Anda di halaman 1dari 70

YAYASAN NURUR RAHMAH

MADRASAH ALIYAH SYAFI’IYAH


SAMBIRAMPAK LOR - KOTAANYAR - PROBOLINGGO Sekretariat : Jln. KH. Zainul Mu’in PP. Nurur
Akreditasi: B BAP-SM Nomor: 1347/BAN.SM/BK/2021 Rahmah Sambirampak Lor Kotaanyar
NSM: 131235130011 || NPSN: 20584514 Probolinggo 67293
 +62853-3013-4874 / +62823-1662-0009

SURAT KETERANGAN
Nomor : NR.C/01.070/MAS/X/2019

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : NURUL QO’IM, M.Pd.I
Jabatan : Kepala Madrasah
Sekolah/Madrasah : Madrasah Aliyah Syafi’iyah
Alamat : Jl. KH. Zainul mu’in PP. Nurur Rahmah Sambirampak Lor

Menyatakan bahwa:
Nama : AHMAD MAULID, S.Pd
Tetala : Probolinggo, 01 September 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Mata Pelajaran : Fikih

Adalalah benar Penelitian Tindakan Kelas mata pelajaran fikih dengan judul materi “Transaksi Jual
Beli” untuk kelas XI IPS Semester Genap dibuat sebagai bahan ajar di Madrasah Aliyah Syafi’iyah
Sambirampak Lor Tahun Pelajaran 2019/2020.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dipergunakan sebagai mana
mestinya.

Sambirampak Lor, 30 Oktober 2019


Kepala Madrasah

NURUL QO’IM, M.Pd.I

1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS Probolinggo
Mata Pelajaran Fikih Oktober 2019

TRANSAKSI
JUAL BELI
DALAM HUKUM ISLAM

AHMAD MAULID
MADRASAH ALIYAH SYAFI’IYAH

2
KATA PENGANTAR

Segala puji haya kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya,
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian makalah dapat terselesaikan dengan lancar.
Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa, serta agar dikemudian hari mahasiswa yang lain
dapat melakukan kegiatan hal serupa. Penelitian yang berjudul “Implementasi Strategi
Concept Mapping Pada Pelajaran Fiqih Materi Perekonomian Dalam Islam” ini
kami susun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Pengembangan
Kurikulum Pembelajaran PAI. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung kami, terutama Dosen yang telah
membimbing kami dengan sabar.
Kami sadari hasil makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu besar
harapan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat memperbaiki
kesalahan kami. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.

Paiton, 1 Desember 2019


Hormat kami,

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................................7
D. Manfaat Penelitian....................................................................................7
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................8
F. Definisi Operasional..............................................................................8

BAB II : KAJIAN TEORI


A. Strategi Concept mapping...................................................................10
B. Hasil Belajar..........................................................................................16
C. Mata Pelajaran Fiqih............................................................................18

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.....................................................................................20
B. Identifikasi Variabel.............................................................................21
C. Populasi dan sampel.............................................................................22
D. Jenis dan sumber data..........................................................................23
E. Siklus Penelitian...................................................................................24
F. Analisis Data.........................................................................................25
G. Siklus Penelitian...................................................................................24

BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data.........................................................................................29
B. Pelaksanaan...........................................................................................35
C. Observasi...............................................................................................35
D. Refleksi..................................................................................................36

BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................67
B. Saran-saran..........................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................69

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata pelajaran fiqih merupakan salah satu dari pelajaran pendidikan
agama Islam yang diajarkan di Madrasah. Pembelajaran fiqih berlangsung mulai
dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga jenjang Madrasah Aliyah. Setiap jenjang
madrasah tentunya memiliki tujuan yang berbeda dalam pembelajaran fiqih. Mata
pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk mengetahui dan memahami
prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial. Selain itu, mata pelajaran fiqih juga
diharapkan mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan dan mengamalkan
ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar, sebagai perwujudan dari ketaatan
dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan
Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
hubungan dengan lingkungan.1
Materi pembelajaran aspek kognitif dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu2 :
1. Fakta, merupakan materi berupa informasi tentang realitas, peristiwa,
orang, tahun, tempat, jumlah, ukuran, yang menekankan pada ingatan
atau hafalan peserta didik.
2. Konsep, merupakan materi berupa pengertian, definisi yang
membutuhkan kognisi tingkat pemahaman.
3. Prosedur, merupakan materi yang berupa urutan melakukan,
mengerjakan, atau membuat sesuatu yang membutuhkan kognisi
tingkat penerapan, dan keterampilan serta kemahiran psikomotorik.

1
PERMENAG RI No. 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, Hlm : 45
2
Charles M. Reigeluth, Instructional Theories in Act : Lesson Illustrating Selected Theories and
Models. New Jersey : Lawrence Erlbaum Ass. Publ, 1987. Hlm : 78

5
4. Prinsip, merupakan materi yang berupa hubungan antara konsep yang
menggambarkan sebab-akibat, generalisasi, hukum yang
membutuhkan tingkat kognisi tinggi seperti analisa, sintesa, dan
penilaian.
Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang banyak membutuhkan aspek
kognitif peserta didik, sehingga diperlukan metode dan strategi yang tepat untuk
digunakan oleh guru dalam upaya menyampaikan materi pelajaran fiqih kepada
peserta didik seefisien mungkin. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran fiqih
diperlukan upaya yang maksimal dari guru untuk menumbuh kembangkan aspek
kognitif peserta didik, karena mata pelajaran fiqih memuat konsep yang dimana
berkaitan dengan pengembangan aspek kognisi peserta didik.
Mata pelajaran fiqih hendaknya disampaikan secara jelas dengan
menyajikan materi konseptual sedetail mungkin yang kemudian dilanjutkan
dengan memberikan contoh, bentuk kongkrit penerapan fiqih di kehidupan nyata,
sehingga bisa membuat siswa mengerti akan urgensi mata pelajaran fiqih, serta
mengetahui penerapan konsep fiqih dikehidupan sekitarnya. Sebagian besar
materi pelajaran fiqih memang bertumbuh pada aspek kognitif siswa, sehingga
dibutuhkan peran guru yang lebih untuk mengembangkan potensi psikomotorik
dan afektif siswa terkait dengan mata pelajaran fiqih. Aspek afektif yang
dihasilkan dari pelajaran fiqih diharapkan siswa mampu berprilaku dan bersikap
sesuai dengan kaidah-kaidah yang diajarkan dalam fiqih. Aspek psikomotorik
siswa yang dihasilkan dari pelajaran fiqih mengharapkan kecakapan siswa dalam
mempraktikkan tindakan muamalah dengan memenuhi syarat dan rukun sesuai
kaidah fiqih yang sudah dipelajari.
Guru yang mengajarkan pelajaran fiqih di sekolah haruslah seorang guru
yang benar-benar profesional di bidangnya. Profesional disini tidak hanya berarti
rekam jejak studi guru tersebut yang harus sesuai dengan bidang pelajaran yang
diajarkan, dalam hal ini guru lulusan sajana agama dan pendidikan Islam, namun
juga profesional secara kemampuan dalam mengajar. Profesional diartikan
sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.,
dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian keahlian yang dipersyaratkan

6
untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif
dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang maksimal.3
Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat.4 Pada pelajaran fiqih, guru profesional hendaknya mampu
merencanakan dan melaksanakan tugas pembelajaran fiqih dengan cara yang
efisien agar tujuan dari pembelajaran fiqih tersebut bisa dicapai dengan maksimal.
Selain itu, guru peajaran fiqih yang profesional juga dituntut untuk mampu
menilai hasil pembelajaran dan melakukan pembimbingan dan pelatihan
mengenai pelajaran fiqih yang diajarkan di sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran fiqih di madrasah merupakan kegiatan yang
wajib. Madrasah memiliki pelajaran yang berbeda dengan sekolah pada
umumnya, khususnya terkait dengan pelajaran keagamaan. Dibutuhkan keahlian
khusus dari seorang guru pendidikan agama Islam untuk mengajarkan fiqih di
madrasah agar murid-murid tertarik dan mudah dalam mempelajari fiqih.
Berdasarkan tuntutan untuk memacu kinerja guru pendidikan agama Islam untuk
lebih kreatif inilah, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas di madrasah, untuk mengetahui sejauh mana proses kreatifitas guru tersebut
dalam menyampaikan pelajaran fiqih. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti sebagai bahan tugas kuliah Program Magister Pendidikan Agama
Islam di Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo dengan mengambil tempat
Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor,
sekalaigus tempat peneliti mengajar sebagai tendaga pendidik. Penelitian ini akan
mengungkap dan menyajikan bagaimana proses penerapan strategi belajar
concept mapping yang diaplikasikan pada pelajaran fiqih di kelas X-2.

3
Mujtahid, M.Ag. Pengembangan Profesi Guru. Malang : UIN Maliki Press, 2011. Hlm : 27
4
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Guru dan Dosen bab 11 pasal 39 ayat 2

7
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan implementasi strategi concept mapping pada
pelajaran fiqih materi perekonomian dalam Islam kelas X-2 di Madrasah
Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor?
2. Bagaimana implementasi strategi concept mapping pada pelajaran fiqih
materi perekonomian dalam Islam di kelas X-2 Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor ?
3. Bagaimana evaluasi terhadap implementasi strategi concept mapping pada
pelajaran fiqih materi perekonomian dalam Islam di kelas X-2 Madrasah
Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana proses perencanaan implementasi strategi concept
mapping pada pelajaran fiqih materi perekonomian dalam Islam kelas X-2
di Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor.
2. Mengetahui bagaimana implementasi strategi concept mapping pada
pelajaran fiqih materi perekonomian dalam Islam di kelas X-2 Madrasah
Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor.
3. Mengetahui bagaimana evaluasi terhadap implementasi strategi concept
mapping pada pelajaran fiqih materi perekonomian dalam Islam di kelas
X-2 Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor.

D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan memperoleh guna dan manfaat,
manfaat atau kegunaan yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Manfaat Akademis
a. Menambah khazana ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan agama
Islam yang diaplikasikan di Madrasah Aliyah.

8
b. Sebagai rujukan dan refenrensi alternatif mengenai penerapan teori
strategi belajar model pembelajaran active learning yang telah teruji
dan di terapkan di lingkungan nyata.
2. Manfaat Praktis
a. Menjadi bahan acuan untuk guru Madrasah Aliyah dalam menentukan
strategi belajar yang akan digunakan.
b. Menjadi syarat ketuntasan tugas kuliah analisis pengembangan kurikum
di Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Nurul Jadid
Paiton.

E. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang lingkup penelitian
a. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak
Lor, subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-2/X IPS 2 dengan
jumlah siswa 35 siswa. Penelitian ini menggunakan strategi concept
mapping pada pembelajaran fiqih bab 7.
b. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober semester ganjil tahun
pelajaran 2019/2020
2. Keterbatasan penelitian
a. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bab
7 pada pelajaran fiqih.
b. Hasil penelitian ini hanya berlaku di kelas X-2 Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor, tidak berlaku untuk Madrasah Aliyah
atau lembaga pendidikan yang lain mengingat situasi kondisi dan kasus
berbeda.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan makna untuk beberapa istilah
oprasional sebagai landasan teori dalam penelitian yang dilakukan. Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

9
1. Strategi Concept mapping
Concept mapping, adalah suatu strategi yang digunakan oleh pendidik
dengan maksud meminta peserta didik untuk membuat peta konsep dan
mencari kata-kata kunci dari suatu pokok sebagai rumusan inti
pembelajaran.
2. Hasil belajar
Hasil belajar siswa adalah hasil yang telah diperoleh siswa dari
pengalaman-pengalaman dan latihan-latihan yang diikutinya selama
pembelajaran yang berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik.

10
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Strategi Concept mapping


1. Pengertian Concept mapping
Secara etimologi, strategi berasal dari kata method yang berarti suatu
kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai tujuan. Jika strategi disandingkan dengan kata pembelajaran,
berarti suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan,
menguasai bahan pelajaran tertentu. Pemilihan strategi mengajar yang
tepat sangat berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran. Ketepatan
penggunaan strategi mengajar tersebut dipengaruhi banyak faktor
diantaranya sifat dari tujuan yang hendak dicapai, keadaan peserta didik,
bahan pengajaran dan situasi belajar mengajar.
Peta konsep adalah menyatakan hubungan hubungan yang bermakna
antara konsep konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-
proposisi merupakan dua atau lebih konsep konsep yang dihubungkan oleh
kata kata dalam suatu unit semantik. Peta konsep yang kita buat terdiri dari
satu kata yang dapat dihubungkan antara satu dengan lainnya sehingga
membentuk proposisi.
Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan tidak saman
dengan peta konsep yang dikembang oleh orang lain, sebab dalam fikiran
seseorang akan banyak konsep konsep dan konsep konsep itu yang akan
kita tuangkan secara individu. Neisser menjelaskan mekanisme proses
perkembangan ‘’kamus mental’’. Komponen yang menentukan dalam
proses ini adalah skemata pengantisipasi. Skemata adalah bagian dari
struktur kognisi seseorang. Skemata dikatakan sebagai ‘’pengantisipasi’’
karena ia dipersiapkan menerima informasi dan mengolah informasi yang
ada seperti konsep konsep yang terdapat dalam fikiran seseorang. Skemata
akan berubah manakala mendapat informasi baru dan informasi itu

11
merupakan bagian dari skemata. Manakala kita melihat dialog di televisi
banyak sekali konsep-konsep yang lahir dari pemikiran seseorang, akan
tetapi kalau kita simak dialog yang lain, dengan topik yang sama akan
muncul lahi konsep yang berbeda. Dan kita sebagai pemirsa atau
pendengar hanya dapat mengatakan bagus atau tidak bagus konsepnya
tersebut, karena kita menterjemahkan dengan konsep konsep yang ada di
fikiran.
Concept mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan
akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa yang sebenarnya ada
dalam otak.5 Sebuah peta pikiran adalah sebuah diagram yang digunakan
untuk mewakili kata kata, ide, tugas atau item lain yang terhubung dengan
kata kunci sentral atau ide. Peta pikiran yang digunakan dapat
menghasilkan, memvisualisasikan, struktur, dan mengklasifikasikan ide
ide, dan sebagai bantuan untuk belajar dan mengorganisir informasi,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menulis.
Concept mapping merupakan salah satu strategi mempelajari konsep
yang merujuk pada teori pemprosesan informasi dan mengacu pada konsep
yang ditemukan oleh Tony Buzan. Concept mapping atau peta pikiran
merupakan salah salah satu teknik mencatat yang tinggi. Concept mapping
lebih merangsang secara visual daripada strategi pencatatan traditional,
yang cenderung linier dan satu warna.6
Concept mapping merupakan bentuk catatan yang tidak monoton,
karena memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling
berkaitan satu sama lain. Sehingga akan terjadi keseimbangan kerja kedua
belahan otak. Concept mapping melibatkan kedua sisi otak, karena
menggunakan gambar gambar, warna, dan imajinasi (wilayah otak kanan)
bersamaan dengan kata, angka, dan logika (wilayah otak kiri). Penelitian

5
Tony Buzan, Buku Pintar Concept mapping Untuk Anak, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008. Hlm : 12
6
Khaqiatu Nazili Adilatul Hazmi, Efektifitas Strategi Stad Berbasis Concept mapping Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Alat Indra Manusia di MAN Babakan Tegal, Skripsi, IAIN
WaliSongo Semarang, 2010. Hlm : 23.

12
mutakhir menunjukkan bahwa otak sebelah kanan memiliki fungsi yang
berbeda dengan bagiannya yang sebelah kiri. Bila siswa hanya
mengandalkan salah satu otak dan melalaikan sisi lainnya, maka akan
mengurangi fungsi keseluruhan otak secara drastis. Concept mapping
adalah strategi mencatat kreatif yang memudahkan dalam mengingat
banyak informasi. Concept mapping merupakan strategi paling baik dalam
membantu proses berpikir secara teratur karena menggunakan teknik grafis
yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan
kunci kunci universal sehingga membuka potensi otak.7
Strategi Concept mapping hendaknya dibuat dengan menggunakan
banyak warna dan gambar/ symbol agar dapat berfungsi secara maksimal.
Hal ini bertujuan untuk membantu siswa mengingat perkataan dan bacaan,
meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu dan memberikan
wawasan baru, serta meningkatkan motivasi belajar dan mengurangi
kebosanan ketika belajar. Ada beberapa manfaat penggunaan strategi ini,
diantaranya: fleksibel, membantu dalam memusatkan perhatian,
meningkatkan pemahaman, dan memungkinkan pengembangan imajinasi
dan daya kreatif tanpa batas.8
Dengan menggunakan warna, gambar dan cabang cabang
melengkung, strategi concept mapping lebih merangsang secara visual
daripada pencatatan tradisional yang cenderung linier dan satu warna. Hal
yang spesial dari Concept mapping adalah Concept mapping menggunakan
program program yang ada dalam otak dan mengoptimalkannya. Ketika
siswa mendengarkan pelajaran, otak kiri yang bekerja. Ia mendengan dan
mencatat secara logis materi yang disampaikan oleh guru, akibatnya otak
kirinya lebih beban. Sedangkan otak kanannya masih kosong, tak heran
jika motivasi dan konsentrasi menurun. Belajar seharusnya melibatkan

7
Shihhatul Muharomah, Penerapan Strategi Concept mapping Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas XF Di MAN Yogyakarta 1, Skripsi, FITK UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2010. Hlm : 13

8
Tony Buzan, Buku Pintar Concept mapping, hlm. 9

13
emosional, kesenangan, kreativitas dan sebagainya, sehingga melibatkan
otak kanan dan otak kiri.9 Ketidakseimbangan otak kanan dan otak kiri
akan menyebabkan ketidak optimalan dalam menyerap materi. Bahkan
akan menimbulkan gangguan dalam belajar.
Sebelum mempelajari langkah langkah pembuatan Concept mapping
terlebih dahulu akan diuraikan mengenai elemen elemen Concept
mapping, yaitu:
a. Pusat peta pikiran
Pusat peta pikiran ini merupakan gagasan utama atau ide. Pusat peta
pikiran dapat berupa teks atau suatu gambar.
b. Cabang Utama
Cabang utama adalah cabang cabang tingkat utama yang langsung
memancar dari pusat peta pikiran. Garis garis pada cabang utama
gambarkan dengan menarik, masing masing cabang diberi symbol dan
beragam corak.
c. Cabang
Cabang merupakan pancaran dari cabang utama, dapat ditulis ke
segala arah dan usahakan meliuk bukan sekedar garis lurus. Panjang
cabang sesuai dengan panjang kata kunci dan sebaiknya warna cabang
sama dengan warna cabang utama.
d. Kata
Setiap cabang berisi satu kata dan ditulis diatas cabang.
e. Gambar
Tidak ada batasan tentang penggunaan gambar, sesuai yang
dikehendaki dan disukai. Usahakan gambar tersebut visualisasi dari
kata kunci pada cabang.
f. Warna
Gunakan warna warni yang menarik dalam peta pikiran. Semakin
berwarna semakin hidup dan menarik.

9
Maurizal Alamsyah, Kiat Jitu meningkatkan Prestasi dengan Concept mapping, Yogyakarta:
Mitra Belajar, 2009. Hlm : 18

14
Dalam membuat concept mapping hendaknya menggunakan pensil
warna dan dimulai dari bagian tengah kertas. Berikut adalah langkah
langkah pembuatan concept mapping : 10
a. Tulis gagasan utama di tengah tengah kertas dan lingkupilah dengan
lingkaran, persegi atau bentuk lain.
b. Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
poin atau gagasan utama. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap tiap
cabang.
c. Tuliskan kata kunci atau frase pada tiap tiap cabang yang
dikembangkan.
d. Tambahkan symbol symbol dan ilustrasi ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang lebih baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar concept mapping
membantu lebih mudah mengingat yaitu : 11
a. Tulis atau ketiklah secara rapi dengan menggunakan huruf kapital.
b. Tulislah gagasan penting dengan huruf huruf yang lebih besar
sehingga lebih menonjol dan berbeda dengan yang lain.
c. Garis bawahi kata kunci dan gunakan huruf tebal.
d. Bersikaplah kreatif dan berani dalam desain.
e. Gunakan bentuk bentuk acak untuk menunjukkan gagasan gagasan
tertentu.
Penggunaan imajinasi sangat membantu dalam mengingat karena
imajinasi membuat segala sesuatu tampak lebih menarik. Dengan
berimajinasi pada hal hal yang menarik dan hal hal yang menyenangkan
akan memudahkan dalam mengingat sesuatu. Karena sesuatu yang
semakin menarik akan semakin mudah diingat. Sedangkan hal hal yang
kurang menarik atau tidak disukai akan lebih mudah dilupakan. Kuncinya

10
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Strategi dan Teknik Pembelajaran Agama Islam.
Bandung: PT. Refika Aditama. 2009. Hlm : 112
11
Boby Deporter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan Bandung: Kaifa, 2007. Hlm : 156-158

15
adalah menggunakan imajinasi untuk membuat yang ingin diingat menjadi
lebih menarik.
2. Ciri Ciri Peta Konsep
Dalam penyusunan peta konsep tentu banyak para ahli yang
memiliki pernyataan yang berbeda-beda. Namun bisa dipahami bahwa
untuk menentukan peta konsep yang ideal, memiliki ciri sebagai berikut :
a. Peta konsep adalah bentuk dari konsep konsep atau proposisi proposisi
suatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya dalam
bidang Studi Biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam dan lain
sebagainya.
b. Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari
suatu bidang studi atau bagian dari bidang studi yang memperlihat tata
hubungan antara konsep konsep. Di samping itu juga memperlihat
bentuk belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar bentuk lain
dengan tidak memperlihat hubungan hubungan konsep antara konsep
konsep. Di samping itu juga memperlihat bentuk belajar kebermaknaan
dibanding dari cara belajar bentuk lain dengan tidak memperlihatkan
hubungan konsep antara satu dengan lainnya.
c. Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya,
ia dapat berbentuk aliran, air, cabang pohon, urutan urutan kronologis
dan lain sebagainya.
d. Peta konsep berbentuk hirarkis manakala suatu konsep dibawahnya
terdapat beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara
jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan
timbul seperti fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.12
3. Keunggulan Concept mapping
Keunggulan concept mapping adalah sebagai berikut :
a. Concept mapping menggunakan otak kiri dan otak kanan secara aktif
dan sinergis.

12
Matinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bandung: Gaung Persada. 2009.
Hlm : 125

16
b. Concept mapping juga memungkinkan penggunanya melihat gambaran
keseluruhan sekaligus detail permasalahan pada saat yang bersamaan.
c. Seperti halnya saat melihat sebuah peta perjalanan, kita tidak akan
bingung menghubungkan antara rumah kita dengan tujuan perjalanan
kita karena semua jalan sudah terhubung. Begitu pula saat otak kita
membaca concept mapping.
d. Penggunaan gambar dan ilustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak
dan menyeimbangkan otak kirinya.
e. Penggunaan warna juga mengaktifkan sisi otak kanan anak.
f. Pembelajaran menjadi menyenangkan.
g. Cara kerja concept mapping sama dengan cara kerja otak, yaitu
memancar dari satu titik ke titik lainnya.13

B. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila guru dapat
menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien dan kondusif. Dimyati
dan Mudjiono menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan
evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak
proses belajar. Hamalik mengemukakan hasil belajar adalah terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan adanya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya.
Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif
yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian.
Sedangakan menurut pakar lain, hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku seperti yang dikatakan oleh Bundu Berikut ini :
Hasil belajar adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi
pada siswa sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran. Hasil

13
Sutanto Windura, Concept mapping: Langkah Demi Langkah. Jakarta: Gramedia, 2009. Hlm :
18-24

17
belajar dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari tes hasil
belajar dan pengamatan kegiatan siswa yang diadakan setelah
selesai mengikuti suatu program pembelajaran. Hasil belajar
terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomor14

Hasil belajar siswa merupakan suatu alat ukur langsung yang sering
dipakai guru untuk mengetahui sejauh mana siswanya memahami isi meteri
pelajaran yang sudah disampaikan. Menurut Slameto menyebutkan bahwa hasil
belajar sebagai hasil dari proses belajar. Belajar sendiri merupakan proses atau
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Siswa yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan baru serta perbaikan sikap sebagai hasil belajar
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi
pelajaran. Sebaiknya hasil belajar yang sudah dinilai oleh guru diberitahukan
kepada siswa agar siswa mengetahuai kemajuan belajar yang telah dilakukannya
serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar pada
akhirnya merupakan bahan refleksi siswa mengenai kegiatan belajarnya dan
refleksi guru terhadap kemampuan mengajar serta mengevaluasi pencapaian target
kurikulum.
Berdasarkan dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil pembelajaran siswa yang mencakup dari berbagai aspek
baik itu kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat dilihat dari evaluasi akhir
pembelajaran. Serta hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh, dikuasai yang
merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan salah satu alat yang
dapat digunakan untuk melihat apakah seorang siswa telah melakukan proses
belajar. Keberhasilan atau prestasi dari kegiatan belajar tidak lepas dari tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.

14
Bundu, Patta. Penilaian Ketrampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas,2006. Hlm : 19

18
C. Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah adalah salah satu
bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum
Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Sedangkan tujuan mata pelajaran fiqih di Madrasah Aiyah adalah sebagai berikut :
1. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan
aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
2. Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan
hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi
maupun sosialnya.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih pada Madrasah Aliyah berisi
pokok-pokok materi sebagai berikut :
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
Siswa dibimbing untuk meyakini bahwa hubungan vertikal kepada
Allah SWT merupakan ibadah utama dan pertama. Dalam hal ini
materi-materi ibadah seperti bersuci, shalat, puasa, zakat, haji, dan
lain-lain diperdalam lagi dengan memahami dan menghayati hikmah-
hikmahnya.
2. Hubungan manusia dengan manusia
Siswa dibimbing dan dididik menjadi anggota masyarakat dengan
berakhlak mulia dan berusaha menjadi teladan masyarakat. Materi
fiqih yang diajarkan meliputi muamalah, konsep kepemilikan dalam
Islam, bentuk-bentuk perekonomian dalam Islam, pemindahan dan
pelepasan harta jual, munakahat, warisan, peradilan dan sebagainya.

19
3. Pemahaman tentang kaidah-kaidah hukum Islam
Siswa dibimbing dan dididik untuk mengenali dan memahami kaidah-
kaidah hukum Islam agar siswa mempunyai kemampuan untuk
mengkontekstualisasikan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pelajaran fiqih yang diajarkan meliputi : pengembangan hukum
Islam, dasar-dasar fiqih dan kaidah-kaidah fiqih Islam.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Menurut Sutrisno hadi, sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat
diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan.15 Penelitian ini menggunakan penekatan kuantitatif
dan kualitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui yaitu pengaruh penerapan strategi concept mapping terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran fiqih kelas X adalah data kuantitatif. Data-data yang
terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode
statistik. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dari data
kuantitatif.16
Jenis penelitian yang digunakan peneliti atau penulis untuk meneliti
(mengetahui) ada atau tidaknya pengaruh penerapan education terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih di kelas X-2
Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang hanya menggunakan kelas
eksperimen dengan menerapkan treatmen strategi concept mapping.
Menurut Ibnu Hajar, penelitian eksperimen dapat dikenali dengan enam
ciri khusus, sebagai berikut:
1. Ekuivalensi statistik dari subyek dalam kelompok yang berbeda.
2. Adanya perbandinganantara dua kelompok atau lebih.
3. Adanya manipulasi perilaku, setidaknya pada suatu variabel
independen.
4. Adanya pengukuran untuk masing-masing variabel dependen.
5. Penggunaan statistik inferensial.

15
Amirul Hadi, H. Haryono, Metode Penelitian Penididikan, Bandung:CV. Pustaka Setia, 2005.
Hlm : 10
16
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:PT. Rineka Cipta,1997. Hlm : 103-105

21
6. Adanya desain yang dapat mengontrol secara ketat variabel asing17
Eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Terdapat beberapa bentuk
desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu :
1) Pre-eksperimental design (eksperimen yang belum baik)
2) True-eksperimental design (eksperimental yang dianggap baik)
3) Factori experimental design
4) Quasi experimental design 18
Penelitian ini adalah jenis penelitian quasi eksperimental design. Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi eksperimen design terdiri dari dua
bentuk yaitu Time Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Dan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan Time Series Design. Dalam desain ini
kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pre-test. Setelah hasil pre-test
diperoleh maka kelompok baru iberi treatmen. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok control.

O1 X O2
Keterangan: O1 = Pre – test
O2 = Pos – test
X = Treatment

B. Identifikasi Variabel

17
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999. Hlm :
323
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008. Hlm :
72-73

22
Berdasarkan judul penelitian tindakan kelas "Pengaruh strategi conpest
maping pada hasil belajar mata pelajaran fiqih kelas X-2 di Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor”, maka dapat ditentukan variabelnya yaitu :
1. Variabel independennya (x) atau variabel yang dapat berdiri sendiri
atau tidak terikat dengan variabel yang lain. Dalam masalah ini yaitu
variabel : strategi concept mapping.
2. Variabel dependennya (y) atau variabel yang terikat dengan variabel
laennya dan tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk variabel
dependen yaitu : hasil belajar siswa-siswi kelas X-2 Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor.

C. Populasi dan sampel


Populasi dan sampel mempunyai peranan yang penting di dalam
pelaksanaan penelitian guna menentukan berapan banyak jumlah subjek penelitian
yang akan diteliti.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian mungkin berupa
manusia, gejala – gejala, benda, sikap, tingkah laku dan sebagainya
yang menjadi objek penelitian.19 Menurut pendapat ahli lain, populasi
adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi
dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat yang sama. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah keseluruhan individu yang akan menjadi subjek
penelitian yang nantinya diduga oleh seorang peneliti dari hasil
penelitiannya. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka dalam
penelitian ini populasi yang diambil adalah keseluruhan siswa kelas X-
2 di Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor.
2. Sampel
Dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan peneliti
untuk menyelidiki keseluruhan dari subjek penelitiannya atau disebut
19
Sapari Imam Asy'ari, Metode Penelitian Social, Surabaya: Usaha Nasional 1983. Hlm : 69

23
dengan cara mengambil sampel. Sampel adalah sebagian individu yang
diselidiki. Dalam pengambilan sampel apabila obyek penelitian kurang
dari seratus lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.20 dan jika subjeknya besar, maka dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka penelitian ini mengambil seluruh siswa-siswi
kelas X-2 Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor yang
berjumlah 35 sebagai sampel penelitian. Adapun yang dianalisis
datanya hanya siswa yang belum memenuhi kriteria tuntas.

D. Jenis dan sumber data


Dalam suatu penelitian pastilah memerlukan jenis data untuk menetapkan
informasi yang digunakan dalam menjawab pertanyaan atas masalah, yaitu
masalah yang telah dirumuskan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
1. Data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur secara langsung. Pada
penelitian ini, data kualitatif berupa penerapan strategi concept
mapping pada pembelajaran fiqih di kelas X-2 Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor.
2. Data kuantutatif, yaitu data yang bisa diukur secara langsung. Pada
penelitian ini, data kuantutatif berupa hasil nilai pra test dan post tes
siswa-siswi kelas X-2 Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor
sebelum dan sesudah diterapkannya strategi concept mapping.
Sumber data pada penelitian ini terdapat pada siswa-siswi kelas X-2
Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor sebagai objek yang dikenai
perlakuan khusus (treatment).
E. Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh
dengan metode sebagai berikut :

20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta,
1998. Hlm : 20

24
1. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif yang
berasal dari hasil analisa angket/kuisioner yang diisi oleh siswa siswi
kelas X-2 Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor mengenai
diterapkannya strategi concept mapping.
2. Data kuantitatif yang dibutuhkan pada penelitian ini berasal dari hasil
analisis nilai pra test dan post tes pada siswa-siswi kelas X-2 Madrasah
Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor sebelum dan sesudah
diterapkannya strategi concept mapping.

F. Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan sebanyak 2
siklus (3 kali pembelajaran), dengan keterangan di bawah ini:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Belajar Mengajar
No. Hari/tanggal Kegiatan Keterangan
1. Rabu, 2 Oktober 2019 a. Observasi kelas Dilakukan secara
b. Wawancara dengan wali langsung
kelas X-2
2. Rabu, 9 Oktober 2019 a. Peneliti terjun langsung Dilakukan secara
dalam PMB langsung
b. Peneliti melakukan tindakan
pra siklus
c. Memberikan nilai awal pra
tindakan melalui pos tes
3. Rabu, 16 Oktober 2019 a. Peneliti terjun langsung Siklus Pertama
dalam PBM
b. Peneliti melakukan tindakan
siklus I
c. Peneliti mengambil nilai
hasil belajar melalui pos tes

25
4. Rabu, 23 Oktober 2019 a. Peneliti memberikan Siklus Kedua
tindakan dengan
menerapkan strategi
concept mapping
b. Peneliti mengelompokkan
siswa untuk melakukan
pengamatan
c. Peneliti memberikan tes
akhir untuk mengetahui
nilai hasil belajar siswa.

G. Analisis Data
Analisis peningkatan rata-rata nilai pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membagi data nilai pada siklus 1 menjadi 2 kategori, yaitu kategori
tuntas dan belum tuntas, dengan kriteria kategori tuntas apabila nilai
setiap pengamatan lebih atau sama dengan 80.
2. Menghitung rata-rata nilai pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 untuk
pengamatan yang berada pada kategori belum tuntas.
3. Menghitung presentase peningkatan rata-rata nilai pada siklus 1 ke
siklus 2, siklus 2 ke siklus 3 dan siklus 1 ke siklus 3 untuk
pengamatan yang berada pada kategori belum tuntas.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh treatment yang diberikan
terhadap rata-rata nilai pada setiap siklus dilakukan analisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut : 21
1. Melakukan uji normalitas pada data nilai pada siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 dengan menggunakan statistik uji pada persamaan :
D=maks∨F 0 ( X i )−S N ( X i) ∨¿,

21
Djarwanto. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta : Liberty, 1996.
Hlm : 43

26
dengan F 0 ( X i ) adalah fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari
distribusi teoritis dibawah H0 dan S N ( X i ), merupakan distribusi
frekuensi kumulatif pengamatan sebanyak sampel. Jika diberikan
tingkat signifikansi sebesar α , maka diambil keputusan tolak H0 jika
nilai p-value < α
2. Melakukan uji Wilcoxon untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata nilai pada siklus 1 dan 2 dengan menghitung nilai
Z sesuai dengan persamaan :
T −μ T T −n( n+1) /4
Z= =
σT √ n(n+1)(2 n+1)/24
Nilai T dapat dilihat pada tabel kritis T dalam tes ranking bertanda
data berpasangan Wilcoxon dengan taraf signifikasi 0,05 untuk
pengujian satu sisi atau dua sisi dimana mean dan standar deviasi dari
distribusi sampling nilai T dihitung dengan rumus :
n(n+1)
μT =
4
3. Melakukan uji paired t-test untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata nilai pada siklus 2 dan siklus 3 dengan
menghitung nilai t hitung sesuai dengan persamaan :
( x1 −x2 ) −(μ1 −μ 2)
t hitung =


2 2
σ1 σ2
+¿ ¿
n1 n2
Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi metode
pembelajaran menggunakan model concept mapping dianalisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut :22
1. Melakukan uji validitas untuk setiap instrumen pada angket dengan
sesuai dengan persamaan :

r xy =
∑ xy
√ {N ∑ x 2−¿ ¿ ¿ ¿

22
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Hlm : 30

27
yang kemudian dibandingkan dengan tabel r sesuai dengan α dan
derajat bebas yang digunakan. dengan
r xy adalah koefisien korelasi product moment
N adalah jumlah populasi
∑ x adalah jumlah skor butir
∑ y adalah skor total
2. Melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi hasil jika
dilakukan berulang pada suatu karakteristik dengan menggunakan
persamaan :

( )
k
s x −∑ s 2 j
2

k j =1
α=
k −1 s
2
x

dengan
2
s j adalah varians skor item ke− j dengan j=1,2 ,… , k
k adalah banyaknya pengamatan
2
s x adalah varians skor total keseluruhan pengamatan
3. Membuat skor untuk setiap jawaban pada angket masing-masing
sebagai berikut.
a. Sangat setuju : 4
b. Setuju :3
c. Kurang setuju : 2
d. Tidak setuju :1
4. Menghitung skor maksimal pada angket tentang pelaksanaan
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah dan angket
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model
concept mapping.
5. Menghitung skor minimal pada angket tentang pelaksanaan
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah dan angket
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model
concept mapping .

28
6. Menghitung nilai tengah atau median pada angket tentang pelaksanaan
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode ceramah dan angket
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model
concept mapping.
7. Menghitung nilai kuartil I dan kuartil III pada angket tentang
pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode
ceramah dan angket tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan
menggunakan model concept mapping.

29
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data
1. Kegiatan Pra Tindakan
Kegiatan pra tindakan dilaksanakan berupa pertemuan
pembelajaran seperti biasanya dengan perincian sebagai berikut :

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, diperlukan instrumen berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
Status Pendidikan : Madrasah Aliyah
Kelas / Semester : X / Genap
Mata pelajaran : Fiqih
Kompetensi Inti : KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.

30
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan rana abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar : 2.2 Membiasakan bekerja sama dalam perekonomian


Islam
3.2 Menelaah aturan Islam tentang perekonomian
Islam
4.2 Mempraktikkan cara jual beli, khiyar, musaqah,
muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah,
mudharabah, dan salam.

Indikator Pembelajaran : 1. Menjelaskan aturan Islam tentang perekonomian


dalam Islam
2. Mempraktikkan cara jual beli

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x45 menit)

31
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan aturan Islam tentang
perekonomian Islam dengan benar
2. Siswa mampu mempraktikkan cara jual beli dengan
benar
3. Siswa mampu mempraktikkan khiyar dengan benar
4. Siswa mampu mempraktikkan salam dengan benar

Materi Ajar : Jual Beli


Pengertian dan Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli adalah suatu transaksi tukar menukar barang
atau harta yang mengakibatkan pemindahan hak milik
sesuai dengan syarat dan rukun tertentu. Dasar hukum
jual beli bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadis :

: Firman Allah ‫َوَأ َح َل هّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا‬


“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”
(QS. Al-Baqarah : 275)
Syarat dan Rukun Jual Beli
Rukun jual beli
1) Ada penjual
2) Ada pembeli
3) Ada barang atau harta yang diperjualbelikan
4) Ada uang atau alat bayar yang digunakan
sebagai penukar barang
5) Ada lafaz ijab qabul yaitu sebagai bukti akan
adanya kerelaan dari kedua bela pihak
Syarat barang yang diperjualbelikan
1) Barang itu suci, bukan barang najis
2) Barang itu bermanfaat

32
3) Barang itu milik sendiri atau milik orang lain
yang telah mewakilkan untuk menjualnya
4) Barang itu dapat diserahterimakan
kepemilikannya
5) Barang itu dapat diketahui jenis, ukuran, sifat,
dan kadarnya

Syarat penjual dan pembeli


1) Berakal sehat, orang yang tidak sehat akal
pikirannya atau idiot, maka akad jual belinya tidak
sah
2) Atas kemauan sendiri, artinya jual beli yang tidak
ada unsur pemaksaan
3) Sudah dewasa, baligh, artinya akad jual beli yang
dilakukan oleh anak-anak jual belinya tidak sah,
kecuali pada hal-hal yang sifatnya sederhana atau
sudah menjadi adat kebiasaan. Seperti jual beli es,
permen dan lain-lain.
4) Keadaan penjual dan pembeli itu bukan orang
pemboros terhadap harta karena keadaan mereka
yang demikian itu hartanya pada dasarnya berada
pada tanggung jawab walinya.
Jual Beli yang Terlarang
Jual beli yang sah tapi terlarang, antara lain :
1) Jual beli yang harganya diatas/dibawah harga pasar
dengan cara menghadang penjual sebelum tiba di
pasar.
2) Membeli barang yang sudah dibeli atau dalam proses
tawaran orang lain.

33
3) Jual beli barang untuk ditimbun supaya dapat dijual
dengan harga mahal dikemudian hari, padahal
masyarakat membutuhkannya saat itu.
4) Jual beli untuk alat maksiat
5) Jual beli dengan cara menipu
6) Jual beli yang mengandung riba

Jual beli terlarang dan tidak sah


1) Jual beli sperma binatang
2) Menjual anak ternak yang masih dalam kandungan
induknya
3) Menjual belikan barang yang baru dibeli sebelum
diserahterimakan kepada pembelinya.
4) Menjual buah-buahan yang belum nyata buahnya.
Metode : 1. Ceramah
2. Concept Mapping
3. Role playing
Langkah-langkah pembelajaran :
Aspek life skill yang
Kegiatan Waktu
dikembangkan
1. Pendahuluan 10
Apersepsi dan Motivasi :
a. Memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan basmalah serta mengecek siswa yang
tidak masuk. Pemahaman Konsep
b. Memberikan apersepsi/ materi berupa ilustrasi
gambar/video yang ada hubungan dengan
materi yang diajarkan serta memberikan
motivasi.
c. Memberikan deskripsi kegiatan pembelajaran
pada pertemuan ini, serta menyampaikan

34
kompetensi yang harus dicapai pada
pertemuan ini.

