Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH OBAT

PADA STATUS GIZI

Apt. ANNISA AULIA SAVITRI., M.CLIN.PHARM.


Apt. NURITA PRATAMA SARI., M.P.H
Tujuan Pembelajaran :

Mempelajari mekanisme obat


yang berpengaruh terhadap
status gizi

Mempelajari contoh obat yang


berpengaruh terhadap status gizi

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 2
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari
makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh.

Zat gizi merupakan unsur yang terkandung


dalam makanan yang memberikan manfaat
bagi kesehatan manusia.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 3
Obat berpengaruh pada beberapa hal
yaitu:
1.Intake makanan
2.Berat badan
3.Penyerapan zat gizi
4.Metabolisme zat gizi
5.Sistem pembuangan zat gizi
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 4
1. Intake Makanan

•A. Beberapa obat dapat menyebabkan anorexia/ nafsu


makan turun, perubahan dalam indra penciuman dan indera
perasa, menyebabkan mual dan muntah yang mana
dipengaruhi oleh Central Nervous System (Sistem Saraf Pusat)
• B. Beberapa obat digunakan untuk menurunkan BB dan
mengatasi obesitas dengan menurunkan nafsu makan

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 5
Contoh obat yang menekan nafsu makan

• Amfetamin : Benzfetamin (didrex), Fenfluramin (pondimin), Fenmetrazin


(preludin), Fenilpropanolamin (Dextatrim, Dimetapp, triaminic)

• Antiobiotik : amfoterisin B, gentamicin, metronidazol, zidovudin


• Penghambat karbonik anhidrase : Acetazolamid, diklorfenamid
• Preparat digitalis : Metilfenidat
• Adrenergic and serotoninergic (penurun nafsu makan, meningkatkan
pembakaran energy, penurun BB)

• EFEK dari adrenergic : Amphetamine akan menstimulasi sekresi norepinephrine


GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 6
and menurunkan intake makanan
Contoh obat yang meningkatkan nafsu makan

➢Antidepresi : amitriptilin
➢Antihistamin : astemizol, siproheptadin
➢Penenang : litium karbonat, benzodiazepin
➢Steroid : steroid anabolic (oksandrolon),
Glukokortikoid (dexamethason, metilprednisolon)
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 7
Obat yang mempengaruhi sensitivitas pengecapan

• Pencecapan (indra perasa di lidah) dan indra penciuman merupakan faktor yang
penting & berpengaruh pd intake makanan dan dapat menentukan status gizi
seseorang
• Contoh: Beberapa hypoglycemic seperti glipizide, anti microbials seperti
amphiciline and antiepileptic phenytoin akan menyebabkan perubahan indra
pencecapan.
• Amfetamin (mengurangi rasa manis, menambah rasa pahit)
• Klindamicin (pahit setelah dikecap)
• Klofibrat (menurunkan sensitivitas setelah dikecap)
• Litium karbonat (rasa tidak enak dan aneh)
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 8
2. Peningkatan berat badan

• Beberapa obat seperti anticonvulsant (carbamazepine & valproic


acid), antihistamine (cyproheptadine hydrochloride), corticosteroid
(cortisone, prednisone) dapat meningkatkan indra perasa sehingga
meningkatkan BB
• Synthesis dari progesterone, yang digunakan sebagai pengobatan/
terapi hormone kanker endometrium akan meningkatkan nafsu
makan, intake makanan dan BB.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 9
• Formulasi obat dalam emulsi lemak (seperti 10 %
dalam susu kedele) akan berkontribusi dengan
signifikan pada jumlah penambahan intake enegi
• Beberapa obat seperti lorazepam & morphine
akan menyebabkan penurunan energi
ekspenditure tubuh
• BB juga akan mengalami penurunan pada terapi
Kanker, AIDS dan Cachexia.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 10
3. Absorpsi nutrien
Obat dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan villi usus,
microvilli, enzyme brush border, & sistem transport yang berakibat
pada gangguan penyerapan.
• - Kerusakan Gastro lntestinal seperti diakibatkan oleh paparan
yang berlebih dari aspirin & beberapa obat acidic atau dari
antibiotic neomycin atau laxatives.
• - Sering terjadi perubahan hasil penyerapan usus terhadap zat
gizi seperti besi, kalsium, lemak & vitamin larut lemak, protein,
sodium & potassium
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 11
❑Obat juga dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi dimana
akan mempengaruhi transit time atau berlebihnya zat kimia yag
tentunya menentukan pH dari lambung.
❑Beberapa laxative, mencegah mineral dan cathartic agents akan
menurunkan transit time dalam saluran cerna dan menjadi
penyebab steatorhea dan pembuangan lemak, vit A dan E juga
kalsium & potassium.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 12
4. Metabolisme nurtrien
• - Beberapa vitamin & mineral berperan penting sebagai coenzim/
cofactor pada proses metabolism tubuh.
• -Tentunya obat akan menentukan coezyme (antivitamin) yang akan
menurunkan aktivitas beberapa enzyme yang berhibungan dengan
proses metabolism.
• Ex: Obat anticoagulant, coumarin, yang bersifat antagonisvit K.
Penggunaan vit. K dapat terjadi interaksi dengan obat anticoagulant
demikian juga perubahan keamanan & keberhasilan obat yang
digunakan pengobatan.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 13
5. Ekskresi nutrien

