Anda di halaman 1dari 22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Asuhan Keperawatan

1. Identitas

Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab

Nama Tn.T Nama Sdr.D

Tanggal Lahir 29 Desember 1963 Status Belum Menikah


Perkawinan
Status Menikah Pekerjaan Wiraswasta
Perkawinan
Pendidikan S1.SPd Alamat

Pekerjaan wiraswasta Hubungan Anak Kandung


dengan Klien
Alamat Losari-Perkukuhan

Agama Islam

MRS Tanggal 07 Desember 2021

Diagnosa Transient Ischemic Attack


Masuk
Ruangan Pajajaran

Pengkajian 09 Desember 2021


Tanggal
Pukul 10.00 WIB.

53
54

2. Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Tn.T

Keluhan Utama Pasien bicara kurang jelas

Pasien datang ke IGD diantar keluarga hari sabtu tanggal


11 Desember 2022 pukul 22.00, karena pasien sempat
Riwayat Penyakit
pinsan dirumah waktu sore, saat sadar pasien sudah
Sekarang
tidak bisa bicara dengan jelas, bicara pelo, pasien tidak
makan dan minum , dan seluruh badan lemas.

Keluarga mengatakan sekitar satu tahun yang lalu pasien


Riwayat Penyakit pernah memgalami penyakit hipertensi dan penyakit
Dahulu DM , pasien tidak memiliki Riwayat alergi obat obatan

Riwayat Penyakit Keluarga mengatakan pasien memiliki Riwayat DM


Keluarga Dari ayah kandungnya

Pasien tidak memiliki alergi baik obat maupun makanan


Riwayat Alergi
ataupun minuman
55

3. Perubahan Pola Kesehatan

Pola Kesehatan Tn.R

Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan tidak ada perubahan nafsu makan
sebelum dan saat MRS ini.
- Keluarga mengatakan tidak mempunyai alergi makanan, tetapi
px mengatakan paling tidak suka dengan makanan sejenis
rendang, apalagi rendang daging.
- Keluarga mengatakan sebelum dan saat MRS ini masih tetap
Pola meminum susu yang biasnya px konsumsi dirumah.
Nutrisi/Metaboli
sme Data Objektif :
- Terpasang infus RL 14tpm
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan belum BAB 2 hari ini saat MRS.
- Keluarga mengatakan BAK 4-5x sehari menggunakan pispot.

Data Objektif :
Pola Eliminasi - Tidak terpasang kateter.

Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan pasien terbatas melakukan kegiatan
- Pasien mengatakan untuk kemampuan merawat diri terbatas dan
dibantu oleh anaknya.

Pola Aktivitas- Data Objektif :


Latihan
- Pasin tidak menggunakan alat bantu.
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan tidur kurang lebih 8 jam.
- Keluarga mengatakan mengatakan kurang tidur nyenyak dan
sering terbangun.
- Keluarga Mengatakan mengatakan akan tidur pulas jika telah
disuntikkan obat oleh perawat.

Data Objektif:
Pola Istirahat
Tidur - Terlihat kantung mata dibawah mata pasien
- Pasien sering menguap saat dilakukan pengkajian.
Pola Kognitif
Perseptual Keluarga mengatakan tidak ada masalah
56

Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan mengerti tentang penyakitnya.
- Keluarga hanya mengeluhkan pasien tidak bisa bicara jelas / pelo

Pola Persepsi Data Objektif :


Diri/Konsep Diri
- Pasien berbicara pelo
Data Subjektif : Keluarga mengatakan bergantian dalam menemani
Pola Peran Data Objektif :
Hubungan
-
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan klien memiliki 1 istri dan 3 orang anak
Pola Seksualitas
Reproduksi Data Objektif :

Data Subjektif :
- Px mengatakan hanya anak semangatnya untuk menjalani
pengobatan penyakitnya.
- Px merasa tak berdaya dan marah karena penyakit yang
Pola Koping- dideritanya.
Toleransi Data Objektif :

Pola Nilai Data Subjektif


Kepercayaan
- Pasien beragama islam
57

4. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Tn.R

- Pola nafas normal

- Irama nafas reguler

- Suara ucapan normal

- Suara nafas vesikuler

- Tidak sesak nafas

- Tidak batuk
Sistem Pernafasan
- Tidak ada sputum

- Tidak menggunakan alat bantu nafas

- Tidak ada pernafasan cuping hidung

- Perkusi dada sonor

- Ekspansi paru sama

- RR 24x/menit

- Suara jantung normal

- CRT <3detik
Sistem Kardiovaskular
- Akral hangat

- Tidak anemis

- GCS E: 4 V: 5 M: 6

- Kesadaran composmentis
Sistem Saraf
- I. Olfaktorius, fungsi sensori : fungsi penciuman

pasien baik, pasien mampu mencium bau aroma


58

minyak wangi.

- II. Optikus, fungsi sensori : tidak ada pengelihatan

- III. Okulomotor, fungsi motorik : Dilatasi reaksi

pupil normal, terjadi pengecilan pupil ketika ada

pantulan cahaya.

- IV. Troklearis, fumgsi motorik : tidak ada

gangguan dalam pergerakan bola mata.

Fungsi sensorik : wajah perot

- V. Trigeminalis, fungsi motorik : pasien

mengalami gangguan saat menelan

- VI. Abdusens, fungsi motorik : pasien mampu

menggerakka bola mata kesamping.

- VII. Fasialis, fungsi motorik : tidak mampu

berbicara, menunjukkan respon tidak sesuai,

pasien bicara pelo, hanya mampu menjawab ya

dan tidak, gagap, dan sulit mempertahankan

komunikasi.

- VIII. Vestibulokoklear, fungsi sensorik : klien

tidak ada gangguan pendengaran.

- IX. Glasofaringeus, fungsi motorik : terdapat

kesulitan dalam menelan.

- X. Vagus, fungsi motorik : tidak ada gangguan

- XI. Asesorius Spinal, fungsi sensorik : anggota


59

gerak kanan atas terasa lemas saat bergerak,

anggota gerak kiri atas mampu bergerak dengan

baik. Anggota gerak kanan bawah mampu

bergerak penuh, anggota gerak kiri bawa terasa

lemas saat bergerak.

- XII. Hipoglosus, fungsi motorik : respon lidah

tidak baik, klien tidak bisa menggerakkan lidah

dari sisi yang satu ke yang lain, terdapat kesulitan

saat menelan.

- Tidak terpasang kateter


Sistem Perkemihan
- Tidak ada pembesaran kandung kemih

- Bising usus 18x/menit


Sistem Pencernaan
- Mukosa bibir lembab

- Kemampuan pergerakan terbatas dengan skor

kekuatan extermitas kanan atas 4, kiri atas 5,

kanan bawah 5, kiri bawah 3

Sistem Muskulo Skeletal 4 5

5 3

- Mata simetris

Sistem Sensori - Tidak anemis

- Sclera normal
60

- Reflek pupil baik

- Ketajaman penglihatan baik

- Pendengaran baik

- Kebersihan telinga baik

- Tidak ada pembesaran tyroid

Sistem Endokrin - GDA 196

- Tidak ada luka ganggren

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Tn.T

Penunjang

Terap Oral/Injeksi Injeksi Santagesik


Injeksi Ceftriaxon
Injeksi Citicolin
Injeksi Ranitidin
Injeksi Lanabal
Injeksi Furosemid
Tablet Keto-G
Tablet Candesatan
Tablet Ampodipin
Infus RL 500cc/24 jam ,14 tpm

Pemeriksaan 1.Laboratorium
Hemogoblin 15,0 g/dl (N. 13,2-17,3)’
Penunjang Leukosit 6.440/mm2 (N.3.800-10.600),
Eritrosit 5,26 juta (N.4,5-6,5), Hematocrit
41,7% (N.40-50), Trombosit 307.000/mm2
(N.150.000-450.000), Eosinophil 2,8% (N.1-
3), Basophil 0,4% (N.0-1).
2.EKG
3.Pemeriksaan foto thorax PA :
61

