Anda di halaman 1dari 3

BANGSA ARAB SEBELUM KELAHIRAN RASULULLAH

Oleh: Dr Hepi Andi Bastoni, MA, M.Pd.I


(Founder Pusat Kajian Sirah)

Umumnya, sebelum membahas sejarah hidup Rasulullah lebih lanjut, para ulama
memulai dari dengan pembahasan ini: kondisi bangsa Arab sebelum Rasulullah diutus. Di antara
tujuannya untuk menjawab pertanyaan: Benarkah Rasulullah diutus di tengah komunitas
masyarakat yang terbelakang, tidak berpendidikan, tukang perang dan sederet julukan lainnya?

Al-Qur’an menggambarkan kondisi masyarakat Arab sebelum Islam dengan


istilah dhalalun mubin (‫)ضالل مبين‬, kesesatan yang nyata.

Allah berfirman:
ٍ ِ‫ضاَل ٍل ُمب‬
‫ين‬ َ ‫ث فِي اُأْل ِّميِّينَ َر ُسواًل ِم ْنهُ ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ِه ْم َآيَاتِ ِه َويُزَ ِّكي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِكت‬
َ ‫َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َوِإ ْن َكانُوا ِم ْن قَ ْب ُل لَفِي‬ َ ‫ه َُو الَّ ِذي بَ َع‬

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi, seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata,” (QS al-Jumu’ah: 2).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, bangsa Arab disebut berada dalam kesesatan lantaran
mereka mengganti, mengubah dan memutarbalikkan serta melakukan penyimpangan ajaran
Tauhid dengan perbuatan syirik.

Namun bukan berarti mereka tidak mengakui adanya Tuhan. Hanya saja mereka
menyembah bukan kepada Allah tapi patung-patung dan berhala. Rasulullah diutus untuk
memurnikan kembali Tauhid mereka.

Karena akidahnya sesat, maka sebagian perilaku mereka menyimpang. Sebelum


Rasulullah diutus, terdapat beberapa kelas masyarakat di Arab, khususnya Makkah. Yang paling
dihormati adalah kelas bangsawan. Wanita bangsawan bisa mengumpulkan kabilah untuk
perdamaian atau peperangan. Namun kepemimpinan tetap di tangan laki-laki.

Hubungan laki-laki dan perempuan mencapai kerusakan yang sangat parah. Pada masa
jahiliyah itu, di masyarakat Arab dikenal beberapa model pernikahan. Ada nikah istibdha’. Yakni
suami menyuruh istrinya mendatangi laki-laki bangsawan agar mendapatkan keturunan
darinya. Hal ini dimotivasi oleh keinginan suami tersebut mendapatkan anak yang lebih baik.
Dengan bibit dari bangsawan, ia berharap cita-cita itu bisa tercapai.

Sebagian wanita mereka juga melakukan poliandri. Seorang wanita berhubungan


dengan sejumlah laki-laki. Setelah anaknya lahir, wanita itu kemudian mengundang seluruh lak-
laki tersebut dan bebas menunjuk siapa ayah bayi itu.
Dari sisi pendidikan, kebodohan mendominasi lapisan masyarakat. Perjudian dan
minuman keras juga menjangkiti semua kalangan mulai dari kelas bawah hingga bangsawan.

Secara ekonomi, kemiskinan, kelaparan dan orang-orang yang tidak punya pakaian
merupakan pemandangan yang biasa di masyarakat Arab jahiliyah. Kesenjangan ekonomi
sangat tinggi. Ada yang sangat kaya tapi perbudakan juga merajalela.

Riba menguasai seluruh kehidupan mereka. Hal ini semakin mencekit kaum dhu’afa
yang terpaksa berutang untuk menutupi kebutuhan hidup. Orang-orang kaya para pemilik
modal semakin kaya dengan riba berlipat ganda. Sementara orang miskin semakin miskin dan
terlilit utang yang menghimpit.

Namun bangsa Arab Jahiliyah tetap menyisakan akhlak mereka yang terpuji. Dr
Muhammad Ali Ash-Shalabi menggambar masyarakat Arab sebagai masyarakat yang memiliki
hati bersih dan belum terkontaminasi oleh pemikiran filsafat, mitos, dan khurafat seperi di
India, Romawi dan Persia.

Bangsa Arab juga dikenal sebagai masyarakat yang dermawan dan murah hati. Mereka
tak segan-segan menyembelih unta satu-satunya semata untuk menghormati tamu yang
datang. Walid bin Mughirah, ayah dari Khalid pernah menyiapkan makan bagi semua yang
datang kelaparan di suatu musim haji. Hal ini dilakukan juga oleh para tokoh Quraisy lainnya.

Selain itu, bangsa Arab dikenal juga dengan masyarakat yang kesatria dan pemberani.
Mereka amat bangga jika meninggal di medan peperangan dan merasa terhina jika mati di
tempat tidur. Jika ada di antara keluarga mereka yang dihina, yang lain akan bangkit membela.
Meskipun harus mempertaruhkan nyawa, mereka tak peduli.

Hal menarik lainnya dari bangsa Arab ini, mereka dikenal tepat janji, terbuka dan jujur
dengan apa adanya. Ada kisah menarik tentang karakter mereka satu ini. Peristiwa ini terjadi
sebelum kenabian.

Suatu saat, Harits bin Ubaid memimpin kabilah Bani Bakar untuk berperang melawan
kabilah Taghlib yang dipimpin oleh Al-Muhalhal yang ditengarai telah membunuh salah seorang
putra Harits. Dikisahkan, Harits belum pernah bertemu dengan Al-Muhalhal sehingga ia belum
mengenalnya.

Hingga suatu ketika, Harits dan pasukannya berhasil menangkap seorang laki-laki dan
menanyakan tentang keberadaan Al-Muhalhal. Laki-laki yang ditangkap berjanji akan
menunjukkan di mana Al-Muhalhal berada dengan syarat ia dibebaskan.

Harits setuju dan berjanji akan membebaskannya. Namun ia kaget, setelah ia berjanji,
ternyata laki-laki yang ditangkap itulah yang bernama Al-Muhalhal. Namun apa daya, Harits
telah berjanji akan melepaskan laki-laki itu dan ia menepatinya.
Demikianlan karakter bangsa Arab. Di tengah komunitas orang-orang dermawan, jujur,
pemberani dan tepat janji inilah Rasulullah lahir. Dan, ia pun tumbuh di tengah komunitas itu
dengan bimbingan Allah. Kehadirannya ingin mengembalikan bangsa Arab ke ajaran murni
mentauhidkan Allah.

Anda mungkin juga menyukai