Syarah
NAMA
KELAHIRAN :
- Dikisahkan bahwa orang tua ibnu Al jazari sampai usia 40 tahun, belum dikaruniai anak. Pada
saat berhaji tahin 750 H, orangtuanya berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala sambil
meminum air zam-zam agar mendapat anak yang shalih lagi berilmu, tepat sembilan bulan
kemudian lahirlah Ibnul Jazari
- Ibnu Al Jazari lahir di Damaskus pada malam 25 Ramadhan 751 H
- Sejak kecil Ibnu Al Jazari sudah dititipkan oleh ayahandanya kepada pala ulama besar untuk
mempelajari Al Quran, menghafalkannya, serta membaca dan mendengarkan hadist
- Beliau menyelesaikan hafalan Al-Quran pada usia 13 tahun dan menjadi imam pada usia 14
tahun, imam ibnu Al jazari dikenal sebaga orang yang memiliki kekayaan harta, kulitnya putih
kemerahan, dan tutur katanya fasih lagi mudah dipahami
GURU-GURU BELIAU
1. Seluruh Qiraat, berdasarkan kitab-kitab yang ada, pada syaikh Muhammad bin Ahmad bin
Labban Ad-Dimasyqi (w. 776 H). Dan beliau merupakan satu ulama kibar qiraat di Damaskus.
2. Mendengar hadist dari sejumlah murid Ad-Dimyati, Al-Abarquhi, Al-Fakhr Ibnu Al-Bukhari dan
yang lainnya
3. Belajar fikih kepada Abdurrahim Al-Isnawi dan lainnya
4. Belajar ilmu ushul dan balaghah kepada Sa’dullah Al-Qazwaini
MENJADI MUFTI PADA USIA BELIA
Beliau diberikan izin untuk berfatwa oleh Isma’il bin Katsir (Ibnu Katsir) pada tahun 774 H (23
tahun). Empat tahun kemudian (778 H), beliau kembali mendapatkan izin berfatwa dari Syaikh
Diyauddin dan Syaikhul Islam Al-Bulqini (Imam Baitul Maqdis) pada tahun 785 H.
Beliau mendatangi negeri-negeri di Turki dan singgah di ibu kota Bursa. Di sana dia disambut
dan dimuliakan oleh Sultan Utsmani, Bayazid Khan. Di sana juga dia menulis Kitab An Nasyr fi Al-Qiraat
Al’-Asyr
- Setelah terjadinya pertempuran antara Sultan Ustmani dan Gubernur Timur Lenk (pada tahun
805 H), kemenangan berpihak pada Timur Lenk dan dia membawanta ke negeri-negeri
Transoxiana (samarkhanm Bukhoro, dll) pada tahun 805. Disana dia mengajar Al-Quran selama
bertahun-tahun dan akhirnya menetap di kota syiraz (Iran).
- Di akhirnya usianya, beliau menunaikan haji pada tahun 823 H, dan didalam perjalanannya dia
mengarang kitab Manzumah ad-Dhurah fi Al-Qiraat Ats-Tsalats
KARYA-KARYA
WAFAT
Imam Ibnul Al-Jazary meninggal dunia di Syiraz (Iran) pada 5 Rabi’ul Awwal tahun 833 H. Semoga rahmat
Allah Ta’ala selalu menyertai beliau.
- Judul asli matan ini adalah “ Al Muqaddimah Fima Yajibu ‘ala Qariil Qur’ani An Ya’lamah”
( sebuah pendahuluan mengenai apa-apa yang wajib dipelajari oleh para pembaca Al Quran)
sering disingkat menjadi Al Muqaddimah Al Jazari, Manzhumah Al Muqaddimah, atau Matn Al
Jazari
- Manzhumah Al Muqaddimah Al jazari berjumlah 107 bait yang disusun dengan bahr rajaz, lalu
ditambah 2 bait oleh para ulama
- Matan ini merupakan matn yang sangat fenomenal dan dapat dikatakan menjadi rujukan utama
dalam bidang ilmu tajwid, selain itu keutamaan matn ini bisa dilihat dari beberapa sisi
1. Kedudukan penyusunannya. Tidak diragukan lagi kedudukan Al imam ibnul jazari, khususnya
bagi para penuntut ilmu tajwid dan Qiraat
2. Matn ini di ringkas dan mudah dihafal, namun cukup lengkap dan padat karena
menghimpun makna tartil secara umum mulai dari tajwidul huruf, dan ma’rifatul wuquf
3. Setiap lafadz dalam bait ini bisa menjadi dalil dan landasan teori bagi pengajar atau pelajar
Al Quran, karena matn ini telah diterima oleh para ahli ilmu qiraat tanpa keraguan
(mu’tabar)
4. Dipelajari, dikaji dan disusun penjelasannya oleh para ulama dari berbagai penjuru negeri
5. Kaidah-kaidah didalamnya bersifat umum dan bisa diarahkan untuk qiraat manapun yang
mutawatir
Sesungguhnya pondasi setiap ilmu/seni itu ada sepuluh, (yaitu) definisi, tema, manfaat, keutamaan,
nisbat, pencetus, nama lengkap, sandaran, hukum dalam syariat, dan permasalahan-permasalahan, satu
sama lain saling mencukupi, barang siapa yang menguasai seluruhnya maka mendapat kemuliaan”
1. Definisi
Secara bahasa kata tajwid merupakan mashdar dari َج َّودَ ي َُجوِّ ُدyang bermakna bagus
memperbagus, tahsin ُ َح َس َن ي َُحسِ نbermakna baik, memperbaiki. Sedangkan secara istilah yaitu
mengeluarkan setiap huruf dari makhrajnya, juga memberikan hak-hak serta mustahaknya.
Hak huruf adalah sifat ladzimah, yaitu sifat yang tidak mungkin terlepas dari suatu huruf
bagaimanapun keadaan huruf tersebut. Mustahaq huruf adalah sifat ‘aridhah, yaitu sifat yang
terkadang menyertai dan terkadang terlepas dari suatu huruf dikarenakan suatu sebab, seperti
tafkhim yang disebabkan oleh isti’la
2. Tema/Objek Kajian
Objek kajiannya yaitu kata-kata dalam Al-Quran
3. Manfaat
Beberapa manfaat dari ilmu tajwid diantaranya:
a. Menjaga lisan dari kesalahan saat membaca Alquran
b. Menjaga keaslian Al Quran, karena asal dari Al Quran adalah riwayat
c. Mencari pahala dari Allah Ta’ala
4. Keutamaan ilmu Tajwid
Keutamaannya yaitu termasuk ilmu yang paling mulia karena berkaitan dengan kalamullah
5. Penisbatan Ilmu Tajwid
yaitu merupakan salah satu ilmu syar’i yang berkaitan dengan Al-Quran
6. Pencetus Ilmu Tajwid
Yaitu terbagi menjadi dua, pencetus secara teori dan secara riwayat
a. Dari sisi teori
Terdapat khilaf didalamnya, ada yang mengatakan Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, ada juga
yang mengatakan Abul Aswad Ad-Duali, Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam, dan ada yang
mengatakan para imam ahli qiraat dan bahasa selain mereka
b. Dari sisi riwayat
Dialah Rasulullah Sholallahi ‘Alaihi Wasallam, beliau bertalaqqi kepada Jibril, Jibril dari Allah
Ta’ala, kemudian para sahabat bertalaqqi kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,
dan tabiin talaqqi kepada sahabat dan demikianlah yang sampai kepada kita dalam keadaan
bertajwid secara turun temurun َو
7. Nama Ilmu
Nama ilmu adalah ilmu tajwid
8. Penyandarannya
Yaitu disandarkan sesuai dengan periwayatan yang sampai kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
Wasallam secara turun temurun dari abad ke abaad
9. Hukum Syar’i
Hukum mengamalkannya fardhu ‘aini (wajib) bagi setiap pembaca Al-Quran. Dalilnya.
a. Dari Al-Quran, Yaitu kalam Allah Ta’ala
ان َتر ِتاَل
َ َو َر ِّت ِل القُر َء
“Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS. Al Muzammil: 4)
Yaitu hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan ilmu tajwid, seperti hukum nun
sukun, mad dan lain-lain
“setiap apa-apa yang sesuai dengan tata bahasa, sesuai dengan rasm utsmani walaupun itu
ihtimal, Dan Shahih sanadnya, italah Al_quram, maka inilah rikun tiga, apabila ada yang hilang
dari rukun yang telah ditetapkan, maka ia syadz (menyalahi aturan/cacat) walaupun terdapa
dalam qiraat sab’ah
1. Rukun pertama, qiraat sesuai dengan tata bahasa arab walaupun lemah, dalam firman Allah
Ta’ala
ِ يهم فِي َها َأنَّ ال َّن
فس َوال َعينُ ِبالعين ِ ََو َك َتب َنا َعل
2. Rukun kedua, qiraat sesuai dengan mushaf ustmani walaupun ihtimal. Ihtimal adalah
kemungkinan-kemungkinan bacaan yang sesuai dengan rasm utsmani walau tidak nampak
3. Rukun ketiga, qiraat tersebut sanadnya tersambung kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alaihi Wasallam, apabila salah satu dari tiga rukun tersebut tidak ada maka itu adalah qiraat
syadz dan qiraat tersebut tidak boleh dibaca.
ُأ
َْح ْد ٍر َو َت ْد ِوي ٍْر َو ُك ُّل ُم َّت َبع ِ َو ُي ْق َر القُرْ آنُ ِبال َّتحْ قِي
ْْق َمع
“Al-quran dibaca dengan Tahqiq, Hadr, dan Tadwir dan semua itu bisa dipakai.
1. Tahqiq : bacaan pelan dan detail antara huruf perhuruf, tingkatan ini afdhal dalam masa
pembelajaran
2. Tadwir : bacaan pertengahan antara pelan (tahqiq) dan cepat (hadr)
3. Hadr : bacaan cepat dengan tetap memperhatikan hukum-hukum tajwid
catatan : tartil bukanlah tingkatan khusus. Akan tetapi ia menyertai tiga tingkatan
Sebagaimana yang telah disebutkan, karena membaca Al-Quran adalah dengan memahami
dan mentadabburi serta memperhatikan hak-hak huruf juga mustahaknya, yaitu berupa
makhraj dan sifatnya, karena Al-Quran diturunkan untuk dipahami, ditadabburi, dan
diamalkan.
اللحن وأقسامه$
اتمام الحركات
ضمَّا َو ُك ْل َمضْ م ُْو ٍم َفلَنْ َيتٍمَّا ِإالَ ِب َ
ض ِّم ال َّش َفي َ
ءح أ ْف َه ِم
ت ِ َي ِت ْم َو ْال َمف ُتو َح ِبال َف ْ ِفاض ل ِْل َف ِم َو ُذو ا ْن ِخ َف ٍ
اض ِبا ْنخ ٍ
الحروف وتقسيمه
تِسْ ٌع وعِ سْ رُنْ ِباَل ا ْمت َِرا ِء َوعِ َّدةُال ُحرُفِ ل ِْل ِه َجا ِء
الحركات وتقسيمه
ر ا
تفخم ترقق تتبع ما قبله األلف واعكس فى الغنة ألف
َرُ ,ر ْ
كسرت) ّ
(ورقق الرّ اء إذا ما ِر
رْ ُ,رْ َ رْ (كذاك بعد الكسر حيث سكنت)ِ-
إن لم تكن من قبل حرف استعل
أو كانت الكسرة ليست أصال
والخلف في فرق لكسر يو جد
وأخف تكريرا إذا تشدد
ل
وفخم الالم من اسم هللا
غن فتح أو ضم كعبد هللا