). tidak ada.
(tingkat I)  Pucat bila ditekan
dengan ujung jari, berisi
kembali bila tekanan
dilepas.

Lebih dalam  Kontak dengan  Blister besar dan lembab Berbintik- Sangat nyeri
dari ketebalan bahan cair atau yang ukurannya bintik yang
partial bahan padat. bertambah besar.
kurang jelas,
 Jilatan api  Pucat bila ditekan
(tingkat II) kepada pakaian. dengan ujung jari, bila putih, coklat,
 Jilatan langsung tekanan dilepas berisi pink, daerah
Superfisial
kimiawi. kembali.
Dalam merah coklat.
 Sinar ultra
violet.

Ketebalan  Kontak dengan  Kering disertai kulit Putih, kering, Tidak sakit,
sepenuhnya bahan cair atau mengelupas. hitam, coklat sedikit sakit.
padat.  Pembuluh darah seperti
(tingkat III) tua.
 Nyala api. arang terlihat dibawah Rambut
 Kimia. kulit yang mengelupas.
Hitam. mudah lepas
 Kontak dengan  Gelembung jarang,
arus listrik. dindingnya sangat tipis, bila dicabut.
Merah.
tidak membesar.
 Tidak pucat bila
ditekan.

(Mansjoer, A. Dkk, 2000).


B. Luas luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atau rule of wallace yaitu:

1) Kepala dan leher : 9%

2) Lengan masing-masing 9% : 18%

3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%

4) Tungkai masing-masing 18% : 36%

5) Genetalia/perineum : 1%

(Schwartz & Seymour, 2000).

C. Berat ringannya luka bakar


Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa
faktor antara lain :

1) Persentasi area (luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh


2) Kedalaman luka bakar
3) Anatomi lokasi luka bakar
4) Umur
5) Trauma yang menyertai atau bersamaan

American college of surgeon membagi dalam:

A. Parah–critical:
 Tingkat II : 30% atau lebih.
 Tingkat III : 10% atau lebih.
 Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
 Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fraktur, soft tissue yang
luas.
B. Sedang–moderate:
 Tingkat II : 10– 30% pada dewasa
 Tingkat II : 10– 30% pada anak-anak
 Tingkat III : 1 – 10%
C.Ringan – minor:
 Tingkat II : < 15% pada dewasa
 Tingkat II : < 10% pada anak-anak
 Tingkat III : < 2%
(Mancini, M, 1994).

4. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin,
pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada
kulit yang vital dan elemen di dalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan
parut (Mansjoer, A. Dkk, 2000).

Pada saat kejadian, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjauhkan
korban dari sumber trauma, padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air
mengalir. Tindakan selanjutnya adalah:

Lakukan resusitasi dengan memperhatikan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi,


yaitu:

 Periksa jalan nafas


 Bila dijumpai obstruksi jalan nafas, buka jalan nafas dengan pembersihan
jalan nafas (suction, dsb), bila perlu lakukan trakeostomi atau intubasi
 Berikan oksigen
 Pasang IV line untuk resusitasi cairan
 Pasang kateter buli-buli untuk pemantauan diuresis
 Pasang pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada ileus
paralitik
 Pasang pemantau CVP
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. (2001). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume
3. Jakarta: EGC
Defa, A. (2009) http://findtoyou.com/ebook/askep+lukabakar.html 13 Oktober 2009
Doenges, M. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
Http://Medicastore.Com/Penyakit/987/Luka_Bakar.Html (13 Oktober 2009)
Mancini, M. (1994). Pedoman praktis prosedur keperawatan darurat. Jakarta: EGC
Mansjoer, A. dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta: Media
Aeskulapius FKUI
Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi keperawatan: Konsep dan praktek.
Jakarta: Salemba Medika
Schwartz & Seymour. (2000). Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah edisi 6. Jakarta:
EGC
Sjamsuhidajat & Wim de jong. (2004). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai