1. Identitas
Agama Islam
53
54
2. Riwayat Penyakit
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan tidak ada perubahan nafsu makan
sebelum dan saat MRS ini.
- Keluarga mengatakan tidak mempunyai alergi makanan, tetapi
px mengatakan paling tidak suka dengan makanan sejenis
rendang, apalagi rendang daging.
- Keluarga mengatakan sebelum dan saat MRS ini masih tetap
Pola meminum susu yang biasnya px konsumsi dirumah.
Nutrisi/Metaboli
sme Data Objektif :
- Terpasang infus RL 14tpm
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan belum BAB 2 hari ini saat MRS.
- Keluarga mengatakan BAK 4-5x sehari menggunakan pispot.
Data Objektif :
Pola Eliminasi - Tidak terpasang kateter.
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan pasien terbatas melakukan kegiatan
- Pasien mengatakan untuk kemampuan merawat diri terbatas dan
dibantu oleh anaknya.
Data Objektif:
Pola Istirahat
Tidur - Terlihat kantung mata dibawah mata pasien
- Pasien sering menguap saat dilakukan pengkajian.
Pola Kognitif
Perseptual Keluarga mengatakan tidak ada masalah
56
Data Subjektif :
- Keluarga mengatakan mengerti tentang penyakitnya.
- Keluarga hanya mengeluhkan pasien tidak bisa bicara jelas / pelo
Data Subjektif :
- Px mengatakan hanya anak semangatnya untuk menjalani
pengobatan penyakitnya.
- Px merasa tak berdaya dan marah karena penyakit yang
Pola Koping- dideritanya.
Toleransi Data Objektif :
4. Pemeriksaan Fisik
- Tidak batuk
Sistem Pernafasan
- Tidak ada sputum
- RR 24x/menit
- CRT <3detik
Sistem Kardiovaskular
- Akral hangat
- Tidak anemis
- GCS E: 4 V: 5 M: 6
- Kesadaran composmentis
Sistem Saraf
- I. Olfaktorius, fungsi sensori : fungsi penciuman
minyak wangi.
pantulan cahaya.
komunikasi.
saat menelan.
5 3
- Mata simetris
- Sclera normal
60
- Pendengaran baik
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Tn.T
Penunjang
Pemeriksaan 1.Laboratorium
Hemogoblin 15,0 g/dl (N. 13,2-17,3)’
Penunjang Leukosit 6.440/mm2 (N.3.800-10.600),
Eritrosit 5,26 juta (N.4,5-6,5), Hematocrit
41,7% (N.40-50), Trombosit 307.000/mm2
(N.150.000-450.000), Eosinophil 2,8% (N.1-
3), Basophil 0,4% (N.0-1).
2.EKG
3.Pemeriksaan foto thorax PA :
61
dengan gejala dan tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejala minor
3. Mengulangia apa
yang disampaikan
pasien
Ds: Klien
mengucapkan
AIUEO
DO : Klien tampak
mampu
4. Menganjurkan
mengucapkan
berbicara perlahan
AIUEO
DS: keluarga
mengatakan jika
klien sudah bisa
minta minum
dengan mengatakan
nduk minum
DO : klien bisa
memanggil perawat
” MBAK YOLA ”
5. Berkolaborasi untuk
merujuk pasien ke
ahli patologi atau DS: keluarga
terapis wicara mengerti jika pasien
tetap harus terapi
untuk
mempertahankan
kondisinya
DO : klien sangat
ingin sembuh dan
65
DS: keluarga
mengatakan jika
klien sudah bisa
minta minum
4. Menganjurkan dengan
berbicara perlahan
DO : klien tampak
mengatakan
keluhannya ” badan
saya terasa lemas
mba”
DS : klien
mengatakan ” iya
Mba”
DO : Klien tampak
mampu menjawab
arahan perawat”
66
4.1.6 Evaluasi
TANGGAL S-O-A-P
S : 35,9
RR : 20x/ menit
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
1. menganjurkan pasien untuk
berbicra perlahan
2. Mengingatkan keluarga untuk
terus mengajarkan terapi
AIUEO kepada pasien
12 Gangguan S: keluarga mengatakan pasien sudah
Desember Komunikasi dapat bisa mengajarkan pasien untuk
2021 Verbal b.d terapi wicara AIUEO
penurunan
sirkulasi serebral O : klien tampak mampu melakukan
ditandai dengan komunikasi perlahan, tampak bicara
gejala dan tanda pelo berkurang, klien sudah mampu
mayor tidak menyebut nama dengan baik, dan
mampu bicara dan pasien dan keluarga mempraktekan
tanda gejala minor terapi wicara AIUEO
berbicara pelo
TD: 189/99mmHg
(D.0119)
N: 79X/menit
RR : 20x/ menit
A : Masalah teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
1. menganjurkan pasien untuk berbicra
perlahan
2. Mengingatkan keluarga untuk terus
mengajarkan terapi AIUEO kepada
pasien
68
yang di dapat, karena tidak semua yang ada pada teori dapat di terapkan dengan
mudah pada kasus yang nyata. Sub bab ini juga membahas tentang masalah Tn.R
4.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya
untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan
Hasil dari pengkajian studi kasus yang telah peneliti lakukan dengan cara
pengambilan data pada Tn.R yang berusia 50 tahun. Pada tanggal 05-12-2021
keluarga klien mengatakan klien sempat pinsan di rumah di waktu sore hari, saaat
sadar klien sudah tidak bisa bicara dengan jelas, bicara pelo, pasien tidak makan
dan minum, dan seluruh badan lemas. Lalu dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD
PROF SOEKANDAR pada jam 22.00 kemudian di lakukan rawat inap di ruang
Keluarga klien mengatakan sekitar 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami
terjadi pada klien di atas sangat sesuai dengan teori yang ada pada kasus Stroke,
dimana keluhan tersebut merupakan manifestasi klinis yang terjadi pada klien
69
stroke (Menurut Nurarif Huda, 2016). Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2018)
gejalah mayor gangguan komunikasi verbal adalah tidak mampu berbicara atau
mendengar dan menunjukkan respon tidak sesuai. Batasan minor adalah afasia,
Tidak semua gejalah dalam gejalah mayor dan minor terjadi pada pasien,
namun beberapa persamaan gejalah yang di rasakan oleh klien yaitu klien tampak
tidak mampu berbicara, afasia, bicara pelo, dan sulit mempertahankan komunikasi.
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
dengan gejalah dan tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejalah minor
mayor yang sudah dikaji yang muncul yaitu : tidak mampu berbicara, menunjukkan
respon tidak sesuai dan data minor yaitu : Afasia, bicara pelo, gagap, dan sulit
mempertahankan komunikasi, sehingga >80% data mayor dan minor muncul pada
tanda mayor tidak mampu bicara dan tanda gejalah minor berbicara pelo.
tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien /klien
berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat
tulis berdasarkan sumber dari (SLKI, 2018) dan (SIKI, 2018). Pada perencanaan
keperawatan terdiri dari luaran dan rencana Tindakan. Pada klien menggunakan
inovasi yaitu terapi AIUEO.Tujuan intervensi adalah setelah dilakukan 3×24 jam
diharapkan pasien akan mampu berbicara dengan baik, dengan kriteria hasil
Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan oleh penulis adalah
sesuai dengan teori yang ada monitor kecepatan, tekanan, volume dan diksi bicara,
anjurkan bicara perlahan, ajarkan pasien dengan keluarga proses kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang berghubungan dengan kemampuan bicara, rujuk ke ahli patologis
bicara atau terapis. Intervensi yang diberikan membuahkan hasil pada klien setelah
dilakukan intervensi 3×24 jam masalah gangguan komunikasi verbal teratasi, karena
wajah, afasia menurun, pelo menurun. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi
keperawatan pada klien tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta.
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
klien dari masalah Kesehatan yang dihadapi ke status Kesehatan yang lebih baik
dilakukan oleh penulis pada hari pertama sampai hari ketiga adalah sebagai berikut
Memonitor proses kognitif anatomis dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara R
merujuk pasien ke ahli wicara, Pemberian obat injeksi dengan hasil injeksi
samping penggunaan analgesik dengan klien : tidak ada tanda-tanda alergi setelah
pemberian anagesik. Implementasi sesuai dengan intervensi yang dibuat pada kasus
ini yang berpengaruh pada proses kesembuhan klien adalah intervensi yang di
berikan pada penderita strok non hemoragik yang mengalami masalah gangguan
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian keberhasilan
2016)
keluhan pasien saat ini yang didapat dari anamnesa, O (objektif) berisi tentang hasil
(plan) berisi tentang rencana untuk menegakkan diagnosis, rencana terapi, rencana
monitoring yang akan dilakukan. Evaluasi yang dilakukan pada klien sesuai dengan
hasil implementasi yang telah dibuat pada kriteria hasil yang ditetapkan.
yang dilakukan pada Pasien Tn.R. meliputi 4 komponen yaitu SOAP (Subyektif,
tampak tenang saat berbicara mulut gementar ,klien tampak bicara masih pelo,
Klien berlatih bicara AIUEO, klien belum mampu berbicara dengan baik dan masih
tampak bingung dalam berbicara. Pada hari ke dua klien saat berbicara mulut
gementar, klien tampak bicara masih pelo, klien tampak mampu berlatih AIUEO,
kontak mata kurang, kesesuaian ekspresi wajah meningkat. Pada hari ke tiga klien
74
mampu menyebut nama dengan baik, klien mampu menyebut AIUEO dengan baik.
Menurut (Sunarmi, 2018) ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait
perubahan sesuai dengan yang telah ditentukan. Tujuan tercapai sebagaian atau
klien masih dalam proses pencapaian, yaitu jika klien menunjukkan perubahan pada
Sebagian kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya
menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat
pasien ( hasil yang diamati ) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
Berdasarkan teori di atas dan hasil evaluasi keperawatan pada kasus nyata
didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus, dimana masalah
pencapaian tujuan dan kriteia hasil dari diagnose tersebut sudah tercapai.
Proses asuhan keperawatan tidak sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati disebabkan waktu Tn.R sedang istirahat, namun hal tersebut tidak