Anda di halaman 1dari 14

PERTANYAAN DAN JAWABAN

(Sesi Tanya Jawab Presentasi Topik Pemecahan Masalah


Dan Pengambilan Keputusan)

Matakuliah :
Psikologi Kognitif tahun ajaran 2020/2021

Dosen Pengampu :
Ibu Jehan Safitri, M.Psi., Psikolog

Disusun oleh :
KELOMPOK VI

1. Alvina Dewi 1710914320006


2. Arum Meutia Hidayati 1710914320008
3. Danu Dwi Wibowo 1710914110004
4. Dessyanti Ludfi Nur Wardina 1710914320014
5. Deva Qyushi Fadilla 1710914320016
6. Dhika Gilang Erlangga 1710914310017
7. Diah Puspita Anggraheni 1710914320018
8. Farhan Aditia Chahya 1710914310025
9. Hafizah Huda 1710914120009
10. Kholidah 1710914320041
11. Laras Aliffya Aziza 1710914320042
12. Lola Vitaloka 1710914320043
13. M. Aulia Rahmanuddin 1710914110018
14. Marina Aprilla Dita 1710914320050
15. Muksidah Pratiwi 1710914320059

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
PERTANYAAN 1
Pemberi Pertanyaan : Handrian Kusuma (1710914310032) / Kelompok 1

Pertanyaan : 1. Apakah kematangan seseorang berperan besar


dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah jelaskan menurut kelompok kalian ?
2. Apakah setiap tipe kepribadian dari orang
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan ?
3. Secara "Usia" apakah bisa menentukan seseorang
dalam memecahkan masalah ?
Jawaban :

Oleh : Deva Qyushi Fadilla (1710914320016), untuk pertanyaan bagian 1


tentu berperan karena kematangan seseorang mampu mempengaruhi bagaimana
seseorang dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah contohnya
kematangan emosi dimana kematangan emosi yang tinggi mampu mengambil
keputusan yang baik hal ini didasari adanya pada pengetahuan yang tinggi dan juga
potensi yang dimiliki
Oleh : Muksidah Pratiwi / 1710914320059, untuk pertanyaan bagian 2
Ya, menurt Arroba ada 5 faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan salah satunya adalah Personality (Kepribadian)

Oleh : Arum Meutia Hidayati (1710914320008), untuk pertanyaan bagian 3


Iya, karena berdasarkan hasil penelitian MacLeod, Hunt, & Mathews, (1978);
Sternberg & Weil, (1980), MacLeod et al. (1978) individual differences atau
perbedaan individu dapat berperan dalam tahap pemecahan suatu masalah.
Ormrod (2008) mengatakan bahwa kemampuan untuk memecahkan masalah
berhasil tergantung pada sejumlah faktor yang berhubungan dengan sistem
pemrosesan informasi manusia. Faktor-faktor tersebut adalah working memory
capacity, pengkodean, dan proses penyimpanan. Faktor-faktor tersebut juga
memiliki tugas masing-masing dalam mempengaruhinya. jadi usia individu yang
berbeda, berperan dan mempengaruhi dalam pemecahan masalah masing-masing.
KESIMPULAN :
Jadi berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan di
atas adalah usia dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan , dan benar
adanya bahwa tipe kepribadian seseorang juga berperan dalam proses pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan (untuk jelasnya silakan lihat jawaban dari
pertanyaan nomor 3)
PERTANYAAN 2
Pemberi Pertanyaan : Noor Azizah Aulia Rahmah (1710914320064) /
Kelompok 3

Pertanyaan : - Dikatakan bahwa dalam pengambilan keputusan


faktor eksternal itu mempengaruhi, maka apa
yang sebaiknya dilakukan oleh individu ketika
hendak mengambil keputusan yang mendesak
namun faktor eksternal seperti keluarga ataupun
teman dekat terus mempengaruhi ? –
Bagaimana caranya agar individu tetap yakin dan
percaya diri terhadap keputusan yang diambil nya
sendiri ?
Jawaban :

Apa yang sebaiknya dilakukan oleh individu ketika hendak mengambil


keputusan yang mendesak namun faktor eksternal seperti keluarga ataupun teman
dekat terus mempengaruhi ?
Oleh : Danu Dwi. W (1710914110004)
Sesuai penelitian dari Arroba (1998) diketahui bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dari individu adalah faktor sosial,
contohnya adalah keluarga dan lingkungan pertemanan,
lantas APA yang sebaiknya dilakukan oleh individu ketika hendak mengambil
keputusan yang mendesak namun faktor eksternal seperti keluarga ataupun teman
dekat terus mempengaruhi.
Ketika keuputusan itu mendesak sedangkan individu ini masih belum
berpengalaman terhadap situasi tersebut maka ada baiknya mencari feedback dari
keluarga atau teman atau orang yang dipercayai dapat membantu, namun berbeda
ketika kamu memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai masalah itu, maka
kamu harus meyakinkan diri apakah mampu untuk melakukannya, perlu keyakinan
pada diri sendiri.

Oleh : Kholidah (1710914320041)


Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat
pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seseorang, bagaimana dia
mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya individu
harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
Akan menjadi baik jika seseorang individu membuat keputusan dengan melihat
situasi sekitar tidak hanya berdasarkan kebijakan pribadi saja supaya dapat
menguntungkan pihak-pihak lain.
Oleh : Kholidah (1710914320041)
Bagaimana caranya agar individu tetap yakin dan percaya diri terhadap keputusan
yang diambil nya sendiri ?
Agar inidividu tetap yakin dan percaya diri terhadap keputusannya
diperlukan adanya informasi sebagai bahan dasar dalam pengambilan keputusan
yang tepat dan kebijaksanaan dan keberanian dalam mengambil keputusan kerana
jika keputusan dibuat dengan keragu-raguan maka akan membutuhkan waktu yang
lama.

Oleh : Dhika Gilang Erlangga(1710914310017)


Bagaimana caranya agar individu tetap yakin dan percaya diri terhadap keputusan
yang diambil nya sendiri ?
Sebaiknya, keputusan yang diambil oleh individu itu sudah melewati hasil
dari pertimbangan yang ada pada dirinya, seperti bagaimana hasil dari keputusan
yang diambil kelak adan kuatnya motivasi yang dimilikinya. Seperti yang
disampaikan, bahwa faktor motivasi yang tinggi dapat mengurangi fleksibilitas dari
pilihan yang diambil, yang bisa berarti pilihan yang diambil tidak goyah karena
pengaruh dari keluarga ataupun temen terdekat.
Kita ambil contoh seperti saat pemilihan untuk melanjutkan studi kuliah
seseorang disarankan masuk PSPD karena orangtuanya menyuruhnya, namun ia
dengan yakin masuk Psikologi karena ia merasa tertarik dan merasa passionnya ada
disitu sehingga ia termotivasi untuk membuktikan bahwa pilihannya tidak salah
untuk masuk Psikologi

Oleh : Danu Dwi. W (1710914110004)


Bagaimana caranya agar individu tetap yakin dan percaya diri terhadap keputusan
yang diambil nya sendiri ?
Menurut Arroba (1998) selain faktor sosial adapula faktor psikologis yang
turut mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan yang didasari atas
motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan pendirian.
Maka cara individu agar tetap yakin dan percaya diri dengan pilihannya adalah
dengan meninjau pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya, misalnya ketika
Siswa SMA yang baru lulus tidak yakin ingin berkuliah dimana, dan dirinya sering
dipengaruhi oleh orang tua atau teman untuk mengambil jurusan kedokteran, maka
sebelum mengambil keputusan individu memiliki kesempatan untuk mencari tau
apa saja yang akan dilakukan (kegiatan) ketika berkuliah di kedokteran, kemudian
meyakinkan dirinya apakah dirinya sanggup untuk menjalaninya. Jika siswa
tersebut tidak merasa yakin dengan dirinya bisa berkuliah dikedokteran maka
sampaikan itu kepada orang tuanya, namun dirinya juga harus menyampaikan
beberapa pilihan (jurusan) yang lain, yang menurutnya mampu untuk ia jalani dan
lakukan. Bagaimana cara siswa itu tau dia bisanya dimana ? ya dengan mencari tau
minat dan ketertarikannya – apa saja potensi yang dapat dikembangkan dalam
dirinya.

KESIMPULAN :
Berdasarkan beberapa jawaban di atas maka dapat disimpulkan jawaban dari
pertanyaan nomor 2 adalah ingat bahwa setiap pengambilan keputusan itu akan
mempengaruhi kehidupan pribadi individu atau orang lain. akan bijak kiranya
ketika indvidu merasa tidak mampu memecahkan masalah dan mengambil sebuah
keputusan meminta saran dan masukan dari orang lain yang dianggap mampu,
namun kembalikan lagi pada diri sendiri apakah kita mampu mengambil risiko dari
setiap keputusan yang kita pilih.
Lihat kembali pengalaman dan tinjau lagi pengetahuan terkait dengan masalah
tersebut sebelum mengambil keputusan.
PERTANYAAN 3
Pemberi Pertanyaan : Siti Rizky Al-Fatihah (1710914320081) / Kelompok 4

Pertanyaan : - Apakah ada tipe-tipe kepribadian tersendiri dalam


diri seseorang ketika memecahkan suatu masalah
maupun pengambilan keputusan ?
jika ada mengapa tipe tersebut dapat terjadi pada
individu ?
Jika tidak, apa yang menyebabkan setiap individu
berbeda dengan individu lainnya dalam
memecahkan suatu masalah maupun mengambil
keputusan?

Jawaban : -
Oleh : Danu Dwi. W (1710914110004)
Berdasarkan hasil penelitian MacLeod, Hunt, & Mathews, (1978) individual
differences atau perbedaan individu dapat berperan dalam tahap pemecahan suatu
masalah, dan salah satu hal yang menjadi pembeda antar individu adalah
kepribadiannya, hal ini juga didukung oleh temuan Arroba (1998) bahwa
kepribadian adalah hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh
seseorang. Sehingga kepribadian adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Kemudian Apakah Ada Tipe Tipe Kepribadian Tersendiri Dalam Proses
Pemecahan Masalah, jawabannya adalah ADA, kita dapat meninjau dari kerangka
berfikir Carl Gustav Jung mengenai empat model kepribadian, yakni Dominance,
Influence, Steadyness, dan Compliance yang biasa kita kenal dengan DISC.
Apa sih itu Dominance, Influence, Steadyness, dan Compliance ? berikut
uraiannya.
Menurut Marston dalam Kurniasari (2012) dan dalam Mufida (2012) diketahui
bahwa
Tipe Dominance : Suka mengendalikan lingkungan, tegas, tanpa basa-basi,
senang mengambil peran penting, menyukai tantangan, problem solver dan
menyukai posisi sebagai leader.
Tipe Influence : Suka bergaul, extrovert, bersemangat, ramah, optimis,
persuasif, lincah, egosentris, dan kompulsif.
Tipe Steadiness : Suka melakukan sesuatu secara sistematis, teratur dan
bertahap. Termasuk orang yang sabar, loyal dan dapat diandalkan namun tidak
tegas juga tidak berorientasi pada target
Tipe Compliance : Suka hal-hal yang direncanakan dengan matang dan
menyeluruh mampu mengontrol diri, analitis, berhati-hati, teliti, sensitif, kurang
ramah, dan perfectionist.

Kemudian jika ada (tipe kepribadian dalam mengambil keputusan) mengapa


tipe tersebut dapat terjadi pada individu ?
Oleh : Danu Dwi. W (1710914110004)
Menurut hasil pemahaman saya setelah membaca teori Carl Gustav Jung
dalam Alwisol (2009) tipe kepribadian yang berbeda dapat terjadi karena setiap
individu itu memiliki fikiran (thinking), perasaan (feeling), penginderaan (sensing)
dan intuisi (intuiting) yang tidak sama antara satu individu dengan individu yang
lain. Tentu ketidaksamaan kepribadian ini juga dipengaruhi oleh lingkungan,
motivasi, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki individu tersebut. Kemudian
dalam Kurniasari (2012) juga dijelaskan bahwa Perbedaan tipe kepribadian tersebut
juga berlandaskan pada bagaimana kecenderungan individu dalam bereaksi
terhadap lingkungannya dan Variasi tingkahlaku manusia dapat terjadi karena
adanya kesadaran yang mana hal tersebut berasal dari energi (kekuatan semangat,
kemauan, dan keinginan).

Oleh Farhan Aditia Chahya (1710914310025)


Selain itu perlu diketahui bahwa Faktor pementuk kepribadian, diantaranya
adalah :
1. Faktor Biologis (Warisan), dimana faktor ini memberikan pengaruh yang
besar terhadap sikap dasar pembentuk kepribadian seseorang.
2. Faktor Kelompok, Yaitu terbentuk dari pengaruh lingkungan kelompok,
seperti kelompok teman sebaya, kelompok belajar, maupun kelompok kerja,
maka secara sadar atau tidak ketika bergaul akan mempengaruhi
kepribadian.
3. Faktor Prenatal, Yaitu faktor yang berkaitan dengan pemberian rangsangan
atau stimulus ketika anak masih dalam kandungan. Oleh sebab itu,
kepribadian dan kebiasaan ibu akan berpengaruh terhadapa fisik maupun
psikis anak yang akan berkembang.
4. Faktor geografis, Yaitu faktor pembentuk kepribadian yang didasarkan pada
pengaruh lingkungan alam, dimana perbedaan iklim hingga sumber daya
alam yang tersedia akan mendukung manusia menyesuaikan
kepribadiannya, misalnya orang yang tinggal di pesisir pantai akan berbeda
dengan yang tinggal di lereng gunung.
Oleh : Hafizah Huda (1710914120009)
Selanjutnya apa aja yang menyebabkan setiap individu berbeda dengan
individu lainnya dalam memecahkan suatu masalah maupun mengambil keputusan
(jelaskan faktor lain selain kepribadian).
Menurut Kurniasari (2012) setiap individu tidak memiliki cara yang sama
dalam mengambil keputusan. Sejalan dengan pendapat yang diberikan Birgham
(1999) terdapat gaya yang berbeda dalam pengambilan keputusan. Gaya merupakan
kebiasaan yang dipelajari, menurut Harren (1980) dalam penelitiannya terdapat 5
gaya pengambilan keputusan, yaitu : rasional, intuitif, spontaneous, avoidance, dan
dependent.
Berdasarkan penelitian Maya (2018) tipe kepribadian menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi individu dalam membuat dan memiliki cara yg berbeda dalam
pemecahan masalah. Sedangkan Faktor lain diantaranya, (Fitra, 2020): rasional,
intuisi, fakta, wewenang dan pengalaman.

KESIMPULAN :
Berdasarkan beberapa jawaban di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian
atau tipe kepribadian itu dapat mempengaruhi individu dalam memecahkan suatu
masalah hingga pengambilan keputusan. Hal ini karena adanya individual
differences, dimana cara pandang setiap orang terhadap masalah itu berbeda, dan
yang mempengaruhinya adalah kepribadian, pengetahuan, pengalaman dan lain hal
sebagainya.
PERTANYAAN 4
Pemberi Pertanyaan : Nur Hestyqomah (1810914320053) / Kelompok 5
Pertanyaan : 1. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan setiap
mahasiswa berbeda beda tergantung tingkat
kemampuan kognitifnya. Bagaimana tanggapan
kelompok 6 terhadap pernyataan tersebut?
2. Apakah semakin tua umur seseorang maka secara
relatif semakin baiklah ia melakukan proses
pengambilan keputusan secara cepat berdasarkan
data existing dalam otak?
Jawaban :

Oleh Marina Aprilla Dita (1710914320050), untuk jawaban nomor 1


Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau periswiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali
ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Intelegensi sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu
kebudayaan atau lebih. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan
untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka
memecahkan masalah serta beradaptasi dengan lingkungan. menurut kami benar
bahwa setiap orang memiliki perbedaan dalam penyelesaian masalah karena tingkat
kemampuan seseorang berbeda-beda

Oleh M. Aulia Rahmanuddin (1710914110018), untuk jawaban nomor 1


Perbedaan dalam penyelesaian suatu permasalahan adalah hal yang
memang akan kita temui, dan manjdai hal wajar karna setiap individu memiliki
tingkat pemikiran yang berbeda-beda. dimana nantinya memiliki hasil penyelesaian
terhadap suatu masalah juga berbeda-beda, hal tersebut wajar saja terjadi dan bisa
di atasi dengan pengambila keutusan bersama sebagai jalan tengah nantinya
menentukan suatua hal yg menjadi satu tujuan yg sama

Oleh : Alvina Dewi (1710914320006), untuk jawaban nomor 2


Iya, karena semakin lama kita hidup, semakin besar juga data yang ada dan
tersimpan di otak kita. Sederhananya dengan kepemilikan data (pengalaman dan
informasi) yang besar tersebut, peluang manusia untuk membuat keputusan yang
salah, harusnya kecil. Jadi tidak heran kalau semakin tua umur seseorang, maka
secara relatif, semakin baiklah orang melakukan proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan tersebut juga dapat dilakukan super cepat
berdasarkan data existing dalam otak (insting atau intuisi). Namun insting tersebut
bisa saja tidak benar atau keliru dalam mengambil keputusan hal tersebut
dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor pertama adalah jika seseorang tidak
menggunakan data dalam mengambil keputusan, dan faktor kedua adalah seringkali
kita tidak menggunakan kaidah dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

Oleh : Dessyanti Ludfi Nur Wardina (1710914320014), untuk pertanyaan nomor


Disamping lebih banyaknya informasi yg didapatkan, maka akan semakin besar
peluang proses pengambilan keputusan. namun tidak dapat dipungkiri pemicu
eksternal maupun internal dapat membuat seseorang justru akan menurun dalam
hal pengambilan keputusan. contohnya seseorang yg dianggap lebih tua kurang
bijak dalam mengambil keputusan justru yg lebih muda yg mampu membijaksanai,
hal tersebut terjadi, bisa jadi karena orang yg lebih tua tsb sedang mengalami stress
atau kendala lain dalam berfikir sehingga mengganggunya dalam mengambil
sebuah keputusan secara cepat.

KESIMPULAN :
Berdasarkan beberapa jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa jawaban dari
pertanyaan nomor 4 adalah benar bahwa pemecahan suatu masalah dipengaruhi
oleh proses kognitif seseorang, lantas apa yang mempengaruhi proses kognitif ?
tentu banyak hal, salah satunya adalah kemampuan individu dalam menganalisis
masalah melalui ingatan, memori, pengetahuan dan pengalaman serta pola pikirnya
dalam memandang sebuah masalah.terjadi hal yang kompleks dan melibatkan
banyak hal dalam otak individu.
Kemudian semakin tua apakah semakin baik dalam mengambil keputusan, menurut
kami tentu hal itu benar adanya, karena semakin tua pengalaman individu terhadap
masalah tentu juga banyak. Namun hal ini kembali bergantuk kepada kemampuan
kognitifnya, ketika beliau sudah kesulitan untuk me recall kembali ingatannya,
maka proses pengambilan keputusan akan menjadi kurang tepat, terhambat atau
malah menyimpang. Karna sel diotak juga mengalami degenrasi, sehingga
kemampuan menarik memori pun akan berkurang lambat laun.
Dan info yang cukup menarik bahwa menurut Bhinnety (2008) memori yang
terkadang sulit di raih dalam long term memory justru mengenai autobiografi
individu itu sendiri.
PERTANYAAN 5
Pemberi Pertanyaan : Lalu Muhammad Rafly Aldani (1710914210024) /
Kelompok 2

Pertanyaan : Bagaimana untuk mengantisipasi atau mengatasi


dampak ketika seorang individu salah dalam
mengambil keputusan ?

Jawaban :
Oleh Marina Aprilla Dita (1710914320050), untuk jawaban nomor 1
Cara agar individu dapat mengatasi dampak dari pengabilan keputusan yang salah
adalah dengan belajar dari kesalahan itu sendiri, setela individu mengalami
kesalahan dalam mengambil keputusan individu tersebut harus kembali
mengevaluasi keputusan yang telah ditentukannya, apakah sudah sesuai dengan
proses atau langkah-langkah pengambilan keputusan yang benar.
Oleh : Lola Vitaloka (1710914320043)
Cara untuk mengantisipasi atau mengatasi dampak ketika individu mengambil
keputusan yaitu :
Pertama: buatlah keputusan saat sedang fokus dan tidak terburu-buru
karena hal ini pemikiran yang kompleks membutuhkan perhatian, motivasi, dan
juga kemampuan mengendalikan diri yang baik.
Kedua : tetap terbuka untuk semua kemungkinan yang ada karena dalam
proses berbagai fakta mulai dari yang diharapkan dan tidak diharapkan akan muncul
maka dalam menghadapi hal ini selalu ingat dan pikirkan dampak apa yang akan
terjadi selanjutnya.
Ketiga : coba ubah pandangan menjadi orang lain karena ketika
permasalahan sudah menjerumus kesuatu hal agar tidak berdampak kita perlu
mengeevaluasi sebelumnya cek kembali apakah keputusan ini sudah tepat dan
sudah dipertimbangkan

Oleh : Laras Aliffya Aziza (1710914320042)


Cara untuk mengantisipasinya adalah dengan saling berkomunikasi satu sama lain,
fokus terhadap suatu hal tidak selalu tergesa-gesa, fokus kepada satu hal yang ingin
dituju bisa memahami diri sendiri, bisa lebih mengintropeksi diri agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengambilan keputusan ,selalu berpikir sebelum membuat suatu
keputusan apakah ini keputusan yang bagus untuk diambil .
Oleh : Danu Dwi. W (1710914110004)
Menurut Maulidya (2018) prinsip – prinsip dari pemecahan masalah atau problem
solving diantaranya :
Titik tolak pemecahan masalah ialah mencari kemungkinan-kemungkinan jalan
keluar.
Berdasarkan dari hal ini menurut saya ketika seseorang telah mengambil
keputusan dan ternyata pilihannya itu keliru maka hal tersebut akan menjadi
masalah baru, kemudian bagaimana cara kita mengatasainya ? ya dengan
memecahkannya kembali, caranya dengan mencari kemungkinan – kemungkinan
jalan keluarnya.
Kalau kesulitan mencari solusi maka individu dapat mencari bantuan orang
lain, selain itu individu dapat kembali mencari informasi lanjutan mengenai
masalahnya, mungkin hal ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mengatasi
kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Lantas bagaimana cara mencegahnya ?, ya jangan mengambil keputusan
terburu – buru, pertimbangkan dengan matang, melalui pengetahuan pengalaman
dan kemampuan individu tersebut untuk mengatasi masalahnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Arroba, T. (1998). Decision Making by Chinese-US. Journal of Social Psychology,
38, 102–106. Retrieved from http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/
Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi, 16(2).
Retrived from
https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/download/7375/5742
Kurniasari, E. (2012). Pengambilan Gaya Keputusan Ditinjau Dari Tipe
Kepribadian. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 1(1), 60-80. Retrived from
http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/PSIKO/article/download/2176/1618
Macleod, C. M., Hunt, E. B., & Mathews, N. N. (1978). Individual differences in
the verification of sentence-picture relationships. Journal of Verbal
Learning and Verbal Behavior, 17(5), 493–507.
https://doi.org/10.1016/S0022-5371(78)90293-1
Mufida, S. (2012). Perbedaan Burn Out Ditinjau dari Gaya kepribadian Dominance,
Influence, Steadiness, dan Compliance. Journal of social and industrial
Psychology, 1(1). Retrived from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip/article/view/2695/2483

Anda mungkin juga menyukai