Cor : besar dan bentuk normal


Pulmo : tak tampak infiltrat
Sinus :Phenicocostalis dekstra sinistra tajam
Kes : Foto thorax tak tampak kelainan
4.Pemeriksaan GDAn :196 mg/dl

4.1.2 Analisa Data

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

11. Data Subjektif : Keluarga Stroke Gangguan


pasien mengatakan pasien Komunikasi
belum bicara dengan baik Verbal
Suplai Darah Ke otak

Data Objektif : Terganggu

1. Tidak mampu berbicara


2. Menunjukan Respon
Penurunan fungsi pada korteks
tidak sesuai
serebri dan area bredmen
3. Pasien bicara pelo
Pasien hanya mampu
menjawab ya dan tidak
4. Gagap
5. Sulit Mempertahankan
komunikasi Motoric wicara terganggu

Gangguan Komunikasi Verbal


62

4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Gangguan Komunikasi Verbal b.d penurunan sirkulasi serebral ditandai

dengan gejala dan tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejala minor

berbicara pelo (D.0119)

4.1.4 Perencanaan Keperawatan

Diangnosa Tujuan Dan Perencanaan


Keperawatan Kriteria Hasil

Gangguan Komunikasi Verbal Promosi Komunikasi : Defisit Bicara


Komunikasi Tujuan : setelah observasi :
Verbal b.d dilakukan Tindakan
penurunan keperawatan 3x24 jam a. Monitor kecepatan,tekanan,
sirkulasi diharapkan kuantitas,volume, dan diksi bicara
serebral kemampuan b. monitor proses kognitif, anatomis,
ditandai komunikasi verbal fisiologis yang berkaitan dengan bicara .
dengan gejala meningkat c. Identifikasi perilaku emosional dan fisik
dan tanda Kriteria Hasil : sebagai bentuk komunikasi
mayor tidak Terapeutik :
mampu bicara 1. Kemampuan
berbicara a. Gunakan metode komunikasi alternatif
dan tanda
meningkat (terapi bicara AIUEO) , menulis, mata
gejala minor
2. Kesesuaian ekspresi berkedip, papan komunikasi dengan
berbicara pelo
wajah/tubuh kabar dan huruf, isyarat tangan, dan
(D.0119)
meningkat komputer.
3. Afasia menurun b. Sesuaikan gaya komunikasi dengan
4. Pelo menurun kebutuhan
c. Ulangi apa yang disampaikan pasien
d. Berikan dukungan pisikologis
Edukasi
a. Anjurkan Bicara Perlahan
b. Ajarkan pasien dan keluarga proses
kognitif,anatomis,dan fisiologi yang
berhubungan dengan kemampuan bicara.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli patologi atau terapis
63

4.1.5 Implementasi Keperawatan

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Respon TTD


Keperawaran

Gangguan 10 1. Memonitor proses DS: Keluarga pasien


Komunikasi Desember kognitif anatomis mengatakan pasien
Verbal b.d 2021 dan fisiologis yang belum bisa
penurunan berkaitan dengan berbicara
sirkulasi 09.00 bicara .
serebral DO:Klien tampak
ditandai bingung dalam
dengan 2. Menggunakan berbicara
gejala dan metode
tanda mayor komunikasi
tidak mampu alternatif (
Ds : Keluarga
bicara dan latihanTerapi
mengatakan
tanda gejala AIUEO), menulis,
berminat untuk
minor mata berkedip,
melatih pasien
berbicara papan komunikasi
berbicara
dan gambar, isyarat
tangan. DO: Keluarga dan
klien tampak
antusias
3. Mengulangia apa
yang disampaikan
pasien
DS : klien belajar
mengucapkan
AIUEO
DO: klien bisa
mengucapkan
AIUEO