2. Kegiatan inti
a. Menjelaskan mengenai keterkaitan apersepsi
dengan materi inti.
b. Menyampaikan materi dengan metode
ceramah dan peragaan role playing kepada
siswa. Pemahaman Konsep
c. Meminta siswa untuk membentuk kelompok Dan praktik jual beli.
dan melakukan diskusi dengan teman
kelompok untuk menyusun sebuah skrip role
playing.
65
d. Melakukan pendampingan dan pembimbingan
mengenai penyusunan skrip role playing
kepada setiap kelompok.
e. Mempresentasikan hasil role playing setiap
kelompok dan melakukan interaksi tanya
jawab antar kelompok
f. Memberikan penguatan terkait hasil presentasi
kelompok dan melakukan review materi
keseluruhan

3. Kegiatan penutup
a. Menyampaikan soal post tes untuk evaluasi
pembelajaran sekaligus sebagai data hasil 15 Pemahaman Konsep
belajar pra tindakan penelitian tindakan kelas.

Sumber Belajar : Buku Fiqih siswa kelas X MA Kurikulum 2013


Instrumen Penilaian : Jawablah Pertanyaan Berikut Ini!

35
1. Jual beli secara bahasa berarti
2. Secara istilah, jual beli adalah
3. Syarat dari penjual/pembeli adalah
4. Syarat barang yang boleh diperjual belikan
adalah
5. Syarat alat tukar yang digunakan dalam jual beli
adalah
6. Jual beli dengan cara menimbun termasuk dalam
jual beli
7. Jual beli alat maksiat termasuk dalam jual beli
8. Jual beli buah yang masih belum siap panen
termasuk dalam jual beli
9. Contoh jual beli yang sah tapi terlarang adalah
10. Contoh jual beli yang tidak sah dan terlarang
adalah
b. Pelaksanaan
Kegiatan pra tindakan dilaksanakan dengan menerapkan strategi
belajar yang digunakan pada pertemuan sebelumnya, yaitu peneliti
melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
ceramah/presentasi materi dengan menggunakan media berupa LCD.
Setelah materi selesai disampaikan, peneliti membentuk kelompok
belajar siswa dengan tujuan siswa dapat bekerjasama dengan temannya
untuk menyusun skrip role playing yang akan diperagakan oleh setiap
kelompok.
Setelah setiap kelompok memperagakan role playing masing-
masing, peneliti kembali mereview kembali materi yang disampaikan
secara singkat dengan hanya menyebutkan sub materi dan penjabaran
singkat. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan proses pos tes, yang
merupakan bagian evaluasi atas pembelajaran yang telah dilakukan pada
pertemuan kali ini. Soal pos tes terdiri dari 10 butir soal isian singkat
yang harus dikerjakan siswa dalam waktu kurang lebih 15 menit. Hasil

36
pos tes tersebut merupakan data yang digunakan peneliti sebagai bahan
pertimbangan sebelum dilakukannya perlakuan sesuai dengan penelitian
yang akan diadakan.
c. Observasi
Kegiatan pembelajaran pada pra tindakan ini masih jauh dari
kata efektif. Masih banyak siswa yang tidak tertarik dengan apa yang
disampaikan oleh guru/peneliti ketika menyampaikan materi dengan
ceramah. Pemberian tes awal penelitian kepada 35 siswa kelas X-2
Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor. Materi tes yang
diberikan berupa 10 butir soal isian singkat dengan skor maksimum 100
adapun materi tes adalah bab perekonomian dalam Islam. Ketika proses
mengerjakan soal tes, banyak ditemui siswa yang merasa kesulitan dalam
mengingat materi yang telah disampaikan.
d. Refleksi
tahap refleksi dilaksanakan dengan melakukan penilaian hasil
pre-test. Sebagian dari pre-test yang dicapai oleh siswa mencerminkan
bahwa siswa belum memahami konsep yang telah diajarkan. Hasil
refleksi awal digunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana
tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajaran. Berdasarkan hasil
penilaian pre-test, ternyata ditemukan banyak siswa yang belum
menguasai kompetensi dasar tentang perekonomian dalam Islam. Hal ini
dibuktikan dari hasil tes siswa. Adapun hasil nilai pre-test dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Daftar Nama dan Nilai pada pra tindakan
Nilai pre
No. Nama
test
1 Aisyah Nurul Fajria 78
2 Alfiyatul Lailiyah 77
3 Aminah 85
4 Barizatul Ahliyah 78
5 Dela Afratun Nazila 80

37
6 Dewi Qurrotus Saadah 85
7 Endang Ika Saputri 76
8 Fitri Aulia Novianti 76
9 Fitriyatun Hasanah 70
10 Halimatus Khotimah 80
11 Ida Rosanti 85
12 Indah Nadifa 79
13 Intan Kartika Dewi 79
14 Kalisa Olinda 80
15 Karimatun Hamibah 78
16 Lilik Sulihatin 85
17 Lisa Umami 77
18 Maftuhatul Lailatus S. 85
19 Abdul Qodir Jailani 90
20 Eka Achmad Supandi 76
21 Khairul Anam 76
22 M. Zainul Mujib 76
23 Masrur 79
24 Moh. Frendi Andika 80
25 Moh. Januar Risqyi Minallah 80
26 Moh. Mutasim Billah 80
27 Moh. Nofal Badani 79
28 Mohammad Faqih M S 85
29 Muh. Dasuki 85
30 Muhammad Zam Zam A. G 76
31 Muhammad Masrur Robitullah 85
32 Nurul Hidayah 90
33 Robby Kafin Rizqy 79
34 Sahrip 95

38
35 Saiful Hasan 79
Rata-rata 80,66

Dari keseluruhan kelas X-2 yang berjumlah 35 siswa, yang tuntas


pada pre tes pra tindakan sebanyak 17 atau sebesar 49%. Sedangkan siswa
yang belum tuntas sebanyak 18 atau sebesar 51%. Berdasarkan data
tersebut perlu diberikan treatment pada siswa yang berada pada kategori
belum tuntas dengan menerapkan pembelajaran concept mapping.
2. Deskripsi Kegiatan Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan siklus I pada dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran berikut ini :

Status Pendidikan : Madrasah Aliyah


Kelas / Semester : X / Genap
Mata pelajaran : Fiqih
Kompetensi Inti : KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

39
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan rana abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar : 2.2 Membiasakan bekerja sama dalam perekonomian
Islam
3.2 Menelaah aturan Islam tentang perekonomian
Islam
4.2 Mempraktikkan cara jual beli, khiyar, musaqah,
muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah,
mudharabah, dan salam.
Indikator Pembelajaran : 1. Menjelaskan aturan Islam tentang perekonomian
dalam Islam
2. Mempraktikkan khiyar
3. Mempraktikkan salam
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan aturan Islam tentang
perekonomian Islam dengan benar
2. Siswa mampu mempraktikkan khiyar dengan benar
3. Siswa mampu mempraktikkan salam dengan benar
Materi Ajar : Khiyar

40
Khiyar ialah : memilih antara melangsungkan akad
jual beli atau membatalkan atas dasar pertimbangan
yang matang dari pihak penjual dan pembeli.
Jenis-jenis khiyar
Khiyar ada 3 macam, yaitu :
a) Khiyar majlis, artinya memilih untuk
melangsungkan atau membatalkan akad jual beli
sebelum keduanya berpisah dari tempat akad.
b) Khiyar syarat, yaitu khiyar yang dijadikan syarat
waktu akad jual beli, artinya si pembeli atau si
penjual boleh memilih antara meneruskan atau
membatalkan jual belinya selama persyaratan itu
belum dibatalkan setelah pertimbangan dalam dua
atau tiga hari.
c) Khiyar aibi, yaitu memilih melangsungkan akad
jual beli atau membatalkannya bilamana terbukti
terdapat cacat pada barang.
Salam
Menurut istilah jual beli model salam yaitu
merupakan pembelian barang yang pembayarannya
dilunasi dimuka, sedangkan penyerahan barangnya
dilakukan di kemudian hari.
Rukun dan Syarat Jual Beli Salam
Dalam jual beli salam, terdapat rukun yang harus
dipenuhi, yaitu :
a) Pembeli (Muslam)
b) Penjual (Muslam Ilaih)
c) Modal/uang (Ra’sul maal)
d) Barang (Muslam Fiih). Barang yang menjadi objek
transaksi harus telah terspesifikasi secara jelas dan
diakui sebagai hutang.

41
Sedangkan syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut
a) Pembayaran dilakukan dimuka (kontan)
b) Dilakukan pada barang-b arang yang memiliki
kriteria jelas
c) Penyebutan kriteria barang dilakukan saat akad
dilangsungkan
d) Penentuan tempo penyerahan barang pesanan
e) Barang pesanan tersedia pada saat jatuh tempo
f) Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya
dijamin pihak penjual
Metode : Concept Mapping
Langkah-langkah pembelajaran :
Aspek life skill yang
Kegiatan Waktu
dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
d. Memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan basmalah serta mengecek siswa yang
tidak masuk. Pemahaman Konsep
e. Memberikan apersepsi/ materi berupa ilustrasi 15
gambar/video yang ada hubungan dengan
materi yang diajarkan serta memberikan
motivasi.
f. Menyampaikan kegiatan dan tujuan
pembelajaran
2. Kegiatan inti 65
a. Menjelaskan mengenai keterkaitan apersepsi
dengan materi inti.
b. Meminta siswa untuk melakukan tahapan

42
eksplorasi individu, dengan menyusun peta
konsep sesuai dengan materi pembahasan
secara berkelompok. Pemahaman Konsep
c. Melakukan pembimbingan kepada setiap Dan praktik jual beli,
kelompok terkait penyusunan peta konsep khiyar, dan salam.
yang benar.
d. Meminta siswa untuk menyampaikan hasil
perumusan peta konsep dengan kelompok di
depan kelas.
e. Memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
f. Menjawab semua pertanyaan yang diajukan
oleh kelompok diskusi siswa, serta
memberikan review terkait materi yang
disampaikan

3. Kegiatan penutup
a. Menyampaikan soal pos tes pada pertemuan
ini sekaligus sebagai pengambilan data hasil
belajar pada siklus pertama. Pemahaman Konsep
10
c. Menutup pertemuan dengan menyampaikan
mengenai judul materi pada pertemuan
selanjutnya, dan mengucapkan do’a bersama-
sama.

Sumber Belajar :
Buku Fiqih siswa kelas X MA Kurikulum 2013.
Lembar Penilaian : Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Khiyar adalah
2. Salam adalah

43
3. Khiyar dibagi menjadi berapa jenis
4. Sebutkan jenis-jenis khiyar
5. Sebutkan syarat seorang pembeli/penjual dalam salam
6. Sebutkan syarat diperbolehkannya salam
7. Sebutkan contoh khiyar
8. Sebutkan contoh salam
9. Sebutkan keuntungan khiyar
10. Sebutkan keuntungan salam

b. Pelaksanaan
Pembelajaran tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan
menjelaskan pemahaman konsep fiqih tentang penerapan strategi concept
mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada siswa
agar siap melakukan pembelajaran dan menjelaskan mengenai
indikator yang akan dicapai siswa.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan belajar sesuai
tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini guru menjelaskan kata
kunci mengenai materi perekonomian dalam Islam yang akan
disusun oleh siswa untuk membuat peta konsep mereka sendiri.
Setelah itu mereka dibagi secara berkelompok untuk membuat
peta konsep dengan bimbingan peneliti secara langsung pada
setiap kelompok.
3) Kegiatan Akhir
Pada tahap ini, siswa diberikan lembar evaluasi tentang
perekonomian dalam Islam. Siswa mengerjakan evaluasi ini
merupakan tes pada siklus pertama, hasil evaluasi belajar
pemahaman konsep tentang perekonomian dalam Islam.
c. Observasi

44
Kegiatan pada siklus I ini berlangsung sesuai dengan yang
diharapkan peneliti. Penerapan perlakuan sesuai dengan yang
direncanakan. Pada kegiatan pembelajaran tersebut nampak bahwa siswa
sangat antusias untuk menyusun peta konsep. Hal tersebut nampak jelas
ketika peneliti melakukan pembimbingan langsung pada setiap kelompok
kerja. Banyak sekali pertanyaan mengenai peta konsep yang ditanyakan
kepada peneliti. Hasilnya, peneliti sedikit kerepotan dalam membimbing
setiap kelompok kerja yang terbentuk.
e. Refleksi
Berikut data hasil nilai tes pada pembelajaran siklus pertama :
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Siklus I
No. Nama Siklus I
1 Aisyah Nurul Fajria 80
2 Alfiyatul Lailiyah 80
3 Aminah 88
4 Barizatul Ahliyah 80
5 Dela Afratun Nazila 80
6 Dewi Qurrotus Saadah 90
7 Endang Ika Saputri 90
8 Fitri Aulia Novianti 85
9 Fitriyatun Hasanah 85
10 Halimatus Khotimah 90
11 Ida Rosanti 78
12 Indah Nadifa 78
13 Intan Kartika Dewi 85
14 Kalisa Olinda 85
15 Karimatun Hamibah 80
16 Lilik Sulihatin 85
17 Lisa Umami 90
18 Maftuhatul Lailatus S. 85

45
Rata-rata 84,111

Perbandingan nilai pada tahap pra tindakan dan siklus I terdapat


pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perbandingan nilai pra tindakan dan siklus I


No. Nama Pra tindakan Siklus II
1 Aisyah Nurul Fajria 78 80
2 Alfiyatul Lailiyah 77 80
3 Aminah 78 88
4 Barizatul Ahliyah 76 80
5 Dela Afratun Nazila 76 80
6 Dewi Qurrotus Saadah 70 90
7 Endang Ika Saputri 79 90
8 Fitri Aulia Novianti 79 85
9 Fitriyatun Hasanah 78 85
10 Halimatus Khotimah 77 90
11 Ida Rosanti 76 78
12 Indah Nadifa 76 78
13 Intan Kartika Dewi 76 85
14 Kalisa Olinda 79 85
15 Karimatun Hamibah 79 80
16 Lilik Sulihatin 76 85
17 Lisa Umami 79 90
18 Maftuhatul Lailatus S. 79 85
Rata-rata 77,111 84,111
Berdasarkan Tabel 4.3, diperoleh rata-rata nilai pada pra tindakan
dan siklus I masing-masing sebesar 77,111 dan 84,111 untuk siswa yang
berada pada kategori belum tuntas. Dengan kata lain kenaikan rata-rata
nilai dari siklus I ke siklus II sebesar 9,07%. Berdasarkan hasil yang

46
diperoleh dalam tahap pelaksanaan dan pengamatan, maka dapat
diperoleh balikan yaitu:
1) Kelebihan
a) Siswa sangat bersemangat dalam proses pembelajaran. Hal
ini terlihat dari beberapa komentar siswa yang menyatakan
bahwa siswa merasa senang saat menyusun peta konsep
karena dikerjakan secara berkelompok dan memudahkan
untuk memahami materi.
b) Siswa lebih dapat memahami materi perekonomian dalam
Islam. Hal ini terlihat dari respon siswa.
2) Kekurangan
a) Pada siklus pertama ini, penyusunan peta konsep dikerjakan
secara berkelompok, sehingga memakan waktu dalam
mengkondisikan siswa dan kondisi kelas menjadi gaduh saat
mereka berkelompok.
b) Siswa masih kebingungan dengan langkah-langkah
penyusunan peta konsep, sehingga peneliti masih harus
membimbing secara intensif pada setiap kelompok yang
berakibat memakan waktu terlalu lama.

3. Deskripsi Kegiatan Siklus II


a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua ini membutuhkan 2 pertemuan,
sehingga pada siklus kedua ini terdapat 2 rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
Status Pendidikan : Madrasah Aliyah
Kelas / Semester : X / Genap
Mata pelajaran : Fiqih

47
Kompetensi Inti : KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan rana abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar : 2.2 Membiasakan bekerja sama dalam perekonomian
Islam
3.2 Menelaah aturan Islam tentang perekonomian
Islam

48
4.2 Mempraktikkan cara jual beli, khiyar, musaqah,
muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah,
mudharabah, dan salam.
Indikator Pembelajaran : 1. Menjelaskan aturan Islam tentang perekonomian
dalam Islam
2. Mempraktikkan musaqah
3. Mempraktikkan mukhabarah
4. Mempraktikkan muzaraah
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan aturan Islam tentang
perekonomian Islam dengan benar
2. Siswa mampu mempraktikkan musaqah dengan
benar
3. Siswa mampu mempraktikkan mukhabarah dengan
benar
4. Siswa mampu mempraktikkan muzaraah dengan
benar
Materi Ajar : Musaqah
Pengertian Musaqah
Musaqah merupakan kerja sama antara pemilik kebun
atau tanaman dan pengelola atau penggarap untuk
memelihara dan merawat kebun atau tanaman dengan
perjanjian bagi hasil yang jumlahnya menurut
kesepakatan bersama dan perjanjian itu disebutkan dalam
akad.
Hukum Musaqah
Hukum musaqah adalah mandub (boleh)
Rukun Musaqah
a. Pemilik dan penggarap kebun
b. Pekerjaan dengan ketentuan yang jelas baik waktu,
jenis, dan sifatnya

49
c. Hasil yang diperoleh berupa buah, daun, kayu atau
yang lainnya.
d. Akad, yaitu ijab qabul baik berbentuk perkataan
maupun tulisan.
Mukhabarah
Mukhabarah adalah kerjasama antara pemilik lahan
dengan penggarap sedangkan benihnya dari yang punya
tanah. Pada umumnya kerjasama mukhabarah ini
dilakukan pada tanaman yang benihnya cukup mahal,
seperti cengkeh, pala, vanili, dan lain-lain.
Muzaraah
Muzaraah adalah kerjasama antara pemilik lahan dengan
penggarap sedangkan benihnya dari penggarap. Pada
umumnya kerjasama muzaraah ini dilakukan pada
tanaman yang benihnya relatif murah, seperti padi,
jagung, kacang, dan lain-lain.

Metode : Concept Mapping


Langkah-langkah pembelajaran :
Aspek life skill yang
Kegiatan Waktu
dikembangkan
1. Pendahuluan 15
Apersepsi dan Motivasi :
g. Memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan basmalah serta mengecek siswa yang
tidak masuk. Pemahaman Konsep
h. Memberikan apersepsi/ materi berupa ilustrasi
gambar/video yang ada hubungan dengan
materi yang diajarkan serta memberikan
motivasi.
i. Menyampaikan kegiatan dan tujuan

50
pembelajaran hari ini.
2. Kegiatan inti
a. Meminta siswa untuk melakukan tahapan
eksplorasi, dengan membuat peta konsep
dengan kelompok secara mandiri, tanpa Pemahaman Konsep
mendapatkan pengarahan apapun dari guru.
c. Meminta siswa untuk membuat ilustrasi terkait
materi dan berdasarkan dengan peta konsep
65
yang telah disusun bersama dengan kelompok.
d. Meminta siswa untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok dengan melakukan
presentasi di depan kelas.
e. Memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk memberikan saran dan kritik
kepada kelompok yang melakukan presentasi.
3. Kegiatan penutup
a. Melakukan evaluasi atas hasil kerja kelompok
yang menyusun peta konsep.
b. Memberikan penguatan materi mengenai tata 10 Pemahaman Konsep
cara menyusun peta konsep yang benar.
c. Mengakhiri pertemuan dengan membaca do’a
bersama.

Sumber Belajar : Buku Fiqih siswa kelas X MA Kurikulum 2013.

Status Pendidikan : Madrasah Aliyah Syafi’iyah

51
Kelas / Semester : X / Genap
Mata pelajaran : Fiqih
Kompetensi Inti : KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan rana abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar : 2.2 Membiasakan bekerja sama dalam perekonomian
Islam

52
3.2 Menelaah aturan Islam tentang perekonomian
Islam
4.2 Mempraktikkan cara jual beli, khiyar, musaqah,
muzara’ah, mukhabarah, syirkah, murabahah,
mudharabah, dan salam.
Indikator Pembelajaran : 1. Menjelaskan aturan Islam tentang perekonomian
dalam Islam
2. Mempraktikkan syirkah
3. Mempraktikkan mudharaba
4. Mempraktikkan murabahah
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan aturan Islam tentang
perekonomian Islam dengan benar
2. Siswa mampu mempraktikkan syirkah dengan
benar
3. Siswa mampu mempraktikkan mudharabah dengan
benar
4. Siswa mampu mempraktikkan murabahah dengan
benar
Materi Ajar : Syirkah
Pengertian dan macam-macam syirkah
Syirkah adalah suatu akad dalam bentuk kerjasama
antara dua orang atau lebih dalam bidang modal atau
jasa untuk mendapatkan keuntungan. Secara garis
besar, syirkah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Syirkah amlak (syirkah kepemilikan) syirkah
amlak ini terwujud karena wasiat atau kondisi lain
yang menyebabkan kepemilikan suatu aset oleh
dua orang atau lebih.
2. Syirkah uqud (Syirkah kontrak atau kesepakatan)
Syirkah uqud ini terjadi karena kesepakatan dua

53
orang atau lebih kerjasama dalam syarikat modal
untuk usaha, keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama. Syirka uqud dibedakan menjadi empat
macam :
a. Syirkah Inan
Syirkah harta adalah akad kerjasama dalam
bidang permodalan sehingga terkumpul
sejumlah modal yang memadai untuk
diniagakan supaya mendapat keuntungan
b. Syirkah a’mal
Syirkah a’mal adalah suatu bentuk kerjasama
dua orang atau lebih yang bergerak dalam
bidang jasa atau pelayanan pekerjaan dan
keuntungan dibagi menurut kesepakatan.
c. Syirkah Muwafadah
Syirkah muwafadah adalah kontrak kerjasama
dua orang atau lebih dengan syarat kesamaan
modal kerja, tangggung jawab, beban hutang
dan kesamaan laba yang didapat.
d. Syirkah wujuh
Syirkah wujuh adlaah kontrak antara dua orang
atau lebih yang memiliki reputasi baik serta ahli
dalam bisnis.
Rukun dan syarat syirkah
1. Anggota yang berserikat, dengan syarat : baligh,
berakal sehat, atas kehendak sendiri, dan
mengetahui pokok-pokok perjanjian.
2. Pokok-pokok perjanjian syaratnya :
a. Modal pokok yang dioperasikan harus jelas
b. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
harus jelas.

54
c. Yang disyarikatkan tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariat Islam.
3. Sighat, dengan syarat : akad kerjasama harus jelas
sesuai dengan perjanjian.
Mudharabah
Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah suatu bentuk kerjasama
perniagaan dimana si pemilik modal menyetorkan
modalnya kepada pengelola dengan keuntungan akan
dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua
belah pihak sedangkan jika mengalami kerugian akan
ditanggung oleh si pemilik modal.
Rukun Mudharabah
Rukun mudharabah yaitu :
a. Adanya pemilik modal dan mudharib
b. Adanya modal, kerja dan keuntungan
c. Adanya sighat yaitu ijab dan qabul
Macam-macam Mudharabah
Secara umum mudharabah dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
a.Mudharabah muthlaqah
Pemilik modal memberikan keleluasaan penuh
kepada pengelola untuk mempergunakan dana
tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan
menguntungkan. Namun pengelola tetap
bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan
sesuai dengan praktik kebiasaan usaha normal yang
sehat.
b.Mudharabah muqayyadah
Pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan
kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut

55
dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha, dan
sebagainya.
Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Pembayaran atas
akad jual beli dapat dilakukan secara tunai maupun
kredit. Hal yang membedakan murabahah dengan jual
beli lainnya adalah penjual harus memberitahukan
kepada pembeli harga barang pokok yang dijualnya
serta jumlah keuntungan yang diperoleh.
Metode : Concept Mapping
Langkah-langkah pembelajaran :
Aspek life skill yang
Kegiatan Waktu
dikembangkan
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
j. Memberikan salam dan memulai pelajaran
dengan basmalah serta mengecek siswa yang
tidak masuk. Pemahaman Konsep
10
k. Memberikan apersepsi/ materi berupa ilustrasi
gambar/video yang ada hubungan dengan
materi yang diajarkan serta memberikan
motivasi.

2. Kegiatan inti 70
a. Meminta siswa untuk langsung
mempresentasikan peta konsep yang telah
disusun bersama kelompok.
b. Meminta siswa untuk menyampaikan kritik
dan saran mengenai presentasi dan hasil kerja

56
kelompok lainnya Pemahaman Konsep
c. Melakukan koreksi bersama mengenai hasil Dan praktik jual beli,
kerja kelompok terkait konten dan khiyar, dan salam.
kelengkapan materi pada peta konsep yang
telah disusun
d. Memberikan penguatan dan klarifikasi dari
seluruh presentasi siswa mengenai hasil
kinerja kelompok.

3. Kegiatan penutup
a. Melakukan review materi bersama-sama
dengan guru, melalui kegiatan menyusun
kembali peta konsep dengan menggunakan Pemahaman Konsep
10
media papan tulis.
b. Menutup kegiatan pembelajaran dengan
berdo’a bersama-sama

Sumber Belajar : Buku Fiqih siswa kelas X MA Kurikulum 2013.


Lembar penilaian : Soal ulangan harian bab perekonomian dalam Islam
b. Pelaksanaan
Pembelajaran tindakan pada siklus II dilaksanakan langsung
mengarahkan siswa untuk berkelompok, tanpa penjelasan apapun dari
peneliti. Peneliti hanya menginstruksikan mengenai kegiatan pada siklus
II ini, kemudian siswa diminta menerapkan strategi concept mapping
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1) Kegiatan Awal

57
Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada siswa
agar siap melakukan pembelajaran dan menjelaskan
mengenai indikator yang akan dicapai siswa.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan belajar sesuai
tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini guru hanya
menginstruksikan para siswa untuk menyusun peta konsep
secara berkelompok, tanpa ada bimbingan dari guru sama
sekali. Setelah itu diminta untuk mempresentasikan hasilnya
di depan kelas.
3) Kegiatan Akhir
Pada tahap ini, siswa diberikan lembar evaluasi tentang
perekonomian dalam Islam. Siswa mengerjakan evaluasi ini
merupakan tes pada siklus kedua, hasil evaluasi belajar
pemahaman konsep tentang perekonomian dalam Islam.
c. Observasi
Pada siklus kedua ini, durasi yang dibutuhkan lebih lama, karena
kapasitas penugasan yang diberikan lebih berat dan waktu jam pembelajaran
kurang efektif akibat adanya kegiatan madrasah, sehingga jam pelajaran
dipercepat. Siklus kedua berlangsung dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan
pertama, berlangsung untuk memberikan penugasan, dan pengerjaan tugas
oleh kelompok belajar siswa. Sedangkan pertemuan kedua, digunakan untuk
membahas hasil kerja kelompok, dan evaluasi bersama yang berupa ulangan
harian siswa.
d. Refleksi
Berikut data hasil nilai tes pada pembelajaran siklus kedua :
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Siklus II
No. Nama Siklus II
1 Aisyah Nurul Fajria 81
2 Alfiyatul Lailiyah 81
3 Aminah 86

58
4 Barizatul Ahliyah 81
5 Dela Afratun Nazila 94
6 Dewi Qurrotus Saadah 80
7 Endang Ika Saputri 88
8 Fitri Aulia Novianti 87
9 Fitriyatun Hasanah 87
10 Halimatus Khotimah 77
11 Ida Rosanti 80
12 Indah Nadifa 79
13 Intan Kartika Dewi 86
14 Kalisa Olinda 88
15 Karimatun Hamibah 83
16 Lilik Sulihatin 87
17 Lisa Umami 88
18 Maftuhatul Lailatus S. 84
Rata-rata 84,278

Analisis siklus II idiperlukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan


rata-rata nilai siswa dari pra tindakan ke siklus I. Perbandingan nilai pada siklus I
dan siklus II terdapat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II


No. Nama Pra Tindakan Siklus I Siklus II
1 Aisyah Nurul Fajria 78 80 81
2 Alfiyatul Lailiyah 77 80 81
3 Aminah 78 88 86
4 Barizatul Ahliyah 76 80 81
5 Dela Afratun Nazila 76 80 94
6 Dewi Qurrotus Saadah 70 90 80

59
7 Endang Ika Saputri 79 90 88
8 Fitri Aulia Novianti 79 85 87
9 Fitriyatun Hasanah 78 85 87
10 Halimatus Khotimah 77 90 77
11 Ida Rosanti 76 78 80
12 Indah Nadifa 76 78 79
13 Intan Kartika Dewi 76 85 86
14 Kalisa Olinda 79 85 88
15 Karimatun Hamibah 79 80 83
16 Lilik Sulihatin 76 85 87
17 Lisa Umami 79 90 88
18 Maftuhatul Lailatus S. 79 85 84
Rata-rata 77,111 84,111 84,278
Sesuai dengan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan rata-rata nilai
dari pra tindakan ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Diperoleh rata-rata nilai
pada siklus II sebesar 84,278 atau mengalami kenaikan sebesar 0,2% dari siklus I.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa penerapan strategi
pembelajaran concept mapping memiliki pengaruh terhadap peningkatan rata-rata
nilai siswa yang berada pada kategori belum tuntas pada pra tindakan. Presentase
kenaikan rata-rata nilai dari pra tindakan ke siklus I sebesar 9,07%, sedangkan
presentase kenaikan rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II sebesar 0,2%.
Presentase kenaikan dari siklus I ke siklus II yang sangat kecil menandakan
bahwa kondisi data berdasarkan nilai siswa sudah cukup stabil, sehingga siklus
penelitian dicukupkan pada siklus kedua saja. Secara keseluruhan, kenaikan dari
pra tindakan ke siklus II memiliki presentase sebesar 9,29%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran concept mapping tersebut lebih efisien
dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya.

B. Analisis Pengaruh Strategi Concept mapping

60
Langkah awal dalam melakukan analisis untuk pengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata nilai pada setiap siklus yaitu dengan melakukan uji normalitas
pada setiap data nilai di masing-masing siklus. Hipotesis yang digunakan dalam
melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut :
H 0 : Data berdistribusi normal
H 1 : Data tidak berditribusi normal
α =5 %=0,05
Pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai P-value, tolak H 0 jika P-
value < α.
Berdasarkan pengujian data nilai di masing-masing siklus dengan uji
Kolmogorov-Smirnov menggunakan software SPSS, diperoleh nilai P-value
untuk masing-masing variabel sesuai dengan Lampiran 1 pada Tabel 4.6 sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Uji Normalitas
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
P-value 0,038 0,054 0,620
Berdasarkan nilai P-value untuk masing-masing nilai siklus 1, siklus 2 dan siklus
3, diperoleh nilai P-value pada siklus 2 dan siklus 2 lebih dari 0,05, sehingga H 0
diterima dan dapat simpulkan bahwa nilai pada siklus 2 dan siklus 3 berdistribusi
normal. Sedangkan nilai P-value untuk pra tindakan kurang dari 0,05, sehingga
H 0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa nilai pada pra tindakan tidak
berdistribusi normal. Pengujian pada nilai pra tindakan menggunakan metode
nonparametrik karena nilai pada pra tindakan tidak berdistribusi normal atau tidak
diketahui distribusinya. Metode nonparametrik yang digunakan untuk mengatahui
apakah terdapat perbedaan rata-rata nilai pada setiap siklus adalah dengan metode
Wilcoxon.
1. Pra Tindakan dan Siklus I
Pengujian pada pra tindakan dan siklus I menggunakan uji Wilcoxon
dengan hipotesis sebagai berikut :

61
H 0 : μ1=μ 2 (Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan
siklus I)
H 1 : μ1 ≠ μ2 (Terdapat perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan
siklus I)
α =5 %=0,05
dengan kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai P-value,
tolak H 0 jika P-value < α. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat
pada Lampiran 2 diperoleh hasil pada Tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Paired Pra Tindakan dan Siklus I dengan uji Wilcoxon
Pra Tindakan – Siklus I
Z -3,840
P-value 0,000
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh nilai P-value sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05. Sehingga H 0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan siklus I.
2. Siklus I dan Siklus II
Pengujian pada siklus I dan siklus II menggunakan uji paired t-test
dengan hipotesis sebagai berikut.
H 0 : μ2=μ 3 (Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pada siklus I dan siklus
II)
H 1 : μ2 ≠ μ3 (Terdapat perbedaan rata-rata nilai pada siklus I dan siklus
II)
α =5 %=0,05
dengan kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai P-value,
tolak H 0 jika P-value < α. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat
pada Lampiran 3 diperoleh hasil pada Tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Paired Siklus I dan Siklus II dengan uji paired t-test
Siklus I – Siklus II
T 1,715
Db 34

62
P-value 0,095
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai P-value sebesar 0,095 atau lebih
besar dari 0,05. Sehingga H 0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan rata-rata nilai pada siklus I dan siklus II.
3. Pra Tindakan dan Siklus II
Pengujian pada pra tindakan dan siklus II menggunakan uji Wilcoxon
dengan hipotesis sebagai berikut.
H 0 : μ1=μ3 (Tidak ada perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan
siklus II)
H 1 : μ1 ≠ μ3 (Terdapat perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan
siklus II)
α =5 %=0,05
dengan kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai P-value,
tolak H 0 jika P-value < α. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat
pada Lampiran 4 diperoleh hasil pada Tabel 4.9 sebagai berikut.
Tabel 4.9 Paired pra tindakan dan Siklus II dengan uji Wilcoxon
Pra tindakan –
Siklus II
Z -2,029
P-value 0,042
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai P-value sebesar 0,042 atau lebih
kecil dari 0,05. Sehingga H 0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata nilai pada pra tindakan dan siklus II.
C. Analisis Kuesioner
Untuk mengetahui gambaran peserta didik terhadap model pembelajaran
concept mapping, digunakan analisis deskriptif berdasarkan tanggapan atas
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Sebelum melakukan analisis, perlu
dilakukan uji validitas untuk setiap pertanyaan dalam kuesioner, sehingga
kuesioner tersebut dapat dikatakan realibel.

63
Hasil output SPSS yang terdapat pada Lampiran, pada kolom Corrected
Item-Total Correlation diperoleh nilai korelasi (r) sederhana untuk setiap
pertanyaan yang akan dibandingkan dengan nilai r pada tabel r. Nilai r yang
didapatkan dari tabel r, dengan menggunakan nilai alfa sebesar 5% dan derajat
bebas sebesar 33 adalah 0,334. Apabila nilai r suatu pertanyaan lebih dari atau
sama dengan 0,334 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya
apabila nilai r suatu pertanyaan kurang dari 0,334 maka pertanyaan tersebut tidak
valid, atau harus dikeluarkan. Berdasarkan Lampiran 5, pada tabel Item-Total
Statistics dan kolom Corrected Item-Total Correlation diperoleh nilai r yang
berada dibawah 0,334 masing-masing untuk pertanyaan nomer 7,8,9,15,17 dan
22. Sehingga pertanyaan tersebut harus dikeluarkan, dan diperoleh nilai r untuk
setiap pertanyaan lebih dari 0,334 sesuai dengan Lampiran 6, dan diperoleh nilai
cronbach’s alpha pada tabel realibility statistics sebesar 0,822 atau lebih besar
dari 0,6. Maka kuesioner tersebut dapat dikatan realibel.
1. Analisis Pembelajaran dengan Metode Ceramah
Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis hasil kuesioner
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode
ceramah.
a. Menentukan skor maksimal.
Skor maksimal=4 × 6=24
b. Menentukan skor minimal.
Skor maksimal=1× 6=6
c. Menentukan nilai median (kuartil II).
24 +6
median= =15
2
d. Menentukan nilai kuartil 1.
6+15
kuartil I = =10,5
2
e. Menentukan nilai kuartil III
24 +15
kuartil III = =19,5
2

64
Pengelompokan kategori tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan
menggunakan metode ceramah terdapat pada Tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10 Kategori Sikap tentang Metode Ceramah


Kategori Sikap Range Nilai
Sangat Negatif 6 - 10,5
Negatif 10,5 – 15
Positif 15 – 19,5
Sangat Positif 19,5 – 24

Berdasarkan hasil kuesioner dari responden, didapatkan frekuensi untuk


setiap kategori sikap pada kuesioner tentang pelaksanaan pembelajaran
fiqih dengan menggunakan metode ceramah yang terdapat pada Tabel
4.11 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Frekuensi Kategori Sikap Metode Ceramah


Kategori Sikap Range Nilai Frekuensi Presentase
Sangat Negatif 6 - 10,5 0 0%
Negatif 10,5 – 15 9 26%
Positif 15 – 19,5 26 74%
Sangat Positif 19,5 - 24 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa sikap responden
terhadap pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode
ceramah tersebar pada kategori positif sebesar 74%, dan kategori negatif
sebesar 26%. Namun tidak ada responden yang memiliki sikap positif
terhadap pembelajaran dengan metode ceramah.
2. Analisis Pembelajaran dengan Model Concept mapping
Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis hasil kuesioner
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model
concept mapping.

65
a. Menentukan skor maksimal.
Skor maksimal=4 × 6=24
b. Menentukan skor minimal.
Skor maksimal=1× 6=6
c. Menentukan nilai median (kuartil II).
24 +6
median= =15
2
d. Menentukan nilai kuartil 1.
6+15
kuartil I = =10,5
2
e. Menentukan nilai kuartil III
24 +15
kuartil III = =19,5
2
Pengelompokan kategori tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan
menggunakan model concept mapping terdapat pada Tabel 4.12 sebagai
berikut :
Tabel 4.12 Kategori Sikap tentang Model Concept mapping
Kategori Sikap Range Nilai
Sangat Negatif 6 - 10,5
Negatif 10,5 – 15
Positif 15 – 19,5
Sangat Positif 19,5 – 24

Berdasarkan hasil kuesioner dari responden, didapatkan frekuensi untuk


setiap kategori sikap pada kuesioner tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih
dengan menggunakan model concept mapping yang terdapat pada Tabel 4.13
sebagai berikut.
Tabel 4.13 Frekuensi Kategori Sikap Model Concept mapping
Kategori Sikap Range Nilai Frekuensi Presentase
Sangat Negatif 6 - 10,5 0 0%
Negatif 10,5 – 15 2 6%
Positif 15 – 19,5 22 63%

66
Sangat Positif 19,5 - 24 11 31%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa sikap responden terhadap
pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan menggunakan model concept
mapping tersebar pada kategori negatif sebesar 6%, kategori positif sebesar
63%, dan kategori sangat positif sebesar 31%. Sehingga dapat dikatakan
apabila pembelajaran fiqih dengan menggunakan model concept mapping
memiliki respon lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat dinyatakan dengan tersebarnya
sikap sangat positif sebesar 31% pada metode concept mapping, sedangkan
pada pembelajaran metode ceramah tidak ada responden yang masuk pada
kategori sangat positif.

67
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan
mengenai Pengaruh strategi concept mapping terhadap hasil belajar mata
pelajaran fiqih kelas X-2 di Madrasah Aliyah Syafi’iyah Sambirampak Lor,
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dilihat dari RPP yang telah
disusun oleh peneliti selama tindakan penelitian kelas sangat
membantu peneliti untuk memudahkan peneliti didalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. RPP yang telah
disusun peneliti mengalami perbaikan-perbaikan sebelum
pelaksanaan tindakan. Adapun tindakan yang berhasil peneliti
lakukan selama perencanaan pelaksanaan pembelajaran yaitu
melakukan perbaikan-perbaikan sebelum tindakan dengan
menambahkan Sistematika penyusunan RPP dengan menerapkan
Strategi concept mapping, dalam kegiatan inti tahapan
pembelajaranya mengikuti tahapan pembelajaran yang terdapat
dalam strategi pembelajara concept mapping. Tahap pertama
menyajikan materi, tahap ke dua diskusi kelompok, tahap ke tiga
tes individu, tahap ke empat pemberian skor perkembangan
individu.
2. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran terhadap
kegiatan guru dan siswa, pada pra siklus dan siklus pertama,
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan startegi concept
mapping meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan

68
ada banyak siswa yang bertanya pada saat pelaksanaan KBM,
siswa aktif dalam menyusun peta konsep, dan siswa mampu
menyimpulkan materi pelajaran dengan cermat, serta siswa mulai
mandiri dengan mengerjakan soal evaluasi nya masing-masing
tanpa mengandalkan siswa yang lainya.
3. Hasil pembelajaran dengan menerapkan strategi concept mapping
pada pelajaran fiqih bab perekonomian dalam Islam, mengalami
peningkatan dari siklus pertama dan kedua. Kriteria ketuntasan
hasil belajar siswa meningkat, hal ini ditandai dengan
meningkatnya rata-rata tes hasil belajar siswa, dan persentase siswa
yang mencapai KKM. Pada pra siklus rata-rata tes hasil belajarnya
sebesar 80,66. Sebanyak 18 dari 35 siswa di kelas X-2 belum
memenuhi kriteria tuntas, sehingga menjadi objek dalam penelitian
tindakan kelas. Kemudian pada siklus pertama rata-rata tes hasil
belajarnya menjadi 84,11 dan pada siklus kedua rata-rata tes hasil
belajar siswa menjadi 84,278. Kenaikan nilai hasil belajar tersebut
didasarkan kepada siswa yang belum memenuhi kriteria tuntas.
4. Implementasi strategi belajar pada pelajaran fiqih bab
perekonomian dalam Islam di kelas X-2 Madrasah Aliyah
Syafi’iyah Sambirampak Lor menunjukkan adanya perubahan
terhadap hasil belajar siswa. Perubahan tersebut berupa kenaikan
nilai hasil pos tes yang dilakukan.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka peneliti menyarankan sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah
Supaya menerapkan strategi concept mapping didalam kegiatan belajar
mengajar pada pembelajaran fiqih karena dapat meningkatkan hasil
belajar, karena metode ini sudah diteliti dan menghasilkan hasil yang
diharapkan.
2. Bagi guru

69
Supaya guru dapat menerapkan strategi concept mapping ini pada proses
pembelajaran.
3. Bagi siswa
Diharapkan untuk lebih semangat dalam belajar khususnya menerapkan
strategi belajar concept mapping untuk memudahkan belajar pada mata
pelajaran lainnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Agar dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk
diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan strategi concept
mapping terhadap variable yang berbeda.

70

Anda mungkin juga menyukai