Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

KELISTRIKAN BODY

Nama: Randi Nugraha


Nim: 216111010
Kelas : 3A

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan “ Kelistrikan Body ”.
Laporan ini kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan dan juga bertujan menambah pengetahuan tentang
kelistrikan terutama pada sistem starter dan sistem charger.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Yoni Zatmiko selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

Samarinda, 8 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................0
PENDAHULUAN..............................................................................................................0
1. Latar Belakang....................................................................................................0
2. Rumusan Masalah..............................................................................................0
3. Manfaat..............................................................................................................0
BAB II..................................................................................................................................1
PENJELASAN...................................................................................................................1
Pengertian Kelistrikan Body.......................................................................................1
Sistem Penerangan Eksterior.....................................................................................1
Sistem Penerangan Interior........................................................................................2
Sistem Peringatan......................................................................................................2
Aksesoris Kelistrikan Body..........................................................................................3
Cara kerja Kelistrikan Mobil...........................................................................................4
Macam Macam Relay.................................................................................................5
Jenis Jenis ECU...........................................................................................................6
SYSTEM STATER..........................................................................................................7
SYSTEM PENGAPIAN...................................................................................................8
SYSTEM PENGISIAN....................................................................................................8
VOLTAGE REGULATOR................................................................................................8
IC REGULATOR............................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP......................................................................................................................17
1. Kesimpulan.......................................................................................................17
2. Kritik.................................................................................................................17
3. Saran................................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem Kelistrikan Body adalah komponen vital pada sebuah kendaraan
bermotor khususnya adalah mobil. Sistem Kelistrikan Body pada kendaraan jenis
mobil ini meliputi sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda
belok, lampu hazzard (tanda bahaya), lampu plat nomor, lampu rem dan lampu
mundur. Pemahaman terhadap komponen kelistrikan tersebut sangatlah penting,
disamping memahamifungsi komponen, siswa juga di tuntut dapat memahami
bentuk dan alur systemkerja komponen tersebut sehingga siswa dapat dinyatakan
sebagai teknisi yang kompeten dan siap bersaing dalam Dunia Industri maupun
dalam berwirausaha.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, kebanyakan mahasiswa
menggunakan modul buku dan engine stand untuk
praktikum. Karena hanya mengandalkan modul buku dan engine stand,
kebanyakan mahasiswa merasa bosan dan malas dikarenakan media pembelajaran
yang kurang menarik. Sehingga dapat mempengaruhi tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap materi pelajaran yang di ajarkan. Untuk mengembalikan
minat belajar siswa, guru sebagai tenaga pengajar harus dapat menyampaikan
materi secara menarik1.dan dapat dimengerti dengan mudah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan analisis system


kelistrikan body dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Komponen apa saja yang diperlukan dalam perakitan pada system
penerangan dan lampu tanda untuk rancang bangun kendaraan offroad
Toyota kijang ?
2. Berapakah kebutuhan arus total, ukuran fuse dan ukuran penghantar untuk
sistem kelistrikan pada rancang bangun kendaraan Toyota Kijang ?

3. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempermudah dosen dan mahasiswa
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, dimana saat ini metode yang
digunakan dirasa membosankan bagi mahasiswa. Sehingga dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memacu kembali ketertarikan siswa terhadap
pelajaran sistem kelistrikan body dan mempermudah guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran.

iv
BAB II
PENJELASAN

Pengertian Kelistrikan Body


Sistem kelistrikan body adalah semua instalasi listrik yang terletak pada body
kendaraan. Sistem ini berfungsi sebagai kompomen tambahan untuk melengkapi
fungsionalitas sebuah mobil.
Bisa dikatakan, kelistrikan body ini memang tidak memiliki pengaruh apapun
terhadap performa kendaraan, namun sangat menunjang keselamatan berkendara.
Sehingga dengan adanya kelistrikan body mobil atau motor dapat berfungsi
dengan aman dan nyaman.
Apa saja yang termasuk dalam sistem kelistrikan body ?
Apabila dikelompokan maka ada empat karegori, yakni ;

 Sistem penerangan eksterior


 Sistem penerangan interior
 Sistem peringatan
 Aksesoris tambahan

Sistem Penerangan Eksterior

Sesuai namanya, sistem penerangan ini terletak dibagian luar mobil. Fungsi
sistem penerangan eksterior adalah sebagai komponen utama yang akan
memberikan pencahayaan terhadap kondisi jalan.
Exterior lighting juga masuk ke dalam sistem keselamatan aktif kendaraan,
karena sinar yang terbentuk digubakan untuk menyinari jalan didepan mobil
sehingga mencegah potensi kecelakaan.

Umumnya, penerangan eksterior ini memiliki karakter cahaya yang terang dengan warna
putihatau kuning.
Macam - macam penerangan eksterior
a. low beam
Lampu dekat adalah lampu penerangan utama mobil yang memiliki jangkauan jarak

v
dekat. Fungsi low beam adalah sebagai lampu penerangan saat mobil melintas daerah
perumahan atau daerah ramai.
b. high beam
Lampu jauh atau high beam adalah penerangan utama kendaraan dengan jangkauan
cahaya lebih jauh. Lampu ini cocok digunakan pada daerah sepi (hutan, jalan tol,
pegunungan) yang sepi.
c. fog lamp
Fog lamp atau biasa disebut sebagai lampu kabut adalah lampu yang akan menembus
tebalnya kabut agar jarak pandang pengemudi tidak terhalang.
Lampu ini terletak dibagian bumper bawah berdekatan dengan permukaan jalan agar
sinar lampu maksimal menerangi permukaan jalan.

Sistem Penerangan Interior

Didalam mobil, kita akan menemukan interior light yang berfungsi untuk
menerangi bagian kabin mobil. Meski berfungsi menerangi kabin, lampu interior
tidak dibuat dengan intensitas cahaya terang.
Lampu ini agak redup karena apabila dibuat terang akan mengganggu
pandangan pengemudi dibelakangnya.

Sistem Peringatan

Sistem peringatan diartikan sebagai penanda bagi kendaraan lain terhadap posisi
kendaraan tersebut. Contoh paling mudah adalah klakson, klakson ini akan
memberi peringatan berupa suara ke pengguna jalan lain.
Sistem peringatan ini masuk ke kelompok sistem kelistrikan body karena

vi
memang terletak dibagian body kendaraan serta menggunakan rangkaian
kelistrikan.

Contoh lain pada sistem peringatan antara lain ;


a. lampu sein
lampu sein digunakan untuk memberi isyarat ke pengguna jalan lain bahwa kita
akan belok ke salah satu arah. Dengan demikian, potensi miss communication
tidak terjadi.
b. lampu hazard
Advertisement Lampu hazard adalah lampu yang menunjukan bahwa kendaraan
tersebut sedang dalam kondisi darurat. Lampu ini pada dssarnya sama seperti
lampu sein namun lampu hazard akan mengedipkan semua lampu sein secara
bersama-sama.
c. stop lamp
Lampu belakang mobil tidak masuk ke sistem penerangan utama karena fungsi
utamanya bukan untuk menerangi jalan. Lihat saja warna lampu ini adalah merah
yang menandakan berhenti.
Lampu belakang/tail lamp digunakan sebagai penanda ke pengguna jalan lain
bahwa ada kendaraan didepannya.
Saat rem ditekan maka intensitas lampu tail akan lebih terang. Ini akan memberi
sinyal ke mobil dibelakangnya bahwa kita sedang mengerem. Sehingga mobil
dibelakang bisa menyesuaikan.
d. klakson
Klakson adalah skema kelistrikan untuk mengubah energi listrik menjadi suara.
Suara ini dijadikan penanda bagi pengguna jalan lain terhadap posisi kendaraan
kita.
e. lampu dim/tembak
Lampu DIM memiliki fungsi yang hampir sama dengan klakson, namun
peringatan yang digunakan berupa tembakan lampu. Lampu DIM biasa dipakai
saat saling berhadapan sesama kendaraan dalam kecepatan tinggi.Sehingga salah
satu kendaraan akan mengalah dan tabrakan bisa dihindari.

Aksesoris Kelistrikan Body


Kelistrikan aksesoris adalah semua komponen yang menggunakan rangkaian
listrik namun tidak memiliki fungsi untuk menerangi atau memperingatkan seperti
yang dijelaskan diatas.

Komponen yang masuk ke dalam aksesoris body antara lain :

 Wiper & Washer


 Power window
 Sun roof control
 Window defogger

vii
Cara kerja Kelistrikan Mobil.
Baterai

Mobil Anda memiliki satu atau lebih baterai untuk menyimpan listrik. Sistem
starter membutuhkan banyak daya, yang diambil dari baterai. Setelah mesin
menyala, alternator mulai mengisi ulang baterai.mobil listrik menggunakan
banyak baterai, yang dirancang untuk digunakan sampai sebagian besar daya yang
dikandungnya terkuras. Baterai menghidupkan motor listrik, sehingga tidak ada
“menghidupkan” mesin.

Alternator

Alternator menghasilkan tenaga saat mesin bekerja. Biasanya digerakkan oleh


sabuk di bagian depan mesin. Daya yang dihasilkan oleh alternator digunakan
untuk mengisi daya baterai mobil dan menjalankan komponen listrik mobil.
Ketika banyak komponen listrik sedang digunakan dan mesin berjalan lambat,
seperti saat mesin idle, baterai dapat membantu mengoperasikan mobil.

Sekring, Pemutus Arus Listrik, dan Relay


Sekring dan pemutus sirkuit dirancang melindungi komponen listrik dengan
menghentikan aliran listrik jika terlalu tinggi.Relay digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan daya menggunakan sumber daya sekunder.
Solenoid starter adalah relai besar yang menggunakan daya dari sakelar kunci
untuk menyalakan voltase yang jauh lebih besar untuk menjalankan starter.
Fusible link terlihat seperti kabel dan akan meleleh untuk menghentikan aliran
daya, seperti sekring.

Wiring atau Pengkabelan

Listrik pada mobil dibawa melalui kabel yakni serangkaian wiring. Semakin tebal
kawat, semakin banyak daya yang bisa dibawa.

Lampu-lampu

Bola lampu di mobil Anda mungkin jenis pijar, LED (untuk keandalan), atau
xenon (untuk output cahaya yang lebih besar)

viii
Macam Macam Relay

Jenis relay berdasarkan kontak poin

Terdapat dua jenis relay pada mobil berdasarkan kontak poin yang ada di relay.

1. Relay jenis Normally Close disingkat NC. Jenis relay ini adalah relay
dengan kondisi awal relay sebelum diaktifkan akan berada pada posisi
terhubung atau menutup (close).
2. Relay jenis Normally Open disingkat NO. Jenis relay ini adalah relay
dengan kondisi awal relay sebelum diaktifkan akan berada pada posisi
terputus atau terbuka (open).

Jenis relay berdasarkan jumlah Pole dan Throw

Relay berdasarkan pole dan throw adalah bawah relay memiliki banyak kontak poin dan
banyak kondisi yang memungkinkan pada kontak poin tersebut. Berikut adalah ketiga
jenis relay berdasarkan kontak poin dan throw.

 Relay jenis Single Pole Single Throw (SPST). Relay jeni ini memiliki empat
buah terminal. Dua terminal terminal sebagai kontak poin (saklar) dan dua
terminal lainnya untuk kumparan.

ix
 Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT). Relay jenis ini memiliki lima
buah terminal. Tiga terminal digunakan sebagai kontak poin (saklar) dan dua
terminal lainnya digunakan sebagai kumparan.
 Relay jenis Double Pole Single Throw (DPST). Relay jenis ini memiliki
memiliki enam buah terminal. Empat terminal sebagai terminal kontak poin
(saklar) dan dua terminal lainnya digunakan sebagai kumparan.

 Relay jenis Double Pole Double Throw (DPDT). Relay jenis ini memiliki
delapan buah terminal. Enam terminal digunakan sebagai kontak poin (saklar) dan
dua terminal digunakan sebagai kumparan

Jenis Jenis ECU


ECU adalah unit controller yang mengatur kinerja suatu sirkuit elektrikal
keseluruhan sebuah mobil. Penting untuk kamu mengetahui apa saja jenis-jenis
ECU pada mobil.

1.TCM (Transmission Control Module)


Modul yang hanya terdapat pada mobil bertransmisi otomatis yang
fungsinya sebagai pengatur perpindahan dan moment transisi yang sesuai RPM
mesin juga kondisi berkendara.

2.ECM (Electric Control Module)


Modul ini secara khusus mengatur kinerja mesin, dari mulai starting,
menyalakan busi, injeksi bahan bakar sampai pendinginan.

3. BCM (Body Control Module)


Secara khusus mengatur kinerja kelistrikan mobil seperti halnya lampu,
wiper, klakson, hingga sistem hiburan dalam dashboard.

4. PCM (Powertrain Control Module)


Sebagai pengatur kinerja sistem powertrain mobil. Modul ini biasanya
memastikan aliran tenaga dari mesin hingga roda dengan efisien dan secara
khusus hanya terdapat pada beberapa jenis mobil, biasanya mobil dengan all
wheel drive.

5. ABS Control Module


Modul ini terdapat pada mobil berteknologi rem ABS yang berfungsi
mengatur sistem pengereman untuk mencegah roda terkunci atau slip ketika
berada dijalanan yang licin.

6. Airbag Control Module

x
Merupakan modul keselamatan yakni sistem yang memiliki tugas untuk
mengembangkan kantung udara (air bag mobil) jika terjadi benturan keras pada
mobil.

7. HVAC Control Module


Modul ini hanya bisa ditemukan pada mobil dengan sistem auto AC yang
memungkinkan pengendalian sirkulasi kabin secara otomatis sesuai dengan
kondisi cuaca di dalam dan luar kabin.

SYSTEM STATER

1. MEKANIK
Starter mekanik adalah salah satu jenis yang paling sering kita jumpai.
Starter ini biasanya digerakkan oleh tenaga manusia seperti starter kaki
(kick starter) pada sepeda motor, dan slenger pada mesin diesel.

2. ELEKTRIC
Jenis starter ini mengubah energi arus listrik agar dapat menjalankan
sebuah mesin. Kini, starter elektrik banyak diaplikasikan pada sepeda
motor dan mobil. Menjadikan mesin kendaraan tersebut dapat hidup dan
berjalan dengan mudah.

3. PNEUMATIC
Jenis starter ini mengubah udara yang memiliki tekanan besar menjadi
sumber tenaga atau penggeraknya. Biasanya starter pneumatic
diaplikasikan pada kapal laut, karena mesin pada kendaraan tersebut cukup
besar.

xi
SYSTEM PENGAPIAN

1. PLATINA
Platina adalah salah satu bagian sistem pengapian mobil. Tugas dari
platina adalah memutus hubungan arus listrik dari aki mobil menuju
kumparan primer koil. Pemutusan hubungan arus listrik tersebut
memicu terjadinya induksi elektromagnetik pada kumparan sekunder.

2. CDI
Prinsip Kerja Sistem Pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition)
Pada Mobil – Sistem pengapian CDI merupakan sebuah
pengembangan dari sistem pengapian konvensional yang masih
menggunakan platina sebagai pemutus dan penyambung arus untuk
menciptakan tegangan tinggi.

3. EFI

Electric Fuel Injection fungsi utama dari komponen ini adalah untuk
membuat sistem pembakaran bahan bakar berjalan lebih maksimal.

SYSTEM PENGISIAN

VOLTAGE REGULATOR
sistem pengisian daya membutuhkan komponen lain yang berfungsi untuk
menstabilkan daya pengisian pada aki mobil, itulah regulator. Jadi, regulator
pada sistem pengisian mempunyai fungsi penting.

 Fungsi Regulator Sebagai Pengatur Tegangan


Regulator memiliki fungsi untuk membatasi tegangan output dari
alternator agar tidak melebihi rentang spesifikasi. Komponen elektrikal
mobil di pasaran Indonesia pada umumnya memiliki spesifikasi rentang
tegangan antara 13 volt hingga 15 volt. Pada hukum ohm, regulator
melakukan pengaturan tegangan listrik. Fungsi ini juga biasa disebut
dengan voltage regulator. Voltage regulator dapat mengatur arus yang
masuk ke bagian rotor coil. Dengan demikian, tegangan output alternator
dapat lebih konsisten dan stabil. Ketahanan pada kumparan rotor ini
mampu mencapai 100 Ohm.

xii
 Fungsi Regulator Sebagai Pengatur Medan Magnet Rotor
Mobil di pasaran Indonesia sudah mengimplementasikan
teknologi Integrated Circuit.  IC regulator memiliki keunggulan yakni
dapat mengatur kuat lemahnya medan magnet pada sekitar rotor melalui
pembatasan arus listrik. Melalui kecanggihan pengaturan medan magnet
ini, IC dapat memberikan respon yang cepat ketika kondisi putaran mesin
sedang tidak stabil.

 Fungsi Regulator Sebagai Voltage Relay


Voltage relay berperan untuk mematikan lampu pengisian (CHG)
kemudian menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.
Voltage relay ini mempunyai ketahanan sampai 25 Ohm.

 Fungsi Regulator Sebagai Pembatas Arus


Fungsi yang satu ini khusus untuk membatasi arus listrik berlebih yang
berasal dari dinamo. Ketika jumlah arus yang keluar lebih dari yang
ditetapkan, maka arus tersebut otomatis dialirkan ke sebuah tahanan, dan
diarahkan ke kumparan medan. Dengan demikian, arus yang dihasilkan
oleh dinamo menjadi kurang. Dan apabila arus yang dihasilkan tersebut
terlalu kecil, maka gaya pegas arus listrik akan secara otomatis menambah
arus listrik.

 Fungsi Regulator Sebagai Cut Out Relay


Regulator berfungsi untuk mencegah terjadinya arus balik ke dinamo yang
berasal dari baterai. Arus balik ini disebakan oleh tegangan listrik yang
dihasilkan oleh dinamo. Pada suatu putaran tertentu, tegangan listrik
dinamo lebih rendah dari tegangan listrik baterai, dan apabila hal ini
terjadi, maka akan timbul arus balik.

IC REGULATOR
Regulator tipe IC ini berfungsi untuk mengatur arus yang masuk ke
kumparan rotor. Regulator IC ini pengaturan arus yang masuk ke
kumparan rotor dilakukan secara elektronik. Komponen aktif yang bekerja
sebagai pengganti kumparan dan kontak poin adalah transistor. Transistor
ini bekerja ON dan OFF secara preodik untuk mengatur besar dan kecilnya
medan magnet pada kumparan rotor. Secara rinci prinsip pengaturan ini
akan di jelaskan pada bagian perinsip kerja regulator IC. Beberapa
terminal yang terdapat pada regulator ini adalah terminal E, P, F, S, L, IG,
dan B.

xiii
CARA KERJA SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR
1. Kunci Kontak ON Mesin Mati
Saat kunci kontak posisi ON, mesin belum hidup, maka arus dari baterai mengalir
sekering → kunci kontak → terminal IG → masuk ke MIC. 

Arus yang ke MIC kemudian mengalir → kaki basis (B) Tr1 → E Tr1 → massa.
Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi ON. 

Pada saat yang sama arus juga mengalir →kaki basis (B ) Tr3 → E Tr3 → massa.
Hal ini menyebabkan Tr3 menjadi ON. 

Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan aliran arus seperti digambarkan pada
rangkaian bawah ini:

xiv
Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari baterai → terminal B → kumparan
rotor (rotor coil) → terminal F → C Tr1 → E Tr1 → massa. Aliran arus ke
kumparan rotor ini menyebabkan terjadinya medan magnet pada kumparan rotor
coil. 

Pada saat yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir dari baterai →
kunci kontak → lampu pengisian → terminal L regulator → C Tr3 → E Tr3 →
massa. Aliran arus ini menyebabkan lampu pengisian akan menyala. 

2. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator kurang dari 14 V)  


Setelah mesin hidup, rotor coil yang sudah terjadi kemagnetan berputar oleh poros
engkol melalui tali kipas sehingga pada kumparan stator akan terjadi tegangan AC
yang kemudian tegangan disearahkan menjadi DC oleh dioda penyearah.  

Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, maka arus pada salah satu
ujung kumparan stator mengalir → terminal P yang kemudian di olah oleh MIC
dan digunakan untuk mengalirkan arus → basis (B) Tr2. Sehingga Tr2 menjadi
ON dan menghentikan aliran arus ke B Tr3 dan menjadi OFF. 

Karena Tr3 OFF ,maka aliran arus dari lampu ke massa melalui Tr3 terhenti
sehingga lampu tidak mendapat massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus
dari IG → E Tr2 → C Tr2 → terminal L → lampu pengisian. Karena lampu
mendapat dua aliran arus dari L dan dari kunci kontak, maka tidak ada perbedaan
tegangan sehingga lampu padam (lampu juga mati karena tidak mendapat massa
dari Tr3).

xv
Tegangan yang telah disearahkan oleh dioda mengalir → terminal B → baterai
sehingga terjadi pengisian. 

Apabila tegangan yang dihasilkan alternator kurang dari 14 V, maka terminal S


tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan sehingga MIC akan tetap
memberikan arus ke B Tr1 dan Tr1 tetap ON.  Akibatnya arus dari dioda mengalir
ke kumparan rotor → terminal F → C Tr 1 → E Tr1→ massa. Hal ini
menyebabkan medan magnet pada kumparan rotor coil tetap kuat. 

Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V, medan magnet pada rotor coil
dipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak drop.

3. Saat Mesin Hidup (tegangan alternator lebih dari 14 V)  

Berdasarkan gambar di atas, 


 jika tegangan putaran  mesin yang dihasilkan lebih dari14 V, maka
tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen aktif di dalam MIC
berupa dioda zener pada terminal S. Aliran arus pada terminal S
oleh MIC akan diolah dan difungsikan untuk menghentikan arus
yang mengalir ke B Tr1 dan Tr1 menjadi OFF. 
Pada gambar di bawah ini, Apabila Tr1 OFF maka aliran arus dari dioda yang
menuju kumparan rotor coil dan massa melalui Tr1 akan terhenti, sehingga medan
magnet pada kumparan rotor coil hilang. Aliran arus dari terminal P tetap
mengalir selama mesin hidup untuk mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON
sehingga lampu pengisian tetap padam.

xvi
Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF, makategangan
yang dihasilkan oleh alternator akan turun.  

 Jika tegangan alternator kurang dari 14 V, maka terminal S tidak


mendeteksi adanya kelebihan tegangan (perhatikan gambar di
bawah) dan MIC akan merespon dengan mengalirkan kembali
arus  B Tr1( Tr1 menjadi ON).

Jika Tr1 menjadi ON (perhatikan gambar di bawah), maka arus dari dioda akan
mengalir kembali ke kumparan rotor rotor coil → terminal F → C Tr1 → E Tr1

xvii
→ ke massa. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada kumparan rotor coil kembali
menguat dan kemudian menyebabkan output alternator kembali naik.

Apabila kenaikan tegangan ini melebihi 14 V, maka proses ini akan kembali
berulang ke proses awal sehingga tegangan akan kembali turun, dan jika tegangan
kurang dari 14 V maka proses akan kembali ke proses selanjutnya.  Proses ini
akan terjadi secara terus menerus sehingga.

4. Saat Terminal S Putus 


Perhatikan gambar bawah, jika terminal S putus, maka MIC mendeteksi tidak ada
masukan tegangan melalui terminal F  dan jika pada terminal P tegangannya
diatas 16 V (tegangan pengisian berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan Tr3
dan mematikan Tr2 sehingga lampu pengisian menyala kembali.

xviii
Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan menghentikan aliran arus ke
B Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif (OFF). Akibatnya arus yang mengalir
kekumparan rotor menjadi terhenti dan medan magnet pada kumparan rotor
hilang. Hal ini menyebabkan tegangan di terminal P turun dan jika penurunan
tegangan ini sampai di bawah 16 V maka MIC akan kembali mengalirkan arus ke
B Tr1 sehinggaTr1 menjadi ON dan arus ke kumparan rotor kembali mengalir. 

Pada saat itu MIC juga akan ON dan OFF kan Tr1 untuk mempertahankan
tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 V bertujuan mempertahan tegangan
yang terlalu tinggi untuk melindungi alternator maupun IC regulator dari
kerusakan sehingga pengemudi dapat mengetahui dari indikator lampu pengisian
yang menyala.

5. Saat Terminal B Putus


Jika terminal B putus atau kabel yang menghubungkan B alternator dan baterai
putus, maka pengisian pada beterai akan terhenti dan tegangan baterai semakin
menurun. Kondisi ini dideteksi oleh MIC dari terminal S mendeteksi adanya
tegangan yang besarnya kurang dari 13 V karena tidak ada masukan dari terminal
B alternator. 

Sementara itu pada terminal P tarjadi tegangan di atas 16 V. Perbedaan tegangan


antara terminal S dan terminal P yang besar akan terbaca oleh MIC dan MIC akan
mengatur kerja Tr1 untuk mempertahankan tegangan sekitar 16 V. Pada saat yang
sama MIC akan menghentikan arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3
sehingga Tr2 menjadi OFF, sementara Tr3 menjadi ON. Akibatnya lampu
pengisian menyala. 

xix
Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON dan OFF..

xx
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Dengan adanya praktikum Kelistrikan Body Mahasiswa dapat mengetahui dan


memahami sistem sistem apa saja yang berhubungan langsung dengan kelistrikan
body dengan baik.

2. Kritik

Bahan dan alat praktek yang kurang memadai seperti banyak nya komponen
yang rusak serta tidak layak pakai dan tidak memadai nya tools yang dipakai
karna di beberapa momen harus bergantian dengan kelompok lain.

3. Saran

Saran saya dengan adanya pembaruan pada komponen dan alat praktek (tools)
mahasiswa dapat mengikuti kemajuan tehknologi serta praktek dengan maksimal.

xxi

Anda mungkin juga menyukai