Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PANCASILA

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila )

Di susun oleh kelompok 4:


Ketua : Aldith Yafi Zada S ( 2274201135 )
Sekretaris : Tristiati ( 2274201163 )
Anggota : Refo Julio Tangkas ( 2274201023 )
Eza Lufti Anggaraini ( 2274201049 )
Ezanovianti ( 2274201152 )
Tirta Aulia Sagara ( 2274201010 )

Prodi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila . Dengan judul “ Pancasila “.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikerenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki Oleh karena itu saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Bengkulu, 25 oktober 2022

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................4
3. Tujuan penulisan......................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Manuskrip pertama: Pancasila sebagai dasar rasional arah pembangunan bangsa
dan negara
A. Pancasila sebagai Dasar Negara........................................................................5
B. Pancasila sebagai Dasar Etika Politik................................................................5
C. Pancasila sebagai sumber dari segala Hukum Indonesia...................................5
D. Pancasila sebagai orientasi bangsa dan negara..................................................6
E. Pancasila sebagai Orientasi Bangsa dan Negara Indonesia dalam Membangun
Negara................................................................................................................6
2. Manuskrip kedua: Hubungan negara dan agama dalam perspektif sila ketuhanan
yang maha esa
A. Negara dan Agama............................................................................................6
B. Negara mengakui dan melindungi keanekaragaman Agama.............................6
C. Sila ketuhanan Yang Maha Esa merupakan prinsip politik bukan prinsip
Teologis.............................................................................................................7
D. Penganut Agama apapun wajib bersatu dalam membangun negara..................7
E. Agama sumber nilai dan sebagai sebuah keyakinan.........................................7
F. Agama dalam realita sosial................................................................................7
3. Manuskrip Ketiga: Pengakuan harkat dan mertabat manusia dalam perspektif sila
perikemanusiaan yang adil dan beradab
A. Harkat danMartabat Manusia............................................................................8
B. Harkat dan Martabat dalam Perspektif HAM....................................................8
C. Pengakuan Harkat dan Martabat sebagai Hak Asasi Manusia..........................8
D. Prinsip persamaan dalam hubungan antar sesama Manusia..............................9
4. Manuskrip KeEmpat: Faham nasional dalam perspektif sila persatuan indonesia
A. Etonasionalisme dan Nasionalism.....................................................................9
B. Nasionalisme sebagai memori sejarah...............................................................9
C. Naionalisme dalam Konteks Globalisasi...........................................................9
D. Nasionalisasi dan Desentralisasi........................................................................10
5. Manuskrip Kelima: Prinsip demokrasi dalam perspektif sila kerakyatan yang
dipimpim oleh hikamt kebijaksaan permusyawaran perwakilan
A. Nuansa kekeluargaan dalam demokrasi Pancasila............................................10
B. Demokrasi sebagai “Cara” Bukan “Tujuan”.....................................................10

2
C. Demokrasi dan persamaan warga negara di Depan Hukum.............................11
D. Prinsip musyawarah dan perbedaan pendapat...................................................11
6. Manuskrip Keenam: Hakikat keadilan dalam perspektif sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia
A. Beberapa konsep tentang keadilan.....................................................................11
B. Keadilan sebagai Norma universal....................................................................11
C. Prinsip-Prinsip Keadilan sosial..........................................................................12
D. Hakekat Keadilan Sosial....................................................................................12
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………………14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

1) BAB 1
2) PENDAHULUAN
3) 1.1 Latar Belakang
4) Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa
5) dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Kelima butir
tersebut tercantum
6) dalam alinea ke -4
Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah
diketahui
4
7) oleh hampir semua warga
Negara Indonesia bahwa
fungsi pokok dari
8) Pancasila adalah sebagai
dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak
9) fungsi-fungsi lainnya yang
tak kalah penting dan bernilai
sakral bagi bangsa
10) Indonesia sendiri dalam
membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara.
11) Inilah sifat dasar Pancasila
yang pertama dan utama,
yakni sebagai
5
12) dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila yang
terkandung dalam alinea
13) keempat Pembukaan UUD
1945 telah ditetapkan sebagai
dasar negara pada
14) tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI yang telah dianggap
sebagai penjelmaan
15) kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
16) Penerapan Pancasila
sebagai dasar negara itu
memberikan pengertian

6
17) bahwa negara Indonesia
adalah negara Pancasila.
Hal itu terkandung arti
18) bahwa negara harus
tunduk kepadanya, membela
dan melaksanakannya
19) dalam seluruh perundang-
undang
20) BAB 1
21) PENDAHULUAN
22) 1.1 Latar Belakang
23) Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa

7
24) dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Kelima butir
tersebut tercantum
25) dalam alinea ke -4
Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah
diketahui
26) oleh hampir semua
warga Negara Indonesia
bahwa fungsi pokok dari
27) Pancasila adalah sebagai
dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak

8
28) fungsi-fungsi lainnya yang
tak kalah penting dan bernilai
sakral bagi bangsa
29) Indonesia sendiri dalam
membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara.
30) Inilah sifat dasar Pancasila
yang pertama dan utama,
yakni sebagai
31) dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila yang
terkandung dalam alinea
32) keempat Pembukaan UUD
1945 telah ditetapkan sebagai
dasar negara pada
9
33) tanggal 18 Agustus 1945
oleh PPKI yang telah dianggap
sebagai penjelmaan
34) kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
35) Penerapan Pancasila
sebagai dasar negara itu
memberikan pengertian
36) bahwa negara Indonesia
adalah negara Pancasila.
Hal itu terkandung arti
37) bahwa negara harus
tunduk kepadanya, membela
dan melaksanakannya

10
38) dalam seluruh perundang-
undang
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar
Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksisanksi
hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan
Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat
mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di
dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar
peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila
sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi
mempunyai sifat mengikat.

2. Rumusan masalah
1. Mengapa Hancasila Menjadi Dasar Negara?
2. Apa Hubungan Pancasila dengan Negara Dan Agama?
3. Apa yang Dimaksud Dengan Harkat Dan Martabat Dalam Pancasila?
3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pancasila sebagai dasar nasional arah pembangunan Bangsa dan Negara
2. Mengetahui hubungan negara dan agama dalam perspektif
3. Mengetahui HAM dalam perspektif sila perikemanusiaan yang adil dan beradab
4. Mengetahui apa itu faham nasional dalam perspektif sila persatuan indonesia
5. Mengetahui demokrasi dalam perspektif sila Kerakyatan yang dipmpim oleh hikmat
kebujaksanaan permusyarakatan perwakilan
6. Mengetahui Hakikat keadilan

BAB 2

11
PEMBAHASAN

1. Manuskrip Pertama
 Pancasila Sebagai Dasar Rasional Arah Pembangunan Bangsa Dan Negara
A. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Pancasila merupakan
suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang mendasari hukum dasar negara baik
hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar
negara, yang penuh dengan keanekaragaman ini
B. Pancasila Sebagai Dasar Etika Politik
Etika merupakan cabang filsafat dan sekaligus merupakan bagian ilmu
kemanusiaan. Etika Khusus dibagi menjadi dua, yaitu etika individual dan etika
sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap diri-nya sendiri
dengan kepercayaan agama yang dianutnya, serta kewajiban manusia terhadap
tuhannya. Etika sosiamembahas kewajiban yang terkait norma-norma sosial yang
seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan
negara.
C. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
1) Pengertian Ideologi
Ideologi merupakan suatu renungan yang seacara sadar dan sistematis bertujuan
untuk encari hikmah kebenaran dan kreatif bijaksanaan yang semaksimal
mungkin. Ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide-ide, keyakinan
kepercayaan yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai yang dipegang oleh
suatu masyarakat.
2) Fungsi dan Makna Ideologi bagi suatu Negara
Ideologi berfungsi mempengaruh, ideologi diharapkan dapat memengaruhi dan
menyusuaikan perilaku npendukungnya dengan gagasan yang ada
3) Pancasila sebagai ideologi Nasional
Ideologi Pancasila adalah suatu ideologi yang mendasar pada nilai-nilai
pancasila baik itu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Kaedilan.

12
D. Pancasila Sebagai Sumber dari segala hukum Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai dijadikan landasan fundamental bagi penyenggaraan negara
Indonesia.
E. Pancasila sebagai Orientasi Bangsa dan Negara Indonesia dalam Membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sebagai orientasi bangsa dan negara Indonesia dalam membangun
NKRI tidak lain dimuarakan atau ditunjukan pada pembangunan nasional.
Pembangunan nasional diaharapkan mampu mengembangkan harkat dan martabat
manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu pembangunan yang dilaksnakan di
berbagai bidang harus mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, meliputi
bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan dan harus dijadikan
Paradigma bangsa.
2. Manuskrip Kedua
 Hubungan Negara Dan Agama Dalam Perspektif Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
A. Negara dan Agama
Bangsa indonesia yang telah merdeka enam puluh lima tahun persoalan
kenegaraan dan kebangsaan bukannya menatap kedepan mengatasi persoalan
kesejahteraan dalam hidup bersama, melainkan terdistorsi ke kancah persoalan
kebangsaan yang seharusnya sudah dihayati bersama. Sebagai contoh adalah
persoalan kehidupan keagamaan di negara indonesia yang pluralis, yang bersendi
ketuhanan yang maha esa.

B. Negara Mengakui dan Melindungi Keanekaragaman Agama


Bedasarkan pengalaman sejarah negara Indonesia dalam rangka
mengimplemetasikan pancasila dalam hubungannya dengan kehidupan keagamaan,
maka munculnya respon-respon negatif terhadap pancasila, khususnya dalam
hubungan negara dengan agama terutama dalam kalangan politik islam.
C. Sila Ketuhana Yang Maha Esa Merupakan Prinsip Politik bukan Prinsip
Teologis

13
Pendiri negara indonesia nampaknya menentukan pilihan yang khas dan inovatif
tentang bentuk negara dalam hubungan dengan agama. Dengan melalui pembahasan
yang sangat serius disertai komitmen moral yang sangat tinggi, sampailah pada suatu
pilihan bahwa negara indonesia adalah negara yang bedasarkan atas ‘Ketuhana Yang
Maha Esa’.
D. Penganut Agama Apapun Wajib Bersatu dalam Membangun Negara
Wacana pancasila dan agama sempat memunculkan pemikiran adanya pendirian
negara berbasis agama, dalam hal ini negara islam atau setidaknya negara yang
menerapkan syariat islam. Nilai-nilai pancasila dan agama sesungguh nya sesuatu
yang kita harapkan pada posisi sebagai alat yang dipakai atau tidak banyak tergantung
pada pemakaian nya yaitu manusia
E. Agama, Sumber, Nilai dan Sebuah Keyakinan
Nilai agama adalah nilai yang dititahkan tuhan memlaui rasulnya, yang
berbentuk talwa, adil, bijaksana, imam, yang diabadikan wahyu (kitab suci). Agama
merupakan sumber pertama dan utama bagi para pemeluknya. Disamping agama,
sumber nilai juga lahir dari dalam diri manusia yang biasanya disebut dengan nilai
insani.
F. Agama Dalam Realita Sosial
Statemen adalah hampir semua kelompok umat islam sepakat dan mendukung
sebuah perpaduan( intergritas) antara agama dan urusan dunia merupakan sautu
intitas yang utuh. Sehingga antara yang profan dan sakral tidak ada perbedaan yang
mencolok. Meskipun dalam hal-hal tertentu, umat islam menolak pembatasan agama
dalam arti sempit, namun masih menurut gibb suatu pembatasan dalam bidang agama
akan memberikan dampak yang positif asalkan berangkat dari satu anggapan bahwa
unsur agama dalam masyarakat sangat berhubungan erat dengan unsur-unsur lainnya.

3. Manuskrip Ketiga
 Pengakuan Harkat Dan Martabat Sila Perikemanusiaan Ynag Adil Dan Beradab

14
A. Harkat dan Martabat manusia
Kemanusiaan dalam Pancasila bukalah sekedar kemanusiaan, melainkan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Prinsip persamaan dalam Pancasila adalah
bersifat universal,yang ajarannya sebenarnya tidak hanya ditujukan bagi bangsa
Indonesia semata,tetap iumat manusia secara keseluruhan.inti ajarannya,seperti
tersirat dalam sila kedua, selain memerintahkan penegakan keadilan dan eliminasi
kezaliman ,juga meletakan pilar-pilar perdamaian yang diiringin dengan himbauan
kepada umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan torelansi tanpa
memandang perbedaan ras,suku,bangsa dan agama karena manusia pada awalnya
berasal dari asal yang sama.

B. Harkat dan Martabat Dalam Prospektif HAM.


Ham dan Demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial
dilahirkan dari sejarah peradaban manusia. Ham dan Demokrasi juga dapat dimaknai
sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat
manusia. Rumusan HAM dalam undang-undang dasar dapat mencakup empaat
kelompok:
1) Kelompok hak-hak sipil
2) Kelompok hak-hak politik,ekonomi,sosial, dan budaya
3) Kelompok hak-hak khusus dan hak atas pembangunan
4) Tanggung jawab negara dan kewajiban asasi manusia
C. Pengakuan harkat dan martabat sebagai hak asasi manusia
Di Indonesia penghargaan hak-hak asasi manusia telah tertuang dalam
berbagai penganturan hukum dan Undang-Undang. Jenis-jenis HAM:

1. Hak untu hidup


2. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak untuk mengembangkan diri
4. Hak untuk memperoleh keadilan
5. Hak unruk kebebasan pribadi
6. Hak rasa aman
7. Hak untuk turut dalam pemerintahan

15
8. Hak anak
D. Prinsip persamaan dalam hubungan antar sesama manusia
Masyarakat yaitu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu
kelompok yang berpikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok
yang lain.

4. Manuskrip Keempat
 Paham Nasional Dalam Perspektif Sila Persatuan Indonesia
A. Etnonasionalisme dan Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan


kedaulatan sebuah negara (dalam Bahasa Inggris “nation”)dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme kewarganegaraan
(atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionaalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”,”perwakilan
politik”.

B. Nasionalisme sebagai Memori Sejarah

Pertama, negara Indonesia yang merdeka adalah negara kebangsaan (nation


astate)-suatu negara yang mengatasi batas-batas ras dan agama yang melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kedua, negara kebangsaan yang di
cita-citakan bungkarno adalah negara kebangsaan yang demokratis.

C. Nasionalisme dalam Konteks Globalisasi

Dalam konteks perubahan yang melahirkan tantangan dan peluang, masyarakat


memiliki sebuah pilihan dan jawaban untuk mengatasi situasi permasalahan yang
dihadapi. Pendekatan ini dapat menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan dari
situasi-situasi ketimpangan ekonomi dan kekuasaan.

D. Nasionalisme dan Desentralisasi

16
Indonesia mempunyai pondasi semangat kebangsaan yang kuat ditengah realitas
kebhinekaan. Hal ini bisa dilihat dari sejarah pendirian negara-bangsa Indonesia yang
diperoleh dari penyatuan kedaulatan kebangsaan-kebangsaan kecil di daerah. Oleh
karena itu pengakuan, terhadap keberadaan entitas masyarakat daerah di era
kemerdekaan melalui kebijakan desentralisasi menjadi mandate sejarah yang sulit
dielakkan. Dalam perjalaan nya, sejarah politik Indonesia diwarnai dengan berbagai
ketegangan antara pusat dan daerah. Namun pada dasarnya tuntutan untuk merdeka
tidak perna menjadi target utama dari pergerakan daerah.
5. Manuskrip Kelima
 Prinsip Demokrasi Dalam Perspektif Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Permusyawaratan Perwakilan
A. Nuansa Kekeluargaan Dalam Demokrasi Pancasila
Kata demokrasi berasal dari dua kata, demos yang berarti rakyat dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal pemerintahan, dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dari dalam
bidang ilmu politik. Demokrasi yang dianut di indonesia yaitu demokrasi yang
berdasarkan pancasila.
B. Demokrasi Sebagai “Cara” Bukan “Tujuan”
Persis seperti yang pernah dinyatakan salah seorang pemimpin kita bahwa
keterbukaan adalah suatu cara, bukan “Tujuan”, demokrasi pun harus kita pandang
sebagai cara mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Maka logikanya ialah
bahwa suatu bentuk demokrasi tidak dapat diterapkan begitu saja secara kaku dan
“dogmatis” jika diperkirakan akan justru merusak atau menggangu hasil-hasil positif
perkembangan negara yang telah dicapai. Suatu masyarakat disebut demokratis selama
ia bergerak tanpa berhenti menuju kepada yang lebih baik karna pengertian demokarasi
sebagai cara dan proses tidaklah mengherankan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip
demokrasi sangat beragam di tiap-tiap negara.

17
C. Demokrasi Dan Persamaan Warga Negara Didepan Hukum
Komponen prima kedua yaitu politik warga negara berfokus pada pelaksanaan
pemilihan demokratis mula-mula prinsip warga negara diperkenalkan oleh sistem
yunani kuno hanya dalam lingkup negara – ke kota perkembangan konsep itu lebih
lanjut kepada penciptaan lembaga-lembaga perwakilan, seperti tercantum dalam
pancasila sila keempat.
D. Prinsip Musyawarah Dan Perbedaan Pendapat
Pengujian rasional sebuah aturan dalam masyarakat demokratis dilahirkan dalam
musyawarah dan pembahasan yang hasil dan mutunya tergantung kepada para peserta
yang taat dan setia kepada aturan musyawarah dan pembahasan. Dalam masyarakat
yang diatur oleh prinsip-prinsip musyawarah tidak ada kebenaran mutlak atau dalil-dalil
mati yang tak bisa ditawar-tawar yang menentukan tingkah laku manusia. Dalam suatu
sistem yang berkembang lebih kompleks, jelas bahwa tumbuhnya sistem yang mengenal
oposisi merupakan suatu kewajaran. Oposisi itu diperlukan karna mempertajam pikiran.

