Anda di halaman 1dari 3

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Glomerulonefritis merupakan penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan

proliferasi sel glomerulus. Peradangan tersebut terutama disebabkan mekanisme

imunologis yang menimbulkan kelainan patologis glomerulus dengan mekanisme

yang masih belum jelas. Pada anak kebanyakan kasus glomerulonefritis akut adalah

pasca infeksi, paling sering infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A. Dari

perkembangan teknik biopsi ginjal per-kutan, pemeriksaan dengan mikroskop

elektron dan imunofluoresen serta pemeriksaan serologis, glomerulonefritis akut

pasca streptokokus telah diketahui sebagai salah satu contoh dari penyakit kompleks

imun. Penyakit ini merupakan contoh klasik sindroma nefritik akut dengan awitan

gross hematuria, edema, hipertensi dan insufisiensi ginjal akut (Pediatri, 2003)

Pada glomerulonefritis pasca infeksi, proses inflamasi terjadi dalam

glomerulus yang dipicu oleh adanya reaksi antigen antibodi, selanjutnya

menyebabkan aktifasi lokal dari sistem komplemen dan kaskade koagulasi. Koagulasi

menyebabkan terjadinya inflamasi yang terlokalisir di glomerulus (Ramadan et al.,

2021). Trias klinis dari GNAPS ini adalah timbulnya edema, hematuria, dan

hipertensi. Sindrom nefritik akut merupakan manifestasi klinis tersering dari GNAPS,

manifestasi klinis lainnya dapat berupa sindrom nefrotik, atau glomerulonefritis

progresif cepat. (Kondapalli, Gondi and Mohammed, 2019).

Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menjadi dasar diagnosis tambahan,

seperti pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan kadar


antibodi antistreptokokus dan penurunan kadar komplemen serum (Akteruzzaman et

al., 2019).

Berbagai faktor memegang peran dalam menetapkan prognosis GNAPS

antara lain umur saat serangan, derajat berat penyakit, galur streptokukus tertentu,

pola serangan sporadik atau epidemik, tingkat penurunan fungsi ginjal dan gambaran

histologis glomerulus (Jordan et al 1982). Melihat GNAPS masih sering dijumpai

pada anak, maka penyakit ini harus dicegah karena berpotensi menyebabkan

kerusakan ginjal. Pencegahan dapat berupa perbaikan ekonomi dan lingkungan

tempat tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi kulit (white et al, 2001)

Berdasarkan uraian diatas maka perlu membahas dan menelaah, lebih dalam

mengenai penyakit glomerulonefritis akut untuk dapat mengetahui terapi pengobatan

pada pasien glomerulonefritis akut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada kemungkinan terjadi Drug Related Problem (DRP) dari obat-

obatan yang diberikan kepada pasien?

2. Bagaimana solusi jika terjadi Drug Related Problem (DRP) dari obat obatan

yang diberikan kepada pasien?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kemungkinan terjadi Drug Related Problem (DRP) dari

obat-obatan yang diberikan kepada pasien.

2. Untuk mengetahui solusi jika terjadi Drug Related Problem (DRP) dari obat-

obatan yang diberikan kepada pasien.


Ramadan, M.M. et al. (2021) ‘European Journal of Molecular & Clinical Medicine

Acute Post Streptococcal Glomerulonephritis in Pediatrics: An Updated Overview’,

Journal of Molecular & Clinical Medicine, 8(3), pp. 4489– 4497.

Kondapalli, C.S., Gondi, K.C. and Mohammed, F. (2019) ‘Correlation of clinical and

laboratory parameters of acute glomerulonephritis in children’, International Journal

of Contemporary Pediatrics, 6(2), p. 398. Available at: https://doi.org/10.18203/23

49-3291.ijcp20185517.

Anda mungkin juga menyukai