• Competitive binding & altered reabsorption, keduanya


mekanisme tersebut mempengaruh eksresi zat gizi
• D-pennicillamine Chelates berikatan dengan beberapa
logam / mineral seperti Zinc (diekskresi via urine)
• EDTA (Ethlylene Diamine Tetra-acetic Acid)
menyebabkan zinc terekskresi melalui urine
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 14
• Beberapa diuretic seperti furosemide, ethacrynic acid &
triamterene menurunkan reabsorption dari electrolytes &
minerals seperti potassium, magnesium, zinc & kalsium
juga akan meningkatkan ekskresi beberapa mineral
tersebut dalam ginjal
• Banyak pasien yang dianjurkan mengkonsumsi golongan
sayuran yang diharapkan dapat meningkatkan vitamin K
• Pasien diesukasi untuk mengkonsumsi zat gizi yang
berkaitan dengan diet yang dianjurkan agar tidak
mempengaruhi/ merubah efek obat
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 15
PENGARUH PROTEIN-CALORI
MALNUTRITION (PCM) PADA
PENGOBATAN

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 16
kelebihan berat badan dan obesitas juga
dianggap sebagai kondisi malnutrisi.

Malnutrisi
(terjadi jika kebutuhan Kelaparan kronis akibat suplai makanan
nutrisi tidak diimbangi yang tidak memadai menyebabkan defisit
dengan asupan) protein dan energi

penyakit

suatu sindrom malnutrisi dikenal sebagai malnutrisi kalori-


protein atau Protein-Calori Malnutrition (PCM)
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 17
Malnutrisi
Penyakit subakut dan kronis dapat mengakibatkan berkurangnya asupan
makanan karena
• hambatan fisiologis (tumor atau adhesi yang menghalangi saluran
pencernaan),
• berkurangnya penyerapan nutrisi (sindrom malabsorpsi,
• malabsorpsi yang diinduksi melalui pembedahan),
• atau hilangnya nafsu makan (kanker dan cachexia jantung).
• Perawatan pada pasien kanker dan gangguan paru-paru juga dapat
membatasi kemampuan pasien untuk mendapatkan asupan yang
memadai (malabsorpsi akibat kemoterapi atau radioterapi,3/30/2021
GIZI_UNNES_2021
status NPO
18

yang berkepanjangan, atau asupan cairan bening untuk mengontrol


gejala gastrointestinal)
Pengaruh malnutrisi pada pegobatan
• Pada pasien malnutrisi akan mempengaruhi ADME obat karena
komposisi dan fungsi tubuh yang berubah.
• Pasien malnutrisi berat:
➢absorpsi obat dapat berkurang,
➢pembawa protein terbatas, dan metabolisme melambat,
➢mengakibatkan konsentrasi obat lebih tinggi
➢ potensi toksisitas terutama dengan obat yang memiliki batas
keamanan yang sempit.
• Pasien malnutrisi ringan sampai sedang: perubahan metabolisme
mungkin minimal atau signifikansi klinisnya terbatas; Namun,
GIZI_UNNES_2021 data19klinis
3/30/2021

untuk mendukung kesimpulan ini sangat terbatas.


Pengaruh malnutrisi pada pegobatan
• Efektivitas terapeutik obat dapat berkurang atau risiko toksisitas meningkat
karena malnutrisi.
• Ketika absorpsi berkurang dan atau ekskresi meningkat → kadar obat yang
adekuat dalam serum atau jaringan mungkin tidak tercapai.
• Ketika waktu paruh obat diperpanjang, karena penurunan metabolisme hati
atau eliminasi ginjal, obat toksik atau tingkat metabolit obat dapat terjadi.
• Pada subjek malnutrisi, obat dengan range terapetik yang sempit dapat
menghasilkan toksisitas pada tingkat dosis biasa jika ketersediaan hayati obat
meningkat karena gangguan fungsi hati → jika toksisitas obat tertentu
disebabkan oleh metabolitnya, maka perlambatan aktivitas CYP justru akan
menurunkan
GIZI_UNNES_2021
toksisitas 3/30/2021 20
Analgesik

• Asetaminofen mudah diadsorpsi, cepat didistribusikan, memiliki ikatan


protein yang tidak signifikan, dan dimetabolisme menjadi produk
glukuronida dan sulfat yang tidak beracun, dengan eliminasi ginjal
berikutnya
• Pada anak-anak dengan malnutrisi berat, biotransformasi acetaminophen
berkurang, hal ini dibuktikan dengan waktu paruh yang lama dan eliminasi
yang berkurang
• Dampak malnutrisi sedang pada anak-anak dengan rheumatoid arthritis
atau demam rematik pada farmakokinetik salisilat. Biotransformasi salisilat
dan AUC-nya berkurang, relatif terhadap kontrol yang diberi nutrisi normal.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 21
Aminiglikosida

• Gentamisin, antibiotik aminoglikosida pada pasien gangguan ginjal, masih


umum digunakan untuk cakupan Gram-negatif dalam praktik pediatrik.
• Pada 11 bayi berusia 3- sampai 10 bulan yang kekurangan gizi, gentamisin
dimetabolisme dan dihilangkan secara normal, tetapi volume distribusinya
meningkat, kemungkinan karena peningkatan total air tubuh, yang telah
menggantikan massa otot saat kelaparan
• Dalam kelompok kedua dari enam anak malnutrisi berusia 4-14 tahun,
gentamisin dilaporkan tidak berbeda dari kontrol yang biasanya bergizi.
Konsentrasi maksimal meningkat sebesar 20%, jarak hampir setengahnya,
dan sebagai akibatnya waktu paruh hampir dua kali lipat.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 22
• Pada 86 pasien dewasa yang sakit kritis, mereka yang
mengalami malnutrisi (albumin rendah dan penurunan berat
badan> 15%) dirawat dengan nutrisi parenteral. Pasien
malnutrisi ini mengalami peningkatan Vd dengan
gentamisin, relatif terhadap pasien tanpa malnutrisi, yang
menerima cairan intravena
• Mekanisme yang diduga adalah perluasan ruang cairan
ekstraseluler akibat hipoalbuminemia, meskipun penelitian
ini tidak terkontrol dalam jumlah asupan atau keluaran
cairan. Klirens gentamisin, tidak berubah secara signifikan.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 23
Kloramfenikol
• Klirens kloramfenikol berkurang setelah metabolisme yang tidak sempurna pada
anak-anak Ethiopia yang kekurangan gizi.
• Kloramfenikol bebas dan kloramfenikol suksinat meningkat dalam serum, terutama
pada pasien dengan kwashiorkor, di mana konsentrasi albumin berkurang secara
signifikan. Klirens monosucinat kloramfenikol berkurang karena klirens non-ginjal
terbatas, dan fraksi pro-obat yang diekskresikan tidak berubah dalam urin berkisar
antara 0 hingga 51% (median 17%). .
• Dari evaluasi retrospektif, parameter farmakokinetik dari 10 anak septik malnutrisi dan
10 anak septik non-malnutrisi masing-masing diobati dengan kloramfenikol. Dalam
kelompok tambahan anak-anak malnutrisi dengan sepsis, model yang berasal dari
pasien malnutrisi lebih baik memprediksi puncak dan konsentrasi obat melalui model
yang diturunkan dari kelompok non-malnutrisi. Hal ini menunjukkan bahwa program
pemodelan Bayesian yang menggunakan data spesifik PCM lebih sesuai (presisi baik,
biasGIZI_UNNES_2021
minimal) dalam pemberian dosis obat. 3/30/2021 24
BROAD-SPECTRUM
ANTIBIOTICS