6. Manuskrip Keenam
 Hakikat Keadilan Dalam Perspektif Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
A. Beberapa Konsep Tentang Keadilan
Keadilan menjadi syarat mutlak dalam hubungan antar manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Besarnya tuntunan akan keadilan yang akhir-
akhir ini mengemuka sebenarnya merupakan tuntunan normatif.
B. Keadilan Sebagai Norma Yang Universal
Keadilan sebagai norma universal bagi kehidupan manusia layak menjadi hak
setiap orang. Keadilan hanya punya makna jika tidak ada tuntunan yang bersifat
sewenang-sewenang terhadap orang lain yaitu ada dua :
a) Keadilan Sosial
Karna Pancasila memandang manusia sebagai satu keluarga. Tidak ada
perbedaan si kaya dan si miskin, antara kulit putih dengan kulit hitam. Tidak boleh ada
diskriminasi karna perbedaan ras, warna kulit atau kedududkan di masyarakat.
b) Keadilan Ekonomi

18
Hal yang sangat penting dalam Keadilan ekonomi adalah hubungan antara
majikan dan buruh,antara direktur dengan karyawan yang oleh pancasila ditempatkan
pada tempat yang selayaknya dan diberikan norma-norma khusus.
C. Prinsip-Prinsip Keadilan Sosial
Negara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti
bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia pada hakikatnya adalah adil dan beradab yang berarti manusia harus adil
terhadap diri sendiri, adil terhadap tuhan, adil terhadap orang lain dan masyarakat serta
adil terhadap lingkungan alamnya.
D. Hakikat Keadilan Sosial
Inti sila kelima, yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan
Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan kewajiban
pada kodrat manusia. Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila
kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun apa yang telah
menjadi haknya.

19
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bab 1 membahas tentang Pancasila sebagai dasar rasional kemana bangsa dan negara
harus dibangun. Di dalamnya berisi bahasan-bahasan yang terkait
dengan Pancasila sebagai dasar negara, etika politik, ideologi nasional. sumber dari segala
sumber hukum, dan orientasi bangsa dan negara indonesia dalam membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Bab 2 membahas tentang hubungan negara dan agama dalam perspektif Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa. Di dalamnya berisi bahasan-bahasan yang terkait dengan negara dan agama,
negara mengakui dan melindungi keanekaragaman agama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan prinsip politik bukan prinsip teologis, dan penganut agama apapun wajib bersatu
dalam membangun negara.
Bab 3 membahas tentang pengakuanharkat dan martabat manusia dalam perspektif Sila
Perikemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Harkat dan martabat manusia, harkat dan martabat
dalam perspektif HAM, pengakuan harkat dan martabat sebagai hak asasi manusia, dan
prinsip persamaan dalam hubungan antar sesama manusia.
Bab 4 membahas tentang faham nasional dalam perspektif Sila Persatuan Indonesia. Di
dalamnya berisi bahasan-bahasan yang terkait dengan etnonasionalisme dan nasionalisme,
nasionalisme sebagai memori sejarah, nasionalisme dalam konteks globalisasi, dan
nasionalisme dan desentralisasi.
Bab 5 membahas tentang prinsip demokrasi dalam perspektif Sila Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaran Perwakilan. nuansa kekeluargaan
dalam demokrasi Pancasila, demokrasi sebagai "cara" bukan "tujuan", demokrasi dan
persamaan warga negara di depan hukum, dan prinsip musyawarah dan perbedaan pendapat,
Bab 6 membahas tentang hakikat keadilan dalam perspektif Sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Di dalamnya berisi bahasan-bahasan yang terkait dengan beberapa
konsep tentang keadilan, keadilan sebagai norma yang universal, prinsip-prinsip keadilan
sosial, dan hakekat keadilan sosial.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Buku “Pancasila Konsensus Negara-Negara Indonesia”. Penulis: Dr.


Mohamad Sinal, S.H., M.H., M.Pd.

21

Anda mungkin juga menyukai