Gangguan 11 1. Memonitor proses DS: Keluarga


Komunikasi Desember kognitif anatomis pasien mengatakan
Verbal b.d 2022 dan fisiologis yang pasien belum bisa
penurunan berkaitan dengan berbicara
sirkulasi bicara
serebral DO:Klien tampak
ditandai bingung dalam
dengan 2. Menggunakan berbicara
gejala dan metode melatih
tanda mayor komunikasi
tidak mampu alternatif ( Terapi Ds : Keluarga
bicara dan bicara AIUEO), mengatakan
64

tanda gejala menulis, mata berminat untuk


minor berkedip, gambar, melatih pasien
berbicara isyarat tangan. berbicara
DO: Keluarga dan
klien tampak
antusias

3. Mengulangia apa
yang disampaikan
pasien
Ds: Klien
mengucapkan
AIUEO
DO : Klien tampak
mampu
4. Menganjurkan
mengucapkan
berbicara perlahan
AIUEO

DS: keluarga
mengatakan jika
klien sudah bisa
minta minum
dengan mengatakan
nduk minum
DO : klien bisa
memanggil perawat
” MBAK YOLA ”
5. Berkolaborasi untuk
merujuk pasien ke
ahli patologi atau DS: keluarga
terapis wicara mengerti jika pasien
tetap harus terapi
untuk
mempertahankan
kondisinya
DO : klien sangat
ingin sembuh dan
65

kembali seperti dulu


lagi

Gangguan 12 1. Memonitor proses DS: Keluarga pasien


Komunikasi Desember kognitif anatomis mengatakan pasien
Verbal b.d dan fisiologis yang sudah mampu bicara
penurunan 2021 berkaitan dengan pelan-pelan
sirkulasi bicara
serebral DO:Klien tampak
ditandai berbicara perlahan.
dengan
Ds : Keluarga
gejala dan
tanda mayor
tidak mampu 2. Menggunakan
bicara dan melatih komunikasi mengatakan
tanda gejala alternatif ( Terapi berminat untuk
minor bicara AIUEO), melatih pasien
berbicara menulis, mata berbicara
berkedip, gambar,
DO: Keluarga
isyarat tangan.
tampak
Melatih klien dalam
3. Mengulangia apa
berbicara
yang disampaikan
pasien

DS: keluarga
mengatakan jika
klien sudah bisa
minta minum
4. Menganjurkan dengan
berbicara perlahan
DO : klien tampak
mengatakan
keluhannya ” badan
saya terasa lemas
mba”

DS : klien
mengatakan ” iya
Mba”
DO : Klien tampak
mampu menjawab
arahan perawat”
66

4.1.6 Evaluasi

HARI/ DIAGNOSA EVALUASI TDD

TANGGAL S-O-A-P

10 Gangguan S : keluarga pasien mengatakan px


Desember Komunikasi belum bisa berbicara
2021 Verbal b.d
penurunan O : klien tampak tenang
sirkulasi
Saat bicara mulut gemetar
serebral
ditandai Klien tampak berbicara masil pelo
dengan gejala
dan tanda Klien tampak bingung dalam
mayor tidak berbicara
mampu bicara
dan tanda TTV : TD 164/99 mmHg
gejala minor N: 89x/menit
berbicara pelo
(D.0119) RR : 21X/menit
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi Dilanjutkan
Terapeutik
6. memberikan dukungan psikologis
7. mengajarkan pasien untuk
mengikuti terapi AIUEO

11 Gangguan S: keluarga mengatakan pasien sudah


Desember Komunikasi dapat bisa mengajarkan pasien untuk
2022 Verbal b.d terapi wicara AIUEO
penurunan
sirkulasi serebral O : klien tampak berbicara mulut
ditandai dengan gementar, klien tampak bicara pelo,
gejala dan tanda kontak mata kurang, pasien dan
mayor tidak keluarga mempraktekan terapi wicara
mampu bicara dan AIUEO
tanda gejala minor
TD: 189/99mmHg
berbicara pelo
(D.0119) N: 79X/menit
67