• Malnutrisi berdampak negatif pada penyembuhan luka dan


ketahanan terhadap infeksi.
• Dalam PRCT dari 302 pasien bedah dewasa yang menjalani
prosedur terkontaminasi, manfaat antibiotik spektrum luas
profilaksis (klindamisin dan gentamisin sesaat sebelum, 8 jam
setelah dan 16 jam pasca-prosedur) pada infeksi luka dievaluasi
relatif terhadap status gizi.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 25
• Dengan definisi malnutrisi liberal (albumin <30 g / L, TIBC <220 mg / dl, atau
penurunan berat badan> 10%), 51,7% pasien mengalami malnutrisi.
• Pasien malnutrisi mengalami penurunan infeksi luka sebagai respons terhadap
profilaksis antibiotik (19,7% pasien malnutrisi berkembang menjadi infeksi luka
tanpa adanya antibiotik profilaksis vs 6,2% dengan antibiotik, P <0,01). Temuan
ini dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam hari tinggal di rumah sakit
pada pasien malnutrisi (25,0 tanpa vs 19,5 dengan antibiotik profilaksis

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 26
Penicilin
• Penisilin mudah diserap, tidak dimetabolisme, dan dikeluarkan melalui ginjal
• Perubahan morfologi usus mungkin juga berperan dalam variabilitas farmakokinetik.
• Dalam keadaan puasa, ketersediaan hayati penisilin paling besar untuk pasien dengan
kwashiorkor (83%) dibandingkan pasien dengan marasmus (66%) atau kurus (36%).
• Dalam keadaan non-puasa, ketersediaan hayati juga rendah (23-30%) terlepas dari status
gizinya. Bersihan obat secara signifikan lebih rendah pada anak-anak dengan berat badan
kurang (15 mL / min kg) atau memiliki marasmus (14 mL / min kg), kwashiorkor (17 mL /
min kg), atau kombinasi PCM (12 mL / min kg).
• Pada anak-anak dengan PCM berat, ekskresi penisilin di ginjal berkurang dan waktu paruh
meningkat, dibandingkan dengan kontrol normal.
• Dalam sampel kecil dari delapan anak dengan kwashiorkor klirens plasma penisilin
berkurang 75% kemungkinan besar karena penurunan ekskresi obat ginjal.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 27
Anti malaria

• Kina memiliki range terapi yang sempit → diberikan secara oral dan intra vena
untuk pengobatan malaria.
• Mengingat prevalensi malaria yang besar di seluruh dunia dan malnutrisi yang
tidak jarang terjadi bersamaan, setiap perubahan dalam disposisi obat yang
dikaitkan dengan infeksi dan / atau status gizi akan menjadi penting untuk
penggunaan obat yang optimal.
• Setelah 8 mg / kg dosis kina intravena dalam penelitian terbuka terhadap 40
anak (2-6 tahun) dengan status gizi dan infeksi yang bervariasi:

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 28
• Parameter farmakokinetik klorokuin diukur pada delapan orang
dewasa malnutrisi dengan rata-rata albumin serum 30 g / L dan tujuh
kontrol normal dengan albumin 37 g / L (99)→ Waktu paruh dan
distribusi obat tidak berubah, tetapi klirens meningkat secara
signifikan. Konsentrasi terapeutik yang serupa dicapai, dan tidak ada
peningkatan toksisitas yang diamati
• konsentrasi obat dalam plasma lebih tinggi pada anak-anak
malnutrisi dibandingkan dengan kelompok kontrol (AUC 43,5 vs 16,7
mg h / L, P <0,05) (97). Hal ini dihasilkan dari penurunan volume
distribusi (0,56 vs 1,63 L / kg, P <0,05) dan klirens (1,7 vs 4,0 mL /
menit / kg, P <0,05) (97).
• Fraksi obat yang terikat protein meningkat dengan konsentrasi
glikoprotein asam-a1 plasma yang lebih tinggi pada anak-anak
malnutrisi
• Defisiensi thiamin tetap menjadi masalah klinis pada beberapa
populasi yang rentan dan diperkirakan menjadi predisposisi infeksi
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 29

dan memperburuk asidosis yang terlihat pada malaria.


Obat obat TBC

• Isoniazid diasetilasi oleh N-asetiltransferase sitosol terutama di hati.


• Absorpsi isoniazid tidak terganggu, tetapi asetilasi melambat pada
31 anak dengan PCM.
• Frekuensi hepatotoksisitas (sebagaimana dibuktikan dengan
transaminitis dan ikterus), dalam kelompok yang terdiri dari 130 anak
dengan PCM yang diikuti selama 3,5 tahun, meningkat tiga kali lipat
dibandingkan dengan kontrol yang diberi gizi normal.

GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 30
• Konsentrasi isoniazid dan eliminasi sistemik tidak berubah setelah rehabilitasi
nutrisi, meskipun asetilator lambat, sedang, dan cepat dicatat. Perbedaan
hepatotoksisitas yang dilaporkan oleh dua penelitian ini mungkin
mencerminkan dampak waktu pengobatan (6 bulan vs 3,5 tahun) dan kekuatan
statistik yang diperoleh dari jumlah subjek yang lebih besar.
• Pada delapan orang dewasa yang kekurangan gizi, yang bebas dari
tuberkulosis, konsentrasi plasma puncak, AUC, dan ikatan protein rifampisin
berkurang secara signifikan tetapi waktu paruh tidak berubah danekskresi ginjal
meningkat.
• Pada sepuluh orang dewasa kurang gizi lainnya yang menderita tuberkulosis,
AUC dan ikatan protein berkurang lebih lanjut, dan kadar GGT meningkat,
menunjukkan bahwa risiko toksisitas dapat meningkat dengan kombinasi
malnutrisi dan penyakit
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 31
Sulfadiazin

• Sulfadiazin terikat 50-55% dan diasetilasi dalam sitosol hati


• Pada enam anak malnutrisi, tingkat absorpsi obat berkurang, yang dibuktikan
dengan puncak kadar darah yang terjadi 4-8 jam lebih lambat dari pada
kontrol yang diberi nutrisi normal. Obat bebas dihilangkan pada tingkat
normal tetapi eliminasi obat asetilasi berkurang, kemungkinan karena
biotransformasi terbatas pada hati yang kekurangan gizi.
• Pada enam orang dewasa yang kurang gizi, absorpsi sulfadiazin dan ekskresi
ginjal tidak berubah, meskipun metabolisme meningkat dan ikatan protein
berkurang (40% vs 54% pada kontrol normal). Dosis terapeutik tercapai,
bagaimanapun; jadi pemantauan khusus tidak direkomendasikan.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 32
Tetrasiklin

• Tetrasiklin tidak mengalami biotransformasi dan


diekskresikan sebagai obat bebas dalam urin.
• Farmakokinetik tetrasiklin pada delapan orang
dewasa malnutrisi dibandingkan dengan enam
kontrol bergizi baik.
• Penyerapan obat oral berkurang, dan tingkat
eliminasi meningkat.
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 33
Antigout

• Asupan kalori tidak berdampak signifikan pada klirens alopurinol atau


oksipurinol, dengan pengamatan berkisar antara 2600 kkal,1600 kkal, dan
400 kkal.
• Bersihan alopurinol juga tidak dipengaruhi oleh asupan protein, tetapi
pembersihan oksipurinol berkurang selama periode asupan protein yang
terbatas. Asupan protein berkisar antara 0–3 g / kg / hari. Clearance inulin,
kreatinin, dan oxypurinol berkurang pada pengobatan diet rendah protein
(0–0,3 g / kg / hari) dibandingkan asupan protein yang lebih tinggi (1,5–3 g /
kg / hari).
• Tidak ada perubahan dalam absorpsi alopurinol, metabolisme atau ekskresi
yangGIZI_UNNES_2021
dicatat, tetapi pembersihan oksipurinol sangat berkurang pada
3/30/2021 34

kelompok protein rendah, dan waktu paruhnya meningkat.


Immunosupressan
Pada anak-anak / remaja yang membutuhkan siklosporin
untuk transplantasi ginjal terdapat perbedaan farmakokinetik
yang bermakna berdasarkan status gizi. AUC adalah 52% lebih
rendah pada pasien malnutrisi dibandingkan dengan individu
yang bergizi baik setelah pemberian tunggal siklosporin 3 mg /
kg dosis oral yang kemungkinan terkait dengan perluasan
volume distribusi pada pasien malnutrisi (11,1 vs 4,6 L / kg) , P
<0,04) (118).
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 35
GIZI_UNNES_2021 3/30/2021 36

Anda mungkin juga menyukai