PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditandai demam 2 – 7 hari disertai dengan manifestasi
perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang
ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura,
hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri otot
& tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.1
Infeksi virus dengue mempunyai spektrum klinis yang sangat luas, dapat tanpa
gejala atau bermanifestasi sebagai demam dengue (DD) atau demam berdarah dengue
(DBD) tanpa atau disertai syok. Di Indonesia pada tahun 2007 ditemukan 150.000 kasus,
dengan angka kematian 1%. Gambaran klinis DBD tidak selalu khas. Keterlambatan
dalam menegakkan diagnosis menyebabkan penanganan tidak dapat dilakukan pada
waktunya, kelainan menjadi ireversibel dan menyebabkan kematian.2
1
BAB 1
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 8 bulan
Agama : Islam
Alamat : Dasan Tapen, Gerung
Tanggal Masuk RS : 12 Januari 2022
Jam MRS : 08.45
B. ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 12 Januari 2022, Pukul 08.45 WITA di IGD RS Patut Patuh
Patju, Gerung
Keluhan utama
Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
Keluhan tambahan
Keluar bintik merah, dan mimisan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke UGD diantar keluarga dengan keluhan demam sejak 4 hari
SMRS. Demam dikatakan sepanjang hari, turun dengan obat penurun panas
kemudian naik lagi. pasien mengalami penurunan nafsu makan sejak 4 hari
SMRS. Mimisan (+) dan muncul binti-bintik merah di muka, tangan dan kaki
sejak 1 hari SMRS. Mual (-), muntah (-), BAB dan BAK dalam Batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu
Os belum pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya hanya mendapatkan obat penurun panas
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
2
Ibu rutin melakukan ANC di bidan setiap bulan selama masa kehamilan, tidak
mengkonsumsi obat-obatan selama hamil, tidak sakit.
Anak lahir cukup bulan, kehamilan tunggal, spontan di bidan tanpa penyulit
kehamilan. Langsung menangis setelah lahir dengan BB 3000 gram dan PB 58
cm
Pola Makan Anak
0 - 7 bulan : ASI eksklusif
7 – 12 bulan : ASI dan susu soya dan bubur tim
8 tahun : Nasi, sayur, ikan atau ayam
Kesan : Anak mendapat ASI eksklusif, makanan sesuai usia anak
Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal.
Riwayat Imunisasi
o BCG 1x
o DPT 0x
o Hepatitis B 1x
o Polio 1x
o Campak 0x
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap karena pandemi covid 19, keluarga pasien
mengaku tidak mendapatkan informasi jadwal untuk vaksinasi dasar untuk
anaknya
Riwayat Psikososial
OS tinggal bersama kedua orang tua nya di rumah, di dalam satu rumah terdapat 3
orang. Makan lebih sering dirumah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaran Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 120 kali/menit, teratur, kuat angkat
3
Suhu : 37 °C
Tekanan darah :-
RR : 30x
Antropometri
Berat Badan : 8 kg
Panjang Badan : 70 cm
Lingkar Kepala : (Normocephal)
Status Gizi berdasarkan kurva WHO
BB/U : -2 -0 SD ( berat badan normal sesuai usia)
TB/U : -2 -0 SD ( tinggi badan normal sesuai usia)
BB/TB : -1-0 SD( Gizi baik )
Kesan : Gizi baik
D. STATUS GENERALIS
Kepala
Kepala Normocephal
Ubun-ubun Kecil Menutup Sempurna
Petechie (+)
Mata
Konjungtiva anemis - -
Sclera icterus - -
Edema palpebra - -
Mata cekung - -
Mata merah dan berair - -
Hidung
Pernapasan cuping hidung -
Deviasi septum -
Sekret (-/-)
Perdarahan (+/+)
Telinga
- -
4
Sekret
Mulut
Mukosa bibir Kering
Sianosis -
Stomatitis -
Tonsil T1/T1
Faring Hiperemis (-)
Bercak perdarahan pada mukosa faring (-)
dan mukosa buccal
Leher
Pembesaran KGB - -
Pembesaran Kelenjar Thyroid - -
Thorax
5
Ekstremitas
E. Laboratorium
Hematologi Rutin
Hematokrit 32,6 % 35 – 40
6
IgG Dengue Reactif
F. RESUME
Imunisasi dasar tidak lengkap, perkembangan sesuai dengan usia, gizi baik.
Laboratorium:
Trombosit rendah : 20 ribu/μL
G. ASSESMENT
Febris H4
Petechie
Intake sulit
Mimisan
Trombositopeni
H. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : DBD grade II
Status Imunisasi : Imunisasi dasar tidak lengkap
Satatus Tumbuh Kembang : Tumbuh Kembang sesuai dengan usia
7
Status Gizi : Gizi baik
I. TATA LAKSANA
IVFD RL 40 tpm mikro. 24 cc/30 menit
Inj Ceftriaxon 200 mg/12 jam
Inf paracetamol 80 mg/8 jam jika demam
Inj kalnex 100 mg/12 jam
Psidii 3x1 cth
Cek tanda vital dan urin ouput / jam
Cek hematologi rutin per 6 jam
Pasien dirujuk untuk mendapatkan trombosit konsentrate
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. PATOGENESIS5
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap
masuknya virus yang berkembang di dalam peredaran darah dan ditangkap oleh
makrofag. Selama 2 hari akan terjadi viremia dan muncul gejala panas. Makrofag
akan menjadi APC dan mengaktifkan sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
9
memfagosit lebih banyak virus. T-Helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksi yang
akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang
akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang dikenali yaitu antibodi netralisasi,
antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Proses tersebut akan
menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala
sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya.
Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah eningkatan akut permeabilitas vaskular
yang mengarah ke kebocoran plasma ke ruang ekstravaskular, sehingga
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah.
Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial yang selanjutnya diikuti dengan viremia yang berlangsung 5-7
hari. Akibat infeksi ini, muncul respon imun baik humoral maupun seluler, antara
lain anti netralisasi, anti hemaglutnin dan anti komplemen. Antibodi yang muncul
pada umumnya adalah IgG dan IgM pada infeksi primer.
Kompleks virus-antibodi
Aktifasi komplemen
Komplemen menurun
Anafilatoksin (C3a, C5a)
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht meningkat
30% kasus Perembesan plasma Natrium turun
syok
Cairan dalam
Hipovolemia rongga serosa
Anoksia Syok Asidosis
Meninggal
D. MANIFESTASI KLINIK3,4
10
Demam berdarah dengue ditandai oleh 4 manifestasi yaitu demam tinggi,
perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran
darah.fenomena patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan
membedakan DBD dari DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurunnya volume plasma, trombositopenia, dan diathesis hemoragik.
Gejala klinis berikut harus ada, yaitu:
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
• uji bendung positif
• petekie, ekimosis, purpura
• perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
• hematemesis dan atau melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan
tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan
tangan dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan
pasien tampak gelisah.
2. Laboratorium
Trombositopenia (100 000/µl atau kurang) Adanya kebocoran plasma karena
peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai berikut:
• Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
• Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan
• Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya
peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja
DBD.
1.Derajat I
Demam di sertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji tourniquet +.
2.Derajat II
11
Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan/ perdarahan lain
3.Derajat III
Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, Tekanan
nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab,dan
pasien menjadi gelisah.
4.Derajat IV
Syok berat, nadi tdk teraba dan TD tidak dapat di ukur.
- Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke 5 perjalanan penyakit. Pada saat ini
suhu turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan
namun pada DBD beat merupakan tanda awal syok
- Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena, ataupun hematuria
Tanda-Tanda Syok
Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi berupa asidosis
metabolik dan perdarahan hebat.
12
Pemeriksaan Penunjang
• Darah perifer
• NS1
• Uji serologi
• Elektrolit
• Pemeriksaan radiologis sesuai indikasi (Foto thorax)
• USG : efusi pleura, ascites
13
E. PENATALAKSANAAN2,3,4
Demam :
1. Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah atau air sirup atau susu
untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah
atau diare
2. Antipiretik seperti (parasetamol) 10-15 mg/kgBB/x :3-4
3. Pemberian cairan untuk mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat
peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan. Cairan intravena diperlukan
apabila anak terus menerus muntah, tidak minum, demam tinggi, dehidrasi yang
dapat mempercepat terjadinya syok.
Berikan infuse sesuai dengan derajat dehidrasi sedang
Berikan hanya larutan isotonic seperti Ringer Laktat atau Asetat
Pantau tanda vital dan dieresis tiap jam, serta periksa laboratorium : HHTL
tiap 6 jam
14
Berikan 20 mg/kgBB larutan kristaloid seperti Ringer Laktat atau Asetat
secepatnya
Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan Hemoglobin menurun,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi, berikan transfuse
darah/komponen
Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler & perfusi perifer mulai
membaik, tekana dahi melebar. Jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam
sesuai kondisi klinis dan laboratorium
Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 26-48 jam.
o Takikardia
o Peningkatan Hematokrit
o Akral pucat atau dingin
o Oliguria
o Hipotensi
o Tekanan nadi melemah (<20 mmHg)
o Penurunan kesadaran
o Capillary refill time > 2 detik atau memanjang
Kriteria memulangkan Pasien:
(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
15
(5) Jumlah trombosit >50.000/μl dan menunjukan kecenderungan meningkat 32
F. PENCEGAHAN6
1. Lingkungan
2. Biologis
3. Kimiawi
16
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Komplikasi2,3,4
Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan syok ataupun tanpa syok
Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal akut
Edema paru, seringkali terjadi akibat overloading cairan
Prognosis2,3,4
Buruk bila terjadi DSS dengan syok berulang/berkepanjangan atau terjadi DIC.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
mengarahkan pada penyakit demam berdarah dengue derajat II. Pasien dengan infeksi
demam berdarah dengue, memiliki gejala klinis yang terdiri atas 3 fase, yaitu fase
demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Fase demam yang muncul mendadak tinggi
pada 2-7 hari, yang dapat disertai dengan kejang, nyeri kepala, nyeri retro orbita, nyeri
otot, sendi, dan nyeri punggung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda perdarahan spontan berupa mimisan dan
didapatkan adanya bintik-bintik merah di muka, tangan serta kaki pasien. Patofisiologi
trombositopenia pada pasien DBD dapat disebabkan oleh penurunan produksi trombosit,
meningkatnya destruksi trombosit dan peningkatan pemakaian jumlah trombosit yang
berlebihan.
Penurunan produksi dapat terjadi akibat dari adanya supresi pada sumsum tulang.
Yang dibuktikan dengan ditemukannya infeksi virus langsung pada sel hematopoietik
progenitor dan sel stromal yang mengakibatkan perubahan patologi pada sistem
megakariosit, eritroblast, dan prekursor mieloid. Peningkatan destruksi trombosit akibat
reaksi silang antara antibodi virus dengue dengan platelet. Reaksi tersebut mengaktifkan
komplemen yang pada akhirnya menimbulkan lisis platelet. Pada pasie DBD terjadi
kerusakan vaskular yang menimbulkan kebocoran plasma sehingga meningkatkan
pemakaian dari platelet.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan. Pada pasien ini diperoleh 3 kriteria klinis yang memenuhi seperti demam
tinggi mendadak, manifestasi perdarahan seperti mimisan dan adanya petekie, sedangkan
kriteria laboratorium yang terpenuhi seperti trombositopenia, hemokonsentrasi serta
pemeriksaan IgG dengue reactif. Berdasarkan semua hasil tersebut, maka pasien sudah
memenuhi kriteria diagnosis WHO yakni DBD grade II.
Penatalaksanaan DBD tergantung pada fasenya. Pada pasien ini, laki-laki usia 8
bulan dengan berat badan 8 kg mendapatkan terapi antipiretik berupa paracetamol infus
80 mg/8 jam dan terapi cairan berupa ringer laktat 3 cc/kgBB/jam pada 30 menit
pertama. selama pemberian terapi, vital sign pasien dipantau dan direncanakan untuk
mendapatkan transfusi trombosit karena jumlah trombosit pasien sangat rendah. Oleh
karena itu pasien direncanakan untuk di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai.
18
DAFTAR PUSTAKA
19