S : 35,9
RR : 20x/ menit
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
1. menganjurkan pasien untuk
berbicra perlahan
2. Mengingatkan keluarga untuk
terus mengajarkan terapi
AIUEO kepada pasien
12 Gangguan S: keluarga mengatakan pasien sudah
Desember Komunikasi dapat bisa mengajarkan pasien untuk
2021 Verbal b.d terapi wicara AIUEO
penurunan
sirkulasi serebral O : klien tampak mampu melakukan
ditandai dengan komunikasi perlahan, tampak bicara
gejala dan tanda pelo berkurang, klien sudah mampu
mayor tidak menyebut nama dengan baik, dan
mampu bicara dan pasien dan keluarga mempraktekan
tanda gejala minor terapi wicara AIUEO
berbicara pelo
TD: 189/99mmHg
(D.0119)
N: 79X/menit
RR : 20x/ menit
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
1. menganjurkan pasien untuk berbicra
perlahan
2. Mengingatkan keluarga untuk terus
mengajarkan terapi AIUEO kepada
pasien
68

4.2 Pembahasan Kasus

Berisi tentang pembahasan asuhan keperawatan melalui pengkajian,

diagnosis, perencanaan, tindakan dan evaluasi dengan maksud memperjelas hasil

yang di dapat, karena tidak semua yang ada pada teori dapat di terapkan dengan

mudah pada kasus yang nyata. Sub bab ini juga membahas tentang masalah Tn.R

antara kasus nyata dengan teori.

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya

untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan

data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien (Tarwoto, 2013).

Hasil dari pengkajian studi kasus yang telah peneliti lakukan dengan cara

pengambilan data pada Tn.R yang berusia 50 tahun. Pada tanggal 05-12-2021

keluarga klien mengatakan klien sempat pinsan di rumah di waktu sore hari, saaat

sadar klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas, bicara pelo, pasien tidak makan

dan minum, dan seluruh badan lemas. Lalu dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD

PROF SOEKANDAR pada jam 22.00 kemudian di lakukan rawat inap di ruang

Padjajaran. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa Kesadaran

composmentis, GCS (E: 4 V:5 M:6) TD 180/104, Nadi 120×/menit, RR 24×/menit.

Keluarga klien mengatakan sekitar 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami

penyakit hipertensi dan penyakit DM.

Menurut peneliti adanya keluhan utama gangguan komunikasi Verbal yang

terjadi pada klien di atas sangat sesuai dengan teori yang ada pada kasus Stroke,

dimana keluhan tersebut merupakan manifestasi klinis yang terjadi pada klien
69

stroke (Menurut Nurarif Huda, 2016). Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2018)

gejalah mayor gangguan komunikasi verbal adalah tidak mampu berbicara atau

mendengar dan menunjukkan respon tidak sesuai. Batasan minor adalah afasia,

difasia, Apraksia, Disleksia, disartria, afonia, dislalia,pelo,gagap,tidak ada kontak

mata, sulit memahami komunikasi, sulit mempertahankan komunikasi, sulit

menggunakan ekspresi wajah atau tubuh.

Tidak semua gejalah dalam gejalah mayor dan minor terjadi pada pasien,

namun beberapa persamaan gejalah yang di rasakan oleh klien yaitu klien tampak

tidak mampu berbicara, afasia, bicara pelo, dan sulit mempertahankan komunikasi.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons

klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang

berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk

mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi

yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

Diagnosa keperawatan yang peneliti tulis bersumber pada (SDKI,2017),

diagnosis keperawatan pada klien adalah diagnosa keperawatan aktual dimana

penulisannya adalah problem berhubungan dengan etiologi dibuktikan dengan

subjektif dan objektif . Diagnosa keperawatan aktual adalah diagnosis keperawatan

yang menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses

kehidupannya yang menyebabakan klien mengalami masalah kesehatan. Adapun

diagnosa keperawatan yang diambil pada klien adalah mengambil gangguan

komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral di tandai


70

dengan gejalah dan tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejalah minor

berbicara pelo. Penulis mengambil gangguan komunikasi verbal berdasarkan data

mayor yang sudah dikaji yang muncul yaitu : tidak mampu berbicara, menunjukkan

respon tidak sesuai dan data minor yaitu : Afasia, bicara pelo, gagap, dan sulit

mempertahankan komunikasi, sehingga >80% data mayor dan minor muncul pada

klien sehingga dirumuskan diagnosis keperawatan gangguan komunikasi verbal

berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral di tandai dengan gejalah dan

tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejalah minor berbicara pelo.

4.2.3 Rencana Keperawatan

Perencanaan keperawatan atau intervensi keperawatan adalah perumusan

tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien /klien

berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat

diatasi (Nurarif Huda, 2016).

Rencana asuhan keperawatan merupakan gambaran rencana tindakan

keperawatan yang dilakukan penulis terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya

berdasarkan diagnosa keperawatannya (sunarmi,2018). Perencanaan yang peneliti

tulis berdasarkan sumber dari (SLKI, 2018) dan (SIKI, 2018). Pada perencanaan

keperawatan terdiri dari luaran dan rencana Tindakan. Pada klien menggunakan

label luaran komunikasi verbal (L.13118) dengan kriteria hasil : kemampuan

berbicara meningkat, kemampuan mendengar meningkat, kesulitas ekspresi wajah

meningkat, kontak mata meningkat, afasia menuru, pelo menurun, gagap

menurun,respon perilaku membaik, pemahaman komunikasi membaik.


71

Rencana asuhan keperawatan yang peneliti gunakan pada klien menggunakan

label luaran promosi komunikasi deficit bicara dengan menggunakan intervensi

inovasi yaitu terapi AIUEO.Tujuan intervensi adalah setelah dilakukan 3×24 jam

diharapkan pasien akan mampu berbicara dengan baik, dengan kriteria hasil

kemampuan bicara meningkat, Afasia menurun, pelo menurun.

Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan oleh penulis adalah

sesuai dengan teori yang ada monitor kecepatan, tekanan, volume dan diksi bicara,

monitor proses kognitif,anatomis, dan fisiologi, yang berkaitan dengan bicara,

identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi, gunakan

metode komunikasi alternatif (AIUEO), sesuaikan gaya komunikasi dengan

kebutuhan, ulangi apa yang disampaikan pasien, berikan dukungan pisikologis,

anjurkan bicara perlahan, ajarkan pasien dengan keluarga proses kognitif, anatomis,

dan fisiologis yang berghubungan dengan kemampuan bicara, rujuk ke ahli patologis

bicara atau terapis. Intervensi yang diberikan membuahkan hasil pada klien setelah

dilakukan intervensi 3×24 jam masalah gangguan komunikasi verbal teratasi, karena

setelah 3 hari, diharapkan kemampuan berbicara meningkat, Kesesuaian ekspresi

wajah, afasia menurun, pelo menurun. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi

keperawatan pada klien tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu kategori

dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan

diselesaikan. Implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen


72

perencanaan dari proses keperawatan

(Potter dan Perry, 2013).

Implementasi keperawatan yang dilakukan oleh penulis untuk membantu

klien dari masalah Kesehatan yang dihadapi ke status Kesehatan yang lebih baik

dengan menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Implementasi yang

dilakukan oleh penulis pada hari pertama sampai hari ketiga adalah sebagai berikut

Memonitor proses kognitif anatomis dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara R

: klien tampak bingung dalam berbicara. Menggunakan metode komunikasi

alternatif ( Terapi AIUEO) R : klien tampak antusias dalam berlatih . Mengulangi

apa yang disampaikan pasien R : mengikuti dan mengulangi dengan pasien

mengucap AIUEO. Menganjurkan berbicara perlahan :klien mampu berbicara

perlahan dengan memanggil nama perawat “ mba yola”. Berkolaborasi untuk

merujuk pasien ke ahli wicara, Pemberian obat injeksi dengan hasil injeksi

santagesik, injeksi ceftriaxon, injeksi citicolin, injeksi ranitidin, injeksi

lanabal,injeksi furosemide, pemberian infus RL 500cc 14 tpm. Memonitor efek

samping penggunaan analgesik dengan klien : tidak ada tanda-tanda alergi setelah

pemberian anagesik. Implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat pada kasus

ini yang berpengaruh pada proses kesembuhan klien adalah intervensi yang di

berikan pada penderita strok non hemoragik yang mengalami masalah gangguan

komunikasi verbal adalah menggunakan metode komunikasi alternatif ( terapi

AIUEO) dan kolaborasi pemberian obat injeksi untuk membatu meningkatkan

kemampuan bicara, afasia menurun, pelo menurun.


73

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai Tindakan

keperawatan yangtelah ditentukan , untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien

secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keberhasilan

adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (Nasikhatussoraya et al.,

2016)

Pada tahap evaluasi, kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi selama

proses berlangsung dengan menggunakan SOAP. S (subjektif) berisi tentang

keluhan pasien saat ini yang didapat dari anamnesa, O (objektif) berisi tentang hasil

pemeriksaan fisik termasuk tanda-tanda vital, A(assessment) berisi tentang problem

pasien yang didapatkan dari menggabungkan penilaian subjektif dan objektif, P

(plan) berisi tentang rencana untuk menegakkan diagnosis, rencana terapi, rencana

monitoring yang akan dilakukan. Evaluasi yang dilakukan pada klien sesuai dengan

hasil implementasi yang telah dibuat pada kriteria hasil yang ditetapkan.

Akhir dari proses keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 kali

24 jam adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang di berikan. Evaluasi

yang dilakukan pada Pasien Tn.R. meliputi 4 komponen yaitu SOAP (Subyektif,

Obyektif, Assesment, Planning). Hasilnya menunjukan evaluasi hari pertama klien

tampak tenang saat berbicara mulut gementar ,klien tampak bicara masih pelo,

Klien berlatih bicara AIUEO, klien belum mampu berbicara dengan baik dan masih

tampak bingung dalam berbicara. Pada hari ke dua klien saat berbicara mulut

gementar, klien tampak bicara masih pelo, klien tampak mampu berlatih AIUEO,

kontak mata kurang, kesesuaian ekspresi wajah meningkat. Pada hari ke tiga klien
74

sudah mampu melakukan komunikasi perlahan dengan perawat, klien sudah

mampu menyebut nama dengan baik, klien mampu menyebut AIUEO dengan baik.

Menurut (Sunarmi, 2018) ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait

dengan pencapaian tujuan keperawatan. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan

perubahan sesuai dengan yang telah ditentukan. Tujuan tercapai sebagaian atau

klien masih dalam proses pencapaian, yaitu jika klien menunjukkan perubahan pada

Sebagian kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya

menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat

timbul masalah baru tahap evaluasi keperawatan menggunakan , subjektif, objektif,

analisis, planning metode ini digunakan untuk membandingkan perubahan keadaan

pasien ( hasil yang diamati ) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Nursalam, 2016).

Berdasarkan teori di atas dan hasil evaluasi keperawatan pada kasus nyata

didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus, dimana masalah

keperawatan gangguan komunikasi verbal sudah teratasi dikarenakan perubahan

keadaan pasien setelah dilakukan Tindakan keperawatan sudah teratasi, sehingga

pencapaian tujuan dan kriteia hasil dari diagnose tersebut sudah tercapai.

5.2 Keterbatasan Studi

Proses asuhan keperawatan tidak sesuai dengan kontrak waktu yang telah

disepakati disebabkan waktu Tn.R sedang istirahat, namun hal tersebut tidak

menjadi hambatan dalam proses asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai