Anda di halaman 1dari 9

BAB III

RRENCANA STRATEGI LIMA TAHUN

3.1. Kegiatan Eksplorasi


Kegiatan eksplorasi untuk jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan hanya melakukan
pemetaan saja.

3.2. Produksi
Target produksi dari kegiatan penambangan Koperasi Putra Pitri Aceh di rencanakan akan
sama setiap bulannya. Ini disebabkan kadar rata-rata emas pada daerah penambangan
dianggap sama. Perhitungan target produksi yang direncanakan yaitu dengan membagi
jumlah cadangan emas yang akan ditambang selama 5 tahun kedepan (dapat dilihat pada
tabel 3.1.).

Pada tahap produksi dan penjualan ini, Koperasi Putra Putri Aceh mempunyai kewajiban
untuk melakukan kontribusi kepada Pemerintah Daerah sebesar 5,75 % per tahun dari
pendapatan penjualan. Selain itu Koperasi Putra Putri Aceh juga mempunyai kewajiban
untuk membayar biaya iuran royalti, Landert, PAD, CSR dan pajak bumi bangunan.
Tahap produksi dan penjualan emas dari kegiatan penambangan di Kecamatan Sungai
Mas Kabupaten Aceh Barat yang dilakukan oleh Koperasi Putra Putri Aceh ini akan
dilakukan selama umur tambang.

3.3. Pemasaran
Tersedianya bahan tambang di suatu wilayah sangat penting artinya guna kemajuan
pembangunan di daerah tersebut, termasuk ketersediaan mineral emas. Hingga saat ini
Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen emas berskala internasional. Namun
demikian tidak semua wilayah di Indonesia mempunyai ketersediaan mineral emas seperi
disebutkan diatas.

III-­‐   78  

 
Daerah Propinsi Aceh khususnya Kabupaten Aceh Barat merupakan daerah mineralisasi
yang cukup potensial, hal ini disebabkan oleh faktor geologi, terutama karena berada pada
jalur Patahan Sumatera dan adanya jalur tunjaman (subduction zone) di sebelah barat
Sumatra yang masih aktif sampai saat ini, akibat tunjaman tersebut sebagian batuannya
mengalami mineralisasi.

Lokasi kerja Kuasa Pertambangan eksplorasi logam emas sekunder Koperasi Putra Putri
Aceh (KPPA) secara administratif terletak di Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh
Barat , Provinsi Aceh. Dengan adanya cadangan emas dilokasi ini dan dengan masuknya
Koperasi Putra Putri Aceh sebagai pemrakarsa untuk menambang emas tersebut dan
mengolahnya sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi, diharapkan akan mampu
meningkatkan Pendapatan Daearah sehingga kesejahteraan masyarakatpun dapat
terwujud

3.3.1. Situasi Pasar Emas Saat Ini


Dengan kondisi saat ini yang stabil semenjak krisis global pada tahun 2000, harga emas di
pasaran domestik dan dunia mengalami peningkatan. Pemanfaatan emas sebagai bahan
perhiasan yang pemanfaatannya banyak digunakan di seluruh dunia membuat permintaan
emas baik dipasar dunia dan pasar lokal tidak mengalami penurunan, malah sebaliknya,
semakin banyak permintaan disebabkan pemulihan ekonomi yang menyebabkan daya beli
masyarakat meningkat. Permintaan akan emas juga didukung oleh masyarakat yang
merasa aman ketika akan melakukan investasi dalam bentuk emas yang harganya selalu
stabil. Diperkirakan harga emas pasar lokal berkisar Rp 340.000/gr.

3.3.2. Peluang Koperasi Putra Putri Aceh Di Pasar Emas


Dengan mempertimbangkan hasil perhitungan jumlah cadangan yan akan ditambang
selama 5 tahun 7 bulan sebesar 44,277 kg di wilayah Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten
Aceh Barat, maka kuantitas produk emas yang akan dihasilkan dari kegiatan
penambangan Koperasi Putra Putri Aceh dinilai dapat memenuhu permintaan emas
khususnya di wilayah Aceh Barat.

III-­‐   79  

 
Dengan harga emas berkisar Rp 320.000/gr dan diperkirakan akan mengalami kenaikan
dengan tingkat eskalasi 3 % per tahunnya, maka peluang Koperasi Putra Putri Aceh untuk
menanbah pendapatan baik untuk Koperasi sendiri maupun untuk peningkatan
Pendapatan Daerah cukup meyakinkan.

3.4. Tenaga Kerja


Mempertimbangkan sistem organisasi yang telah direncanakan untuk mendukung
kegiatan operasi penambangan, operasi pengolahan beserta administrasinya, seperti yang
telah diterangkan diatas, maka dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja untuk
mengisi formasi dalam sistem organisasi tersebut, disusun kriteria tenaga kerja. Tenaga
kerja untuk mengisi formasi dalam sistem organisasi adalah tenaga kerja tetap. Tenaga
kerja tetap adalah tenaga kerja yang dikontrak sebagai karyawan tetap perusahaan
selama masa proyek penambangan ini berjalan. Sebagai karyawan tetap, masa kerja dan
kompensasi dari karyawan ini bukan merupakan fungsi dan jumlah produksi yang
dihasilkan oleh perusahaan.

3.4.1. Perencanaan Standar Gaji dan Upah


Setiap gaji dan upah diberlakukan untuk kualifikasi atau level dalam kelompok karyawan
tetap atau tidak tetap perusahaan. Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam gaji
dan upah seorang karyawan tetap perusahaan antara lain penerimaan gaji seorang
karyawan merupakan penjumlahan gaji pokok.

3.4.2. Perencanaan Program Diklat


Dengan perkembangan teknologi yang demikian maju, maka perencanaan program
pengembangan sumber daya manusia menjadi suatu prioritas tersendiri bagi rencana
pengembangan pertambangan emas diperusahaan. Program pengembangan sumber
daya manusia ini diarahkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki budaya yang
maju, memiliki kesadaran dan tanggung jawab serta memiliki kemampuan professional,
sesuai bidang keahlian masing-masing.

Penyiapan sumber daya manusia yang unggul tersebut, selain dikaitkan dengan
kebutuhan perusahaan untuk mensukseskan proyek pertambangan bijih besi diwilayah

III-­‐   80  

 
tambang; juga dalam kerangka jangka panjang, bila dikaitkan dengan aspek
perkembangan wilayah, adalah untuk mendukung program perusahaan dalam memberi
kesempatan yang semakin terbuka bagi tenaga-tenaga lokal untuk berpartisipasi aktif
dalam pembangunan pertambangan di daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Hal ini mengingatkan bahwa sampai dengan saat ini, jumlah tenaga-tenaga lokal yang
dapat terlibat dalam penguasaan teknologi penambangan bijih besi masih dirasakan
minim.
Program pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia untuk perusahaan
direncanakan untuk dilakukan secara terus-menerus dan terencana. Untuk itu kepada para
karyawan, khususnya yang berstatus tetap direncanakan unruk ditugaskan mengikuti
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang masing – masing.

3.4.3. Perencanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan


Penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat berpengaruh dalam pemberian
motivasi dan pencapaian prestasi karyawan. Beberapa masalah yang sering ditemukan
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang dapat mempengaruhi
lingkungan kerja bagi karyawan lain :
a. Polusi debu yang menimbulkan gangguan pernapasan
b. Suara yang terlampau keras yang melewati ambang batas
c. Kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka bahkan cacat
d. Polusi air yang mengakibatkan problem gangguan kulit (gatal-gatal), mata dan dll.

Gangguan tersebut dapat terjadi karena adanya kelalaian dalam memperhatikan beberapa
nilai baku standart yang ditetapkan untuk kegiatan industri pertambangan. Dalam praktek
dilapangan apabila diketahui adanya elemen dari materi melebihi nilai baku standart yang
ditetapkan, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan kerja telah menjadi
masalah bagi karyawan. Jika hal ini dibiarkan berlangsung, maka gangguan – gangguan
yang terjadi akan semakin berat. Tentu saja ini sangat membahayakan bagi keselamatan
kerja karyawan. Misalnya, bila suara yang melewati DB (Diambang Batas) yang ditentukan
akan merusak pendengaran karyawan. Dengan demikian maka perusahaan dapat dituntut
untuk memberikan perhatian khusus pada aspek lingkungan diatas, agar keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan dapat lebih terjamin.

III-­‐   81  

 
Beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan yang diusulkan dalam rangka
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan antara lain ;
a. Meningkatkan mutu lingkungan kerja sesuai dengan standar baku yang ditetapkan
b. Memasang alat dan pengaman kebakaran pada lokasi-lokasi tertentu
c. Melakukan pelatihan dalam bidang keselamatan, kesehatan, kebersihan dan
keamanan kerja (pelatihan K3 bagi karyawan)
d. Melakukan patroli rutin, mengawasi kondisi lingkungan kerja dan lingkungan hidup
e. Membuat komite P3K
f. Menyediakan alat peredam suara
g. Melengkapi pekerja dengan peralatan pengamanan kerja
h. Menyediakan fasilitas kesehatan
i. Memberikan informasi mengenai apa saja yang membahayakan pekerja
j. Mengingatkan karyawan untuk memasang alat pengaman sebelum memulai
kegiatannya.
k. Menerapkan S.O.P (Standart Operation Procedure) dan M.O.P (Maintenance
Operation Procedure)

Keterlibatan karyawan dalam program K3 perusahaan dapat ditempuh secara proaktif


maupun berupa saran-saran, antara lain :
a. Melibatkan karyawan dalam komite P3K
b. Mengadakan kampanye kebersihan dan kesehatan lingkungan
c. Membentuk gugus dan kendali mutu dan mengadakan pertemuan rutin harian untuk
membicarakan masalah harian dan perusahaan sesuai dengan bidangnya
d. Mengadakan pertemuan bulanan
e. Membuat kotak saran
f. Meningkatkan keselamatan dan keamanan lingkungan kerja dan lingkungan
perusahaan
g. Memperbaharui manual K3 dalam hal pelatihannya, penggunaan alat, mengaudit
penyebab kecelakaan kerja, dan observasi/analisis keamanan tempat kerja.

III-­‐   82  

 
3.4.4. Perencanaan Peraturan Ketenagakerjaan
Peraturan ketenagakerjaan KPPA ini direncanakan untuk menjadi pegangan bagi
perusahaan maupun karyawan, yang berisikan tentang hak dan kewajiban masing-masing
pihak dengan tujuan memelihara hubungan kerja yang baik dan harmonis antara KPPA
dengan karyawannya, dalam usaha bersama meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
kelangsungan Koperasi.

3.5. Investasi
Perhitungan / analisis diambil dengan mendasarkan pada pokok-pokok sebagai berikut :
a. Produksi dihitung selama 5 tahun 7 bulan dengan 6 bulan masa persiapan dan
konstruksi (development).
b. Konsentrat emas yang di produksi direncanakan sebesar 527.11 gr/ bulan.
c. Pelaksanaan kegiatan penambangan akan dikerjakan oleh Manajemen Koperasi Putra
Putri Aceh.

3.5.1. Perhitungan Biaya Investasi


Yang dimaksud dalam perhitungan biaya investasi adalah biaya-biaya untuk investasi
peralatan pendukung operasi penambangan dan pengolahan, investasi selama kegiatan
pra-penambangan, investasi untuk kegiatan pengembangan (development), serta biaya
ganti rugi lahan (repleacement). Biaya Investasi yang direncanakan oleh Koperasi Putra
Putri Aceh sebesar Rp 772.000.000,- (Lampiran 4).

3.5.2. Biaya Investasi Peralatan


Perhitungan biaya dan jadwal investasi peralatan baik peralatan penambangan atau
pengolahan didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :

a. Daftar kebutuhan peralatan (jumlah, spesifikasi teknis, dan waktu) disesuaikan dengan
jadwal penambangan
b. Jadwal pembelian peralatan sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan
umur alat masing-masing
c. Jadwal penggunaan anggaran untuk pembelian peralatan berdasarkan harga
perolehan

III-­‐   83  

 
Untuk peralatan-peralatan utama ini akan dibeli (lihat Lampiran 4.6)

3.5.3. Biaya Investasi Pra Penambangan


Biaya investasi pra-penambangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan selama masa pra-penambangan di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten
Aceh Barat ini (lihat Lampiran 4.3).

3.5.4. Biaya Investasi Pengembangan (Development)


Biaya investasi untuk pengembangan (development) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan pembangunan infrastruktur tambang selama masa konstruksi di Kecamatan
Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat yang mencakup :
a. Pembangunan kantor tambang dan fasilitasnya
b. Pembangunan Pos Satpam
c. Pembangunan Jalan

Perhitungan biaya investasi untuk pengembangan (development) selama masa konsttruksi


didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain :
a. Daftar kebutuhan infrastruktur dan fasilitasnya mencakup jumlah dan spesifikasi teknis
(lihat Lampiran 4.4)
b. Jadwal pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan jadwal dan rencana
penambangan

Berdasarkan pertimbangan di atas maka rekapitulasi nilai investasi pengembangan


(development) selama 6 bulan dapat dilihat pada Lampiran 4.4

3.5.5. Biaya Investasi Penggantian (Replacement)


Biaya investasi untuk penggantian (replacement) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan ganti rugi kepada daerah atau masyarakat karena pemakaian lahan dan atau
tanaman yang ada di atasnya oleh Koperasi Putra Putri Aceh, yang mencakup biaya ganti
rugi lahan dan tanam tumbuh di atasnya.

III-­‐   84  

 
Perhitungan biaya ganti rugi didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah dan informasi yang diberikan kepada Koperasi Putra Putri Aceh dengan
mempertimbangkan, antara lain : jadwal penambangan atau pembukaan tambang
disesuaikan dengan jadwal dan rencana produksi.

Berdasarkan pertimbangan di atas maka nilai investasi ganti rugi yang dikeluarkan dapat
dilihat pada Lampiran 4.2

3.5.6. Biaya Modal Kerja (Working Capital)


Biaya modal kerja (working capital) adalah biaya yang harus disediakan Koperasi Putra
Putri Aceh untuk memenuhi biaya produksi penambangan, sampai dengan masa
perusahaan bisa memperoleh pendapatan dari hasil penjualan emas sehingga mampu
membiayai produksinya sendiri.

Proyek penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat ini
diperkirakan pada tahun pertama produksi Koperasi Putra Putri Aceh mampu memperoleh
pendapatan dari penjualan emas dan setelah itu mampu membiayai produksi proyek
tambang emas tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka modal kerja yang dibutuhkan untuk proyek
penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat ini dihitung
dengan mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini :
a. Iuran Eksplorasi
b. FS & Survey Geologi & Eksplorasi
c. UKL & UPL
d. Entertainment
e. Mobilisasi dan Set Up Peralatan Utama
f. Mobilisasi Tenaga Kerja dan Alat Penunjang
g. Biaya Awal (Survey, Transport, acomodasi dll)
h. Pembukaan dan Pembersihan Lahan Office, Camp, Work Shop, Dll
i. Instalasi Electrical

III-­‐   85  

 
Dengan demikian rekapitulasi besarnya modal kerja yang dibutuhkan untuk proyek
penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada
Lampiran 4.

3.5.7. Sumber Dana


Kebijaksanaan Sumber Pendanaan yang ditentukan untuk proyek penambangan
penambangan emas di Kecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat ini adalah dengan
menggunakan Modal Sendiri (Ekuitas) dan pinjaman, yang diharapkan menghasilkan
struktur modal yang optimal bagi pelaksanaan proyek penambangan emas di Kecamatan
Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat dengan mempertimbangan kondisi perekonomian
umumnya dan keuangan perusahaan saat ini.

3.6. Keuangan dan Penerimaan Negara


Kewajiban Koperasi Putra Putri Aceh membayar royalty kepada Pemerintah Daerah
sebesar 3,75 % dari harga jual produksinya, secara tunai atas harga setempat (at sale
point) pada fasilitas muat akhir yang dimiliki Koperasi Putra Putri Aceh. Penyerahan
kewajiban kepada Pemerintah Daerah tersebut merupakan bentuk partisipasi Koperasi
Putra Putri Aceh kepada negara, yang selanjutnya akan digunakan oleh Pemerintah
Daerah untuk :
a. Biaya pengembangan
b. Biaya investasi sumber daya mineral
c. Biaya pengawasan pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja pertambangan
Pembayaran iuran eskploitasi (royalti) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap
royalti.

III-­‐   86  

Anda mungkin juga menyukai