EPILEPSI
Nama : An. A
Usia : 4 tahun
Alamat :
No RM :
Tgl Masuk :
Ruang perawatan :
1.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama
b. Keluhan Tambahan
os datang dengan keluhan kejang berulang >2x, lamanya >10 detik ketika dirumah.
Berdasarkan cerita ibunya os kejang meghentak-hentakkan tangan dan kaki dengan mata
mendelik keatas 2 jam smrs. Setelah kejang os berlangsung lemas. Lalu sampai di IGD
kejang berhenti dan langsung demam tinggi.
Os sudah mempunyai riwayat epilepsi dari umur 1 tahun 3 bulan dan masih pengobatan
epilepsi sampai sekarang. Os mengalami kejang seperti ini awalnya karena imunisasi
DPT3 umur 3 bulan yang vaksinnya menyebabkan demam. Semenjak dari situ ketika os
demam pasti disertai dengan kejang. Pada saat umur 3 bulan os disarankan untuk EEG
tetapi OT os belum mau setelah 9 bulan baru os dilakukan pemeriksaan EEG dan
1
dikatakan hasilnya ada kelainana EEG di parsial kanan yang menunjukkan benar adanya
riwayat epilepsi.
Setelah os umur 9 bulan kejang sudah mulai timbul dan sering berulang lagi setiap kali
demam maupun tidak demam. Ditambah os dulunya pernah dapat pengobatan TB saat
umur 1 tahun dan pengobatan lengkap selama 6 bulan.
Ibu os mengatakan kejang pada kali ini berbeda dengan kejang sebelumnya karena lama
serangan kejangnya >10detik dan berulang sebanyak 2x dan sudah tidak membaik
dengan pemberian stesolid. Saat ini os disertai batuk pilek dan demam sejak 2 hari yang
lalu smrs.
Pada saat sudah sampai bangsal os mengalami kejang berulang secara mendadak
berlangsung >10 menit dan berulang sampai ±40 menit sebanyak 3x durasi kejang.
Dengan gerakan menghentak-hentakkan kedua tangan dan kaki, serta dengan bola mata
yang mendelik keatas dan lidah yang tergigit lalu langsun diberikan 2 stesolid supp dan
injeksi diazepam dan masih tidak berhenti kejang kemudian segera dibawa ke Ruang
perawatan intensive / PICU.
f. Riwayat Pengobatan
g. Riwayat Alergi
Ibu An. rutin ANC di dokter, selama hamil tidak pernah sakit.
2
BB lahir = 2800 gram
PB lahir = 48 cm
k. Riwayat Perkembangan
OS selama sakit sulit untuk bersosialisasi di lingkungan sekitar dan teman sebayanya
l. Riwayat Imunisasi
BCG 1x
DPT 3x
Hepatitis B 3x
Polio 3x
Campak 1x
m. Riwayat Psikososial
Os tinggal bersama orangtuanya dan aktif bermain jika anak sehat. Sirkulasi udara di
lingkungan rumah baik.
3
Kesadaran : somnolen
Tanda-tanda Vital :
Suhu Tubuh : 38 ⁰C
Nadi : 105 kali/menit,
RR : 25 kali/menit
Antropometri:
BB sebelum sakit : 14 kg
BB saat sakit : 14 kg
PB : 88 cm
LK : 51 cm
Status Gizi
STATUS GENERALIS
Kepala
Kepala Normocephal
Ubun-ubun Kecil Menutup Sempurna
Warna Hitam distribusi merata
Kondisi Tidak mudah dicabut
Mata
Konjungtiva anemis - -
Sclera icterus - -
Edema palpebra - -
Mata cekung - -
Mata merah dan berair - -
Hidung
Pernapasan cuping hidung -
Deviasi septum -
Sekret (-/-)
Perdarahan (-/-)
Nyeri tekan (-/-)
Telinga
Normotia - -
Serumen - -
Nyeri tekan - -
4
Mulut
Mukosa bibir Kering
Sianosis -
Stomatitis -
Tonsil T1/T1
Faring Hiperemis (-)
Bercak perdarahan pada mukosa faring (-)
dan mukosa buccal
Leher
Pembesaran KGB - -
Pembesaran Kelenjar Thyroid - -
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
5
CRT < 2 detik < 2 detik
Tonus otot Meningkat Meningkat
Pergerakan Fleksi Fleksi
Inferior Kanan Kiri
Akral Hangat Hangat
Edema - -
Sianosis - -
CRT < 2 detik < 2 detik
Tonus otot Meningkat Meningkat
Pergerakan Ekstensi Ekstensi
6
Elektrolit
Natrium (Na) darah 142 mEq/L 135-147
Kalium (K) darah 3.4 mEq/L 3.5-5.0
KIMIA KLINIK
Analisa gas darah 38.5
Temperatur (AGD)
pH 7.453 7.370 – 7.450
pCO2 35.7 mmHg 33-44
pO2 55.4 mmHg 71-104
Saturasi O2 89.40 % 94.00 – 98.00
HCO3 (act) 25.2 Mmol/L 21-28
1.5 Resume
An. A Laki-laki 4 tahun datang dengan keluhan kejang berulang >2x, lamanya >10 detik
ketika dirumah. Berdasarkan cerita ibunya os kejang meghentak-hentakkan tangan dan
kaki dengan mata mendelik keatas 2 jam smrs. Setelah kejang os berlangsung lemas.
Lalu sampai di IGD kejang berhenti dan langsung demam tinggi. os disertai batuk pilek
dan demam sejak 2 hari yang lalu smrs.
1.6 Assesment
7
Diagnosa Klinis : kejang pada riwayat epilepsi
1.8 Terapi
1.9 Follow Up
Hari S O A P
/Tangga
Demam dari semalam KU: sakit sedang extra proris sup I
(+) Kes : CM ISPA infus asering loading
Kejang 3x siang dan S: 37.9’C 100 cc
lama>10 menit(+) RR : 35 x/m KDK injeksi kalmetason 3 x
Batuk kering (+), pilek N: 100x/m 2.5 mg
(+) p. Panas ->
Kejang berulang >3x Status proris ceweble 150
durasi ±40 menit. Kejang epileptikus mg
bersifat tonik klonik Diazepam 1.5 mg
Riwayat
dengan mata mendelik Equal
Kejang pada
dan setelah kejang terjadi Alco dmp syr 3 x 1
epilepsi
penurunan kesadaran cdo
Diazepam injeksi 5 mg
(kecepatan 2
mg/menit)
Dilantin 200 mg
8
(dalam Nacl 100 cc
habis dalam 30 menit)
Terapi 12 jam kemudian
diberikan
Fenitoin rumatan
(dilantin) 2x35 mg
Ceftriaxon 3 x 500 mg
Pasien telah terpasang KU : kesadaran KDK Modus ventilator
ETT + ventilator dengan menurun : sakit berat diubah : RR 30 PEEP
PC 15 RR 30 PEEP 5 Kes: stupor Kejang 5 PC 15
FiO2 85% S:38.4 C riwayat FiO2 diturunkan
RR :43 x/m epilepsi pelan-pelan
HR: 146 x/m Volume tidak tidak
SaO2 : 91 % boleh lebih dari 80
Program lanjutan
Antibiotik
S : demam (+) KU : sakit berat nafas Observasi pola nafas
BAK ada, BAB ada dengan bantuan Bersihkan jalan napas
Malam ini tidak ada Ventilator modus PE Riwayat Observasi TTV
kejang (-)batuk (+) sesak Infus terpasang Kejang pada
(+) muntah (+) RR :FiO2 30 epilepsi Lanjutkan terapi
Terpasang NGT : coklat PEEPS 5
Balance S: 38.5 C Bronkopneu Cefotaxim 3x250 mg
Intake 1000 cc/kg RR : 51 x/m moni Kalmetason 3 x 2.5 mg
HR: 124 x/m Dilantin 2 x 35 mg
9
Pf: ronkhi basah kasar Sibital 3 x 35 mg
(+/+) Antrain 3x200 mg
Cor pulmo pada foto Omeprazol 2 x 20 mg
rontgen thorax
didapatkan infiltrat
difus.
Akral hangat nadi kuat
Trombosit : 168.000
Tangisan kuat, nafas KU: sakit sedang Kejang pada Terapi depaken syr
spontan, minuman 30 Kes : CM epilepsi lanjutkan :
ml/3jam, toleransi S : 36’6 C P. panas oral 3x1
minum baik, muntah HR : 119x/menit Bronkopneu Depaken oral 2x5ml
tidak ada. Demam sudah RR : 20x/m monia p.Batuk oral 3x1 bks
turun (-) batuk (+) sesak SPO2 : 99%
(-) Observasi nafas pasien
Infus tangan kanan dan Lab : Observasi TTV+SPO2
kiri Hb :10.6 Observasi tanda-tanda
Leukosit : 15.950 infeksi
Ht : 31
Trombosit : 179000
Eritrosit : 3.730
MCV/MCH/MCHC :
82/28/35
diBadar KU: cemas epilepsi Infus 700cc/jam
demam (-), kejang (-) Kes : somnolen Inj. Cefotaxim 3x250
batuk (+) HR: 115x/m Bronkopneu mg
os sulit untuk diajak RR: 23x/m monia Inj. Kalmetason 3x2.5
berbicara dan mg
berinteraksi Delayed Inj. Dilantin 2x35 mg
development Inj. Sibital 2x35 mg
Depaken syr 2 x 5 cc
(Dietisien) Intake enteral Pantau NGT
Risiko malnutrisi inadekuat Pantau TTV
BB: 14 kg Pantau intake
BB/U : Target intake 51%
Kebutuhan cairan: kebutuhan
1200cc/jam
Infus 700 cc/24jam
500cc/24jam (enteral)
10
Kejang (-) demam (-) KU: sakit sedang epilepsi Inhalasi 3x/hari
Bab dan bak normal Kes: cm Diet cair 8x60 menit
NGT (+) Bronkopneu Inj. Dilantin 2 x25 mg
monia Inj. Sibital 2 x25 mg
Inj. Kalmetason 3x2
mg
Alco dmp syr
11
Ibu os mengatakan KU : sakit sedang epilepsi terapi lanjutkan
anaknya masih batuk (+) Kes: CM cek HR + CRP hasil
demam (-) kejang (-) Suhu : 36.5 C Bronkopneu (-)
Os hanya mau duduk Nadi : 88 x/menit monia konsultasi : rehab
saja dan digendong oleh medik
ibunya Delayed
development
(Fisioterapi) Berdiri (-), bicara (-), Delay speech stimulasi bahasa bicara
Os dengan riwayat kemampuan oral oral facial stimulation
kejang meniup (-) menghisap
(-)
Os muncul kata-kata
“aku gak mau”
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2 FK UI. Jakarta : Info Medika Jakarta
2. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC.
3. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 vol 2. Jakarta: EGC
4. PERDOSSI. Pedoman tatalaksana epilepsi. Ed: 3. Jakarta. 2008
12
5. Price dan wilson. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Ed: 6.
Jakarta: EGC
6. Tjahjadi, dkk. Gambaran Umum Mengenai Epilepsi. In: Kapita Selekta Neurologi.
Yogyakarta; gadjah Mada University Press. 2005
13