Anda di halaman 1dari 8

Soal

1. Pengukuran kinerja produksi adalah alat untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam
melaksanakan kinerja produksi sekurang-kurangnya ada 4 faktor utama, yakni: Kualitas,
Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas. Terangkan dengan jelas masing-masing faktor
tersebut?
Jawab:
Pengukuran kinerja produksi merupakan suatu pendekatan untuk menilai sejauh mana
suatu proses produksi telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Terdapat
empat faktor utama yang biasanya digunakan dalam pengukuran kinerja produksi, yaitu:
Kualitas, Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas. Berikut adalah penjelasan rinci untuk
masing-masing faktor tersebut:
1) Kualitas:
Kualitas merujuk pada tingkat keunggulan dan kesesuaian produk atau jasa yang
dihasilkan dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan. Pengukuran kualitas fokus
pada sejauh mana produk atau jasa memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Kualitas yang baik penting untuk mempertahankan kepuasan pelanggan, meminimalkan
tingkat cacat atau retur produk, dan membangun reputasi baik bagi perusahaan.
Pengukuran kualitas dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti survei kepuasan
pelanggan, tingkat keluhan pelanggan, dan analisis tingkat cacat produk.

2) Efisiensi:
Efisiensi mengacu pada tingkat penggunaan sumber daya (tenaga kerja, bahan
baku, waktu, dan lain-lain) yang diperlukan untuk menghasilkan output tertentu.
Pengukuran efisiensi bertujuan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam proses produksi. Semakin tinggi tingkat
efisiensi, semakin sedikit sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang sama
atau bahkan lebih baik. Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan membandingkan
input yang digunakan dengan output yang dihasilkan, seperti rasio produksi atau
produktivitas faktor input.

3) Efektivitas:
Efektivitas mengacu pada tingkat pencapaian tujuan dan hasil akhir dari proses
produksi. Pengukuran efektivitas bertujuan untuk mengevaluasi apakah perusahaan telah
berhasil mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan. Efektivitas berkaitan dengan
"melakukan hal yang benar" dalam mencapai tujuan perusahaan, sementara efisiensi
berkaitan dengan "melakukan hal tersebut dengan cara yang tepat". Pengukuran
efektivitas dapat dilakukan dengan membandingkan hasil produksi aktual dengan target
yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Produktivitas:
Produktivitas merujuk pada rasio antara output yang dihasilkan dengan jumlah
input yang digunakan. Pengukuran produktivitas berfokus pada sejauh mana perusahaan
mampu menghasilkan lebih banyak output dengan menggunakan jumlah input yang sama
atau bahkan lebih sedikit. Produktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
dapat mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi tanpa meningkatkan penggunaan
sumber daya secara proporsional. Pengukuran produktivitas sering kali digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi dan kinerja jangka panjang perusahaan.

Dalam prakteknya, pengukuran kinerja produksi melibatkan analisis data dan metode
statistik yang tepat untuk mengumpulkan informasi yang akurat tentang masing-masing
faktor. Dengan memahami dan mengukur kualitas, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas,
perusahaan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mencapai kinerja produksi yang optimal.

2. Ukuran perusahaan yang berdaya saing dapat dilihat dalam persepektif manajemen
operasional yang memiliki dimensi sebagai berikut; kualitas (quality), biaya (cost),
kecepatan menyerahkan (speed of delivery); keandalan penyerahan (reliability of delivery).
Jelaskan ukuran masing-masing dimensi yang dimaksud.
Jawab:
Ukuran perusahaan yang berdaya saing dalam perspektif manajemen operasional
melibatkan berbagai dimensi yang sangat penting untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Keempat dimensi tersebut adalah kualitas (quality), biaya (cost), kecepatan menyerahkan
(speed of delivery), dan keandalan penyerahan (reliability of delivery).
1) Kualitas (Quality):
Kualitas merujuk pada tingkat keunggulan dan kesesuaian produk atau jasa yang
dihasilkan dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan. Ukuran kualitas mencakup
kemampuan produk atau jasa untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi
pelanggan. Produk atau jasa yang berkualitas tinggi cenderung memiliki ketahanan yang
baik, kurangnya cacat, kinerja yang andal, serta memberikan manfaat yang sesuai dengan
harapan pelanggan. Pencapaian kualitas yang baik akan meningkatkan kepuasan
pelanggan, membangun loyalitas, dan menciptakan citra positif bagi perusahaan.

2) Biaya (Cost):
Dimensi biaya mengacu pada efisiensi penggunaan sumber daya dalam proses
produksi. Perusahaan yang berdaya saing harus dapat mengendalikan biaya produksi agar
dapat menghasilkan produk atau jasa dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan
pesaingnya, tanpa mengorbankan kualitas. Pengelolaan biaya yang efisien dapat
meningkatkan margin keuntungan perusahaan dan memberikan keunggulan kompetitif
dalam penetapan harga yang lebih kompetitif di pasar.

3) Kecepatan Menyerahkan (Speed of Delivery):


Kecepatan menyerahkan menggambarkan sejauh mana perusahaan dapat
memberikan produk atau jasa kepada pelanggan dalam waktu yang sesuai atau bahkan
lebih cepat dibandingkan pesaingnya. Dimensi ini menjadi sangat penting dalam
lingkungan bisnis yang kompetitif dan serba cepat saat ini. Perusahaan yang mampu
menghadirkan produk atau jasa dengan cepat dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,
merespons permintaan pasar secara lebih baik, dan mengantisipasi perubahan tren dan
permintaan dengan lebih efektif.

4) Keandalan Penyerahan (Reliability of Delivery):


Keandalan penyerahan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk secara
konsisten dan tepat waktu memberikan produk atau jasa kepada pelanggan sesuai dengan
komitmen dan janji yang telah dibuat. Perusahaan yang dapat diandalkan dalam
penyerahan akan menciptakan kepercayaan pelanggan dan membangun reputasi yang
baik dalam pasar. Keandalan penyerahan juga dapat mengurangi biaya tambahan yang
terkait dengan penundaan atau ketidakpastian dalam proses logistik dan distribusi.

Dengan memahami dan mengukur masing-masing dimensi ini, perusahaan dapat


mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan operasionalnya, serta mengembangkan strategi
yang tepat untuk meningkatkan daya saing dan mencapai posisi yang lebih unggul di pasar.
Mengoptimalkan kualitas, biaya, kecepatan menyerahkan, dan keandalan penyerahan akan
membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam
lingkungan bisnis yang selalu berubah dan kompetitif.

3. Analisa gambar dibawah ini:

Dalam strategi operasi yang didukung oleh: SDM, tools, bahan baku atau komponen,
metode dan pemakaian teknologi, dan tata kelola harus ditunjang dengan visi, misi dan
strategi yang akan dicapainya. Faktor apalagi yang lebih terpenting dalam strategi operasi?
Jawab:
Selain elemen-elemen yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa faktor lain yang
juga sangat penting dalam strategi operasi suatu perusahaan. Faktor-faktor ini mencakup
desain proses, teknologi produksi, penentuan skala produksi, perencanaan dan pengendalian
produksi, pemilihan lokasi, dan mutu.
1) Desain Proses: Desain proses merujuk pada cara bagaimana langkah-langkah produksi
disusun dan diatur untuk menghasilkan produk atau jasa akhir. Desain proses yang efisien
dan efektif dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan
menghindari pemborosan sumber daya. Perusahaan harus memastikan bahwa desain
prosesnya sesuai dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
2) Teknologi Produksi: Penggunaan teknologi yang tepat sangat berpengaruh dalam strategi
operasi perusahaan. Teknologi produksi yang modern dan canggih dapat meningkatkan
efisiensi, kualitas, dan kapasitas produksi. Memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan akan membantu meningkatkan daya saing dan menghadapi
tantangan pasar yang semakin kompleks.
3) Penentuan Skala Produksi: Penentuan skala produksi melibatkan keputusan tentang
berapa banyak jumlah produksi yang harus dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu.
Perusahaan harus mengatur skala produksi yang tepat agar dapat memenuhi permintaan
pasar dengan efisien tanpa mengalami overproduksi atau underproduksi.
4) Perencanaan dan Pengendalian Produksi: Perencanaan produksi yang baik merupakan
dasar dalam strategi operasi. Perusahaan perlu membuat jadwal produksi yang efisien,
memantau kebutuhan persediaan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Pengendalian produksi juga penting untuk mengatasi perubahan permintaan dan
mengantisipasi masalah produksi dengan cepat.
5) Pemilihan Lokasi: Pemilihan lokasi pabrik atau fasilitas produksi memiliki dampak besar
pada efisiensi logistik dan distribusi produk. Lokasi yang strategis akan memudahkan
akses ke bahan baku, pasar, dan sumber daya tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
biaya produksi dan meningkatkan kecepatan penyerahan.
6) Mutu: Mutu produk atau jasa yang dihasilkan merupakan hal yang krusial dalam strategi
operasi. Perusahaan harus fokus pada peningkatan mutu secara konsisten untuk
memenuhi harapan pelanggan, meminimalkan tingkat cacat, dan mencapai keunggulan
kompetitif dalam pasar.

Semua faktor tersebut harus saling terkait dan terintegrasi dalam strategi operasi
perusahaan. Perencanaan yang matang dan penerapan yang baik akan membantu perusahaan
mencapai efisiensi dan efektivitas produksi yang optimal, sehingga dapat mencapai tujuan
bisnis dan memenangkan persaingan di pasar yang semakin dinamis.

4. Dalam penerapan strategi pengembangan produk baru dapat dilakukan dengan beberapa
alternatif diantaranya dengan penambahan produk yang sudah ada (Diversifikasi Produk).
Jelaskan alternatif tersebut?
Jawab:
Diversifikasi produk adalah strategi di mana perusahaan memperluas lini produknya
dengan menambahkan produk atau jasa baru yang berbeda dari produk yang sudah ada.
Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko bisnis dengan menciptakan sumber
pendapatan tambahan dari produk atau pasar yang berbeda. Dalam konteks diversifikasi
produk, terdapat tiga alternatif utama yang dapat dipilih oleh perusahaan, yaitu diversifikasi
konsentrik, diversifikasi horizontal, dan diversifikasi konglomerat.
1) Diversifikasi Konsentrik: Diversifikasi konsentrik terjadi ketika perusahaan memperluas
lini produknya dengan produk atau jasa baru yang masih terkait secara teknologi atau
kegunaan dengan produk yang sudah ada. Dalam contoh yang diberikan, perusahaan
mobil yang juga memproduksi sepeda motor merupakan contoh diversifikasi konsentrik.
Meskipun mobil dan sepeda motor memiliki perbedaan dalam ukuran dan kegunaan,
namun keduanya masih menggunakan teknologi otomotif dan berfungsi sebagai alat
transportasi.
2) Diversifikasi Horizontal: Diversifikasi horizontal terjadi ketika perusahaan memperluas
lini produknya dengan produk atau jasa baru yang masih memiliki keterkaitan dengan
teknologi yang sudah dipakai, namun memiliki kegunaan yang berbeda. Contoh yang
diberikan, yaitu perusahaan mobil yang juga memproduksi pendingin udara (AC), adalah
contoh diversifikasi horizontal. Meskipun mobil dan pendingin udara memiliki kegunaan
yang berbeda, namun keduanya masih menggunakan teknologi tertentu yang berkaitan
dengan sistem pendingin.
3) Diversifikasi Konglomerat: Diversifikasi konglomerat terjadi ketika perusahaan
memperluas lini produknya dengan produk atau jasa baru yang tidak memiliki hubungan
apapun baik secara teknologi maupun kegunaan dengan produk lama. Contoh yang
diberikan adalah perusahaan kelompok usaha "INDO" yang memiliki berbagai bisnis
yang sangat berbeda, seperti Indocement yang bergerak di bidang produksi semen, yang
tidak memiliki kaitan teknologi atau kegunaan dengan bisnis-bisnis lainnya di dalam
kelompok tersebut.

Tujuan dari diversifikasi adalah untuk menciptakan portofolio bisnis yang beragam
sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko dari fluktuasi pasar atau perubahan
permintaan konsumen pada satu jenis produk atau pasar. Diversifikasi juga dapat
memberikan manfaat dalam hal pemanfaatan sumber daya dan distribusi risiko investasi.
Namun, perlu diperhatikan bahwa diversifikasi juga memiliki risiko sendiri, seperti risiko
manajemen yang kompleks, risiko operasional, dan risiko kehilangan fokus pada bisnis inti.
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan analisis yang mendalam dan pemilihan
strategi yang tepat sebelum melaksanakan diversifikasi produk.

5. Metode yang paling banyak digunakan secara luas untuk perencanaan, penjadwalan dan
pengawasan adalah program PERT (Program Evaluation and Review Technique). Program
ini merupakan suatu metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan
pengwasan yang kompleks sehingga memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada
kegiatan-kegiatan lain. Program jaringan kerja (network) ini dan menggunakan tiga estimasi
waktu kegiatan jelaskan?
Jawab:
Program PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah metode analitik
yang digunakan dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proyek yang kompleks.
Metode ini digunakan untuk mengelola proyek yang melibatkan berbagai kegiatan yang
harus dilaksanakan dalam urutan tertentu, serta kegiatan-kegiatan tersebut mungkin saling
tergantung satu sama lain. PERT menggunakan program jaringan kerja (network) untuk
menggambarkan hubungan antara kegiatan dan mengidentifikasi jalur kritis dalam proyek.
Salah satu aspek penting dalam PERT adalah estimasi waktu kegiatan. Setiap kegiatan
dalam proyek diperkirakan memiliki tiga estimasi waktu:
1) Waktu Tercepat (Optimistic Time - TO): Ini adalah estimasi waktu yang paling optimis
atau paling cepat yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan jika segala sesuatunya
berjalan dengan sangat lancar, tanpa ada hambatan atau masalah.
2) Waktu Terlama (Pessimistic Time - TP): Ini adalah estimasi waktu yang paling pesimistis
atau paling lama yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan jika terjadi hambatan
atau masalah yang paling ekstrem.
3) Waktu Terduga (Most Likely Time - TM): Ini adalah estimasi waktu yang paling realistis
berdasarkan kondisi dan situasi yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

Dari tiga estimasi waktu tersebut, PERT menggunakan formula khusus untuk
menghitung waktu yang diharapkan (Expected Time - TE) untuk setiap kegiatan. Formula
yang digunakan adalah:
𝑇𝐸 = (𝑇𝑂 + 4𝑇𝑀 + 𝑇𝑃) / 6

Setelah estimasi waktu kegiatan dihitung, program jaringan kerja PERT dapat dibuat.
Dalam program jaringan kerja, kegiatan-kegiatan disusun dalam bentuk diagram yang
menunjukkan urutan dan hubungan ketergantungan antara kegiatan-kegiatan tersebut.
PERT memungkinkan identifikasi jalur kritis, yaitu rangkaian kegiatan dengan waktu total
terlama dalam menyelesaikan proyek. Jalur kritis merupakan kunci dalam perencanaan dan
pengawasan proyek, karena kegiatan-kegiatan dalam jalur ini harus diselesaikan tepat waktu
agar proyek dapat selesai sesuai jadwal.
Dengan menggunakan estimasi waktu yang tepat dan program jaringan kerja, PERT
membantu manajer proyek dalam menyusun rencana yang realistis, mengidentifikasi risiko
dan masalah potensial, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan proyek. Dengan demikian, PERT menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola
proyek-proyek kompleks dan menantang dengan efisien dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai