Anda di halaman 1dari 4

2.

2 Konsep Dasar Keluarga


2.2.2 Pengertian Keluarga
Menurut Lestari (2012:6) keluarga adalah rumah tangga yang memiliki
hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-
fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para
anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan
perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga
merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam
menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,
adopsi, maupun perkawinan (Stuart, G.W., Sundden, 2014)
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan melalui ikatan perkawinan,darah,adopsi
serta tinggal dalam satu rumah.

2.2.3 Tipe Keluarga


Menurut Kholifah & Wigdado (2016: 50) tipe keluarga dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
2.2.3.1 Tipe keluarga tradisional
1) Nuclear family, atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
2) Dyad family, merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
tidak memiliki anak
3) Single parent, yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4) Single adult, adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5) Extended family, merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6) Middle-aged or erdely couple, dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
2.2.3.2 Tipe keluarga non tradisional
1) Unmaried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2) Cohabitating couple, merupakan orang dewasa yang tinggal bersama
tanpa adanya ikatan perkawinan.
3) Gay and lesbian family, merupakan seorang yang memiliki persamaan
jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan
darah dalam waktu sementara.

2.2.4 Peran Keluarga


Menurut (Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, 2014), peran
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :

2.2.4.1 Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, beperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagaikepala
keluarga, sebagai anggota dari keompok sosialnya sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
2.2.4.2 Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu memiliki peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu dari kelompok dari peranan sosial serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungannya. Disamping itu, ibu juga berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
2.2.4.3 Anak
Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.2.5 Fungsi Keluarga


Menurut Berns 2004 dalam (Lestari, 2012: 22) keluarga memiliki lima
fungsi dasar, yaitu :
2.2.5.1 Reproduksi, keluarga memiliki fungsi untuk mempertahankan populasi
yang ada di dalam masyarakat.
2.2.5.2 Sosialisasi/edukasi, keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai,
keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi
sebelumnya ke generasi yang lebih muda.
2.2.5.3 Penugasan peran sosial, keluarga memberikan identitas pada para
anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi, dan peran gender.
2.2.5.4 Dukungan ekonomi, keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan,
dan jaminan kehidupan.
2.2.5.5 Dukungan emosi/pemeliharaan, keluarga memberikan pengalaman
interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat
mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman
pada anak.

Senada dengan pendapat Berns di atas, Friedman dalam Setyawan


(2012:7) menambahkan fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif, yaitu mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi Sosialisasi, yaitu sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
3) Fungsi Reproduksi, yaitu untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
4) Fungsi Ekonomi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi pemeliharaan kesehatan, yaitu mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Fungsi-fungsi keluarga di atas merupakan fungsi keluarga yang ideal, hal
ini akan berbeda pada kondisi keluarga yang bercerai, dimana fungsi keluarga
antara pasangan suami dan istri tidak mungkin berlaku lagi seperti fungsi
pengaturan seksual dan fungsi reproduksi, tetapi hal ini berbeda dengan yang
dialami oleh anak, seharusnya anak tetap menerima fungsi-fungsi keluarga yang
memang berlaku bagi anak, karena pada dasarnya anak masih berstatus sebagai
anak dari kedua orang tuanya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai