Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH FILSAFAT

POHON ILMU KEDOKTERAN

Nama/NPM/Prodi : Windy Atika Hapsari/2206097343/Dermatologi dan Venereologi

Narasumber : Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S.

Hari/Tanggal/Jam : Jumat/19 Agustus 2022/Pkl 07.30-09.20

Dasar pengembangan pendidikan: fisiologi, sosiologi, budaya, dan substansi. Dasar


penyusunan kurikulum profesi, metodologi penelitian dan aplikasi aktif dengan contoh
pengabdian kepada masyarakat. Landasan fisiologi berarti pengertian sehat sendiri. Landasan
sosiologi menggambarkan kondisi local dan regional dalam komunitas masyarakat. Budaya
diartikan sebagai landasan yang berasal dari Indonesia sendiri tanpa campuran dari negara
lain. Landasan substansi berisi visi, misi, standar kompetensi, dan sumber daya manusia.

Kumpulan ilmu berbagai konsep, terminologi, dan kegiatan membentuk suatu bidang
profesi tertentu ditetapkan oleh masyarakat sekitar yang terdidik dan relevan. Pengembangan
Pendidikan kesehatan diutamakan promotif dan preventif, melebihi Pendidikan kedokteran
diutamakan kuratif, pada tiga hal produk yaitu produk, praktisi, dan metode.

Pada dewasa ini tatanan ilmu kedokteran modern meliputi : standar Pendidikan
profesi dokter Indonesia, western medicine: ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu kedokteran
komunitas, bedasarkan Evidence Based Medicine (EBM), dan standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI).

Prinsip pelayanan dokter secara holistic, kolaboratif, dan komprehensif dalam


mengolah masalah kesehatan. Kombinasi western medicine yang bersifat reduksionistik
dengan kesehatan tradisional yang bersifat positivistik. Western medicine bersifat empirik
berdasarkan standar EBM sedangkan positivistik bersifat preventif dan promotif dengan
focus pada kompetensi biopsikososial dan kultural.

Landasan filosofi dapat dilhat dari berbagai macam pendekatan antara lain adalah
yang pertama melalui pendekatan kosmologi yang artinya adlah hubungan antara individu
dan alam yang harmonis. Kemudian tipe pendekatan kedua adalah pendekatan holistil yaitu
merupakan pendekatan yang meliputi biopsikososial dan kultur. Kemudian pendekatan ketiga
adalah pendekatan kultural yaitu pendekatan melalui kepribadian, kepercayaan, dan
kecerdasan dalam menerapkan pola hidup sehat. Pendekatan yang terakhir adalah melalui
pendekatan sibernatika yaitu pendekatan yang dapat dilihat melalui hubungan antar manusia
contohnya seperti komunikasi.

Keseimbangan antara model biomedis dan biopsikososial atau perspektif kesehatan


jiwa harus tercapai. Dalam model biomedis, penyakit disebabkan oleh gangguan virus atau
bakteri di dalam tubuh, tidak dapat dikontrol oleh individu. Sedangkan dalam aspek
biopsikososial, suatu penyakit disebabkan oleh factor biologi, sosial, dan budaya sehingga
sumber penyakit adalah dari pola hidup dan kebiasaan individu itu sendiri.

Tipe-tipe kepribadian manusia kemudian dibagi ke dalam empat jenis: sanguine,


choleric, melancholic, dan phlegmatic. Hubungan kesehatan individu berdasarkan sifat
kepribadian. Di bidang membantu orang, Sanguine unggul sebagai pekerja rumah sakit.
Ketika perawat atau dokter Sanguine masuk ke ruangan dengan kepribadiannya yang ceria,
semangat pasien bisa terangkat. Sedangkan tipe choleric mungkin mempertimbangkan karir
yang membutuhkan kepemimpinan, motivasi dan produktivitas. Mereka tidak memerlukan
terlalu banyak perhatian pada perincian dan perencanaan analitis. Untuk memahami jenis
kepribadian melancholic pada saat di atas panggung mereka bisa mengadopsi kepribadian
lain, tidak peduli berapa banyak ekstroversi yang dibutuhkan, tetapi begitu permainan selesai,
ia kembali ke kepribadian introvertnya sendiri. Sedangkan untuk tipe kepribadian phlegmatic
adalah tipe kepribadian yang paling banyak tertarik pada bidang pendidikan. Hanya mereka
yang bisa memiliki kesabaran untuk mengajar. 

Anda mungkin juga menyukai