Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN TUNA DAKSA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Pendidikan Inklusif
yang diampu oleh Bapak Idat Muqodas, S.Pd, M.Pd. dan Ibu Wina Mustikaati,
S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Fadilla Dinda Syafira (1805460)
2. Faisal Risandi (1805797)
3. Rinarti Indriani (1804986)
4. Wulandari (1805648)
Kelas : 3D PGSD

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


KAMPUS PURWAKARTA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan


banyak nikmat, taufik dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Media Pembelajaran Tuna Daksa ini dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.

Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami
selaku penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu


pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Purwakarta, November 2019

(Penyusun)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................6
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
A. Pengertian tuna daksa............................................................................................7
B. Karakteristik Anak Tunadaksa................................................................................7
C. Pelayanan terapi yang diperlukan anak tunadaksa................................................9
D. Komunikasi dalam pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................10
E. Faktor penghambat komunikasi...........................................................................11
F. Media pembelajaran............................................................................................12
G. Ciri-ciri Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................14
H. Manfaat Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................14
I. Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus................................................16
J. Alat atau media pembelajaran untuk tuna daksa (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus).................................................................17
K. Penyelenggaraan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SLB....................31
BAB III...............................................................................................................................33
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................33
A. Kesimpulan...........................................................................................................33
B. Saran....................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................35

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan (isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum) dari sumber pesan (bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis
buku Melaluisaluran (mediapembelajaran) tertentu kepenerimapesan (siswa
maupun guru). Dalam proses pembelajaran atau penyampaian pesan tersebut
adakalanya berhasil dan adakalanya tidak.(Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus). Pada dasarnya setiap anak
berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut
ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain
karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang
problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan
bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak
berkebutuhan khusus ( children with special needs ) khususnya tunadaksa
yaitu anak yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot,
tulang, persendian dan saraf, mereka harus mendapatkan perhatian khusus
dari guru , sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.

Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses


pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan
pengajaran tercapai. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan
daya ingat siswa dalam belajar. Ruang lingkup media pembelajaran
segregatif atau inklusif sebaiknya mencakup semua jenis media
pembelajaran untuk semua peserta didik termasuk didalamnya anak
berkebutuhan khusus. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi
beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan
motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa

4
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar
baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.

Sampai saat ini kebutuhan akan media pembelajaran bagi peserta


didik terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus termasuk sekolah
penyelenggara pendidikan segregatif atau inklusif dirasakan belum
memadai. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
maka media pembelajaran harus diupayakan sesuai dengan yang
diharapkan. Maka dari itu pemerintah menyediakan bantuan operasional
sekolah regular yang disingkat menjadi BOSreguler , yaitu program
pemerintah pusat untuk penyediaan pendanaan biaya operasi personalia dan
non personalia bagi sekolah yang bersumber dari dana alokasi khusus
nonfisik. BOS reguler ini bertujuan untuk membantu biaya operasional
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Besaran alokasi BOSreguler yang
diterima sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung berdasarkan
jumlah peserta didik dikalikan dengan satuan biaya . Dimana SDLB,
SMPLB, SMALB dan SLB sebesar Rp. 2.000.000 ( ua juta rupiah ) per 1
( satu ) peserta didik setiap satu tahun. Namun Dana bos reguler inilah
dirasa kurang bagi anak berkebutuhan khusus seperti tunadaksa. Karena
dalam proses pembelajarannya , anak tunadaksa lebih banyak memerlukan
alat atau media pembelajaran yang berperan penting dalam membantu
mereka melakukan proses belajar mengajar yang optimal. Karena itulah
besaran dana bos reguler ini dianggap kurang untuk penyediaan alat atau
media pembelajaran bagi siswa tunadaksa. Padahal dengan adanya alat atau
media pembelajaran yang memadai diharapkan proses pembelajarn bisa
lebih optimal. Dan nantinya Melalui pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Anakanak tunadaksa juga diharapkan memiliki
masa depan yang tidak selalu bergantung pada orang tua dan masyarakat.

5
B. Rumusan masalah
1. Problema apa sajakah yang menyerta anak berkebutuhan khusus tuna
daksa?
2. Media pembelajaran apa saja yang dibutuhkan anak tuna daksa?
3. Apa manfaat media pembelajaran untuk anak tuna daksa?
4. Bagaimana peran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) terhadap
media pembelajaran SLB khususnya untuk anak tuna daksa?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui problema apa saja yang terdapat pada anak tuna
daksa.
2. Dapat mengetahui media pembelajaran apa saja yang dibutuhkan oleh
anak tuna daksa.
3. Dapat mengetahui manfaat media pembelajaran bagi anak tuna daksa.
4. Dapat mengetahui peran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
terhadap media pembelajaran SLB khususnya untuk anak tuna daksa.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian tuna daksa


Tunadaksa berasal dari kata" tuna “yangberarti rugi (kurang) dan
“daksa" berarti tubuh. Dalam banyak literitur cacat tubuh atau kerusakan
tubuh tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering
dijumpai judul “Physical and Health Impairments" (kerusakan atau
gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan karena seringkali
terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol
seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau
infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik atau tubuh, pada emosi
atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik
sebelum, pada saat, maupun sesudah kelahiran, menyebabkan retardasi dari
mental (tunagrahita). Pada dasarnya kelainan pada anak tunadaksa dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada sistem
serebral (Cerebral System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka
(Musculus Skeletal System). (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).

B. Karakteristik Anak Tunadaksa


Beberapa problema penyerta bagi anak tunadaksa (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus antara lain:

1. Kelainan perkembangan (intelektual)


Kelainan perkembangan intelektual atau sering disebut dengan
keterbelakangan mental (Berat, sedang atau ringan) yang disebabkan
adanya keterbatasan fungsi-fungsi intelektual sehingga berada di
bawah rata-rata manusia normal lainnya.
2. Ganguan pendengaran
Tunarungu ialah anak yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar yang diakibatkan karena

7
kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar. (Wasito.Dkk,
2010 dalam Penyesuaian Sosial Remaja Tuna Rungu yang Bersekolah
di Sekolah umum).
3. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan dan kebutaan merupakan masalah
kesehatan yang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup penderita
tetapi juga mempengaruhi tingkat produktivitas penderita. (Aulia,
2017 dalam Faktor Prediktor Gangguan Penglihatan Berat dan
Kebutaan pada Penderita Diabetes di Daerah Istimewa Yogyakarta).
4. Gangguan taktik dan kinestetik
Gangguan kinestetik adalah gangguan berpikir dengan
menggunakan tubuhnya, yang ditunjukkan dengan ketangkasan tubuh
untuk memahami perintah dari otak. 
5. Gangguan pesepsi
Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan
memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun objek sosial,
dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus
sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan
akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap,
ingatan dan lain-lain. Maka, gangguan persepsi adalah
ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang
timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik
dengan impuls dan stimulus eksternal. gangguan persepsi menurut
Kaplan dan Saddocks terdiri dari: Depersonalisasi, Derealisasi, Ilusi
dan Halusinasi. Depersonalisasi merupakan satu kondisi patologis
yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif dengan gambaran
seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya)
sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali). Derealisasi
adalah perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak
nyata. Ilusi adalah satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari
stimulus eksternal yang nyata. Sedangkan halusinasi adalah persepsi

8
atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal
yang nyata; menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal
yang nyata. (Ohorella dalam Jenis-jenis Gangguan Persepsi).
6. Gangguan emosi

C. Pelayanan terapi yang diperlukan anak tunadaksa


1. Latihan wicara (speech Therapy)
Terapi Wicara adalah suatu ilmu/kiat yang mempelajari perilaku
komunikasi normal/abnormal yang dipergunakan untuk memberikan
terapi pada penderita gangguan perilaku komunikasi dalam hal
gangguanketerlambatan bicara, yaitu kelainan kemampuan bahasa,
bicara, suara,irama/kelancaran, sehingga penderita tidak mampu
berinteraksi. (Swara,2018 manfaat latihan wicara bagi anak tuna daksa
dengan mampu Didik terhadap interaksi sosial di Yayasan pembinaan
anak cacat Jakarta).
2. Fisioterapi
Fisioterapi atau terapi fisik adalah prosedur yang dilakukan
untuk memeriksa, menangani, dan mengevaluasi pasien yang
memiliki keterbatasan gerak dan fungsi tubuh. Fisioterapi juga
digunakan untuk mencegah cacat fisik, serta mengurangi risiko cedera
dan gangguan pergerakan yang bisa terjadi di kemudian hari. (Willy,
2018 dalam Fisioterapi, Ini yang Harus Anda Ketahui).
3. Occupational therapy
Terapi okupasi adalah perawatan khusus yang bertujuan untuk
membantu orang dengan keterbatasan fisik, mental, atau kognitif agar
bisa lebih mandiri dalam berbagai aspek kehidupan.Entah itu untuk
melakukan perawatan diri (makan, mandi, dan berpakaian),
pengolahan diri (membaca, berhitung, atau bersosialisasi), latihan fisik
(mempertahankan gerakan sendi, kekuatan otot, dan kelenturan),
menggunakan alat bantu, serta kegiatan lainnya.Tujuan utama terapi
ini adalah membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.
(Swari,2017 dalamTerapi Okupasi Perawatan untuk Orang
Berkebutuhan Khusus Agar Lebih Mandiri).

9
4. Hydro therapy
Hydrotherapy adalah perawatan menggunakan air untuk tujuan
kesehatan, semisal menghilangkan rasa nyeri dan bahkan sebagai
penyembuh luka. Adapun alat yang bisa digunakan seperti: Kolam
renang, whirlpools, dan hubbard tank (tangki yang memungkinkan
pasien untuk merendam seluruh tubuhnya dalam air). (Muhammad,
2019 Pengertian dan Ruang Lingkup Terapi Air Atau Hydrotherapy).
Sifat positif pada anak tunadaksa perlu dimasyarakatkan supaya
kesempatan perkembangan dirinya yang baik semakin lebar. Tuna
daksa memerlukan pelayanan yang optimal untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Pendidikan yang juga merupakan kebutuhan
anak tunadaksa perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan mengacu
pada kemampuan masing-masinganak tunasaksa.

D. Komunikasi dalam pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran


Anak Berkebutuhan Khusus)
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesanMelalui saluran (media)
tertentu kepenerimapesan. (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak

Berkebutuhan Khusus). Pesan (isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum) , sumber pesan (bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis
buku), saluran (media pembelajaran) dan penerima pesan (siswa maupun
guru) adalah komponen-komponen proses komunikasi.

Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan
oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol
verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-verbal atau
visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu
disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latihan
ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol-simbol
komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-
simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut
decoding. Penafsiran tersebut adakalanya berhasil dan adakalanya tidak.

10
(Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus).
Penafsiran itu terjadi karena kekurangberhasilan dalam memahami apa yang
didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya.

E. Faktor penghambat komunikasi


Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang
proses komunikasi atau biasa dikenal dengan istilah barriers atau noises.
Hambatan dalam pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus). Adalah sebagai berikut :

1. Verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak


mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar
hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya
menirukan apa yang dikatakan guru.
2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan
berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya
menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media
pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan
sebagainya.
3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal
antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru
membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang
adanya pengawasan dan bimbingan guru.
4. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki
kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat,
dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai
dari kesadaran hingga timbulnya konsep.

Jenis Hambatan lainnya (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak


Berkebutuhan Khusus). Antara lain :

1. Hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan,


inteligensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit,
keterbatasan daya indera dan cacat tubuh.

11
2. Hambatan kulturalseperti perbedaan adat istiadat, norma-norma
sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan.
3. Hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan
kondisi keadaan sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang
tenang, sejuk dan nyaman tentu akan berbeda dengan proses yang
dilakukan di kelas yang bising, panas dan berjubel. Perbedaan adat-
istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi
sumber salah paham, Karena adanya berbagai jenis hambatan
tersebut baik dalam diri guru maupun siswa, baik sewaktu mengcode
pesan maupun mendecodenya, proses komunikasi belajar mengajar
sering kali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.

Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat


menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan
gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau
hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi
dengan pemanfaatan media pembelajaran. (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus).

F. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti 'tengal"', 'perantara' atau 'pengantar'. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atausikap. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002:
137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan, yang

12
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2002 : 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang
digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara
guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa


syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi
kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan
belajar baru, Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk
melakukan praktik-praktik dengan benar. (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus)

Media belajar dan sumber belajar (Mais,2016 dalam Media


Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus):

a. Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar.


b. Sumber belajar dapat berupa: pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan lingkungan.
c. Media belajar merupakan kombinasi antara alat (hardware) dan
bahan (software).
d. Guru hanya merupakan salah satu jenis sumber belajar yang
berupa “orang”.

Dua jenis sumber belajar yaitu (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran


Anak Berkebutuhan Khusus):

1. By Design Learning Resources


Sumber belajar yang sengaja dirancang khusus untuk
tujuan pembelajaran. Misalnya: buku pelajaran, modul, program
audio, program video, transparansi OHP, dan lain-lain.
2. Learning Resources by Utilization
Sumber belajaryang bukan dirancang untuk tujuan
pembelajaran, namun sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan

13
untuk keperluan pembelajaran. Misalnya sawah, pasar, surat
kabar, siaran televisi, pabrik, terminal, dan lain-lain.

G. Ciri-ciri Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak


Berkebutuhan Khusus)
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh
media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya, yaitu:

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)


Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman
kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkankarena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atautiga
menit dengan teknik pengambilan gambar timelapserecording. Suatu
kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

H. Manfaat Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran


Anak Berkebutuhan Khusus).
Manfaat umum media pembelajaran antara lain:

a. Menyeragamkan penyampaian materi.

14
b. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.
c. Proses pembelajaran lebih interaksi.
d. Efisiensi waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar.
f. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
g. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi
belajar.
h. Meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Manfaat khusus media pembelajaran antara lain:

a. Memperjelas penyajian pesan (tidak verbalis).


b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.
c. Objek bisa besar atau kecil.
d. Gerak bisa cepat atau lambat.
e. Kejadian masa lalu, objek yang kompleks.
f. Konsep bisa luas atau sempit.
g. Mengatasi sikap pasif peserta.
h. Menciptakan persamaan pengalaman, dan persepsi peserta yang
heterogen.

Kegunaan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Secara


umum media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis


(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya:
1) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar,
film bingkai, film, atau model;
2) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar;
3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high-speed photography;

15
4) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal;
5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain;
6) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran
berguna untuk:
menimbulkan kegairahan belajar;
1) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan;
2) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurutkemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1) memberikan perangsang yang sama,
2) mempersamakan pengalaman,
3) menimbulkan persepsi yang sama.

I. Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus


Ruang lingkup media pembelajaran segregatif atau inklusif sebaiknya
mencakup semua jenis media pembelajaran untuk semua peserta didik
termasuk di dalamnya anak berkebutuhan khusus, seperti: tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunawicara, tunaganda,
HIV/AIDS, gifeted, talented, kesulitan belajar, lamban belajar, autis, korban

16
penyalahgunaan narkoba, indigo, dan lain sebagainya. Sementara itu
bentukatau tampilan media pembelajarannya sendiri dapat berupa:

a. Gambar (bagan, diagram, penampang, gambar situasi, notasi)


b. Kartu
c. Model (tiruan benda, binatang tumbuhan, manusia)
d. Komponen alat (komponen mandiri, komponen rakitan)
e. Instrumen (guesioner, skala sikap, observasi)

Bentuk dan tampilan media pembelajaran sedapat mungkin dari yang nyata
sampai yang abstrak, sebagai contoh:

a. Benda asli
b. Model (benda tiruan)
c. Benda tiga dimensi
d. Foto
e. Gambar

J. Alat atau media pembelajaran untuk tuna daksa (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus)
Di bawah ini adalah tabel media pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak berkebutuhan
khusus tuna daksa. Penulis melakukan observasi ketersediaan media pembelajaran ini ke
salah satu SLBN di Purwakarta yaitu SLBN Purwakarta pada jum’at 25 november 2019.

No Jenis Alat Fungsi Tersedia Tidak


Tersedia
1. Assesment Finger goniometer alat ukur sendi
daerah gerak

Flexometer Alat ukur


kelenturan

17
Plastik goniometer alat ukur sendi

Anthropometrics Alat ukur


tulang, otot
dan jaringan
adiposa atau
lemak.

Reflex hammer palu untuk


mengukur
gerak reflek
kaki

Postur evaluation mengukur


set posisi tubuh
dan kelainan
tulang
belakang.

Aesthesiometer mengukur rasa


permukaan
kulit pada
tubuh.
Ground rhytm alat ukur
timbre instrument persepsi bunyi.

18
Cabinet geometri Alat untuk
insert pembelajaran
perbedaan
bentuk.

Color sorting box Alat untuk


pembelajaran
perbedaan
warna.

Collor sorting insert Alat untuk


pembelajaran
perbedaan
warna.

19
Tactile board set papan latih
perabaan.

Kolam bola-bola Untuk latihan


koordinasi
mata, kaki dan
tangan.
Bola besar

2. Alat Pulley weight untuk


Latihan menguatkan
Fisik otot tangan dan
perut.

Kanavel table untuk


menguatkan
otot tangan,
pergelangan
dan jari
tangan.
Squeeze ball untuk latihan
daya remas
tangan.

Exerciser Leg untuk


Restorator menguatkan

20
otot kaki,
tungkai

Exerciser Hand untuk


Restorator menguatkan
otot lengan

Arm Exerciser

Treadmill jogger untuk


menguatkan
otot kaki,
tungkai dan
jantung.

Safety walking strap sabuk


pengaman
ketika berlatih
jalan.

Sand-bag pemberat
beban pada
latihan gerak
sendi.

21
Straight Staircase alat latih
memanjat.

Portal Teraphy
System

Exercise mat Latihan


mobilisasi
gerak tidur,
berguling.
Inline mat Latihan untuk Commod
merangkak. e chair &
kursi
toilet

Wall mat matras yang


digunakan di
dinding

Neuro development Latihan untuk


rolls merangkak dan
keseimbangan
dalam posisi
duduk.
Height adjustable Latihan untuk
crawler merangkak.

22
Floor Sitter Latihan untuk
duduk tegak di
lantai.

Commode Chair & Kursi khusus


kursi toilet yang
digunakan
untuk buang
air.

Individual stand-in Latihan


table berdiri tegak
dan aktivitas
tangan.

Standing-positioner-
with-tray

Walking Paralel Latihan jalan


dengan
pegangan

23
memanjang
kiri dan kanan.

Walker Khusus CP Latihan


mobilitas
berjalan.

Cerebral palsy Kursi roda


Wheelchair yang
digunakan
anak tuna
daksa untuk
menunjang
aktivitas.
Vertibular board Meja goyang
untuk latihaan
keseimbangan.

Balance body set Papan titian


untuk latihan
keseimbangan.

Dynamic body and Latihan


balance keseimbangan
dan meloncat.

24
Vibrator Untuk
mengatasi
kekakuan otot.

Infrared lamp (infra Untuk


film) melancarkan
peredaran
darah dan
relaksasi otot.
Dual Speed Alat pijat
Messager double
kecepatan.

Speed Training Alat latih


Devices kecepatan
gerakan mulut
pada saat
berbicara.
Bola karet Untuk latihan
motorik.

Balok Berganda Papan untuk


melatih
keseimbangan
tubuh dalam
bentuk
bertingkat.

25
Balok Titian Papan untuk
melatih
keseimbangan
tubuh.
3. Alat Bina Swivel Utensil Sendok khusus
Diri yang
dimodifikasi
untuk anak CP.
Wrist Support Untuk
melindungi
tangan dari
nyeri otot saat
olahraga atau
pemulihan dari
cedera.

Adaptive eating Untuk


membantu
Utensils
mereka yang
memiliki cacat
fisik agar dapat
meningkatkan
independensi
dinning.
Dressing Frame Set Rangka
pemasangan
pakaian.

Lacing Shoes Rangka


pemasangan
tali sepatu
Mobile Shower Alat latih
Commodes kloset berjalan

26
4. Alat Cook-up resting Untuk
Orthotic splint meluruskan
dan permukaan
Prosthetic tangan dan
jari.

Rigit Untuk
immobilization mengatasi
elbow brace gerakan siku
pada posisi
fleksi 90
derajat.
Ankle Menjaga sendi
agar tidak
immobilization
bergeser.

Flexion extention Untuk


membantu
gerakkan sendi
siku.
Back splint/brace Untuk
menahan sendi
lutut agar tidak
melinting ke
belakang dan

27
sebagai
penguat kaki
pada saat
berjalan.
X-Splint Untuk
mengkoreksi
bentuk kaki X.
O-Splint Untuk
mengkoreksi
bentuk kaki
atau tanggan
O.
Long leg brace set Menompang
kaki yang layu
agar kuat
berjalan atau
berdiri.

Ankle or short leg Untuk


brace meluruskan
tendon yang
memendek
atau
meluruskan
kaki serang.
Simple cervical
brace

Corset Mengkoreksi
kelainan tulang

28
punggung.

Crutch (Kruk) Untuk


menompang
tubuh.

Walking stick

Tripod cone set

Walker

Wheel walker

Club Foot walker


shoes

29
Whell (kursi roda)

Kaki dan tangan


palsu (protese)

5 Alat-alat Kesenian Musik a. Sound System


b. LCD
c. Komputer
d. Handycam
e. Camera Photo
6. Alat Bantu Belajar/Akademik
Layanan pendidikan untuk anak
tunadaksa mencakup membaca,
menulis, berhitung, pengembangan
sikap, pengetahuan dan kreativitas.
Akibat mengalami kelainan pada
motorik dan intelegensinya, maka
anak tunadaksa mengalami kesulitan
dalam menguasai kemampuan
membaca, menulis, berhitung.
Untuk membantu penguasaan
kemampuan di bidang akademik,
maka dibutuhkan layanan dan
peralatan khusus. Alat-alat yang dapat
membantu mengembangkan
kemampuan akademik pada anak
tunadaksa dapat berupa:
a. Kartu Abjad untuk pengenalan
huruf
b. Kartu Kata untuk pengenalan
kata
c. Kartu Kalimat untuk pengenalan
kalimat
d. Torso Seluruh Badan untuk
pengenalan bagian anggota

30
tubuh manusia
e. Geometri Sharpe untuk
pengenalan bentuk dan untuk
menyortir bentuk geometri
f. Menara Gelang untuk latihan
koordinasi mata dan tangan
g. Menara Segitiga untuk
pengenalan bentuk segitiga
h. Menara Segiempat untuk
pengenalan bentuk segi empat
i. Gelas Rasa untuk membedakan
macam-macam rasa
j. Botol Aroma untuk
membedakan macam-macam
bau/aroma
k. Abacus dan Washer untuk
belajar berhitung
l. Papan Pasak untuk belajar
berhitung dan koordinasi
m. Kotak Bilangan untuk belajar
berhitung

Hasil observasi :

Dari hasil observasi tersebut, ternyata media pembelajaran di SLBN itu


tersedia sesuai kebutuhan siswa. Kebanyakan anak berkebutuhan khusus
tuna daksa ini bukan tuna daksa murni bahkan dalam pengamatan penulis
tidak ditemui kekurangan anggota tubuh, hanya ada beberapa bagian tubuh
yang kaku atau lumpuh. Menurut keterangan guru di SLBN Purwakarta,
anak tuna daksa di sekolah tersebut juga diklasifikasikan tuna grahita juga.
Sehingga kelas tuna daksa dan tuna grahita disatukan. Media pembelajaran
pun tidak rumit, masih sama dengan anak normal di sekolah pada umumnya
seperti flashcard, colour sorting box, Cabinet geometri insert. Hanya saja
seperti kursi roda atau kruk masih minim tersedia. Sehingga banyak
orangtua yang inisiatif membeli secarapribadi. Untuk pengajuan permintaan
media pembelajaran cukup cepat. Alur pemerolehan media pembelajarannya
yaitu :

Pemberian format permohonan media pembelajaran

31
Pengecekan persediaan media di gudang

Persetujuan media pembelajaran

Pengambilan media pembelajaran

K. Penyelenggaraan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SLB


Sampai saat ini kebutuhan akan media pembelajaran bagi
peserta didik terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus termasuk
sekolah penyelenggara pendidikan segregatif atau inklusif dirasakan
belum memadai. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan, maka media pembelajaran harus diupayakan sesuai
dengan yang diharapkan. Maka dari itu pemerintah menyediakan
bantuan operasional sekolah regular yang disingkat menjadi
BOSreguler , yaitu program pemerintah pusat untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi personalia dan non personalia bagi sekolah
yang bersumber dari dana alokasi khusus nonfisik. BOS reguler ini
bertujuan untuk membantu biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Besaran alokasi BOSreguler yang diterima
sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung berdasarkan jumlah
peserta didik dikalikan dengan satuan biaya . Dimana SDLB, SMPLB,
SMALB dan SLB sebesar Rp. 2.000.000 ( ua juta rupiah ) per 1
( satu ) peserta didik setiap satu tahun. Namun Dana bos reguler
inilah dirasa kurang bagi anak berkebutuhan khusus seperti
tunadaksa. Karena dalam proses pembelajarannya , anak tunadaksa
lebih banyak memerlukan alat atau media pembelajaran yang berperan
penting dalam membantu mereka melakukan proses belajar mengajar
yang optimal. Karena itulah besaran dana bos reguler ini dianggap
kurang untuk penyediaan alat atau media pembelajaran bagi siswa
tunadaksa. Padahal dengan adanya alat atau media pembelajaran yang
memadai diharapkan proses pembelajarn bisa lebih optimal. Dan
nantinya Melalui pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.

32
Anakanak tunadaksa juga diharapkan memiliki masa depan yang tidak
selalu bergantung pada orang tua dan masyarakat.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Proses belajar mengajar adalah proses penyampaian pesan dari sumber
pesan Melaluisaluran tertentu kepenerimapesan. Namun, Dalam proses
pembelajaran atau penyampaian pesan tersebut adakalanya berhasil dan
adakalanya tidak (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus). Untuk itu bagi Anak luar biasa atau anak
berkebutuhan khusus ( children with special needs ) khususnya
tunadaksa(anak yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot,
tulang, persendian dan saraf ) mereka harus mendapatkan perhatian khusus
dari guru , sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan
pengajaran tercapai. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan
motivasi kepada siswa. Untuk anak tunadaksa banyak sekali alat atau media
pembelajaran yang harus disediakan idealnya harus ada 66 alat
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan pelatihan
bagi anak tunadaksa. Belum lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal anak tunadaksa harus melaksanakan pelayanan terapi , yang berarti

33
dalam proses pembelajaran, anak tunadaksa lebih membutuhkan banyak
biaya dari siswa lainnya. Untuk itu pemerintah memberikan BOS reguler
yang bertujuan untuk membantu biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Namun Sampai saat ini kebutuhan akan media
pembelajaran bagi peserta didik terutama bagi anak-anak berkebutuhan
khusus termasuk sekolah penyelenggara pendidikan segregatif atau inklusif
dirasakan belum memadai , dan itu berarti dana BOS yang diberikan
pemerintah masih belum bisa memenuhi kebutuhan sekolah dalam
menunjang proses pembelajaran yang optimal.

B. Saran
Walaupun alat pembelajaran untuk tunadaksa di slbn purwakarta bisa
memenuhi kebutuhan siswa , pemerintah harusnya lebih perduli lagi pada
masalah alat pembelajaran yang dapat memberikan manfaat penting bagi
optimalnya pembelajaran. Apalagi di slbn purwakarta dalam memenuhi
kebutuhan siswa tidak semuanya diberrikan oleh pemerintah masih ada yang
harus melakukannya seniri. Pada dasarnya memang dalam mewujudkan
pembelajaran yang optimal ini bukan hanya tugas pemerintah namun juga
orang tua ikut berperan penting. Namun, bagi orang tua yang tidak mampu
mereka hanya bisa mengandalkan pemerintah, untyuk itu dalam pemberian
bantuan , siswa tunadaksa ini harus lebih diperhatikan lagi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo.AnakBerkebutuhanKhusus(ABK).06November2019.https://
www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/
Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195607221985031-SUNARYO/
ABK_PGSD.pdf&ved=2ahUKEwi45cWnsd_lAhXKAnIKHdd-
D1QQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw3Z8lMqgLl43Iwa93pjVjap
Mais.2016.MediaPembelajaran.Anak.BerkebutuhanKhusus.6November2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academi
a.edu/32260730/
MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS&ved=2ah
UKEwiOyu2Ku97lAhUDTI8KHTB0BuYQFjACegQIBhAB&usg=AOvVaw0Cl6
zUtfSfDQrIZ8pZ2OUz
Wasito.2012.PenyesuaianSosialSiswaTunaRunggudiSekolahUmum.10November
2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.unesa.a
c.id/index.php/jptt/article/view/1843&ved=2ahUKEwig-
9Tq7pTmAhWYA3IKHfx0Al8QFjAAegQIBRAE&usg=AOvVaw2bn4RJ75aeRc
TkMyOszV3Q
Sadarang.2017.FaktorPrediktorGangguanPenglihatanBeratdanKebutaanpadaPend
eritaDiabetesdiDaerahIstimewaYogyakarta.10November2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pdfs.semantics
cholar.org/
bad6/3ce86f5c82aae5661ae0211ac0218d2ea52e.pdf&ved=2ahUKEwizucr_75Tm
AhXXdn0KHeqqBX4QFjACegQIBxAF&usg=AOvVaw30bHNMRNVyjfPGPU
mdEMGK

35
Retno.2017.Kecerdasan Kinestetik Menurut Ahli – Pengertian –
Ciri.10November2019.https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/
kecerdasan-kinestetik/amp
Oherella,Vendy.Jenis-JenisGangguanPersepsi.10November2019.https://
www.academia.edu/36669126/Jenis_jenis_gangguan_persepsi
Swara.2015.ManfaatLatihanWicaraBagiAnakTunaDaksadenganMampuDidikTerh
adapInteraksiSosialdiYayasanPembinaanAnakCacatJakarta.10November2019.http
s://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/
123456789/26192&ved=2ahUKEwj354bl8ZTmAhXFdCsKHSe_ASkQFjABegQI
BxAR&usg=AOvVaw24aEGDAxQ4-MT9_-VTFuD3
Willy,Tjin2018.Fisioterapi, Ini yang Harus Anda
Ketahui.10November.https://www.alodokter.com/fisioterapi-ini-yang-harus-anda-
ketahui
Swari.2017.Terapi Okupasi Perawatan untuk Orang Berkebutuhan Khusus Agar
Lebih Mandiri.10November2019.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/
terapi-okupasi-adalah/amp/
&ved=2ahUKEwjI5e328pTmAhUaeisKHQf1CrcQFjAAegQIAxAG&usg=AOvV
aw1MPRsJ5IbBwgalk9cqz1e0&ampcf=1
Muhammad.2019.PengertiandanRuangLingkupTerapiAiratauHydrotherapy.10No
vember2019.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
qaritsa.net/pengertian-dan-ruang-lingkup-terapi-air-atau-hydrotherapy/
&ved=2ahUKEwiJmIKo85TmAhUHWX0KHRarACcQFjAAegQIAhAF&usg=A
OvVaw0Qc7PYGXsT6VXfZLE6jnOR
BOS.2019.JuknisPenggunaanDanaBOSSD,SMP,SMA,SMK,SLBTahun2019.
10November2019.https://www.salamedukasi.com/2019/02/juknis-penggunaan-
dana-bos-sd-smp-sma.html?m=1
Jogloabang.2019.KomponenPembiayaanBOSRegular2019padaSDLB,SMPLB,S
MALB,AtauSLB.10November2019.https://www.jogloabang.com/pendidikan/
komponen-pembiayaan-bos-reguler-2019-pada-sdlb-smplb-smalb-atau-slb
Unknown.2014.SaranadanPrasaranaABK.13November2019.http://
izzaucon.blogspot.com/2014/06/sarana-dan-prasarana-abk.html?m=1

36

Anda mungkin juga menyukai