Kelompok 4 MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN
Kelompok 4 MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Pendidikan Inklusif
yang diampu oleh Bapak Idat Muqodas, S.Pd, M.Pd. dan Ibu Wina Mustikaati,
S.Pd, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Fadilla Dinda Syafira (1805460)
2. Faisal Risandi (1805797)
3. Rinarti Indriani (1804986)
4. Wulandari (1805648)
Kelas : 3D PGSD
1
KATA PENGANTAR
(Penyusun)
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................6
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
A. Pengertian tuna daksa............................................................................................7
B. Karakteristik Anak Tunadaksa................................................................................7
C. Pelayanan terapi yang diperlukan anak tunadaksa................................................9
D. Komunikasi dalam pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................10
E. Faktor penghambat komunikasi...........................................................................11
F. Media pembelajaran............................................................................................12
G. Ciri-ciri Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................14
H. Manfaat Media Pembelajaran (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus).................................................................................................14
I. Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus................................................16
J. Alat atau media pembelajaran untuk tuna daksa (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus).................................................................17
K. Penyelenggaraan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) di SLB....................31
BAB III...............................................................................................................................33
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................33
A. Kesimpulan...........................................................................................................33
B. Saran....................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
yaitu proses penyampaian pesan (isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum) dari sumber pesan (bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis
buku Melaluisaluran (mediapembelajaran) tertentu kepenerimapesan (siswa
maupun guru). Dalam proses pembelajaran atau penyampaian pesan tersebut
adakalanya berhasil dan adakalanya tidak.(Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus). Pada dasarnya setiap anak
berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya saja problema tersebut
ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari orang lain
karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang
problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan
bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak
berkebutuhan khusus ( children with special needs ) khususnya tunadaksa
yaitu anak yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot,
tulang, persendian dan saraf, mereka harus mendapatkan perhatian khusus
dari guru , sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
4
mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar
baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan
tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan
praktik-praktik dengan benar.
5
B. Rumusan masalah
1. Problema apa sajakah yang menyerta anak berkebutuhan khusus tuna
daksa?
2. Media pembelajaran apa saja yang dibutuhkan anak tuna daksa?
3. Apa manfaat media pembelajaran untuk anak tuna daksa?
4. Bagaimana peran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) terhadap
media pembelajaran SLB khususnya untuk anak tuna daksa?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui problema apa saja yang terdapat pada anak tuna
daksa.
2. Dapat mengetahui media pembelajaran apa saja yang dibutuhkan oleh
anak tuna daksa.
3. Dapat mengetahui manfaat media pembelajaran bagi anak tuna daksa.
4. Dapat mengetahui peran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
terhadap media pembelajaran SLB khususnya untuk anak tuna daksa.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar. (Wasito.Dkk,
2010 dalam Penyesuaian Sosial Remaja Tuna Rungu yang Bersekolah
di Sekolah umum).
3. Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan dan kebutaan merupakan masalah
kesehatan yang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup penderita
tetapi juga mempengaruhi tingkat produktivitas penderita. (Aulia,
2017 dalam Faktor Prediktor Gangguan Penglihatan Berat dan
Kebutaan pada Penderita Diabetes di Daerah Istimewa Yogyakarta).
4. Gangguan taktik dan kinestetik
Gangguan kinestetik adalah gangguan berpikir dengan
menggunakan tubuhnya, yang ditunjukkan dengan ketangkasan tubuh
untuk memahami perintah dari otak.
5. Gangguan pesepsi
Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan
memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun objek sosial,
dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus
sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan
akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap,
ingatan dan lain-lain. Maka, gangguan persepsi adalah
ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang
timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik
dengan impuls dan stimulus eksternal. gangguan persepsi menurut
Kaplan dan Saddocks terdiri dari: Depersonalisasi, Derealisasi, Ilusi
dan Halusinasi. Depersonalisasi merupakan satu kondisi patologis
yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif dengan gambaran
seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya)
sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali). Derealisasi
adalah perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak
nyata. Ilusi adalah satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari
stimulus eksternal yang nyata. Sedangkan halusinasi adalah persepsi
8
atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal
yang nyata; menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal
yang nyata. (Ohorella dalam Jenis-jenis Gangguan Persepsi).
6. Gangguan emosi
9
4. Hydro therapy
Hydrotherapy adalah perawatan menggunakan air untuk tujuan
kesehatan, semisal menghilangkan rasa nyeri dan bahkan sebagai
penyembuh luka. Adapun alat yang bisa digunakan seperti: Kolam
renang, whirlpools, dan hubbard tank (tangki yang memungkinkan
pasien untuk merendam seluruh tubuhnya dalam air). (Muhammad,
2019 Pengertian dan Ruang Lingkup Terapi Air Atau Hydrotherapy).
Sifat positif pada anak tunadaksa perlu dimasyarakatkan supaya
kesempatan perkembangan dirinya yang baik semakin lebar. Tuna
daksa memerlukan pelayanan yang optimal untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Pendidikan yang juga merupakan kebutuhan
anak tunadaksa perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan mengacu
pada kemampuan masing-masinganak tunasaksa.
Berkebutuhan Khusus). Pesan (isi ajaran atau didikan yang ada dalam
kurikulum) , sumber pesan (bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis
buku), saluran (media pembelajaran) dan penerima pesan (siswa maupun
guru) adalah komponen-komponen proses komunikasi.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan
oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol
verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non-verbal atau
visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu
disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latihan
ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol-simbol
komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-
simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut
decoding. Penafsiran tersebut adakalanya berhasil dan adakalanya tidak.
10
(Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus).
Penafsiran itu terjadi karena kekurangberhasilan dalam memahami apa yang
didengar, dibaca, dilihat atau diamatinya.
11
2. Hambatan kulturalseperti perbedaan adat istiadat, norma-norma
sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan.
3. Hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan
kondisi keadaan sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang
tenang, sejuk dan nyaman tentu akan berbeda dengan proses yang
dilakukan di kelas yang bising, panas dan berjubel. Perbedaan adat-
istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi
sumber salah paham, Karena adanya berbagai jenis hambatan
tersebut baik dalam diri guru maupun siswa, baik sewaktu mengcode
pesan maupun mendecodenya, proses komunikasi belajar mengajar
sering kali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.
F. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti 'tengal"', 'perantara' atau 'pengantar'. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atausikap. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002:
137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan, yang
12
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2002 : 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang
digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara
guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.
13
untuk keperluan pembelajaran. Misalnya sawah, pasar, surat
kabar, siaran televisi, pabrik, terminal, dan lain-lain.
14
b. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.
c. Proses pembelajaran lebih interaksi.
d. Efisiensi waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar.
f. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
g. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi
belajar.
h. Meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
15
4) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal;
5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain;
6) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran
berguna untuk:
menimbulkan kegairahan belajar;
1) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan;
2) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurutkemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1) memberikan perangsang yang sama,
2) mempersamakan pengalaman,
3) menimbulkan persepsi yang sama.
16
penyalahgunaan narkoba, indigo, dan lain sebagainya. Sementara itu
bentukatau tampilan media pembelajarannya sendiri dapat berupa:
Bentuk dan tampilan media pembelajaran sedapat mungkin dari yang nyata
sampai yang abstrak, sebagai contoh:
a. Benda asli
b. Model (benda tiruan)
c. Benda tiga dimensi
d. Foto
e. Gambar
J. Alat atau media pembelajaran untuk tuna daksa (Mais,2016 dalam Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus)
Di bawah ini adalah tabel media pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak berkebutuhan
khusus tuna daksa. Penulis melakukan observasi ketersediaan media pembelajaran ini ke
salah satu SLBN di Purwakarta yaitu SLBN Purwakarta pada jum’at 25 november 2019.
17
Plastik goniometer alat ukur sendi
18
Cabinet geometri Alat untuk
insert pembelajaran
perbedaan
bentuk.
19
Tactile board set papan latih
perabaan.
20
otot kaki,
tungkai
Arm Exerciser
Sand-bag pemberat
beban pada
latihan gerak
sendi.
21
Straight Staircase alat latih
memanjat.
Portal Teraphy
System
22
Floor Sitter Latihan untuk
duduk tegak di
lantai.
Standing-positioner-
with-tray
23
memanjang
kiri dan kanan.
24
Vibrator Untuk
mengatasi
kekakuan otot.
25
Balok Titian Papan untuk
melatih
keseimbangan
tubuh.
3. Alat Bina Swivel Utensil Sendok khusus
Diri yang
dimodifikasi
untuk anak CP.
Wrist Support Untuk
melindungi
tangan dari
nyeri otot saat
olahraga atau
pemulihan dari
cedera.
26
4. Alat Cook-up resting Untuk
Orthotic splint meluruskan
dan permukaan
Prosthetic tangan dan
jari.
Rigit Untuk
immobilization mengatasi
elbow brace gerakan siku
pada posisi
fleksi 90
derajat.
Ankle Menjaga sendi
agar tidak
immobilization
bergeser.
27
sebagai
penguat kaki
pada saat
berjalan.
X-Splint Untuk
mengkoreksi
bentuk kaki X.
O-Splint Untuk
mengkoreksi
bentuk kaki
atau tanggan
O.
Long leg brace set Menompang
kaki yang layu
agar kuat
berjalan atau
berdiri.
Corset Mengkoreksi
kelainan tulang
28
punggung.
Walking stick
Walker
Wheel walker
29
Whell (kursi roda)
30
tubuh manusia
e. Geometri Sharpe untuk
pengenalan bentuk dan untuk
menyortir bentuk geometri
f. Menara Gelang untuk latihan
koordinasi mata dan tangan
g. Menara Segitiga untuk
pengenalan bentuk segitiga
h. Menara Segiempat untuk
pengenalan bentuk segi empat
i. Gelas Rasa untuk membedakan
macam-macam rasa
j. Botol Aroma untuk
membedakan macam-macam
bau/aroma
k. Abacus dan Washer untuk
belajar berhitung
l. Papan Pasak untuk belajar
berhitung dan koordinasi
m. Kotak Bilangan untuk belajar
berhitung
Hasil observasi :
31
Pengecekan persediaan media di gudang
32
Anakanak tunadaksa juga diharapkan memiliki masa depan yang tidak
selalu bergantung pada orang tua dan masyarakat.
BAB III
A. Kesimpulan
Proses belajar mengajar adalah proses penyampaian pesan dari sumber
pesan Melaluisaluran tertentu kepenerimapesan. Namun, Dalam proses
pembelajaran atau penyampaian pesan tersebut adakalanya berhasil dan
adakalanya tidak (Mais,2016 dalam Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus). Untuk itu bagi Anak luar biasa atau anak
berkebutuhan khusus ( children with special needs ) khususnya
tunadaksa(anak yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot,
tulang, persendian dan saraf ) mereka harus mendapatkan perhatian khusus
dari guru , sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan
pengajaran tercapai. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan
motivasi kepada siswa. Untuk anak tunadaksa banyak sekali alat atau media
pembelajaran yang harus disediakan idealnya harus ada 66 alat
pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan pelatihan
bagi anak tunadaksa. Belum lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal anak tunadaksa harus melaksanakan pelayanan terapi , yang berarti
33
dalam proses pembelajaran, anak tunadaksa lebih membutuhkan banyak
biaya dari siswa lainnya. Untuk itu pemerintah memberikan BOS reguler
yang bertujuan untuk membantu biaya operasional penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Namun Sampai saat ini kebutuhan akan media
pembelajaran bagi peserta didik terutama bagi anak-anak berkebutuhan
khusus termasuk sekolah penyelenggara pendidikan segregatif atau inklusif
dirasakan belum memadai , dan itu berarti dana BOS yang diberikan
pemerintah masih belum bisa memenuhi kebutuhan sekolah dalam
menunjang proses pembelajaran yang optimal.
B. Saran
Walaupun alat pembelajaran untuk tunadaksa di slbn purwakarta bisa
memenuhi kebutuhan siswa , pemerintah harusnya lebih perduli lagi pada
masalah alat pembelajaran yang dapat memberikan manfaat penting bagi
optimalnya pembelajaran. Apalagi di slbn purwakarta dalam memenuhi
kebutuhan siswa tidak semuanya diberrikan oleh pemerintah masih ada yang
harus melakukannya seniri. Pada dasarnya memang dalam mewujudkan
pembelajaran yang optimal ini bukan hanya tugas pemerintah namun juga
orang tua ikut berperan penting. Namun, bagi orang tua yang tidak mampu
mereka hanya bisa mengandalkan pemerintah, untyuk itu dalam pemberian
bantuan , siswa tunadaksa ini harus lebih diperhatikan lagi.
34
DAFTAR PUSTAKA
Sunaryo.AnakBerkebutuhanKhusus(ABK).06November2019.https://
www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/
Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195607221985031-SUNARYO/
ABK_PGSD.pdf&ved=2ahUKEwi45cWnsd_lAhXKAnIKHdd-
D1QQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw3Z8lMqgLl43Iwa93pjVjap
Mais.2016.MediaPembelajaran.Anak.BerkebutuhanKhusus.6November2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academi
a.edu/32260730/
MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS&ved=2ah
UKEwiOyu2Ku97lAhUDTI8KHTB0BuYQFjACegQIBhAB&usg=AOvVaw0Cl6
zUtfSfDQrIZ8pZ2OUz
Wasito.2012.PenyesuaianSosialSiswaTunaRunggudiSekolahUmum.10November
2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.unesa.a
c.id/index.php/jptt/article/view/1843&ved=2ahUKEwig-
9Tq7pTmAhWYA3IKHfx0Al8QFjAAegQIBRAE&usg=AOvVaw2bn4RJ75aeRc
TkMyOszV3Q
Sadarang.2017.FaktorPrediktorGangguanPenglihatanBeratdanKebutaanpadaPend
eritaDiabetesdiDaerahIstimewaYogyakarta.10November2019.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pdfs.semantics
cholar.org/
bad6/3ce86f5c82aae5661ae0211ac0218d2ea52e.pdf&ved=2ahUKEwizucr_75Tm
AhXXdn0KHeqqBX4QFjACegQIBxAF&usg=AOvVaw30bHNMRNVyjfPGPU
mdEMGK
35
Retno.2017.Kecerdasan Kinestetik Menurut Ahli – Pengertian –
Ciri.10November2019.https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/
kecerdasan-kinestetik/amp
Oherella,Vendy.Jenis-JenisGangguanPersepsi.10November2019.https://
www.academia.edu/36669126/Jenis_jenis_gangguan_persepsi
Swara.2015.ManfaatLatihanWicaraBagiAnakTunaDaksadenganMampuDidikTerh
adapInteraksiSosialdiYayasanPembinaanAnakCacatJakarta.10November2019.http
s://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/
123456789/26192&ved=2ahUKEwj354bl8ZTmAhXFdCsKHSe_ASkQFjABegQI
BxAR&usg=AOvVaw24aEGDAxQ4-MT9_-VTFuD3
Willy,Tjin2018.Fisioterapi, Ini yang Harus Anda
Ketahui.10November.https://www.alodokter.com/fisioterapi-ini-yang-harus-anda-
ketahui
Swari.2017.Terapi Okupasi Perawatan untuk Orang Berkebutuhan Khusus Agar
Lebih Mandiri.10November2019.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/
terapi-okupasi-adalah/amp/
&ved=2ahUKEwjI5e328pTmAhUaeisKHQf1CrcQFjAAegQIAxAG&usg=AOvV
aw1MPRsJ5IbBwgalk9cqz1e0&cf=1
Muhammad.2019.PengertiandanRuangLingkupTerapiAiratauHydrotherapy.10No
vember2019.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
qaritsa.net/pengertian-dan-ruang-lingkup-terapi-air-atau-hydrotherapy/
&ved=2ahUKEwiJmIKo85TmAhUHWX0KHRarACcQFjAAegQIAhAF&usg=A
OvVaw0Qc7PYGXsT6VXfZLE6jnOR
BOS.2019.JuknisPenggunaanDanaBOSSD,SMP,SMA,SMK,SLBTahun2019.
10November2019.https://www.salamedukasi.com/2019/02/juknis-penggunaan-
dana-bos-sd-smp-sma.html?m=1
Jogloabang.2019.KomponenPembiayaanBOSRegular2019padaSDLB,SMPLB,S
MALB,AtauSLB.10November2019.https://www.jogloabang.com/pendidikan/
komponen-pembiayaan-bos-reguler-2019-pada-sdlb-smplb-smalb-atau-slb
Unknown.2014.SaranadanPrasaranaABK.13November2019.http://
izzaucon.blogspot.com/2014/06/sarana-dan-prasarana-abk.html?m=1
36